Setelah imunisasi DPT dikompres air apa?

Bayi demam setelah imunisasi sering kali membuat para ibu khawatir dan bertanya-tanya, normalkah reaksi ini? Sama seperti obat-obatan yang dapat menimbulkan efek samping, beberapa vaksin juga memberikan reaksi serupa. Namun, tidak semua efek samping tersebut berbahaya. Artikel ini akan membantu Anda memahami efek normal dari vaksin dan penanganannya di rumah.

Efek Samping Normal Pemberian Vaksin

Beberapa jenis vaksin pada bayi, seperti vaksin DPT, campak, dan meningitis B memang menimbulkan efek demam selama 24 – 48 jam pertama. Selain demam, pemberian vaksin juga dapat menimbulkan efek samping berikut ini:

Bayi mungkin mengalami iritabilitas dalam 48 jam pertama setelah vaksin. Gejala yang muncul berupa timbul ruam selama 1 – 4 minggu. Reaksi ini seringnya terjadi setelah imunisasi MR atau campak.

Bayi lebih sering mengantuk dalam 48 jam pertama setelah vaksin. Ini normal selama bayi tetap bangun untuk menyusu.

Reaksi lokal. Kulit yang disuntik dapat mengalami kemerahan, pembengkakan, dan disertai nyeri. Umumnya, gejala-gejala ini mulai muncul pada 24 jam setelah disuntik. Reaksi lokal ini dapat bertahan selama 3 – 5 hari, sedangkan pada vaksin DPT, reaksi lokal bisa bertahan hingga 7 hari.

Cara Mengatasi Demam Pada Bayi Setelah Imunisasi

Untuk mengatasi demam yang muncul setelah tindakan imunisasi pada bayi, Anda dapat melakukan hal berikut:

Kompres dengan Air Hangat.

Kompres lipatan-lipatan tubuh bayi (ketiak, leher, atau selangkangan) dengan air hangat untuk mengurangi demam. Kompres air hangat ini juga dapat diberikan pada bagian kulit bekas suntikan untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan selama 10 menit dan ulangi sesuai kebutuhan.

Perlu diingat, jangan mengompres bayi maupun area bekas suntikannya dengan air dingin atau air es.

Pijat lembut area suntikan untuk membantu mengurangi bengkak. Tindakan ini bisa kamu lakukan sebanyak 3 kali sehari atau lebih.

Jika area suntikan menunjukkan reaksi alergi seperti gatal dan kemerahan, kamu dapat mengoleskan krim hidrokortison 1% pada area tersebut.

Pada kondisi ini, sangat penting untuk menjaga asupan cairan pada bayi agar terhindar dari dehidrasi. Untuk bayi berusia 6 bulan ke bawah, berikan hanya ASI atau susu formula saja. Dengan catatan, susu formula tersebut atas rekomendasi dokter.

Hindari membungkus bayi dengan selimut atau memberinya baju lengan panjang yang tebal ketika demam. Pasalnya, tindakan tersebut dapat menghambat penurunan demam bayi dan justru berisiko suhu tubuhnya meningkat.

Untuk demam tingkat rendah 37,8 – 38,5° C sebaiknya tidak diberikan obat demam karena pemberian obat tersebut justru dapat mengurangi respons imun normal tubuh bayi.

Obat penurun demam atau parasetamol dapat diberikan ketika demam mencapai suhu di atas 38,5° C. Obat demam ini juga dapat diberikan ketika anak tampak tidak nyaman, gelisah, dan kesulitan tidur akibat demam yang dia alami.

Kapan Waktu yang Tepat Pergi ke Dokter?

Beberapa kondisi demam setelah imunisasi bisa saja membutuhkan perhatian khusus dan penanganan dokter. Berikut beberapa kondisi demam setelah imunisasi yang perlu diwaspadai:

Demam tinggi lebih dari 40° C

Bayi memiliki riwayat kejang di keluarga atau pernah mengalami kejang sebelumnya. Apabila bayi terlanjur mengalami kejang, redakan serangan kejang tersebut sebelum membawanya ke dokter atau rumah sakit

Berlangsung lebih 3 hari.

Demam terjadi pada bayi berusia di bawah 3 bulan.

Bayi tidur terus dan susah dibangunkan untuk menyusu.

Bayi mengalami syok anafilaktik atau alergi yang berakibat fatal.

Segera hubungi dokter atau bawa bayi ke rumah sakit ketika muncul efek di atas. Agar dokter dapat memberikan penanganan atau pertolongan yang tepat pada bayi demam setelah imunisasi.

Meski menimbulkan demam dan efek samping lainnya, pemberian vaksin tetap perlu dilakukan terlebih di masa pandemi ini. Pada dasarnya, efek samping tersebut merupakan pertanda bahwa tubuh bayi sedang membentuk antibodi untuk melindungi diri dari paparan penyakit menular.

