Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan senyawa garam yang bersifat

Garam dapat bersifat asam, basa, atau netral bergantung pada jenis asam-basa penyusunnya.

Reaksi asam-basa pada umumnya akan menghasilkan garam dan air. Sifat garam bergantung pada jenis asam-basa penyusunnya. Sifat asam-basa garam berkaitan dengan reaksi ion-ion penyusunnya dengan air yang disebut dengan reaksi hidrolisis garam.

1. Garam netral

Garam netral terbuat dari campuran asam kuat dan basa kuat (garam yang tidak terhidrolisis), atau campuran asam lemah dan basa lemah (garam terhidrolisis total), dengan syarat 

Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan senyawa garam yang bersifat
. Larutan garam netral memiliki pH = 7.

2. Garam asam

Garam asam terbuat dari campuran asam kuat dan basa lemah (garam terhidrolisis sebagian), atau campuran asam lemah dan basa lemah (garam terhidrolisis total), dengan syarat . Larutan garam asam memiliki pH < 7.

3. Garam basa

Garam basa terbuat dari campuran asam lemah dan basa kuat (garam terhidrolisis sebagian), atau campuran asam lemah dan basa lemah (garam terhidrolisis total), dengan syarat . Larutan garam basa memiliki pH > 7.

Dalam pelajaran kimia, kita akan membahas tentang reaksi asam dan basa. Nah, untuk mengulang kembali materi asam dan basa, kamu dapat membaca artikel berikut ini.

Baca Juga: Sifat, Klasifikasi dan Cara Membedakan Asam Basa

Kali ini, kita akan membahas reaksi kimia yang terjadi pada asam dan basa, yaitu hidrolisis garam. Simak penjelasan berikut yang dilansir dari Studiobelajar.com.

Definisi Reaksi Hidrolisis Garam

Salah satu reaksi yang terjadi pada asam dan basa adalah reaksi hidrolisis. Apa itu hidrolisis? Secara bahasa, hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis adalah lepas atau penguraian. Secara istilah, hidrolisis garam adalah reaksi dari suatu kation atau suatu anion, ataupun keduanya, dengan air menghasilkan ion H+(aq) atau OH−(aq). Nah, hasil dari reaksi antara suatu asam dan basa adalah senyawa ionik yang disebut garam.

Baca Juga: Prinsip, Proses dan Rumus dari Titrasi Asam Basa untuk Perhitungan Asidi-Alkalimetri

Garam hasil reaksi antara asam dan basa akan menghasilkan berbagai jenis pH atau tingkat keasaman. Secara umum, larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa kuat bersifat netral. Lalu, pada larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa lemah bersifat asam. Sedangkan,  larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam lemah dengan basa kuat bersifat basa. Untuk lebih jelasnya lagi, simak penjelasan pada masing-masing reaksi berikut.

  1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Salah satu contoh hasil garam yang terbentuk dari reaksi basa kuat dan asam kuat, seperti NaOH dan HCl adalah NaCl.  Asam dan basa kuat tersebut tidak dapat terhidrolisis sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl− merupakan basa konjugasi yang sangat lemah karena berasal dari asam kuat sehingga cenderung tidak dapat menarik proton. Kation Na+ tidak terhidrolisis, sebagaimana di dalam air Na+ hanya akan terhidrasi (dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). Oleh karena densitas muatannya yang rendah, kemampuan kation Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas proton dapat diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan. Berikut contoh anion dan kation yang tidak dapat terhidrolisis dan akan membentuk garam.

Anion-anion basa konjugasi dari asam kuat yang tidak terhidrolisis: Cl−, Br−, I−, NO3−, dan ClO4−.


Page 2

Baca Juga: Indikator Asam Basa

Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis: kation-kation logam golongan IA dan IIA, yaitu Li+, Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+. Dari contoh tersebut, kation logam yang pada golongan IA dan IIA yang tidak termasuk adalah Be2+.

Alasan larutan yang terbentuk bersifat netral (pH = 7) adalah larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak mengubah perbandingan konsentrasi H+ dan OH− dalam air.

  1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

NH4Cl adalah salah satu garam yang terbentuk antara asam asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3). Akibat dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah, akan ada hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah sehingga larutannya bersifat asam. Anion Cl− tidak terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi yang sangat lemah. Kation NH4+ dapat terhidrolisis karena merupakan asam konjugasi lemah yang berasal dari basa lemah sehingga dapat mendonorkan proton (H+) kepada H2O dan membentuk ion hidronium (H3O+). Oleh karena itu, larutan garam dari asam kuat dan basa lemah yang mengalami peningkatan konsentrasi H3O+ dalam air akan menghasilkan larutan bersifat asam (pH < 7).

Kation-kation yang dapat terhidrolisis meliputi:

  • Kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, dan C5H5NH+
  • Kation logam dengan densitas muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, dan Ni2+.

Reaksi hidrolisis pada kation yang dimisalkan dalam BH+ dapat ditulis sebagai berikut.

BH+(aq) + H2O(l) ⇌ B(aq) + H3O+(aq)

Dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu:

BH+(aq) ⇌ B(aq) + H+(aq)

  1. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Salah satu contoh reaksi pada asam lemah dan basa kuat adalah reaksi asam lemah (HCN) dan basa kuat (KOH) yang akan menghasilkan garam KCN. Pada reaksi ini akan tejadi hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah sehingga larutannya bersifat basa. Kation K+ tidak terhidrolisis dan kation K+ yang terhidrasi memiliki densitas muatan yang rendah sehingga cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan. Anion CN− dapat terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi lemah yang berasal dari asam lemah sehingga dapat menarik proton (H+) dari H2O dan membentuk ion hidroksida (OH−). Akibat adanya ion hidroksida, larutan garam dari asam lemah dan basa kuat akan meningkatkan memiliki larutannya bersifat basa (pH > 7).

Sumber: katadata.co.id, Studio Belajar


Page 3

Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan senyawa garam yang bersifat

5 Cara Untuk Mengatasi Kelangkaan

Rabu, 24 Agustus 2022 | 17:09 WIB