Saat berbicara kepada guru menggunakan nada bicara yang

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, kata santun memiliki makna halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya), sopan, sabar, dan tenang. Dalam konteks yang lebih luas, kesantunan tidak terbatas pada aspek bahasa verbal semata, melainkan juga merujuk pada aspek nonverbal seperti tingkah laku, mimik muka, gerakan tubuh, dan nada suara.

Komunikasi santun dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dengan halus, baik, dan sopan yang menyangkut budi bahasa maupun tingkah laku. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan kesantunan dalam bentuk sikap maupun bahasa yang digunakan dalam menjalin komunikasi dengan siswa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baik dan benar serta sesuai dengan norma-norma budaya yang berlaku.

Kelancaran komunikasi harus memperhatikan tatacara berbahasa. Dengan mengetahui tatacara berbahasa yang tepat diharapkan orang lebih bisa memahami pesan yang disampaikan dalam komunikasi karena tatacara berbahasa sendiri bertujuan untuk mengatur serangkaian hal berikut.

  1. Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu?
  2. Ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu?
  3. Kapan dan bagaimana giliran berbicara dan pembicaraan dapat diterapkan?
  4. Bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara?
  5. Bagaimana sikap dan gerak-gerik ketika berbicara?
  6. Kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan?

Berikut ini adalah beberapa contoh komunikasi santun secara verbal dalam proses pembelajaran:

1. “Buk, mohon izin keluar sebentar, saya mau ke belakang!”

Tuturan di atas terasa lebih halus dan sopan daripada menggunakan tuturan: “Buk, mohon izin keluar sebentar, saya mau berak!”

2. “Sebenarnya, kalian bisa mendapatkan nilai yang lebih bagus dari sekarang, asal kalian belajar lebih giat dan tekun. Jika tidak mengerti kalian bisa bertanya kepada teman atau guru”.

Tuturan di atas merupakan respons guru terhadap hasil belajar siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan. Sebenarnya guru dihadapkan pada keadaan bahwa siswanya menjengkelkan, sulit menerima pelajaran, dan malas. Namun, guru harus menggunakan bahasa yang santun kepada siswanya. Tuturan guru yang tidak santun akan berakibat fatal pada siswa secara psikologis.

Unsur lainnya yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melakukan komunikasi santun yakni unsur nonverbal paralinguistik dan kinetik. Unsur paralinguistik bekaitan dengan ciri-ciri bunyi seperti suara yang berbisik, meninggi, rendah, sedang, keras, atau pengubahan intonasi yang menyertai unsur verbal dalam berbahasa. Komunkator yang santun harus memahami kapan unsur-unsur tersebut diterapkan ketika berbicara dengan orang lain.

Sementara unsur kinestetik dalam komunikasi dapat berupa gerak tangan, anggukan kepala, gelengan kepala, kedipan mata, dan ekspresi wajah seperti murung dan senyum. Penggunaan unsur kinestetik berfungsi untuk memperjelas unsur verbal atau paralinguistik ketika digunakan secara bersamaan.

Baca juga : 

Saat berbicara, kita tidak hanya menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi. Kita saling memperhatikan bahasa tubuh dan mendengarkan nada bicara. Jika Anda sedang mengobrol kasual dengan seseorang, gunakan nada bicara yang ramah. Untuk melakukan hal ini, sesuaikan gaya bicara dan bahasa tubuh Anda. Anda akan terdengar sangat bersahabat!

  1. 1

    Bernapaslah dari diafragma untuk mengontrol suara. Agar nada bicara Anda lebih ramah, Anda harus sadar seberapa cepat Anda bicara dan seberapa tinggi dan rendah suara Anda. Gunakan napas yang kuat dari abdomen Anda agar dapat mengontrol suara dengan lebih baik.[1] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Untuk memeriksa apakah Anda bernapas dari diafragma (otot di bawah paru-paru), lihat diri Anda sendiri di cermin saat Anda menarik napas. Jika bahu dan dada Anda naik, Anda menarik napas pendek tanpa menggunakan diafragma.
    • Berlatihlah menggunakan diafragma dengan meletakkan tangan Anda di atas abdomen dan dorong tangan Anda saat menarik napas.

