Sunan muria menggunakan metode dakwah bil hikmah, artinya

Sunan Kalijaga (Raden Syahid) merupakan salah seorang Walisongo yang berperan dalam proses penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia dilahirkan dari keluarga bangsawan Tuban. Ayah beliau adalah Tumenggung Wilatikta yang menjadi Adipati Tuban, sedangkan ibunya adalah Dewi Nawangrum. Sunan Kalijaga juga merupakan murid dari Sunan Bonang. Selama menjadi murid, Sunan Kalijaga banyak belajar ilmu dari Sunan Bonang, seperti kesenian, kebudayaan, belajar kesustraan jawa, dan pengetahuan falak. Setelah berguru kepada Sunan Bonang, Raden Said juga pernah berguru kepada Sunan Ampel dan Sunan Giri bahkan sempat pergi ke Pasai untuk berguru serta berdakwah di Semenanjung Malaya hingga wilayah Patani di Thailand Selatan.

Sunan Kalijaga melaksanakan syiar Islam dengan menggunakan media kesenian dan kebudayaan Jawa sehingga bisa berjalan efektif dan relatif lebih mudah. Melalui dakwah keliling sampai ke pelosok desa tersebut, membuat Sunan Kalijaga mampu memahami berbagai lapisan masyarakat, menyesuaikan diri dan menyelami lika-liku kehidupan rakyat kecil. Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan kebudayaan, salah satunya dengan wayang. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat menjadi lebih mengenal Islam dan tidak merasa asing terhadap ajaran-ajaran dalam Islam. Sunan Kalijaga juga merancang pendekatan yang sesuai dengan penduduk Jawa, yakni melalui akulturasi budaya dengan menyisipkan nilai-nilai Islam ke dalam segi-segi budaya lokal. Sunan Kalijaga juga menyumbangkan ide seperti perencanaan alat-alat pertanian, desain pakaian, permainan tradisional untuk anak-anak, hingga musik gamelan.

Dengan demikian, nilai positif yang dapat diambil dari metode dakwah Sunan Kalijaga adalah dilakukan secara damai, menghargai kebudayaan pra Islam, melakukan perpaduan budaya dengan menghilangkan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam agar menjadi lebih baik, serta penyampaian dakwah yang menarik. 

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.       Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B.       Rumusan Masalah................................................................................. 1

C.       Tujuan Penulisan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Riwayat dan Silsilah............................................................................. 3

B.     Kepribadian........................................................................................... 6

C.     Perjuangan dalam Berdakwah............................................................ 14

D.    Contoh Nilai Positif............................................................................ 23

E.     Analisis Buku Ajar.............................................................................. 26

BAB III PENUTUP............................................................................................. 29

A.      Kesimpulan...................................................................................... 29

B.       Saran................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30

Walisongo adalah sekelompok manusia pilihan Allah swt untuk menyebarkan agama islam dan memberi petunjuk kepada umatnya ke jalan yang benar.Walisongo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa yang terbagi dari Surabaya-Gresik-Lamongan JawaTimur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Keberhasilan Islamisasi Jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras Walisongo. Proses Islamisasi berjalan dengan damai, baik politik maupun kultural, meskipun terdapat konflik itupun sangat kecil sehingga tidak mengesankan sebagai perang maupun kekerasan ataupun pemaksaan budaya. Penduduk Jawa menganut dengan suka rela.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1.    Bagaimana Riwayat dan Silsilah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati?

2.    Bagaimana Kepribadian Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati?

3.    Bagaimana Perjuangan dalam Berdakwah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati?

4.    Bagaimana Contoh Nilai Positif Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati?

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pengampu mata kuliah Materi dan Pembelajaran SKI di MI. Selain itu ada beberapa tujuan yang lain, di antaranya:

1.    Untuk mengetahui Riwayat dan Silsilah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati.

2.    Untuk mengetahui Kepribadian Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati.

3.    Untuk mengetahui Perjuangan dalam Berdakwah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati.

4.    Untuk mengetahui Contoh Nilai Positif Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati.

A.    Riwayat dan Silsilah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 M dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syaikh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti dan Raden Abdurrahman. Nama-nama tersebut memiliki kaitan erat dengan sejarah perjalanan hidup tokoh Walisongo ini dari sejak bernama Said. Lokajaya, hingga Sunan Kalijaga.

Kakek Sunan Kalijaga yang bernama Aria Teja, nama aslinya adalah Abdurrahman, orang keturunan Arab. Karena berhasil mengislamkan Adipati Tuban yang bernama Aria Dikara, Abdurrahman mengawini putri Aria Dikara. Ketika menggantikan kedudukan mertuanya sebagai Bupati Tuban, Abdurrahman menggunakan nama Aria Teja. Dari perkawinan dengan putri Aria Dikara ini, Aria Teja memiliki putra bernama Aria Wilatikta.Sebelum menikah dengan putri Aria Dikara, Aria Teja telah menikah dengan putri Raja Surabaya yang bernama Aria Lembu Sura. Dari pernikahan itu, Aria Teja memiliki seorang putri yang dikenal dengan nama Nyai Ageng Manila yang kelak diperistri Sunan Ampel.

Sunan Drajat yang lahir dengan nama Raden Qasim, diperkirakan lahir pada 1470 Masehi. Sunan Drajat adalah putra bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Garis nasab Sunan Drajat sama dengan Sunan Bonang yakni berdarah Champa-Samarkand- Jawa karena Sunan Ampel, ayahandanya adalah putra Ibrahim Asmarakandi.Oleh ayahnya yaitu Sunan Ampel, Raden Qasim diberi tugas untuk berdakwah di sebelah barat Gresik, yaitu daerah antara Gresik dengan Tuban.

