Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah

Sejarah bisa dipandang dari berbagai sudut. Ada yang memandang sejarah sebagai ilmu, dan ada pula yang memandang sejarah sebagai sebuah peristiwa di masa lampau. Nah pada ulasan sederhana ini, kita akan bicara soal sejarah sebagai peristiwa.

Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa

Pada satu sudut pandang, sejarah dapat dipandang sebagai peristiwa yang artinya adalah sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lampau.

Hal ini bisa dilihat dari serangkaian bukti yang menyatakan bahwa sejarah tersebut sebagai sebuah peristiwa. Dari rangkaian penelitain sumber sejarah nantinya akan terlihat bagaimana sejarah terjadi.

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Peristiwa

Karena ada banyak sudut pandang mengenai sejarah seperti sebagai kisah, ilmu, seni, dan peristiwa, maka untuk setiap aspek terdapat karakteristik masing-masing. Adapun sejarah sebagai peristiwa mempunyai empat ciri yang paling umum. Berikut ini adalah pembahasan mengenai setiap ciri tersebut.

1. Unik

Ciri pertama sejarah sebagai peristiwa adalah unik atau disebut juga einmaleg. Hal ini dikarenakan sejarah sebagai kejadian yang berlangsung pada masa lampau hanya akan terjadi satu kali dan tidak akan terulang kembali di kemudian hari. Dengan begitu sejarah dapat dianggap unik.

Meskipun begitu tidak menutup kemudian pada masa mendatang akan terjadi peristiwa yang terasa mirip. Akan tetapi dapat dipastikan bahwa pasti ada perbedaan dengan kejadian di masa lalu, sekalipun kelihatannya sangat mirip.

2. Abadi

Ciri sejarah sebagai peristiwa yang selanjutnya adalah bersifat abadi. Maksud dari abadi yaitu kejadian bersejarah yang terjadi di masa lalu tidak akan pernah bisa diubah. Karena memang apa yang sudah terjadi tidak mungkin diulang kembali dan akan menjadi kenangan.

Tidak hanya itu saja, peristiwa yang sudah terjadi pada masa lampau juga akan terus dikenang pada hari-hari berikutnya, selama masih ada yang mau mengenangnya. Dengan begitu sejarah dapat dikatakan abadi, karena tidak akan berubah dan juga akan selalu memiliki ruang untuk dikenang.

3. Objektif

Sejarah sebagai peristiwa juga mempunyai karakteristik yaitu bersifat objektif. Artinya peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lalu haru berdasarkan pada fakta yang benar-benar telah terjadi.

Perlu juga ditekankan bahwa peristiwa tersebut tidak ditambah ataupun dikurangi, sehingga tetap sebagaimana adanya.

4. Berpengaruh

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa sejarah merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Artinya apa yang terlah terjadi pada masa lalu, sedikit banyak, pasti akan memiliki pengaruh terhadap masa sekarang atau masa depan.

Salah satu sejarah yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap keutuhan Negara Republik Indonesia adalah perjuangan rakyat memperoleh kemerdekaan. Jadi walaupun perjuangan tersebut sudah lama berlalu, tetapi dampak yang dihasilkan masih terasa sampai sekarang.

Contoh Sejarah Sebagai Peristiwa

Ada banyak sekali contoh sejarah sebagai peristiwa terkait dengan bangsa Indonesia. Umumnya peristiwa paling bersejarah yang telah terjadi adalah yang menyangkut perihal keutuhan dan kelangsungan negara.

Beberapa di antara contoh tersebut adalah peristiwa pemberontakan parta komunis atau disebut PKI yang akhirnya meletuskan peristiwa G30S/PKI. Selain itu ada pula peristowa rengasdengklok ketika Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diculik. Adapun peristiwa sejarah paling terkenang sepanjang masa bagi rakyat Indonesia adalah pembacaan teks proklamasi.

Selain itu masih ada sejarah lainnya seperti pertempuran 10 November yang pecah di Surabaya dan juga peristiwa supersemar. Contoh-contoh tersebut bersifat unik, berpengaruh, dan juga abadi untuk bangsa Indonesia.

