Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini

Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini

Homo Naledi Hominin tingginya sekitar 1,5 meter dengan berat sekitar 45 kg dan volume otaknya sebesar jeruk, Afsel, Selasa (9/5). Penemuan Homo naledi di goa Rising Star di Afrika Selatan mengundang decak kagum sekaligus pertanyaan. (AFP/GULSHAN KHAN)

Bola.com, Jakarta - Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman pra aksara atau zaman sebelum manusia belum mengenal tulisan.

Konon, manusia purba hidup pada jutaan tahun yang lalu. Wajar ada yang mengatakan manusia purba sebagai nenek moyang dari manusia yang hidup saat ini.

Manusia purba hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau sering disebut nomaden. Kehidupan dari manusia purba masih sangat sederhana dan masih sangat tergantung pada alam.

Kondisi tersebut yang menjadikan manusia purba tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Beberapa fosil manusia purba ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Mojokerto, Ngandong, Solo, Pacitan, dan Sangiran (Sragen).

Ada tiga jenis manusia purba yang pernah ada di Indonesia, yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pithecanthropus (manusia kera yang sudah berjalan dengan tegak), dan Homo (menyerupai manusia modern).

Masing-masing manusia purba ini memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri manusia purba. Bagaimana ciri masing-masing manusia purba yang ada di Indonesia?

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri manusia purba yang ada di Indonesia, seperti dilansir dari laman pintarnesia.com, Kamis (5/8/2021).

  •  Meganthropus Palaojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus diketahui sebagai jenis manusia purba yang paling tua. Jenis manusia purba ini ditemukan sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran (Sragen), yang merupakan lembah dari sungai Bengawan Solo dari lapisan Pleistosen.

Fosil dari manusia Meganthropus ini ditemukan oleh arkeolog asal Belanda bernama Van Koenigswald.

Meganthropus Paleojavanicus memiliki beberapa ciri-ciri seperti :

- Bertahan hidup dengan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan.

- Tidak memiliki dagu sehingga manusia purba ini lebih mirip dengan kera.

- Pada bagian kepalanya memiliki tonjolan yang tajam.

- Memiliki tulang pipi yang tebal dan memiliki tonjolan pada bagian kening yang mencolok.

- Memiliki gigi, rahang, dan otot kunyah yang kuat.

- Memiliki postur tubuh tegap.

Ada tiga jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia. Tiga jenis fosil Pithecanthropus tersebut, yakni:

Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup di Indonesia sekitar satu hingga dua juta tahun lalu. Fosil pertamanya berupa bagian geraham ditemukan di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil, Ngawi.

Fosil Pithecanthropus Erectus tersebut ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890. 

Pithecanthropus Erectus memiliki beberapa ciri, antara lain:

- Memiliki otak dengan volume 750-1350 cc yang artinya lebih besar dari Meganthropus.

- Memiliki tinggi badan sekitar 155-180 cm.

- Memiliki postur tubuh yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

- Memiliki rahang dan gigi geraham yang sangat kuat.

- Berhidung tebal.

- Memiliki tonjolan kening yang tebal serta melintang di dahi dari satu sisi ke sisi yang lainnya.

- Bagian wajah menonjol ke depan tetapi dahinya miring ke belakang.

- Pada bagian belakang kepalanya juga menonjol.

- Memiliki alat tengkuk dan alat pengunyah yang sangat kuat.

  • Pithecanthropus Mojokertensis

Di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus. Adalah Von Koenigswald yang menemukan fosil manusia purba ini pada 1939. Penemuan pertamanya berupa fosil tengkorak manusia purba anak–anak, yang diperkirakan berusia enam tahun.

Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

- Tulang pipi dan alat pengunyah kuat.

- Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis.

- Muka menonjol ke depan.

- Tulang kepala belakang terlihat menonjol berbadan tegap.

- Tinggi badan antara 165-180 cm.

- Otot-otot tengkuk kukuh.

- Volume otak antara 650-1.000 cc.

  • Pithecanthropus Soloensis

Fosil Pithecanthropus Soloensis ditemukan di daerah Ngandong, Blora. Alasan diberi nama Pithecanthropus Soloensis karena ditemukan di sekitaran Bengawan Solo. Jenis manusia purba tersebut merupakan pemakan tumbuhan dan kerap berburu hewan untuk dijadikan santapan.

Fosil Pithecanthropus Soloeinsis ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.

Pithecanthropus Soloensis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Memiliki volume otak antara 750-1350 cc.

- Bertinggi badan sekitar 165-180 cm.

- Memiliki badan yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

- Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di sepanjang pelipis.

- Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.

- Memiliki gigi geraham dan rahang yang besar.

- Memakan makanan berupa daging hasil dari buruan dan tumbuh-tumbuhan.

Di Indonesia telah ditemukan tiga jenis manusia purba homo yaitu, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis.