  2. 2

    Gunakan nada suara yang bermacam-macam. Jangan berbicara dengan nada suara yang monoton. Gunakan nada yang tinggi dan rendah saat berbicara. Menekankan kata-kata penting dalam kalimat Anda menggunakan nada tinggi akan meyakinkan lawan bicara, sedangkan nada rendah akan memberikan ketenangan dalam pembicaraan Anda.[2] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Akhiri pertanyaan dengan nada tinggi dan gunakan nada rendah saat memberikan pernyataan. Jika mengakhiri pernyataan dengan nada tinggi, Anda terdengar tidak percaya dengan apa yang baru saja Anda katakan.[3] X Teliti sumber Kunjungi sumber
    • Cara terbaik untuk mempertahankan nada bicara yang ramah adalah dengan menggunakan beragam nada suara saat berbicara. Jika Anda selalu berbicara dengan nada tinggi, orang-orang mungkin mengira Anda baru saja menghirup udara dari balon helium. Jika Anda selalu menggunakan nada rendah, lawan bicara mungkin berpikir Anda sebenarnya tidak tertarik dengan pembicaraan.

  3. 3

    Berbicaralah dengan pelan agar orang tertarik. Saat berbicara terlalu cepat, Anda tampak seperti ingin mengakhiri pembicaraan dengan cepat. Berbicaralah dengan perlahan agar lawan bicara mendengar setiap kata yang Anda ucapkan. Hal ini akan memberikan isyarat bahwa Anda benar-benar ingin berbicara dengan mereka.[4] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Anda tidak perlu menghabiskan 30 detik untuk setiap kata. Perhatikan kecepatan bicara Anda dan Anda akan melambat secara natural. Beri jeda agar pendengar dapat menangkap maksud Anda.

  4. 4

    Gunakan suara yang lebih lembut agar tidak terdengar agresif. Tidak ada perasaan yang lebih buruk daripada merasa Anda sedang dibentak-bentak. Pertahankan kekerasan suara Anda agar lawan bicara dapat mendengar, tetapi tidak merasa dibentak.[5] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Bernapas dari diafragma akan membantu mengatasi masalah ini. Napas yang terkontrol semacam ini membantu lawan bicara mendengar tanpa membuat Anda bekerja keras mengeluarkan suara. Setiap kali Anda berusaha keras membuat diri Anda didengar, Anda kemungkinan akan berteriak dan tidak akan terdengar ramah.

  5. 5

    Hindari bergumam agar pendengar tidak bingung. Jika Anda tidak mengucapkan setiap kata dengan jelas, pendengar mungkin tidak akan mengerti. Lebih buruknya, mereka mungkin berpikir Anda sengaja mengatakan sesuatu yang tidak dapat mereka dengar. Hal ini akan membuat mereka bingung dan frustasi. [6] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Berlatihlah mengucapkan kata-kata dengan mengucapkan pembelit lidah (rangkaian kata-kata yang sulit diucapkan) selama lima menit setiap pagi atau malam. Contoh, ucapkan kata-kata ini dengan cepat dan jelas: “Ular melingkar di atas pagar,” “Dudung, ambilkan dandang di dinding dong, Dung!” dan “Kucing kuningku, kencing di kunci-kunciku.”[7] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  6. 6

    Rekam diri Anda untuk melihat perubahan. Gunakan telepon pintar Anda atau kamera untuk merekam suara atau membuat video Anda saat Anda berbicara. Perhatikan tinggi suara, kecepatan, dan kekerasan suara. Perbaiki cara bicara setelah membuat rekaman. [8] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  1. 1

    Tersenyumlah agar Anda terlihat dan terdengar bersahabat. Saat Anda tersenyum, wajah Anda terbuka dan meregang. Hal ini akan secara otomatis membuat nada Anda terdengar ramah. Tersenyum akan membuat lawan bicara Anda nyaman berada di dekat Anda.[9] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Berlatihlah tersenyum saat berbicara. Berdirilah di depan cermin kamar mandi dan ucapkan beberapa kalimat dengan senyuman lebar.