Nama pribadi Sunan Muria ada yang mengatakan Raden Prawoto, ada pulayang mengatakan Raden Umar Said. Beliau disebut dengan gelar Sunan Muria karenaberhubungan dengan nama gunung tempat beliau dimakamkan: Gunung Muria. Silsilahdan kisah hidup Sunan Muria tidak cukup dicatat dalam tulisan sejarah Jawa.Versi yang pertama, Sunan Muria lahir dengan nama Raden Umar Said. Ia memilikidua orang adik perempuan, yaitu Dewi Rukayah dan Dewi Sofiyah. Sewaktu dewasa,Raden Umar Said menikah dengan Dewi Sujinah, adik kandung Ja’far Shadiq atau SunanKudus putra Usman Haji atau Sunan Ngudung.

Versi kedua disebutkan bahwa Sunan Muria adalah putra Sunan Ngudung.Disebutkan bahwa dalam pernikahan dengan Dewi Sarifah, Sunan Ngudung memilikiempat orang putra: (1) Raden Umar Said, (2) Sunan Giri III, (3) Raden Amir Haji SunanKudus, dan (4) Sunan Giri II. Jika versi silsilah ini benar, maka Dewi Sarifah istri SunanNgudung adalah adik Sunan Kalijaga.Versi ketiga Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga.Mengaitkan Sunan Muriadengan Sunan Kalijaga sebagai anak dan orang tua tampaknya lebih didukung oleh datahsitoris dibanding menempatkan Sunan Muria sebagai putra Sunan Ngudung.Di dalamsilsilah keturunan Sunan Muria, misalnya, diketahui bahwa salah seorang putranya yangbernama Pangeran Santri dikenal dengan gelar Sunan Adilangu, dan Adilangu adalahkediaman Sunan Kalijaga.

Nama Ja’far Shadiq diambil dari nama datuknya yang bernama Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib yang beristerikan Fatimah az-Zahra binti Muhammad. Sunan Kudus sejatinya bukanlah asli penduduk Kudus, ia berasal dan lahir di al-Quds negara Palestina. Kemudian bersama kakek, ayah dan kerabatnya berhijrah ke Tanah Jawa.Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad.

Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan di makamkan di Kudus.Di pintu makam Sunan Kudus terukir kalimat asmaul husma yang berangka tahun 1296 H atau 1878 M.

Sunan Gunung Jatibernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450 M.Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubalighdan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbarbagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putraAbdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath,ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melaluicucunya Imam Husain.

Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang (Syarifah Muda’im) yaitu putridari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, dan merupakanadik dari Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana/Cakrabumi atau Mbah Kuwu Cirebon Girang yang berguru kepada Syekh Datuk Kahfi,seorang Muballigh asal Baghdad bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad. Ia dimakamkanbersebelahan dengan putranya yaitu Sunan Gunung Jati di Komplek Astana GunungSembung (Cirebon).

B.     Kepribadian Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati

Sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan kepada agama Islam oleh guru agama Kadipaten Tuban.Tetapi karena melihat keadaan sekitar atau lingkungan yang kontradiksi dengan kehidupan rakyat jelata maka jiwa Raden Said berontak.

Walau Raden Said putera seorang bangsawan dia lebih menyukai kehidupan bebas, yang tidak terikat adat istiadat kebangsawanan.Dia gemar bergaul dengan rakyat jelata atau dengan segala lapisan masyarakat, dari yang paling bawah hingga yang paling atas.Justru karena pergaulannya yang supel itulah dia banyak mengetahui seluk beluk kehidupan rakyat Tuban.

Niat untuk mengurangi penderitaan rakyat sudah disampaikan kepada ayahnya.Tapi agaknya ayahnya tak bisa berbuat banyak.Dia cukup memahaminya pula posisi ayahnya sebagai adipati bawahan Majapahit.Tapi niatnya itu tidak pernah padam.Jika malam-malam sebelumnya dia sering berada di dalam kamarnya sembari mengumandangkan ayat-ayat suci al-Qur’an maka sekarang dia keluar.

Di saat penjaga gudang Kadipaten tertidur lelap, Raden Said mengambil sebagian hasil bumi yang ditarik dari rakyat untuk disetorkan ke Majapahit.Bahan makanan itu dibagi-bagikan kepada rakyat yang sangat membutuhkannya.Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.

Penjaga gudang makin lama makin curiga karena persediaan hasil bumi di gudang semakin sedikit, mereka ingin mengetahui siapakah pencuri barang hasil bumi di dalam gudang itu. Suatu malam ia sengaja mengintip dari kejauhan, dari balik sebuah rumah tak jauh dari gudang kadipaten. Dugaannya benar, ada seseorang yang membuka pintugudang, hampir tak berkedip penjaga gudang itu memperhatikan pencuri itu.Dia hampir tak percaya pencuri itu adalah Raden Said putera junjungannya sendiri. Untuk melaporkannya sendiri kepada adipati Wilatikta ia tak berani. Kuatir dianggap membuat fitnah. Maka penjaga gudang itu hanya minta dua orang saksi dari sang adipati untuk memergoki pencuri yang mengambil hasil bumi rakyat yang tersimpan di gudang.

Raden Said tak pernah menyangka bahwa malam itu perbuatannya bakal ketahuan. Ketika ia hendak keluar dari gudang sambil membawa bahan-bahan makanan tiga orang prajurit kadipaten menangkapnya, beserta barang bukti yang dibawanya. Raden Said dibawa ke hadapan ayahnya.

Adipati Wilatikta marah melihat perbuatan anaknya itu.Raden Said tidak menjawab untuk apakah dia mencuri barang-barang hasil bumi yang hendak disetorkan ke Majapahit. Tapi untuk itu Raden Said harus mendapat hukuman, karena kejahatan mencuri itu baru pertama kali dilakukannya maka ia hanya mendapat hukuman cambuk dua ratus kali pada tangannya. Kemudian disekap selama beberapa hari, tak boleh keluar rumah.Sesudah keluar dari hukuman dia benar-benar keluar dari lingkungan istana.Tak pernah pulang sehingga membuat cemas ibu dan adiknya.Dia mengenakan topeng khusus, berpakaian serba hitam dan kemudian merampok harta orang-orang kaya di kabupaten Tuban.Terutama orang kaya yang pelit dan para pejabat yang curang.

