Sistem organ tubuh yang berfungsi menerima dan menanggapi rangsang adalah

Pahamifren, setiap melakukan aktivitas pasti ada bagian tubuh kamu yang bergerak bersamaan kan? Misalnya, ketika kamu menyapu halaman, bagian tubuh yang otomatis bergerak adalah tangan, kaki juga indera penglihatan. Kemudian ibumu memanggil, otomatis telinga kamu yang mendengarnya. Nah, seluruh gerakan responsif itu digerakkan oleh sistem yang disebut sebagai sistem koordinasi pada manusia Pahamifren.

Apa itu sistem koordinasi? Untuk menjawabnya, pada Materi Biologi Kelas 11 ini, Mipi akan mengajak kamu belajar materi sistem koordinasi Pahamifren. Simak artikel ini baik-baik ya.

Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur kerja organ-organ pada tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk dapat bekerjasama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik.

Fungsi sistem koordinasi pada manusia diperlukan untuk mengendalikan setiap bagian dalam tubuh agar gerakan yang dihasilkan menjadi tepat sasaran. Tanpa sistem koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu bekerjasama.

Macam Macam Sistem Koordinasi

Masing-masing organ tubuh kita memiliki fungsi yang berbeda-beda, untuk itu tubuh kita memiliki komponen yang menghubungkan setiap organ yang disebut saraf dan darah. Berikut merupakan jenis sistem koordinasi:

Sistem Saraf

Sistem koordinasi saraf adalah organ yang terdiri dari sel-sel neuron dan sel-sel pendukungnya. Sel saraf bekerja menggunakan perbedaan potensial listrik untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Sistem saraf menyampaikan informasi secara cepat melalui sinyal-sinyal listrik yang dialirkan ke organ tubuh lewat jaringan saraf. Sinyal elektrik inilah yang digunakan untuk mengatur dan mengkoordinasikan seluruh organ di dalam tubuh.

Sistem Saraf Terdiri Atas:

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf ini menjadi pusat segala koordinasi dan regulasi organ-organ dalam tubuh. Sistem saraf pusat terhubung dengan otak dan saraf sumsum tulang belakang. Otak memiliki beragam fungsi penting dalam sistem koordinasi pada manusia.

Sistem koordinasi saraf yang terhubung ke otak dapat memberi sinyal untuk meningkatkan laju jantung hingga kecepatan dalam berpikir. Otak sendiri terdiri atas beberapa bagian yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil. Sedangkan bagian saraf pusat yang lainya adalah sumsum tulang belakang yang berperan dalam gerak refleks dan menghubungkan rangsangan dari dan menuju otak.

Sistem Saraf Tepi

Pada sistem saraf ini terdapat beberapa saraf-saraf kecil yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan organ saraf tepi. Sistem koordinasi saraf tersebut adalah saraf somatik dan saraf otonom.

Saraf somatik berperan menerima rangsangan dari luar  tubuh dan menyampaikannya ke otak. Sedangkan saraf otonom bekerja secara tidak sadar saat organ tubuh istirahat atau ketika mencerna makanan.

Sel Saraf

Semua sistem koordinasi saraf tersebut tidak akan berfungsi tanpa adanya sel saraf. Sel saraf atau yang biasa disebut neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem koordinasi saraf. Mekanisme kerja sistem saraf dalam menghantarkan impuls saraf adalah hasil kerja dari neuron ini. Sel saraf juga yang memungkinkan kamu dapat merasakan berbagai rangsang dari panca indra.

Pada sel saraf terdapat tiga komponen utama yaitu dendrit, akson dan ada sinapsis yang masing-masing berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang dihantarkan oleh impuls ke sel saraf lain, efektor maupun ke organ tubuh.

Jenis sistem koordinasi pada manusia lainya adalah alat indra. Sistem ini terdiri dari indra penglihatan, indra pendengaran dan indra perasa. Masing-masing indra ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Di dalam organ indra terdapat ujung saraf yang sangat peka terhadap rangsangan yang disebut reseptor. Alat indra ini merupakan bagian dari sistem koordinasi pada manusia yang berfungsi untuk menerima setiap rangsangan dari luar. Reseptor kemudian meneruskan informasi tersebut ke otak.

Sistem Endokrin

Sistem endokrin di dalam tubuh manusia bertugas mengatur kinerja hormon-hormon yang diproduksi oleh tubuh. Misalnya mengatur jumlah cairan di tubuh, kecepatan pernapasan, suhu tubuh, siklus menstruasi pada wanita hingga mengatur perasaan atau mood kita.

Endokrin mengandung hormon yang dihasilkan dari organ bernama kelenjar. Nah hormon yang dihasilkan pada endokrin, akan disalurkan ke bagian organ tubuh lain yang menjadi tujuannya lewat sirkulasi darah kita.

Kerja sistem endokrin di bawah perintah saraf dan sistem inilah yang menentukan kapan kelenjar harus memproduksi hormon dan kapan melepaskannya. Proses kerja pada sistem endokrin cenderung lebih lambat dalam mengatur aktivitas yang terjadi di tubuh kita.

Nah, itulah materi sistem koordinasi pada manusia yang bisa kamu pelajari. Dari pembahasan di atas, kamu tentu menjadi lebih paham betapa pentingnya sistem koordinasi dalam tubuh kita Pahamifren.

