TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai kerajinan bahan limbah keras, mulai dari pengertian, jenis hingga cara pengolahannya. Bahan limbah dapat dijadikan menjadi kerajinan yang menarik. Ada beberapa bahan limbah, termasuk limbah keras. Limbah keras terbagi lagi menjadi dua yaitu limbah keras organik dan anorganik. Limbah keras organik dan anorganik ini dapat disulap menjadi aneka kerajinan yang unik dan menarik. Lantas, apa itu limbah keras? Baca juga: Jenis-jenis Planet Luar dan Dalam di Tata Surya, Lengkap dengan Ciri-ciri dan Karakteristiknya Pengertian Limbah Keras Dikutip dari Buku Prakarya SMP Kelas 8 Edisi Revisi 2017 Semester 2, limbah keras merupakan limbah yang berwujud keras, padat, dan tidak mudah berubah bentuk. Selain itu, juga tidak mudah diolah serta tidak mudah terurai dalam tanah. Jadi kerajinan bahan limbah keras ialah suatu kerajinan yang dibuat menggunakan bahan dari limbah keras.
Home » Kelas XII » Tahapan Produksi Kerajinan Hiasan Berbahan Limbah
Produksi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka menambah nilai pada suatu barang kerajinan. Arah kegiatannya ditujukan kepada upaya upaya pengaturan yang sifatnya menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang kerajinan. Proses produksi barang kerajinan memiliki proses produksi yang disebut dengan tahapan produksi. Tahapan produksi adalah urutan proses produksi dari awal sampai dengan akhir. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Berikut ini urutan tahapan produksi kerajinan hiasan berbahan limbah. 1. Tahap PembahananTahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sangat beragam. Pada limbah berbahan alami, proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet, tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme. Misalnya saja proses pembahanan pada limbah kulit jagung dilakukan produk hiasan yang dihasilkan awet dan tahan dari mikroorganisme. Limbah kulit jagung yang digunakan adalah bagian dalam, pada proses ini kulit jagung bagian luar dipisahkan dengan kulit jagung bagian dalam. Lembaran-lembaran kulit jagung bagian dalam dikeringkan selama 2-3 hari. Kulit jagung yang sudah kering biasanya kusut dan tidak rata permukaannya. Apabila diperlukan bahan baku lembaran yang rata, kulit jagung dapat disetrika atau dipress dengan menggunakan panas. Kulit jagung yang sudah dikeringkan siap dibentuk menjadi produk hiasan.
Pewarnaan kulit jagung dapat dilakukan pada tahap pembahanan ini. Pada bahan kulit jagung, perwarnaan dilakukan dengan merebus kulit yang sudah dikeringkan dengan pewarna tekstil. Setelah pewarnaan, kulit jagung dikeringkan dan kemudian siap dibentuk. Beberapa contoh pembahanan yang lain antara lain sebagai berikut.
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).
4. Tahap Finishing Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan hiasan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk. Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing yang berbeda antara satu dengan kerajinan yang lainnya. beberapa bentuk finishing pada beberapa jenis kerajinan hias antara lain sebagai berikut.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 1:25 AM
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya faktor bencana alam di suatu kawasan. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah munculnya limbah dari berbagai aktivitas manusia. Penumpukan limbah sering kali terjadi dikarenakan limbah yang tidak sepenuhnya dapat diolah kembali menjadi material bermanfaat. Bila dibiarkan terus menerus, penumpukan limbah dapat mengganggu kesehatan, kebersihan, keindahan dan kenyamanan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut, Oleh sebab itu, harus dilakukan upaya-upaya yang dapat mengurangi penumpukan limbah dengan menerapkan konsep 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Mengacu pada konsep tersebut, Sobat SMP dapat mencoba mengolah limbah keras menjadi bahan baku atau menjadi barang daur ulang yang bernilai guna. Limbah keras adalah limbah yang berwujud keras, padat, tidak mudah berubah bentuk, tidak mudah diolah, dan tidak mudah terurai dalam tanah. Limbah keras relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi memerlukan waktu yang lama. Jenis limbah keras ada dua, yaitu limbah keras organik dan anorganik. Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam laut dan daratan (tumbuhan dan hewan) bersifat keras, padat, pejal, solid dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai oleh bakteri di dalam tanah, limbah jenis ini biasanya berasal dari limbah domestik yaitu dari sampah rumah tangga. Sedangkan limbah keras anorganik adalah jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk, tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa, melainkan harus menggunakan teknologi tertentu seperti pemanasan, pembakaran, dan penghancuran. Limbah keras anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri dan pertambangan. Kali ini, Direktorat SMP akan membahas mengenai proses pengolahan bahan limbah keras. Proses pengolahan bahan limbah keras secara umum sama yakni dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Sobat SMP dapat mencoba proses pengolahan limbah keras secara sederhana seperti langkah-langkah di bawah ini: 1. Pemilahan bahan limbah Baca Juga 3 Cara Mengasah Kemampuan Akting dalam Seni Teater Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi. Hal ini bertujuan untuk menentukan bahan limbah mana yang masih dapat dipergunakan kembali dengan penambahan-penambahan material, sekaligus merancang konsep keluaran (output) apa yang ingin diciptakan. 2. Pembersihan limbah Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencucian dengan menggunakan deterjen agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih dan tidak berbau. 3. Pengeringan Selanjutnya, Sobat SMP melakukan pengeringan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari langsung atau dapat juga secara langsung dengan dibersihkan menggunakan lap kering. 4. Pewarnaan pewarnaan Proses pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas dengan cat. Gunakan zat pewarna yang sesuai dengan material limbah keras yang dipakai, agar warna muncul sempurna dan melekat dengan baik. Selain diwarnai, limbah plastik juga dapat ditambahkan ornamen seperti gambar motif maupun dengan menempelkan elemen dekoratif seperti renda, dan lain-lain. 5. Pengeringan setelah pewarnaan Setelah diberi warna, bahan limbah harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau diangin-anginkan. 6. Penghalusan bahan agar siap pakai Untuk menyempurnakan tampilan barang olahan limbah keras, maka diperlukan proses finishing. Finishing juga memiliki bermacam-macam teknik yang bisa disesuaikan dengan barang, seperti dipotong, ditempa, dilem, digerinda, dan diamplas. Dengan mencoba mengolah limbah keras di sekitar tempat tinggal, Sobat SMP dapat turut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan loh. Bila produk hasil daur ulang cukup menarik dan memiliki nilai guna, Sobat SMP juga dapat mendulang rupiah dengan menjual barang-barang tersebut. Menarik, bukan? Selamat mencoba di rumah, ya. Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP Referensi: http://ditsmp.kemdikbud.go.id/modul-pjj-gasal-prakarya-kerajinan-kelas-viii/ |