Harta hasil rampokan itu diberikannya kepada fakir miskin dan orang-orang yang menderita lainnya. Sampai suatu saat, ada yang memfitnah Raden Said dengan menggunakan topeng dan pakaian yang sama. Pemfitnah tersebut lari ketika hendak ditangkap dan saat itu pula lewatlah Raden Said, sehingga yang tertangkap adalah Raden Said.Sang adipati Wilatikta juga sangat terpukul atas kejadian itu. Raden Said yang diharapkan dapat menggantikan kedudukannya ternyata telah menutup kemungkinan ke arah itu, sirna sudah segala harapan sang adipati.

Hanya ada satu orang yang dapat mempercayai perbuatan Raden Said, yaitu Dewi Rasawulan, adik Raden Said itu berjiwa luhur dan sangat tidak mungkin melakukan perbuatan keji. Dewi Rasawulan yang sangat menyayangi kakaknya itu merasa kasihan tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya dia meninggalkan istana Kadipaten Tuban untuk mencari Raden Said untuk diajak pulang.

Kemanakah Raden Said sesudah diusir dari Kadipaten Tuban? Ternyata ia mengembara tanpa tujuan pasti. Pada akhirnya dia menetap di hutan Jatiwangi. Selama bertahun-tahun ia menjadi perampok budiman. Mengapa disebut perampok budiman?Karena hasil rampokkannya itu tak pernah dimakannya.Seperti dahulu, selalu diberikan kepada fakir miskin.

Yang dirampoknya hanya para hartawan atau orang kaya kikir, tidak menyantuni rakyat jelata.Dan tidak mau membayar zakat. Di hutan Jatiwangi dia membuang nama aslinya. Orang menyebutnya dengan Brandal Lokajaya. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang lelaki tua berjubah putih, Brandal Lokajaya hendak merampoknya, namun Brandal Lokajaya malah dinasehati oleh lelaki tua itu.

Ia dinasehati bahwa apa yang dilakukannya sekarang yaitu bersedekah dengan barang curian/haram sama halnya dengan orang mencuci pakaian dengan air kencing. Raden Said tercekat.Lelaki itu melanjutkan ucapannya.Allah itu adalah zat yang baik, hanya menerima amal dari barang yang baik atau halal. Raden Said makin tercengang mendengar keterangan itu. Rasa malu mulai menghujam lubuk hatinya.Betapa keliru perbuatannya selama ini.Dipandangnya sekali lagi wajah lelaki tua itu.Agung dan berwibawa namun mencerminkan pribadi yang welas asih.Dia mulai suka dan tertarik dengan lelaki tua berjubah putih tersebut.

Saat Raden Said terpana dengan lelaki tersebut, lelaki itu menghilang.Namun, ucapan orang tua tadi masih terngiang ditelinganya.Tentang beramal dengan barang haram yang disamakan dengan mencuci pakaian dengan air kencing.

Tentang berbagai hal yang terkait dengan upaya memberantas kemiskinan.Raden Said mengejar orang itu.Segenap kemampuan dikerahkannya untuk berlari cepat akhirnya dia dapat melihat bayangan orang tua itu dari kejauhan.Setelah Raden Said berhasil mengejar.Raden Said lalu mengutarakan maksudnya untuk berguru.Lelaki itu menjawab, silakan namun dengan syarat Raden Said mau menunggui tongkatnya.Lelaki itu kemudian menancapkan tongkatnya ditepi sungai.Raden Said diperintah menunggui tongkat itu.Tak boleh beranjak dari tempat itu sebelum orang tua itu kembali menemuinya.

Raden Said bersedia menerima syarat ujian itu.Selanjutnya lelaki itu menyeberangi sungai. Sepasang mata Raden Said terbelalak heran, lelaki itu berjalan di atas air bagaikan berjalan di daratan saja. Kakinya tidak basah terkena air, ia semakin yakin calon gurunya itu adalah seorang lelaki berilmu tinggi, waskita dan mungkin saja golongan para wali. Setelah lelaki tua itu hilang dari pandangan Raden Said, pemuda ini duduk bersila dia teringat suatu kisah ajaib yang dibacanya di dalam al-Qur’an yaitu kisah Ashabul Kahfi, maka ia segera berdoa kepada Tuhan supaya ditidurkan seperti para pemuda di Goa Kahfi ratusan tahun yang silam. Doanya dikabulkan.Raden Said tertidur dalam semedinya selama tiga tahun.

Akar dan rerumputan telah merambati tubuhnya dan hampir menutupi sebagian besar anggota tubuhnya. Setelah tiga tahun lelaki berjubah putih itu datang menemui Raden Said. Tapi Raden Said tak bisa dibangunkan.Barulah setelah mengumandangkan adzan pemuda itu membuka sepasang matanya.Tubuh Raden Said dibersihkan, diberi pakaian baru yang bersih.Kemudian dibawa ke Tuban.Mengapa dibawa ke Tuban?Karena lelaki berjubah putih itu adalah sunan Bonang.Raden Said kemudian diberi pelajaran agama sesuai dengan tingkatannya yaitu tingkat para waliyullah.Di kemudian hari Raden Said terkenal dengan sebutan Sunan Kalijaga.Kalijaga artinya orang yang menjaga sungai, karena dia pernah bertapa ditepi sungai.

