Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Suci dan bersih itu berbeda, suci (thahir) adalah keadaan tanpa najis dan hadts. Baik hadats besar maupun yang kecil, pada badan, pakaian, tempat dan sebagainya. Bersuci adalah kondisi seseorang untuk mencapai suci. Seperti berwudhu, tayammum maupun mandi junub. Sedangkan bersih (Nazhif) adalah lawan dari kotor ataupun sesuatu tanpa kotoran. Seseorang yang bersih atau benda yang bersih belum tentu suci. Contoh seseorang yang lagi junub, bisa jadi badannya bersih akan tetapi tidak suci. Orang bersih bisa jadi mandi pakai sabun mandi. Ketika beribadah, kebersihan badan, pakaian dan tempat merupakan salah satu syarat sahnya ibadah shalat. Adapun kebersihan rohani, misalnya meninggalkan perbuatan dosa, ikhlas dalam beribadah, dan membersihkan hati dari berbagai macam penyakit hati, misalnya sombong, iri, dengki, riya', nifaq, fitnah, khianat dan sebagainya. Firman Allah swt.:

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ .وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ


Artinya:“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”(QS. Al-Muddasir :4-5)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah : 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisaa : 43) Dengan demikian kebersihan merupakan salah satu ajaran Islam yang harus diperhatikan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut. Dari Abu Malik Al-Asy’ariy berkata: Rasulullah Saw. bersabda:


“Kesucian adalah syarat iman.” (HR. Muslim).

“Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Baihaqi).

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Mahaindah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Dan jangan meniru orang-orang Yahudi.” (HR. Tirmizi).

Dari Abu Hurairah ra. mendengar Nabi Muhammad Saw. bersabda:

” Fitrah manusia ada lima, yaitu dikhitan, mencukur rambut kemaluan, mengunting kumis, memotong kuku (tangan dan kaki), serta mencabuti bulu ketiak.” (HR. Bukhari)

“Wahai Abu Hurairah, potonglah kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat kuku-kuku yang panjang.” (HR. Ahmad).

الطُّهُورُشَطْرُالْإِيمَانِ


“Kesucian adalah sebagian dari iman.”  (HR. Muslim, Bab Fadhl Al Wudhu, No. 223. Ahmad No. 21834) Hadits ini memiliki perbedaan makna dengan, “Kebersihan sebagian dari iman.” Seorang manusia bisa bersih dengan mandi, menggunakan pakaian baru, dan lain-lain. Namun itu semua hanya bersih, bukan suci. Oleh karena itu kebersihan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kafir. Sedangkan kesucian, hanyalah milik muslim, karena mereka wudhu, mandi wajib, dan tayammum, oleh karena itu wajar jika kesucian adalah bagian dari iman. Sedangkan, kebersihan belum tentu bagian dari iman, karena orang kafir juga bisa bersih-bersih.

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?
Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Apa artinya dan bagaimana tata caranya?

Bersuci atau thaharah merupakan hal yang sangat penting dalam agama Islam. Berbagai aktivitas ibadah hampir semuanya mensyaratkan untuk bersuci terlebih dahulu. Mulai dari sebelum shalat harus bersuci dengan wudhu terlebih dahulu,  sampai dengan kewajiban mandi besar usai berhubungan badan dengan suami. Sebenarnya, apa artinya thaharah? Bagaimana cara melakukannya dan apa saja hikmahnya? Berikut penjelasannya.

Baca juga : Mengajak Anak Mengenal Allah

Thaharah Artinya Bersuci, Bagaimana Penjelasannya?

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Arti thaharah secara bahasa adalah an-Nadafatu yang artinya bersih. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah artinya bersih dari hadas dan najis.

Sementara itu, pengertian thaharah atau taharah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah suci, bersih, atau kesucian badan yang diwajibkan bagi orang yang beribadah.

Sementara itu thahârah sendiri terbagi menjadi dua, yakni bersuci dari najis dan bersuci dari hadats. Sehingga bisa disimpulkan thaharah artinya membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas, sehingga seseorang diperbolehkan beribadah.

Bersuci dari Najis

Bersuci dari najis dilakukan dengan berbagai cara tergantung dengan tingkatan najis: berat (mughalladhah), sedang (mutawassithah), atau ringan (mukhaffafah).

Bersuci dari Hadats

Sementara bersuci dari hadats dilakukan dengan wudhu (untuk hadats kecil) dan mandi (untuk hadats besar) atau tayamum bila dalam kondisi terpaksa.

Artikel terkait: Cerita Anak Islami: Sejarah Qurban Idul Adha, Nabi Ismail Disembelih Ayahnya

Apa Hukum Thaharah?

Hukum thahârah adalah wajib, khususnya bagi orang yang akan melaksanakan shalat.

Dalil Tentang Thaharah

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Berikut adalah dalil tentang thaharah, termasuk ayat Alquran dan hadis untuk perintah berwudhu sebelum ibadah, sebagaimana dikutip NU Online.

Dalil Thaharah di Surah Al-Muddassir: 4 dan Al Baqarah: 125

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ

Wa siyaabaka fatahhir

Artinya: “Dan bersihkanlah pakaianmu”. (QS.Al-Muddassir: 4)

اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ….