Nah itulah penjelasan singkat tentang pengertian, ciri-ciri, dan juga contoh terkait sejarah sebagai peristiwa yang tentu berbeda bila memandang sejarah sebagai sebuah cabang ilmu.

Siapa di antara RG Squad yang suka memelajari sejarah? Sebenarnya belajar sejarah itu menjadi sebuah kewajiban bagi setiap manusia lho. Salah satu contohnya seperti mencari tahu bagaimana kita saat masih kecil, bagaimana ayah dan ibu kita dulu, begitu juga dengan cerita di lingkungan kita pada masa lalu. Tapi, apakah kamu tahu pengertian sejarah sebagai kisah dan peristiwa? Di artikel ini kita akan bahas keduanya, yuk simak beberapa penjelasan di bawah ini.

1. Sejarah sebagai kisah

Sejarah dikatakan sebagai kisah karena sejarah adalah kejadian-kejadian pada masa lalu yang kemudian dibangun kembali. Banyak orang-orang yang mencoba menafsirkannya dan juga membangun ulang ingatan-ingatan akan kejadian masa lalu itu. Sejarah itu gambaran masa lalu kalian sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial. Kejadian-kejadian itu kemudian disusun secara ilmiah berdasarkan fakta-fakta pada masa tersebut. Kemudian fakta-fakta itu ditafsirkan dan dijelaskan secara terperinci, sehingga dapat memberi pengertian kepada kita tentang apa sih yang terjadi pada masa lalu.

Peristiwa itu diperoleh dan disusun dari berbagai sumber untuk kemudian dilakukan penafsiran. Hasil dari penafsiran itu diceritakan kembali kepada generasi-generasi selanjutnya, seperti kita ini. Banyak dari cerita-cerita peristiwa, diceritakan kembali oleh para sejarawan dengan tafsiran yang berbeda antarmereka. Para sejarawan ini memiliki caranya sendiri dalam menafsirkan sejarah, biasanya disesuaikan dengan konteks zaman.

Banyak orang yang mengenal sejarah dalam sehari-hari itu sebagai sebuah cerita. Banyak manusia yang bercerita tentang sejarah, memiliki kepribadian berbeda-beda. Dalam menyusun cerita sejarah sebagai kisah, mereka berpendirian supaya cerita mereka bisa dipercaya dan bersifat obyektif. Ada tetapinya nih Squad, pada dasarnya setiap manusia yang menceritakan sejarah sebagai kisah, mau tidak mau mereka akan dipengaruhi oleh sifat-sifat mereka sendiri. Secara tidak langsung, setiap cerita yang dibuat, pastinya tidak dapat langsung dikatakan sudah objektif.

  •  Baca Juga: Apa Maksud Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni?

2. Sejarah sebagai peristiwa

Apa yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa? Sejarah merupakan sebuah fakta yang hadir dari masa lalu, merupakan sebuah kejadian yang nyata dan benar-benar terjadi pada masanya. Sejarah menyajikan penggambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lalu, lebih spesifiknya yang dialami oleh manusia. Kemudian peristiwa itu disusun secara ilmiah, di dalamnya terpadat gambaran waktu tertentu, kemudian diberi tafsiran, dan dianalisis secara kritis agar mudah dipahami dan dimengerti.

Oh ya Squad, peristiwa dalam sejarah itu benar-benar harus yang terjadi pada masa lalu ya, dan didapat dari berbagai sumber sejarah yang tepat. Secara umum manusia tidak dapat mengingat keseluruhan kejadian yang pernah dialaminya, ia juga tidak selamanya dapat diingat secara lengkap oleh suatu kejadian. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang kemudian hilang. Pada umumnya sih diantara yang hilang itu sebagian besarnya belum bisa ditemukan kembali.

Untuk merekam peristiwa-peristiwa sejarah, tulisan menjadi alat yang banyak digunakan oleh manusia dalam menceritakan dan menyatakan pikirannya. Melalui tulisan, pikiran-pikiran manusia akan hidup jauh lebih lama, dibandingkan dengan sekadar ucapan verbal. Melalui tulisan pula manusia dapat mengingat dan menambah daya pengetahuannya. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang ingin merekam kejadian atau peristiwa yang dialami dengan menulis. Dengan begitu, sejarah sebagai peristiwa bisa dapat teruji kebenarannya, dan meminimalisir kehilangan-kehilangan momen penting peristiwa sejarah.