Ada yang mengartikan Sunan Kalijaga adalah penjaga aliran kepercayaan yang hidup pada masa itu.Dijaga maksudnya supaya tidak membahayakan umat, melainkan diarahkan kepada ajaran Islam yang benar. Ada pula yang menyatakan nama Kalijaga berasal dari bahasa Arab “Qadli” dan nama aslinya sendiri, “Joko Said”, jadi frase asalnya ialah “Qadli Joko Said” (artinya Hakim Joko Said). Seperti halnya Syahadatain menjadi Sekaten, Kalimah Syahadat menjadi Kalimosodo, Dzulqaidah menjadi Dulkangidah, maka Qadli Joko Said menjadi Kalijaga.

Sunan Drajat bernama kecil Raden Syarifuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia mengambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun. Ia sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.

Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempunyai otonomi. Sebagai penghargaan atas keberhasilannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, ia memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.

Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Bapang den simpangi, ana catur mungkur, demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.

Bahwa Sunan Muria itu adalah Wali yang sakti, kuat fisiknya dapat dibuktikan dengan letak Padepokannya yang terletak di atas gunung. Jarak antara kaki undagundagan atau tangga dari bawah bukit sampai ke makam Sunan Muria tidak kurang dari 750 m. Bayangkanlah, jika Sunan Muria dan istrinya atau dengan muridnya setiap hari harus naik turun, turun naik guna menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang.

Hal itu tidak dapat dilakukannya tanpa adanya fisik yang kuat.Soalnya menunggang kuda tidak mungkin dapat dilakukan untuk mencapai tempat tinggal Sunan Muria.Harus jalan kaki.Itu berarti Sunan Muria memiliki kesaktian tinggi, demikian pula muridmuridnya.Sunan Muria adalah tokoh agama yang amat bersahaja.Dia tidak berkaitan dengan hal-hal politik atau popularitas yang memungkinkan kisahnya lebih banyak tertulis dalam sejarah.

Sebagai wali, Sunan Muria lebih banyak membenamkan dirinya dalam kehidupan rakyat kecil, yang miskin.Para muridnya kebanyakan dari kalangan para petani, pedagang, dan nelayan kecil.Dia berbaur dan menyelami setiap sisi terdalam kehidupan masyarakat.Langkahnya yang sederhana ini telah membawanya menciptakan tembang sinom dan kinanti. Satu tindakan lain yang membuktikan sunan Muria menyusup dalam lubuk hati rakyat adalah tidak dilarangnya tradisi melakukan kenduri setelah kematian seseorang.

Meskipun beliau bernama Sunan Kudus, namun sebenarnya bukan asli dari Kudus.Beliau pendatang dari daerah Jipang Ponolan yang merupakan daerah di sebelah utara Blora. Di sana, ia dilahirkan dan diberi nama Ja’far Shodiq.

Ja’far Shodiq tidak merasa asing ketika bertanggung jawab sebagai Senopati.Karena saat beliau masih remaja, beliau tidak hanya mempelajari ilmu agama, namun juga ilmu ilmu yang lain, seperti ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan perdagangan. Selain kepada ayahnya, ia juga pernah menimba ilmu kepada Sunan Ampel dan Kiai Telingsing. Sebenarnya nama asli dari Kiai Telingsing adalah Tai Link Tsing, ia berasal dari China. Ketika itu China sudah dikenal sebagai Negara yang maju.Bahkan, negara China sudah maju sejak dulu.

Pada kenyataannya, Ja’far Shodiq sebagai senopati kerajaan Demak Bintoro, mampu membuktikan kehebatannya yang tak kalah dengan kepiawaian ayahnya di medan perang. Ia berhasil mengembangkan wilayah kerajaan Demak ke arah timur hingga mencapai Madura, dan arah barat hingga Cirebon. Kemudian sukses ini memunculkan cerita kesaktiannya.Misalnya, sebelum perang, Ja’far shodiq diberi badong, semacam rompi, oleh Sunan Gunung Jati.Badong itu dibawahnya berkeliling arena perang.

Dari badong sakti itu, keluarlah jutaan tikus yang juga sakti.Kalau dipukul maka tikus itu tidak mati, namun mereka semakin mengamuk sejadi-jadinya.Pasukan Majapahit ketakutan sehingga mereka lari tunggang langgang.Ja’far Shodiq juga mempunyai sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaan tawon. Banyak prajurit Majapahit yang tewas disengat tawon itu. Pada akhirnya, pemimpin pasukan majapahit, yaitu adipati Terung menyerah pada pasukan Ja’far Shodiq.

Kesuksesannya mengalahkan Majaphit membuat posisi Ja’far Shodiq semakin kuat. Kemudian ia meninggalkan Demak karena ingin hidup merdeka dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama Islam. Lalu, ia pergi menuju ke Kudus. Namun, kedatangannya di Kudus tidak jelas. Ketika ia menginjakkan kaki di Kudus, kota itu masih bernama Tajug, konon orang yang mula-mula mengembangkan Islam di kota Tajug sebelum Ja’far Shodiq adalah Kiai Telingsing. Cerita ini menunjukkan bahwa kota itu sudah berkembang sebelum kedatangannya.

Awalnya, Ja’far Shodiq hidup di tengah jamaah dalam kelompok kecil di Tajug.Jamaah itu merupakan para santri yang dibawanya dari Demak.Sebenarnya mereka adalah tentara yang ikut bersama Ja’far Shodiq memerangi Majapahit. Setelah jamaahnya semakin banyak ia kemudian membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pusat penyebaran agama Islam.

Tempat ibadah yang diyakini dibangun oleh Ja’far Shodiq adalah masjid Menara Kudus yang masih berdiri hingga kini. Masjid ini didirikan pada 956 H yang bertepatan dengan 1549 M. Adapun mengenai asal usul nama Kudus bahwa Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah Arab, kemudia ia juga mengajar di sana. Konon, masyarakat arab waktu itu terjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan. Dan, penyakit itu mereda berkat jasa Sunan Kudus.Karena itu, seorang pejabat setempat berkenan untuk memberikan sebuah hadiah kepadanya. Tetapi ia menolaknya dan hanya meminta sebuah batu sebagai kenang-kenangan.