Untuk kamu yang ingin mendapatkan materi pelajaran SMA lainnya, kamu bisa mengunduh aplikasi pelajaran SMA Pahamify. Di sana ada berabgai video belajar menarik dengan konsep yang mudah dipahami dan nggak membosankan lho.

Jangan lupa juga untuk menonton materi belajar lainnya dari kakak-kakak Rockstar Teacher di channel YouTube Pahamify ya.

Penulis: Alya Rizkia Zahra

Fungsi saraf sensorik adalah menerima rangsangan dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak. Hal ini memungkinkan otak untuk memberi respons yang sesuai terhadap rangsangan yang diberikan.

Fungsi saraf sensorik secara umum adalah membuat kita bisa melihat, mendengar, mengenal bau, dan yang tak kalah penting, merasakan sesuatu secara fisik. Fungsi merasakan ini tergolong dalam sistem somatosensorik.

Sistem organ tubuh yang berfungsi menerima dan menanggapi rangsang adalah

Sistem sensorik atau pancaindra bekerja spesifik dalam mendeteksi rangsang tertentu. Sebagai contoh, mata hanya bisa menangkap rangsang cahaya dan warna, sedangkan telinga hanya bisa mendeteksi suara. Namun, terkadang ada orang yang bisa merasakan rangsang tertentu, padahal stimulus yang diterimanya bukan ditujukan untuk indra tersebut. Kondisi ini disebut sinestesia.

Fungsi saraf sensorik pada sistem somatosensorik secara umum adalah untuk merasakan rangsang sentuhan, suhu, dan rasa nyeri. Lebih spesifiknya, sistem saraf ini bisa membuat kita merasakan sentuhan halus dan kasar, getaran, tekanan, serta gerakan dan perubahan posisi tubuh.

Fungsi Saraf Sensorik pada Sistem Somatosensorik

Seluruh rangsangan diterima oleh tubuh melalui reseptor, kemudian dikirim ke saraf tepi, menuju saraf tulang belakang, dan terakhir ke otak. Tubuh memiliki banyak reseptor dan masing-masing memilki tugas dan fungsinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa tipe reseptor pada sistem somatosensorik:

1. Nyeri

Nosiseptor atau yang biasa disebut dengan reseptor nyeri adalah reseptor yang bertugas untuk menyalurkan sinyal nyeri dari tubuh agar bisa sampai ke otak. Fungsi saraf sensorik ini sangat penting untuk melindungi diri kita.

Contohnya, saat Anda berjalan dan tidak sengaja menginjak serpihan kaca, nosiseptor akan mengirimkan sinyal bahwa kaki Anda sedang terluka. Otak yang menerima sinyal ini akan segera memerintahkan kaki Anda untuk mengangkat dan menghindari sumber nyeri sehingga kerusakan yang terjadi tidak lebih besar.

2. Suhu

Reseptor ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu lingkungan pada kulit. Fungsi saraf sensorik ini penting karena tubuh kita perlu menyesuaikan suhu dengan suhu lingkungan untuk bisa berfungsi dengan baik.

3. Sentuhan

Reseptor sentuhan terdiri dari macam-macam jenis dan banyak ditemukan di kulit. Mereka semua berperan dalam menjalankan fungsi saraf sensorik untuk merasakan sentuhan, getaran, tekanan, dan tekstur suatu benda.

4. Propriosepsi

Reseptor-reseptor sentuhan juga membuat kita jadi sadar mengenai keberadaan diri kita dalam suatu ruangan. Fungsi saraf sensorik ini dinamakan propriosepsi. Dengan fungsi ini, Anda otomatis bisa merasakan keberadaan semua anggota tubuh Anda, sekaligus menstabilkan posisi mereka sesuai dengan keadaan lingkungan Anda berada.

Gangguan Fungsi Saraf Sensorik

Seperti yang disebutkan di atas, perjalanan rangsangan untuk diterjemahkan oleh otak melewati proses yang panjang. Jika terjadi gangguan pada salah satu bagian dari perjalanan tersebut, otak bisa-bisa salah menerjemahkan rangsang tersebut.

Salah satu gangguan pada fungsi saraf sensorik adalah neuropati perifer, yaitu sebuah kondisi saat terjadi gangguan pada jalannya rangsangan pada saraf tepi. Pada kondisi ini, Anda bisa merasakan sesuatu walaupun tidak ada rangsangan atau justru tidak merasakan apa-apa ketika ada rangsangan.

Gejalanya bisa berupa mati rasa, kesemutan (parastesia), atau justru rasa nyeri seperti terbakar, atau tertusuk-tusuk pada kaki atau tangan. Keluhan pada neuropati perifer biasanya timbul perlahan seiring berjalannya waktu.

Bahaya lain yang bisa terjadi akibat kondisi ini adalah tubuh jadi tidak bisa merasakan tekanan atau sentuhan dengan normal sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan saat berjalan. Selain itu, tubuh juga bisa tidak menyadari jika ada rangsangan nyeri, sehingga menyebabkan munculnya luka-luka yang tidak disadari.

Dengan mengetahui fungsi saraf sensorik bagi tubuh dan gejala-gejala pada gangguan fungsi saraf sensorik, Anda dapat menjadi lebih waspada terhadap gejala-gejala awal gangguan saraf sensorik.

Bila Anda merasakan keluhan seperti rasa tebal, kesemutan, atau seperti ditusuk-tusuk jarum, periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan agar penyebab keluhan bisa segera diketahui dan diatasi.