Oke sekarang pastinya sudah terjawab dong pengertian sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai peristiwa. Nah kalau RG Squad ingin mengenal sejarah lebih dalam lagi, kalian bisa gabung di grup diskusi yang berisi teman-teman se-Indonesia dan di sana pun terdapat tutornya. Caranya? Kalian bisa mendaftar di Brain Academy Online. Dengan bergabung, kalian bisa dengan puas berdiskusi dan bertukar catatan.

Refernsi:

Supriyadi, Marwan. [2009] Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA. KTSP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Artikel terakhir diperbarui pada 18 November 2020.

Video yang berhubungan

Penulis : Wintalia Witantri

Hai, Sobat Zenius! Ketika elo belajar mata pelajaran Sejarah di bangku SMA, elo kemungkinan besar akan mendengar bahwa sejarah memiliki beberapa ruang lingkup. Apa aja ruang lingkupnya? Ada sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai seni.

Nah, dalam artikel kali ini, gue akan mengajak elo untuk menelusuri lebih lanjut mengenai salah satu lingkup sejarah, yakni sejarah sebagai peristiwa. Kita bakalan menelusuri lingkup ini lewat pengertian, syarat-syarat, dan ciri-cirinya! Selain itu, di akhir nanti, kita juga bakalan bahas perbedaan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa dengan ruang lingkup yang lainnya!

Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa

Sejarah sebagai suatu peristiwa mengandung makna yang artinya mempelajari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Gimana tuh mempelajarinya? Kalau, elo sebagai pelajar atau gue sebagai orang awam gini sih bisa mempelajarinya lewat sumber tertulis kayak buku dan jurnal gitu, ya. 

Sementara itu, ahli sejarah mempelajarinya selain melalui dokumen tertulis juga melalui komunikasi dengan pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Buat dapat sudut pandang lain, sejarawan juga meneliti objek kayak artefak, bangunan, dan lain sebagainya.

Kemudian yang jadi pertanyaan, apakah sembarang kejadian yang terjadi di masa lalu bisa dikatakan sebagai peristiwa sejarah? Misalkan nih, gue dulu pernah mendapatkan nilai ulangan harian terbaik pada mata pelajaran Sejarah. Gue belajar dengan sangat baik sehingga mendapatkan hasil nilai tertinggi di kelas.

Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah
Apa itu contoh sejarah sebagai peristiwa? (Arsip Zenius)

Kejadian itu kan terjadi di masa lalu, tuh, kira-kira ini contoh sejarah sebagai peristiwa apa bukan? Nah, pertanyaan itulah yang mengantarkan kita ke penelusuran berikutnya, yakni tentang syarat sejarah sebagai peristiwa.

Syarat Sejarah Sebagai Peristiwa

Terdapat empat hal yang menjadi syarat sejarah dikatakan sebagai peristiwa. Peristiwa sejarah itu harus empiris, penting, unik, dan objektif. Kita bahas satu per satu, yuk!

Syarat yang pertama adalah empiris. Kalo elo buka KBBI nih ya, empiris artinya adalah suatu hal yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan yang diobservasi, diteliti, dan diamati. Jadi, maksud sejarah sebagai peristiwa yang empiris di sini berarti bahwa sejarah itu emang peristiwa di masa lalu yang beneran terjadi.

Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah
Syarat sejarah sebagai peristiwa adalah bersifat empiris (Arsip Zenius)

Contoh ulangan gue tadi gimana? Ya pernah terjadi, kan. Jadi, kejadian gue mendapatkan nilai ulangan harian terbaik ini empiris. Bedakan dengan kejadian misalnya Cinderella naik jelmaan kereta labu hasil sihir ibu peri. Kisah yang ini bukan suatu hal yang bisa dibuktikan secara empiris sehingga nggak termasuk ke dalam peristiwa sejarah. Kejadian Cinderella ini termasuk ke dalam cerita fiksi.