Menurut suatu cerita, batutersebut berasal dari kota Baitul Maqdis atau Jerussalem. Maka, untuk memperingati kota tempat Ja’far Shodiq hidup dan tinggal, kemudian ia memberinya nama Kudus.

Kota Tajug pun mendapat nama baru, yakni Quds, yang kemudian berubah menjadi Kudus. Kemudian pada akhirnya Ja’far Shodiq sendiri dikenal dengan sebutan Sunan Kudus.

Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kudus mengikuti gaya SunanKalijaga, yakni menggunakan model “tutwuri handayani”. Artinya, Sunan Kudus tidakmelakukan perlawanan keras, melainkan mengarahkan masyarakat. Sebab, ia memangbanyak berguru pada Sunan Kalijaga. Cara berdakwah Sunan Kudus pun yang menirucara yang dilakukan Sunan Kalijaga, yaitu menoleransi budaya setempat, bahkancara penyampaiannya lebih halus. Itu sebabnya para wali menunjuk dirinya untukberdakwah di kota Kudus.

Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecenderungan spiritual dari kakek buyutnya Syekh Maulana Akbar sehingga ketika telah selesai belajar agama di pesantren Syekh Datuk Kahfi ia meneruskan ke Timur Tengah. Babad Cirebon menyebutkan ketika Pangeran Cakrabuana membangun kota Cirebon, ia wafat dan tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Raden Syarif Hidayatullah mengambil peranan membangun kota Cirebon dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu.

C.    Perjuangan dalam Berdakwah Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.

Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akanmenjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap:mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudahdipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.Tidak mengherankan, ajaranSunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam.Ia menggunakan seni ukir,wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu sulukciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.

Dialah menggagas bajutakwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasadadan Petruk Dadi Ratu (“Petruk Jadi Raja”). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alundengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.

Metode dakwah tersebut sangat efektif.Sebagian besar adipati di Jawa memelukIslam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura,Kebumen, Banyumas, serta Pajang.Sunan Kalijaga meneruskan pengembaraannya, berdakwah atau menyebarkanagama Islam di Jawa Tengah hingga ke Jawa Barat.Beliau sangat arif dan bijaksanadalam berdakwah sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

Di antara Walisongo, Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang paling luas cakupanbidang dakwahnya dan paling besar pengaruhnya di kalangan masayarakat. Sebab,selain berdakwah dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sebagaidalang, penggubah tembang, penari topeng, perancang pakaian, perancang alat-alatpertanian, penasihat sultan dan pelindung rohani kepala-kepala daerah.

Sunan Drajat memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengancara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuhlima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar.Kedua,melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren.Selanjutnya ketiga, memberi fatwaatau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.

Cara keempat, melalui kesenian tradisional.Sunan Drajat kerap berdakwah lewattembang pangkur dengan iringan gamelan. Terakhir kelima, ia juga menyampaikanajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan denganajaran Islam.

Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalamsap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap maknafilosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

a.         Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain).

b.         Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada).

c.         Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan).

d.        Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu).

e.         Heneng-Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).

f.          Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan shalat lima waktu).

g.         Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (maknanya kurang lebih demikian “Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orangyang menderita”).

Sunan Drajat meninggal tahun 1522 Masehi.Beliau wafat dan dimakamkan didesa Drajad, kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur.Tak jauh darimakam beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan dijaman Walisongo.Khususnya peninggalan beliau di bidang kesenian.Sedangkan lahanbekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong.

Dalam melakukan dakwah, ia menggunakan cara yang seperti digunakanayahnya, yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi jangan sampaimengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama Islam disekitar Gunung Muria. Tempat tinggal sunan muria memang di puncak Gunung Muria;yang salah satu puncaknya bernama Colo. Gunung tersebut terletak di sebelah utarakota Kudus.

Sasaran dakwah dari Sunan Muria adalah para pedagang, nelayan, pelaut danrakyat jelata.Ia adalah salah satu wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelandan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan, ia juga yang telahmenciptakan berbagai tembang Jawa, yaitu tembang Sinom dan Kinanti.

Metode yang merupakan lanjutan dari kerja dakwah ayahnya ini menyebabkanSunan Muria lebih mengenal tradisi Jawa.Dia juga dikenal sebagai seorang senimanyang melestarikan gamelan dan kesenian tradisi lainnya. Melalui cara ini Sunan Muriamulai sedikit demi sedikit memasukkan ajaran agama dan syariat Islam. Inilah awalmasuknya penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Muria, dengan begitu rakyattidak terkejut dengan ajaran baru Islam.

Pembenaran tentang ajaran Islam diterimarakyat secara rasional, sebab berjalan di wilayah yang akrab dengan mereka.Syair-syairJawa diubah liriknya dengan kebajikan-kebajikan Islam.Rakyat mengenal Islamsebagai sesuatu yang lembut.Metode ini masih berlangsung hingga saat ini di Jawa.Begitu dekatnya Sunan Muria dengan rakyatnya hingga luasnya wilayah dakwahmerambah sampai daerah permukiman terpencil.Seperti daerah Gunung Muriasendiri sangat terpencil namun dakwahnya sampai wilayah ke Pati, pesisir Jawa, selaintentunya Kudus.

Jauh sejak zaman Walisongo, Sunan Muria telah mengajarkan pengikutnyauntuk bersama meruwat bumi.Hampir tak pernah disebut dan memang jarangyang tahu ihwal kontribusi dakwah Walisongo terhadap pelestarian bumi.

Walisongo selama ini lebih banyak dipahami sebagai penyebar agama Islamdi tanah Jawa yang hanya menyampaikan risalah ketauhidan semata.SunanMuria juga megajarkan untuk melestarikan alam, agar terhindar dari bencanalongsor.Masyarakat diajak untuk bersama-sama menanam pohon dan menjagakelestarian alam.Menamam pohon Pari Joto, Pakis Haji, dan Jati.Serta menjagakebersihan mata air yang ada.