Weidenrich dan Koenigswald menemukan Homo Soloensis pada 1931. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300 ribu sampai 900 ribu tahun lalu.

Ciri-ciri manusia purba Homo Soloensis:

- Memiliki volume otak antara 1000-1300 cc yang sudah menyerupai manusia modern.

- Bertinggi badan 130-210 cm.

- Memiliki wajah yang tidak menonjol ke depan.

- Sudah berjalan dengan tegap dengan dua kaki sehingga lebih sempurna dalam berjalan.

- Otot tengkuk pada manusia purba Homo mengalami penyusutan.

Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan dengan fosil ini.

Eugene Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di daerah Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur.

Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis:

-Memiliki hidung yang lebar dan mulut yang menonjol.

- Wajahnya lebar dan datar.

- Tulang tengkoraknya membulat.

- Sedikit ada tonjolan pada bagian dahi yang sedikit mencolok.

Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dan diperkirakan hidup 12 ribu tahun lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup berdampingan dengan jenis-jenis manusia purba lainnya.

Ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:

- Berbadan tegap.

- Sudah berjalan menggunakan dua kaki (bipedal).

- Memiliki tinggi badan sekitar 1 meter.

- Volume otaknya sudah mencapai 417 cc.

- Tidak memiliki dagu.

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini. Homo Sapiens telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia.

Ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens:

- Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm.

- Berat badan antara 30-150 kg.

- Volume otak antara 1.000-2.000 cc.

- Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang bawah.

- Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil.

- Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.

Sumber: Pintarnesia

Siapa nenek moyang manusia? Siapakah Lucy? Apa itu Homo sapiens? Ah, banyak sekali pertanyaan seputar evolusi. Supaya nggak penasaran lagi, langsung aja yuk kita bahas perbedaan manusia purba dan manusia modern dalam teori evolusi!

Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini
Teori “The March of Progress”. (Arsip Zenius)

Elo bisa jawab pertanyaan pada gambar di atas nggak? Kira-kira ada yang salah nggak sih? Atau menurut elo gambar di atas udah benar dan nggak ada yang salah?

Kalau kita lihat dari sisi Biologi, gambar di atas kurang tepat, guys. Kenapa?

1. Proses evolusi bukan merupakan goal oriented

Artinya, evolusi hanya suatu proses yang terjadi, bukan menuju akhir tertentu.

2. Evolusi itu nggak linear

Evolusi nggak semudah yang dijelaskan pada gambar di atas. Melainkan, evolusi itu bercabang dan rumit, yang hasilnya merupakan varian berbeda.

3. Evolusi bukan merupakan progress, tetapi suatu perubahan

Evolusi nggak ngomongin tentang progress yang mengharuskan kesempurnaan, tetapi ngomongin tentang perubahan.

Nah, kalau gambar di atas salah, lalu yang merepresentasikan evolusi manusia itu yang seperti apa? Yang lebih tepat adalah pohon filogeni.

Baca juga: Charles Darwin: Pelopor Teori Evolusi oleh Seleksi Alam

Kladogram Pohon Filogeni

Pohon filogeni atau pohon evolusi merupakan diagram percabangan yang menunjukkan hubungan evolusi antara berbagai makhluk hidup berdasarkan kemiripan dan perbedaannya. Nggak perlu dihafalkan, intinya elo ingat aja pohon. Sebagaimana pohon, pohon filogeni juga punya batang dan saling bercabang.

Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini
Kladogram pohon filogeni. (Arsip Zenius)

Mereka semua yang ada di pohon filogeni hominin hidup pada skala waktu yang berbeda-beda. Elo bisa lihat skala waktunya di sebelah kiri ya (dalam mya atau million years ago). Hominin awal atau manusia purba muncul sekitar 6 juta tahun yang lalu, sedangkan yang paling akhir adalah Homo sapiens atau manusia modern seperti kita.

Di sini, elo juga bisa mengetahui perbedaan manusia purba dan manusia modern seperti kita. Manusia purba hidupnya masih transisi dari arboreal ke terrestrial. Jadi, mereka mayoritas hidupnya di atas pohon seperti siamang. Tapi, udah ada beberapa yang turun dari pohon dan menghabiskan hidupnya di daratan. Nah, manusia purba ini dikelompokkan dalam satu kelompok besar yang disebut Ardipithecus.

Kemudian, dari terrestrial membentuk cabang menjadi kelompok lain yang bipedal atau udah berjalan tegak dengan dua kaki. Kelompok bipedal awal adalah Australopithecus yang hidup sekitar 4-2 juta tahun yang lalu.

Setelah itu, ada percabangan lagi. Keturunannya ada yang menjadi genus Homo dan ada yang menjadi Paranthropus (hidup berdampingan dengan manusia). Sayangnya, genus Paranthropus nggak ada yang survive sampai saat ini. Jadi, sampai saat ini kita hanya punya satu genus aja, yaitu genus Homo yang udah eksis sejak 2 juta tahun yang lalu hingga saat ini.

