New York 23 September 2015 Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Prof. DR.dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) dalam sambutannya pada pertemuan “Menerjemahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDG’s) dalam Agenda Pembangunan Nasional” yang diselenggarakan oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI), International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Ford Foundation, OSF, MAVC dan TIFA di Gedung Ford Foundation New York USA, 23 September 2015. Hadir dalam pertemuan tersebut Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kemitraan dan SDG’s Diah S. Saminarsih, MSc. Lebih lanjut Menkes mengatakan sebagai tindak lanjut MDGs, selama 15 tahun kedepan, SDGs akan diarahkan pada kewajiban-kewajiban untuk melanjutkan dan memperluas keberhasilan MDGs. Mengamati inklusifitas dalam proses penyusunannya, SDGs diharapkan mempu membangun diatas pondasi yang sudah dibuat MDGs. Integrasi antar dimensi yang berbeda dari pembangunan berkelanjutan, tidak hanya terkait pencapaian target, namun juga penting dipastikan upaya bersama di tingkat nasional untuk memasukkan SDGs dalam agenda pembangunan nasional – dari perencanaan sampai pelaksanaan. Hal penting yang perlu diingat bersama adalah SDGs tidak dapat dilaksanakan sendiri, tanpa dukungan semua pihak. Dalam pelaksanaannya diperlukan partisipasi aktif dari banyak pihak, pemerintah, LSM, sektor swasta, akademisi dan media. Implementasi SDGs harus dilaksanakan secara inklusif, sama seperti proses penyusunannya. Ada tiga elemen penting dalam pengarusutamaan pelaksanaannya yaitu kerangka kebijakan, struktur institusi dan keterlibatan masyarakat. Tiga hal tersebut harus senantiasa disinkronkan satu sama lain tandas Menkes. Kedepan, dokumen SDGs akan diadopsi oleh negara-negara dalam Sidang PBB ke 70 minggu ini dengan judul Transformasi Dunia Kita: Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dokumen ini mencantumkan transformasi yang dunia harus lakukan untuk memenuhi aspirasi dan tantangan Agenda Pembangunan Pasca 2015. Salah satu hal penting adalah pembangunan tidak bisa meninggalkan siapapun. Ide ini mempengaruhi cara berfikir kita dan bagaimana kebijakan dibuat. Kebijakan harus dirancang untuk mengedepankan kelompok berisiko, dimana lingkungan dan cara hidupnya, merupakan tantangan pembangunan, ujar Menkes. Di tingkat nasional, Indonesia memiliki “Nawa Cita” atau 9 agenda prioritas. Seperti SDGs, Nawa Cita juga diprioritaskan kepada yang berisiko tinggi. Kita perlu sadari bersama, bahwa Nawa Cita bisa berfungsi sebagai kendaraan untuk membawa SDGs menjadi nyata. Perencanaan yang terintegrasi di tingkat nasional, tidak hanya melibatkan kementerian teknis, tapi juga melibatkan lembaga perencanaan tingkat nasional sebagai penghubung perencanaan pembangunan nasional. Pada akhir sambutannya Menkes menekankan kembali bahwa kita sudah memasuki era 15 tahun kedepan (SDGs), mari merefleksikan apa yang sudah sukses dilaksanakan dan apa yang perlu kita lakukan lebih baik. SDGs memberikan kepada dunia, infrastruktur yang cukup, untuk melakukan transformasi dunia di tahun 2030. Namun demikian, sejauh mana transformasi dapat dilakukan, tergantung pada aksi yang dilakukan di tingkat nasional. Sebagai penutup, saya mengulang kembali bahwa aspirasi transformasi yang dibawa SDGs, hanya dapat berhasil, apabila kita sudah melakukan tranformasi cara berfikir. Tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, namun mengintegrasikan kegiatan dari perencanaan sampai pelaksanaan. Saya berharap, transformasi dapat dilahirkan di dalam ruangan ini dan dilanjutkan dengan mengajak hadirin untuk bertranformasi dalam pemikiran dan memberikan rekomendasi terbaik, untuk implementasi di tingkat nasional. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email . Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (bahasa Inggris: Sustainable Development Goals, disingkat SDGs atau Global Goals) adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk keselamatan manusia dan planet bumi.[1][2] Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030.[1] Tujuan ini merupakan kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.
Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.[3] Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan; (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi.[3] Agenda 2017 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau Tujuan Global, yang akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030).[3] Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan. Termasuk di dalamnya adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut.[4] Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:[5] Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan (No poverty) Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.[6][7] Tujuan 2 - Tanpa kelaparan (Zero hunger) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.[8] Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera (Good health and well-being) Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.[9] Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas (Quality education) Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang [10] Tujuan 5 - Kesetaraan gender (Gender equality) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.[11] Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak (Clean water and sanitation) Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.[12] Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau (Affordable and clean energy) Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.[13] Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent work and economic growth) Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.[14] Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, innovation, and infrastructure) Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.[15] Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan (Reduced inequalities) Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.[16] Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable cities and communities) Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.[17] Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible consumption and production) Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan [18] Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim (Climate action) Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.[19] Tujuan 14 - Ekosistem laut (Life below water) Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan [20] Tujuan 15 - Ekosistem daratan (Life on land) Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.[21] Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh (Peace, justice, and strong institutions) Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif [22] Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnerships for the goals) Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.[23]
|