Konsultasikan dengan dokter sebelum tindakan imunisasi dan bekali diri dengan pengetahuan cara mengatasi bayi demam setelah imunisasi agar Anda tidak panik.

Daftar isi

  • 1 Apa yang harus dilakukan agar bayi tidak rewel setelah imunisasi?
  • 2 Bekas imunisasi dikompres dengan air apa?
  • 3 Apakah Bolehkah bekas suntikan DPT dikompres air hangat?
  • 4 Bolehkah kompres air hangat setelah imunisasi?

Cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi yang pertama adalah dengan memberikan kompres air dingin di area suntikan. Kompres dilakukan untuk mengurangi bengkak dan merah yang biasa terjadi di bagian yang mendapatkan suntikan. Banyak bayi yang menangis terus-menerus akibat efek samping yang dirasakannya.

Bekas imunisasi dikompres dengan air apa?

Mengompres dengan air dingin yang bersuhu rendah akan merangsang peyempitan darah serta memperlambat aliran darah ke area bekas suntikan. Ibu bisa mengompres dengan handuk dingin atau dengan kapas atau kain kasa yang dicelupkan ke air dingin.

Apa yang dirasakan bayi setelah imunisasi?

Demam adalah salah satu efek samping dari imunisasi. Hal ini disebabkan oleh masuknya zat asing ke dalam tubuh anak. Akibatnya, peningkatan suhu tubuh pun terjadi dan bayi menjadi rewel atau tidak berhenti menangis. Umumnya anak akan mengalami demam beberapa jam setelah diimunisasi.

Mengapa bayi menangis terus setelah imunisasi?

Sebab, rewel dan tangisan anak adalah hal yang wajar terjadi setelah imunisasi. Hal ini merupakan respon atau cara bayi menunjukkan rasa sakit setelah disuntik. Imunisasi BCG memang bisa menyebabkan bayi merasa sangat kesakitan karena suntikan dilakukan pada kulit yang penuh dengan saraf reseptor.

Apakah Bolehkah bekas suntikan DPT dikompres air hangat?

Pada fase awal terjadinya bengkak kompres air dingin akan menghambat bengkak menjadi lebih berat, akan tetapi apabila sudah lewat 5 hari disarankan melakukan kompres air hangat agar bengkak tersebut jauh lebih cepat kempes.

Bolehkah kompres air hangat setelah imunisasi?

Mengompres bayi dengan air hangat bisa menjadi solusi jika demam tak kunjung turun. Bunda bisa menggunakan handuk kecil bersih dan berbahan lembut. Di samping itu, Bunda juga dapat mengompres area tubuh bekas suntikan dengan air dingin untuk meredakan rasa sakit dan bengkak yang mungkin terjadi.

Berapa lama efek demam setelah imunisasi DPT?

Efek samping pasca imunisasi merupakan hal yang normal karena akan hilang dalam waktu 1-2 hari, walaupun dalam beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama, tetapi kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.

Habis imunisasi DPT apakah boleh mandi?

Jawabannya, boleh. Setelah mandi pastikan Si Kecil tidak dekat dengan sumber infeksi. Jangan sampai bayi berdekatan dengan orang yang sedang sakit, termasuk flu dan batuk.

Imunisasi DPT dikompres air apa?

Berikut ini empat langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang demam pasca imunisasi: - Kompres bekas suntikan yang biasanya terdapat pada lengan atau paha dengan air dingin. - Berikan cairan untuk menambah tenaga (ASI atau air buah).

Apakah bekas suntikan imunisasi boleh dikompres air hangat?

Mengompres hangat bekas suntikan, jangan ditekan atau digosok berlebihan, apalagi dengan tangan kotor. Jaga agar bekas suntikan selalu bersih. Kenakan pada anak pakaian yang longgar dan lembut bahannya.

Apakah bekas suntikan DPT harus dikompres?

- Pasangkan kompres di bagian luka suntikan DPT Kompres bekas suntikan DPT yang membengkak dengan air dingin. Sebenarnya, cara ini bisa membuat bayi merasa lebih nyaman. Setidaknya, rasa nyeri tersebut teralihkan dengan kompres tersebut.

Bagaimana cara mengompres bekas suntikan imunisasi?

Cara untuk kompres bekas suntikan imunisasi yang membengkak.
istirahat yang cukup..
berikan anak cairan yang cukup..
bila demam kompres hangat serta berikan obat penurun demam sekaligus mengatasi nyeri seperti paracetamol..
jika adanya bengkak melakukan kompres dingin pada area bengkak selama 10-20 menit..