Tonton video belajar Zenius: Materi Apasih Bedanya Sejarah Fiksi Dan Mitos – Kelas 10 Sejarah Peminatan

Terus, apakah hasil nilai gue di masa lalu itu cukup dibilang sejarah karena udah empiris? Kita lihat dulu nih syarat yang lain.

Syarat kedua suatu peristiwa dikatakan sejarah adalah bersifat penting. Penting artinya dapat memberikan pengaruh luas. Ini memang relatif, sih. Suatu hal bisa jadi penting buat elo, tetapi buat orang lain bisa jadi nggak penting. Nah, dalam konteks sejarah yang kita omongin, penting di sini artinya memberikan pengaruh buat khalayak. Jadi, bukan penting untuk perorangan aja. Dengan kata lain, bukan penting buat elo atau gue doang.

Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah
Syarat sejarah sebagai peristiwa adalah bersifat penting (Arsip Zenius)

Perkara nilai ulangan tadi akhirnya jadi jelas, kan? Bisa aja hal itu penting buat gue. Gue juga boleh aja sih menjadikan itu peristiwa bersejarah buat gue secara pribadi. Akan tetapi, hasil ulangan gue nggak memberikan pengaruh untuk khalayak yang lebih besar sehingga belum cukup untuk dibilang sebagai sebuah peristiwa sejarah secara umum. 

Terus apa dong contoh sejarah sebagai peristiwa yang empiris dan penting untuk khalayak besar? Gue ambil contohnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ini beneran kejadian pada tanggal 17 Agustus 1945, kan? Kejadian ini penting bagi seluruh rakyat Indonesia karena menandakan kalau Indonesia sudah merdeka dari kolonialisme penjajah.

Baca juga: 4 Catatan Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Syarat berikutnya adalah unik. Unik artinya suatu peristiwa sejarah nggak terjadi di tempat lain dengan sama persis. Kita ambil contoh lagi dari Proklamasi Kemerdekaan tadi, ya. Ini unik karena nggak ada peristiwa lain yang menyamai peristiwa ini. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ya cuman pada saat Bung Karno membacakan teks Proklamasi tersebut. 

Satu hal lagi deh untuk memperjelas keunikannya. Ketika gue ngomong Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang ada di pikiran elo pun kemungkinan besar adalah gambar hitam putih di mana Bung Karno berdiri memegang naskah proklamasi membelakangi mikrofon kan, bukan peristiwa yang lain?

Syarat terakhir adalah objektif. Ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa sejarah bersifat objektif karena harus disampaikan apa adanya, tanpa subjektivitas, dan nggak dibumbui kepentingan. 

Nah, kalo peristiwa proklamasi tadi, yaudah berarti fokus menceritakan apa yang terjadi, di mana terjadinya, kapan, siapa yang terlibat dan hal-hal berkaitan lain yang bisa dinilai secara objektif tanpa menghakimi apa yang terjadi dalam peristiwa tersebut.

Selanjutnya, kita beralih ke ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa.

Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Peristiwa

Ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa adalah abadi, penting, dan unik. Kita bahas satu-satu, ya.

Peristiwa sejarah disebut sebagai suatu peristiwa yang abadi karena peristiwa tersebut tidak berubah sehingga dapat selalu dikenang. Ciri selanjutnya adalah penting yakni memberikan suatu pengaruh bagi masyarakat luas. Ia biasanya menjadi tonggak atau awal dari suatu hal yang lebih besar. 

Ciri ketiga adalah unik. Dalam bahasa Jerman, padanan kata unik adalah einmalig. Nah, sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat einmalig artinya suatu peristiwa sejarah merupakan satu-satunya peristiwa yang terjadi. Tidak ada kejadian lain yang benar-benar menyerupai peristiwa tersebut.

Segitu aja nih ciri-cirinya. Sekarang, kita lanjut ke perbedaan ruang lingkup sejarah sebagai peristiwa dan ruang lingkup lainnya, ya.

Perbedaan Ruang Lingkup Sejarah sebagai Peristiwa dengan Ruang Lingkup Sejarah yang Lainnya

Di paragraf paling awal tadi, gue udah menyinggung soal ruang lingkup sejarah yakni sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah, dan seni. 