Ketika itu, masyarakat Kudus masih banyak yang menganut agama Hindu.Maka,Sunan Kudus berusaha memadukan kebiasaan agam Hindhu ke dalam syariat Islamsecara halus. Misalnya, ia justru menyembelih Kerbau bukan Sapi ketika Hari Raya IdulQurban. Itu merupakan dari penghormatan Sunan Kudus kepada para pengikut Hindu.Sebab, ajaran agama Hindu memerintahkan untuk menghormati Sapi.

Setelah berhasil menarik umat Hindu memeluk agama Islam, Sunan Kudusbermaksud menjaring umat Budha untuk memeluk Islam juga.Ia memiliki cara yangcukup unik untuk menarik perhatian mereka. Setelah Sunan Kudus mendirikan masjid,ia membuat padasan (tempat berwudhu), dengan pancuran berjumlah delapan.Masing-masing pancuran diberi arca di atasnya.

Mengapa Sunan Kudus melakukan ini?Ternyata, Sunan Kudus ingin menariksimpati umat Buddha karena dalam ajaran Budha terdapat delapan ajaran yangdinamakan asta sanghika marga. Isi ajaran tersebut adalah seseorang harus memilikipengetahuan yang benar, mengambil keputusan yang benar, berkata yang benar,bertindak atau berbuat yang benar, hidup dengan cara yang benar, bekerja denganbenar, beribadah dengan benar dan menghayati agama dengan benar.

Akhirnya, usaha itu pun membuahkan hasil, sehingga banyak orang yangbergama Budha berbondong-bondong memeluk Islam. Demikian pula dalam hal adatistiadat, ia tidak langsung menentang masyarakat yang melenceng dari ajaran Islamsecara keras. Sebagai contoh, masyarakat sering menabur bunga di perempatan jalan,mengirim sesajen di kuburan dan adat lain yang melenceng dari ajaran Islam.

SunanKudus tidak langsung menentang adat itu, tetapi ia mengarahkannnya sesuai ajaranIslam dengan pelan-pelan. Misalnya, Sunan Kudus mengarahkan agar sesajen yangberupa makanan diberikan kepada orang yang kelaparan.Ia juga mengajarkan bahwameminta permohonan bukan kepada ruh, tetapi kepada Allah Swt.

Dengan cara yang simpatik tersebut membuat para penganut agama lain bersediamendengarkan ceramah agama Islam dari Sunan Kudus. Surat Al Baqarah yang dalambahasa arab berarti sapi, sering dibacakan oleh Sunan Kudus untuk lebih memikatpendengar yang beragama Hindu. Bahkan membangun Masjid Kudus dengan tidakmeninggalkan unsur aristektur Hindu. Sebab, bentuk menaranya tetap menyisakanarsitektur gaya Hindu.

Di antara bekas peninggalan Sunan Kudus adalah Masjid RayaKudus yang kemudian dikenal dengan sebutan Menara Kudus.Di halaman masjidtersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah.

Kebiasaan unik Sunan Kudus dalam berdakwah, yakni ia selalu mengadakanacara Bedug Dandangan. Acara ini merupakan kegiatan menunggu kedatangan BulanRamadhan.Ia menabuh beduk bertalu-talu untuk mengundang para jamaah ke masjid.Ia pun mengumumkan hari pertama puasa setelah jamaah berkumpul di masjid.

Sunan Kudus sendiri wafat dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Jami’ Kudus.Jika orang memandang menara Masjid Kudus ada yang lain, aneh, dan artistik, merekapasti akan segera teringat pada pendidirinya, yaitu Sunan Kudus.

Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullahyang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullahadalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang.

Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaranadalah seorang penyebar Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan GunungJati.Sedangkan Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trengganamembantu Sunan Gunung Jati berperang melawan Portugis.Bukti bahwa Fatahillahbukan Sunan Gunung Jati adalah makam dekat Sunan Gunung Jati yang ada tulisanTubagus Pasai adalah Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut Lidah OrangPortugis.

Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang ke negeri CarubanLarang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untukmenambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuanadan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana danSyarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekatdengan makam gurunya.Syarifah Muda’im minta diizinkan tinggal di Pasambanganatau Gunung Jati.

Syarifah Muda’im dan puteranya Syarif Hidayatullah meneruskan usaha SyekhDatuk Lahfi.Sehingga kemudian hari Syarif Hidayatullah terkenal sebagai SunanGunung Jati.Tibalah saat yang ditentukan, pangeran Cakrabuana menikahkan anaknyayaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479karena usia lanjut pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan negeri Carubankepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan yaitu orang yang dijunjung tinggi.

Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjungke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi.Sang Prabu diajakmasuk Islam kembali tetapi tidak mau.Meski Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam,dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran.Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanannya ke Serang.

PendudukSerang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab danGujarat yang sering singgah ke tempat itu.Kedatangan Syarif Hidayatullah disambutbaik oleh Adipati Banten.Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan puteriAdipati Banten yang bernama Nyi Kawungten.Dari perkawinannya inilah kemudianSyarif Hidayatullah dikaruniai dua orang anak yaitu Nyi Ratu Winaon dan PangeranSebakingking.

Dalam menyebarkan agama Islam di tanah jawa, Syarif Hidayatullahatau Sunan Gunung Jati tidak bekerja sendirian, beliau sering bermusyawarah dengananggota para wali lainnya di masjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantuberdirinya masjid Demak.

Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para wali lainnya ini akhirnya SyarifHidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memploklamirkan diri sebagairaja yang pertama dengan gelar Sultan.

Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebontidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat KadipatenGaluh.

Pada tahun 1480 Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun atas prakarsa Nyi RatuPakungwati atau isteri Sunan Gunung Jati. Dari pembangunan mesjid itu melibatkanbanyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim olehRaden Patah.Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untukmendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan umat.Selesai membangun mesjid,diteruskan dengan membangun jalan raya yang menhubungkan Cirebon dengandaerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam diseluruhtanah Pasundan.Prabu Siliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayahCirebon yang semakin luas itu.Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakinterhimpit.

Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis.Selanjutnya merekaingin memperluas kekuasaannya ke pulau Jawa.Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadiincaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan.Demak Bintoro tahu bahayabesar yang mengancam kepulauan nusantara.Oleh karena itu Raden Patah mengirimadipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka.Adasalah seorang pejuang Malaka yang ikut ke tanah jawa yaitu Fatahillah.Ia bermaksudmeneruskan perjuangannya di tanah Jawa. Dan dimasa Sultan Trenggana ia diangkatmenjadi panglima perang.

Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malakatahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis.Itu sebabnya dia dapatmemberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon selalu membawahasil gemilang.

Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka,sedang tentara Pajajaran cerai berai tak menentu arahnya.Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan parapemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran.Usaha ini tidak menemui kesulitankarena Fatahillah dibantu putera Sunan Gunung Jati yang bernama PangeranSebakingking.

Dikemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi penguasa Bantendengan gelar Pangeran Hasanuddin.Kesultanan Pakungwati menjalin hubungan baik dengan kekaisaran China, bahkanSunan Gunung Jati menikah dengan puteri ong Tien. Pernikahan antara puteri Ong Tiendengan Sunan Gunung Jati terjadi pada tahun 1481, tapi sayang pada tahun 1485 puteriOng Tien meninggal dunia. Maka jika anda berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati diCirebon janganlah merasa heran disana banyak ornamen Cina dan nuansa Cina lainnya.Memang ornamen dan barang-barang antik itu berasal dari Cina.

Keberhasilan Sunan Gunung Jati menegakkan kekuasaan Islam di Cirebon danBanten, memberikan tidak saja keleluasaan dakwah Islam di bumi Sunda, melainkantelah menjadikan keraton sebagai pusat kesenian dan kebudayaan yang bernuansaagama sehingga menjadikan gerakan dakwah Islam dengan cepat meluas hingga keseluruh pelosok wilayah Pasundan. Dan, dengan semakin menguatnya kekuasaanKeraton Cirebon dan Banten, yang gencar menyebarkan dakwah Islam, sisa-sisakekuasaan Raja Sunda semakin lama semakin lemah, di mana pada era SultanMaulana Yusuf, cucu Sunan Gunung Jati, menaiki takhta Banten, dilakukan penuntasanpenaklukan atas sisa-sisa kekuasaan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1575 Masehi.

Demikianlah, melalui Keraton Cirebon dan Banten, berbagai gerakan dakwahmelalui pengembangan seni dan budaya dilakukan secara persuasif dan sistematis, dimana unsur-unsur Hindhu-Budha lama tidak dihilangkan, melainkan dipadukan secaraharmonis dengan ajaran Islam, yang menjadikan Islam dianut oleh hampir seluruhpenduduk bumi Pasundan.Sunan Gunung Jati meninggal tahun 1568 M pada usia 120 tahun dan dimakamkandi Bukit Gunung Jati, Cirebon.

D.    Contoh Nilai Positif Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati

Bercermin dari perjuangan yang telah dilalui oleh Sunan Kalijaga dalamkehidupannya, dapat kita petik nilai positif sebagai berikut:

a.       Memikirkan nasib kaum fakir miskin dan berusaha menyantuninya.

b.      Mau menerima nasihat dari siapapun walalupun belum dikenalnya, asalkan berisi kebaikan.

c.       Demi mendapatkan ilmu yang diinginkannya, beliau bersedia menerima syarat dari guru, walaupun berat syarat tersebut.

d.      Memahami kesenangan umat dan selanjutnya mengemas kesenangan tersebut,misalnya wayang, dengan disusupi oleh nilai-nilai keislaman.

Sunan Drajat sebagai wali penyebar Islam dapat kita petik nilai positifnya antara lain:

a.         Mempunyai jiwa sosial yang tinggi atas masyarakat sekitarnya.

b.         Sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin.

c.         Penanaman motivasi untuk mempunyai etos kerja yang tinggi.

d.        Menyebarkan Islam dengan cara santun, dakwah bil-hikmah, dengan cara-carabijak, tanpa memaksa.

Sunan Muria yang makamnya ada di gunung serta kehidupannya yang melekatbersama dengan masyarakat kecil di sekitarnya dapat kita ambil hikmah sebagaiberikut:

a.         Sebagai hamba Allah, Sunan Muria tetap memadukan antara menjaga kesehatan hati dengan berzikir, kesehatan pikiran dengan menimba ilmu, serta kesehatan fisik dengan melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki.

b.         Sebagai pendakwah, Sunan Muria sangat membaur dengan masyarakat di sekitarnya, memperbaiki akhlak mereka sembari meluruskan sejalan dengan ajaran Islam.

c.         Menjaga ekosistem alam dan mengedepankan konservasi alam serta lingkungannya, hal ini selaras dengan tugas manusia yangg merupakan Khalifatullah fi al-ardl(Khalifah/wakil Allah di muka bumi)

Nilai positif yang dapat kita ambil dari Sunan Kudus adalah:

a.       Sunan Kudus merupakan ulama yang sekaligus sebagai senopati perang, beliaubersedia membela agama baik dengan lisan, pemikiran, juga fisiknya.

b.      Sikap toleransi yang tinggi terhadap penganut agama lain.

