Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi. Contoh :
Sebagian dari gas
klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi menjadi NaCl (biloks =
-1) dan sebagian lagi mengalami oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1). Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama. Contoh :
Pada reaksi tersebut hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang (S). Page 2Reaksi redoks terdiri dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Pada reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Zat yang mengalami oksidasi itu disebut reduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator. Reaksi redoks dikelompokkan ke dalam 2 jenis reaksi yaitu autoredoks dan anti autoredoks. Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi. Reaksi anti autoredoks atau konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama. Mengacu pada soal, aturan harga biloks :
Penentuan biloks: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O (s)
Berdasarkan reaksi berikut:
|