  2. 2

    Pastikan tubuh Anda terbuka dan postur Anda tegak agar terlihat mengundang. Jangan melipat lengan dan luruskan bahu dan punggung Anda. Jangan membungkuk di tengah pembicaraan. Gunakan bahasa tubuh agar terlihat mengundang dan positif.[10] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Jika Anda merasa lengan Anda bergerak canggung di sisi tubuh Anda saat berbicara, kaitkan jari-jari Anda di depan tubuh Anda. Posisi ini lebih baik daripada melipat lengan di depan dada.

  3. 3

    Dengarkan dengan penuh perhatian untuk menunjukkan empati. Saat Anda berbicara dengan seseorang, sangatlah penting menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang lawan bicara katakan. Mengangguk dan berkonsentrasilah pada wajah mereka saat mereka berbicara kepada Anda. Dengan menunjukkan perhatian, Anda mempertahankan nada bicara yang ramah walaupun saat itu Anda tidak berbicara.[11] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Berikan pertanyaan berdasarkan apa yang lawan bicara katakan untuk mempertahankan pembicaraan yang bersahabat. Contoh, jika lawan bicara bercerita tentang kucingnya yang bernama Chloe, Anda dapat berkata, “Aku suka binatang! Berapa umur Chloe?”[12] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  4. 4

    Pertahankan percakapan yang seimbang sehingga Anda dan lawan bicara mengobrol. Pertahankan proses timpal-menimpali dengan lawan bicara. Jangan menceritakan sebuah kisah yang membutuhkan satu jam. Gunakan pembicaraan untuk saling mengenal atau mendapatkan informasi tentang keadaan masing-masing saat ini.[13] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  5. 5

    Berikan pujian yang tulus. Berikan kata-kata yang ramah dengan cara yang ramah pula. Katakan sesuatu yang baik tentang lawan bicara. Jangan berbohong hanya agar terlihat baik karena Anda akan terdengar palsu. [14] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Hindari gosip dan jangan terlalu banyak mengeluh. Kebiasaan ini akan mengubah pembicaraan yang ramah dan positif ke sebuah sesi rengekan negatif.
    • Berhati-hatilah dengan tinggi nada yang Anda gunakan saat memuji. Jika nada suara Anda tinggi, Anda akan terdengar sarkastis. Contoh, mengatakan “Aku suka anting-antingmu!” dengan nada suara tinggi saat mengatakan “suka” akan membuat lawan bicara berpikir Anda mengejek perhiasannya.

  • Berpikirlah positif saat Anda melakukan pembicaraan. Jangan mengatakan sesuatu saat Anda memikirkan hal yang lain. Pikiran negatif dapat terdengar di nada bicara Anda.

Artikel ini disusun bersama Amy Chapman, MA. Amy Chapman MA, CCC-SLP adalah terapis vokal dan spesialis vokal lagu. Amy adalah Pakar Patologi Bicara dan Bahasa berlisensi dan besertifikasi yang mendedikasikan kariernya untuk membantu para profesional memperbaiki dan mengoptimalkan suara mereka. Amy mengajar optimalisasi suara, bicara, kesehatan vokal, dan rehabilitasi suara di berbagai universitas di California, termasuk UCLA, USC, Chapman University, Cal Poly Pomona, CSUF, CSULA. Amy berlatih di Lee Silverman Voice Therapy, Estill, LMRVT, dan turut terlibat dalam American Speech and Hearing Association. Artikel ini telah dilihat 8.119 kali.

Daftar kategori: Teknik Komunikasi

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.119 kali.