Dari kisah yang tersaji dari kehidupan Sunan Gunung Jati, dapat kita ambil nilainilaipositif sebagai berikut:

a.       Sunan Gunung Jati tidak hanya menguasai ilmu agama dalam berdakwah, tetapi juga menguasai ilmu politik atau kenegaraan, bahkan ilmu pengobatan, kesemuanya dipergunakan oleh beliau sebagai metode untuk melancarkan dakwah Islam.

b.      Ketika mengalami masalah di luar batas pengetahuan manusia, saat Sunan Gunung Jati ditanya mengenai mana putri kaisar yang hamil, maka langkah yang diambil adalah bermunajat kepada Allah untuk mendapatkan jawaban.

c.       Menghargai penganut agama lain serta bangsa lain, seperti halnya penganut Hindhu dan Budha ataupun bangsa Cina. Karena sebagai seorang muslim, sudahsepantasnya kita menghargai orang lain walalupun berbeda bangsa dan agama.

Tidak salah mengutip pendapat

Sesuai dengan sumber lain.

Materi memenuhi KI, KD, dan Indikator yang ditentukan

Sudah memenuhi KI, KD, dan Indikator yang ditentukan.

Materi sesuai dengan tingkat pemahaman siswa

Materi dijelaskan secara sederhana dan mudah dipahami.

Tugas, contoh penjelasan, dan latihan sesuai dengan materi yang ada

Tugas sudah sesuai dengan materi.

Materi mudah dicerna pembaca / bahasa lisan

Bahasa mudah dipahami, sehingga materi mudah diterima.

Kompetensi disebutkan per bab.

Terdapat daftar Isi dan daftar pustaka

Terdapat daftar isi dan daftar pustaka.

Alur berfikir dari sederhana ke kompleks

Materi dijelaskan mulai dari hal sederhana ke kompleks.

Alur berfikir dari lokal ke global 

Materi dijelaskan mulai dari hal lokal ke global.

Berorientasi pada student centered

Mendorong rasa ingin tahu siswa

Buku dilengkapi dengan gambar yang menarik rasa ingin tahu siswa.

Terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar

Buku dilengkapi dengan istilah-istilah yang menghubungkan sumber dengan pembaca.

Merangsang siswa membangun pengetahuan sendiri

Buku dilengkapi dengan gambar pengamatan sehingga merangsang siswa membangun pengetahuan sendiri sesuai gambar.

Menyemangati siswa belajar kelompok

Buku hanya terdapat tugas individu.

Mendorong siswa mengamalkan isi bacaan

Buku dilengkapi table penilaian afektif

Berpihak pada ideology bangsa dan Negara

Mendukung ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa

Buku dilengkapi dengan kisah teladan dan kata mutiara.

Mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan

Buku dilengkapi dengan table penilaian sikap.

Mendukung kesadaran kemajemukan masyarakat

Tidak ada aspek yang berhubungan dengan masyarakat.

Lebih mengutamakan sisi keagamaan daripada nasionalisme.

Mendakung kesadaran hukum

Belum menggambarkan hubungan dengan hukum.

Ejaan, istilah, struktur kalimat tepat

Panjang kalimat dan struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca

Panjang alenia sesuai pemahaman pembaca

1.    Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 M dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur.Sunan Drajat yang lahir dengan nama Raden Qasim, diperkirakan lahir pada 1470 Masehi. Sunan Drajat adalah putra bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila.Nama pribadi Sunan Muria ada yang mengatakan Raden Prawoto, ada pula yang mengatakan Raden Umar Said. Beliau disebut dengan gelar Sunan Muria karena berhubungan dengan nama gunung tempat beliau dimakamkan: Gunung Muria.Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad.Sunan Gunung Jatibernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar tahun 1450 M.

2.    Walau Raden Said putera seorang bangsawan dia lebih menyukai kehidupan bebas, yang tidak terikat adat istiadat kebangsawanan. Sunan Drajat menekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.Sunan Muria itu adalah Wali yang sakti, kuat fisiknya dapat dibuktikan dengan letak Padepokannya yang terletak di atas gunung. Ja’far Shodiq tidak merasa asing ketika bertanggung jawab sebagai Senopati. Karena saat beliau masih remaja, beliau tidak hanya mempelajari ilmu agama, namun juga ilmu ilmu yang lain, seperti ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan perdagangan.Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecenderungan spiritual dari kakek buyutnya Syekh Maulana Akbar.

3.      Dalam dakwah, Sunan Kalijaga punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Sunan Drajat memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengancara-cara bijak, tanpa memaksa. Sunan Muria menggunakan cara yang seperti digunakanayahnya, yaitu dengan cara yang halus.Sunan Gugnung Jati berdakwah melalui Keraton Cirebon dan Banten, berbagai gerakan dakwahmelalui pengembangan seni dan budaya dilakukan secara persuasif dan sistematis.

4.      Sunan Kalijaga salah satu contoh nilai positif: Memikirkan nasib kaum fakir miskin dan berusaha menyantuninya.Sunan Drajat salah satu contoh nilai positif:Mempunyai jiwa sosial yang tinggi atas masyarakat sekitarnya.Sunan Muria salah satu contoh nilai positif: Sebagai hamba Allah, Sunan Muria tetap memadukan antara menjaga kesehatan hati dengan berzikir, kesehatan pikiran dengan menimba ilmu, serta kesehatan fisik dengan melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki.Sunan Kudus salah satu contoh nilai positif:Sikap toleransi yang tinggi terhadap penganut agama lain.Sunan Gunung Jati salah satu contoh nilai positif:Sunan Gunung Jati tidak hanya menguasai ilmu agama dalam berdakwah, tetapi juga menguasai ilmu politik atau kenegaraan, bahkan ilmu pengobatan, kesemuanya dipergunakan oleh beliau sebagai metode untuk melancarkan dakwah Islam.

Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran  dan dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. kami juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami mohon kritik dan saran dari pembaca.

Kementerian Agama RI, Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2016)

Ridin Sofyan, Dkk. 2004.Islamisasi Islam di Jawa Walisongo, Penyebar Islam di Jawa, Menurut Penuturan Babad.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutrisno, Budiono Hadi. 2009. Sejarah Walisonggo Misi  Pengislaman di Tanah Jawa. Yogyakarta: Graha Pustaka.