…An tahhiraa Baitiya littaaa’ifiina wal’aakifiina warrukka’is sujuud

Artinya: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!! (Qs. Al Baqarah: 125).

Dalil yang mendasari perintah wudhu sebelum shalat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Artinya, “Wahai orang yang beriman, bila kalian hendak shalat, basuhlah wajah kalian, tangan kalian hingga siku, usaplah kepala kalian, dan (basuhlah) kaki kalian hingga mata kaki,” (Surat Al-Maidah ayat 6).

Dalil yang menerangkan penolakan shalat tanpa bersuci

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طَهُورٍ

Artinya, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci,” (HR Muslim).

Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan hadits dengan makna serupa, yaitu penolakan shalat tanpa bersuci.

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Artinya, “Allah tidak menerima shalat salah seorang kamu bila berhadats sampai ia berwudhu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Artikel terkait: Ajarkan Kegigihan kepada Anak Melalui Kisah Mukjizat Nabi Nuh Membuat Bahtera (Kapal) Besar

Tata Cara Thaharah

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Doa sebelum wudhu | Gambar: Freepik

Secara garis besar, Thaharah dapat dilakukan dengan empat cara berikut ini:

1. Membersihkan tubuh dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan. 2. Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa. 3. Membersihkan hati dari akhlak tercela.

4. Membersihkan hati dari selain Allah.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membersihkan tubuh dari hadats dan najis?

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Sebagaimana disarikan dari modul IAIN, cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran tergantung kepada kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang.

Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi, jika hadas atau najis itu tergolong besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi janabat, atau bahkan harus membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan debu.

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Najis  terbagi atas tiga bagian:

1) Najis mugallazah (tebal), yaitu najis anjing. Benda yang terkena najis ini hendaklah dibasuh tujuh kali, satu kali di antaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.

2) Najis mukhaffafah (ringan), misalnya kencing anak Iaki-Iaki yang belum memakan makanan apa-apa selain susu ibu saja. Mencuci benda yang kena najis ini sudah memadai dengan memercikkan air pada benda itu, meskipun tidak mengalir.

Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan apa-apa selain ASI, kaifiat mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.

3) Najis Mutawassitah (pertengahan), yaitu najis yang lain daripada kedua macam yang di atas. Najis ini dibagi menjadi dua bagian:

  • Najis hukmiah yaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata zat, bau, rasa, dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama kering, sehingga sifat-sifatnya telah hilang. Cara mencuci najis ini cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang kena itu.
  • Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya, kecuali warna atau bau yang sangat sukar menghilangkannya, sifat ini dimaafkan. Cara mencuci najis ini hendaklah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya.

Tata Cara Wudhu yang Benar Berdasarkan Sunnah Rasul

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Sebagaimana ditulis halaman resmi Muhammadiyah, tata cara berwudlu’ secara lengkap berdasarkan sunnah Rasul adalah sebagai berikut:

  1. Niat berwudlu’ karena Allah semata. Sebagai pekerjaan hati, maka niat tidak perlu dilafalkan, apalagi memang tidak ada tuntunan untuk melafalkannya dari Nabi saw. Beliau hanya menuntunkan untuk mengucapkan: bismillâh(تَوَضَّئُوا بِسْمِ اللَّهِ . Nasa`i & Ibn Khuzaymah).
  2. Membasuh tangan tiga kali sambil menyela-nyelai jari-jemarinya. 
  3. Berkumur-kumur secara sempurna sambil memasukkan air ke hidung dan kemudian menyemburkannya sebanyak tiga kali.
  4. Membasuh wajah tiga kali secara merata. 
  5. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri dengan cara yang sama.
  6. Mengusap kepala sekaligus dengan telinga, cukup satu kali. Kepala yang dimaksudkan di sini adalah tempat tumbuhnya rambut di kepala, bukan rambutnya itu sendiri dan bukan hanya sebagian kepala.
  7. Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki sambil menyela-nyelai jemari sebanyak tiga kali, kemudian kaki kiri dengan gerakan yang sama.
  8. Tertib.
  9. Setelah wudlu’, ucapkan doa setelah wudhu berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya.”

Hikmah Melakukan Thaharah

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?

Sebelum melaksanakan sholat, kita harus berwudhu terlebih dahulu. | Gambar: Freepik

Perintah bersuci ini mengandung hikmah atau kebijaksanaan. Setidaknya ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah sebagaimana disarikan dari kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji, yang dilansir NU Online.

Melakukan Thaharah artinya juga merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia

Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah, maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia.

Melakukan Thaharah artinya menjaga kemuliaan dan wibawa umat Islam

Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kebersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan kemuliaan para pemeluknya.

Menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah

 Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri).

Melakukan Thaharah artinya juga upaya menjaga kesehatan

Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, “kebersihan adalah pangkal kesehatan”.

Anjuran untuk membersihkan badan, membasuh wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia. Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.

Demikian penjelasan tentang materi Thaharah dan bagaimana mensucikan tubuh dari hadats dan najis sebelum beribadah. Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Megah dan Luas, Inilah 10 Masjid yang Terindah di Dunia

4 Jejak Sejarah dan Budaya Islam di Nusantara, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

25 Nama Nabi dan Rasul dalam Islam yang Harus Dihafal Anak

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Surah apa yang menjelaskan tentang perintah untuk bersuci?