Nah, genus Homo ini yang terus berkembang dan percabangannya udah rumit banget, mulai dari event Encephalization (meningkatnya kemampuan berpikir) hingga Sociality (meningkatnya kemampuan bersosialisasi). Bahkan, sampai saat ini belum diketahui pasti siapa nenek moyangnya siapa, karena terlalu rumit dan banyaknya percabangan.

Penjelasan lengkap dari tutor Biologi yang disertai ilustrasi bisa elo tonton di sini.

Baca juga: Apa Betul Hewan Purba itu Moyangnya Hewan Sekarang? Tahu dari Mana?

Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern

Perbedaan manusia purba dan manusia modern bisa dilihat dari dua sisi, yaitu fisik dan non-fisik. Nah, elo bisa lihat perbedaan dan anatomi perbandingan mendukung teori evolusi dari gambar infografis di bawah ini.

Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini
Perbedaan manusia purba dan manusia modern. (Arsip Zenius)

Kalau elo bertanya apa itu homo sapiens dan gimana sih ciri-ciri homo sapiens? Maka, kurang lebih elo udah menemukan jawabannya pada gambar di atas. Jadi, genus Homo itu terbagi lagi menjadi tiga, yaitu Homo erectus, Homo neanderthalensis, dan Homo sapiens. Untuk yang paling awal muncul di genus Homo adalah Homo erectus, selanjutnya Homo neanderthalensis, dan terakhir adalah Homo sapiens yang merupakan manusia modern seperti kita.

Ciri-ciri Homo sapiens yang paling mencolok, yaitu:

  1. Ukuran tengkorak atasnya besar, sehingga volume otaknya besar.
  2. Ukuran rahang bawah dan tulang pipi kecil. Termasuk gigi yang ukurannya paling kecil dibandingkan dengan Homo lainnya.

Supaya infografis di atas bisa semakin elo pahami, maka elo perlu menonton video Zenius untuk mendapatkan penjelasan langsung dari tutor Biologi. Yuk, langsung klik banner di bawah ini!

Sebutkan 3 perbedaan manusia purba dengan manusia masa kini

Gimana, udah paham kan sama perbedaan manusia purba dan manusia modern dari uraian di atas? Kalau masih bingung, jangan sungkan buat tonton video belajar Zenius yang bakal bantu kamu memahami materi tersebut ya. Nah, setelah paham, sekarang muncul lagi pertanyaan:

“Mengapa Australopithecus afarensis atau Lucy dijuluki sebagai ibu kemanusiaan?”

Hmmm … kira-kira kenapa ya? Pertanyaan tersebut udah dijawab di artikel Zenius: Penemuan Fosil Lucy, Pengubah Sejarah Evolusi Manusia (24 November 1974).

Contoh Soal Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern

Untuk menguji sejauh mana pemahaman elo mengenai perbedaan manusia purba dan manusia modern, gue ada beberapa contoh soal dan pembahasan yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Contoh Soal 1

Pola makan hominim dapat diketahui lewat fitur ….

a. Ukuran tengkorak dan rahang.

b. Ukuran tengkorak dan rahang, serta bentuk tulang rusuk.

c. Ukuran tengkorak dan rahang, serta letak foramen magnum.

d. Ukuran tengkorak dan rahang, bentuk tulang rusuk, serta letak foramen magnum.

e. Nggak bisa ditentukan.

Jawab: b. Ukuran tengkorak dan rahang, serta bentuk tulang rusuk.

Pembahasan: Ukuran tengkorak, rahang, pola, dan bentuk gigi menentukan makanan apa yang dimakan. Sedangkan, bentuk rusuk yang mirip kerucut menentukan bagaimana saluran pencernaan yang dimiliki oleh spesimen tersebut.

Contoh Soal 2

Berikut ini, manakah yang bukan kelompok besar hominim?

a. Kelompok Australopithecus.

b. Kelompok Homo.

c. Kelompok Paranthropus.

d. Kelompok Meganthropus.

e. Kelompok Ardipithecus.

Jawab: d. Kelompok Meganthropus.

Pembahasan: Meganthropus statusnya masih diperdebatkan, karena fosilnya yang hanya berupa fragmen-fragmen nggak utuh. Beberapa paleontolog mengelompokkan sebagian fosil meganthropus sebagai Homo erectus.

*****

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang perbedaan manusia purba dan manusia modern? Buat yang lebih menyukai belajar dengan nonton video, elo bisa mengakses materi ini di video belajar Zenius menggunakan akun yang sudah didaftarkan di website dan aplikasi Zenius sebelumnya, ya!

Baca juga: Determinasi Seks dan Penentuan Jenis Kelamin Makhluk Hidup – Materi Biologi Kelas 12