Yang pertama kita bahas adalah perbedaan lingkup sejarah sebagai peristiwa dan ilmu. Elo kan udah tau nih kalau sejarah sebagai peristiwa itu syaratnya harus bersifat empiris dan objektif. Nah, syarat ini melibatkan ruang lingkup lain yakni sejarah sebagai ilmu.

Baca juga: Ilmu Sejarah: Pengertian, Penjelasan dan Manfaat untuk Siswa

Sejarah sebagai ilmu artinya memperlakukan peristiwa sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bisa diuji. Lingkup ini murni melihat sejarah dari segi kebenaran atau kenyataannya dan nggak peduli soal keunikan atau seberapa berpengaruh suatu peristiwa sejarah itu. Jadi, di situ, ya, letak perbedaannya.

Yang kedua, perbedaan sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah terletak pada objektivitas dan subjektivitasnya. Sejarah sebagai peristiwa umumnya bersifat objektif karena harus menerangkan peristiwa unik dan penting yang benar-benar terjadi, kan. 

Sementara itu, sejarah sebagai kisah dapat bersifat subjektif. Ini karena peristiwa sejarah yang dikisahkan dengan narasi bisa aja dibumbui dengan pesan-pesan tertentu sesuai yang ingin disampaikan oleh sejarawan atau penceritanya.

Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah
Perbedaan sejarah sebagai persitiwa dan sejarah sebagai seni (Arsip Zenius)

Yang ketiga adalah perbedaan antara sejarah sebagai peristiwa dan seni. Sejarah sebagai seni ini merupakan sejarah yang dikemas dalam bentuk seni kayak misalkan film dan buku. Elo pasti udah pernah kan nonton atau sekadar tahu film-film atau buku-buku bertema sejarah kayak misalkan film De Oost dan novel Bumi Manusia. 

Nah, tujuan sejarah sebagai seni ini bukan untuk menceritakan sejarah sebagaimana adanya, tapi menumbuhkan rasa penasaran tentang suatu peristiwa sejarah buat para audiensnya. 

Terutama buat orang awam, nih. Pasti ada deh, yang awalnya nggak tertarik sama suatu isu sejarah, jadi pengin kepoin lebih jauh setelah nonton dalam bentuk film.

Baca juga: Sejarah dan Sastra: Apa Hubungannya di Kehidupan Manusia?

Oke, di atas, kita udah membahas pengertian, syarat, ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa hingga perbedaannya dengan ruang lingkup sejarah yang lain. Gimana, udah ngerti belum apa yang dimaksud dengan sejarah sebagai peristiwa? Untuk mengecek pemahaman elo lebih lanjut, coba kerjain contoh soal berikut, ya!

Contoh Soal

Sejarah sebagai peristiwa dapat dilihat dalam pernyataan di bawah ini, yaitu ….

  1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan.
  2. Soekarno dan Hatta merupakan dua tokoh yang patut dihormati atas perannya dalam kemerdekaan Indonesia.
  3. Dalam film Soekarno, kekaisaran Jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih dan lantunan “Indonesia Raya” untuk pertama kali di Pulau Jawa pada tahun 1944.
  4. Buku Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan menceritakan Tan Malaka dari berbagai sisi.
  5. Peringatan Proklamasi Kemerdekaan diadakan setiap tanggal 17 Agustus.

Pembahasan:

Contoh sejarah sebagai peristiwa adalah peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Ini merupakan fakta empiris yang penting karena mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pilihan jawaban ini hanya menuliskan fakta mengenai peristiwa tersebut tanpa adanya subjektivitas atau unsur ruang lingkup sejarah yang lain. Sementara itu, pilihan jawaban lain tidak memenuhi syarat sejarah sebagai peristiwa. 

Maka dari itu jawaban yang tepat adalah a.

***

Nah, segitu dulu ya pembahasan tentang sejarah sebagai peristiwa. Semoga artikelnya bisa nambah pemahaman elo tentang ruang lingkup sejarah. Biar pemahaman elo makin cakep, elo juga  bisa nih langsung klik pembahasan materi sejarah sebagai peristiwa pada banner di bawah ini!

Tiga syarat yang menjadikan sebuah peristiwa menjadi peristiwa sejarah adalah