Proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat disebut

Pengertian Sosialisasi Politik, Fungsi, Jenis & Sarananya (Lengkap) – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan Tentang Sosialisasi Politik. Meliputi pengertian, fungsi, jenis-jenis dan sarana dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami. Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Sosialisasi Politik, Fungsi, Jenis & Sarananya (Lengkap)

Mari kita bahas pengertiannya terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik yaitu suatu komponen utama dari sebuah sistem politik karena dengan terdapatnya sosialisasi politik maka seorang individu bisa mempelajari politik baik secara disadari ataupun tidak disadari oleh masing-masing individu tersebut.

Sosialisasi politik mempunyai sifat laten dan manifes. Sosialisasi politik laten berproses langsung dalam transmisi informasi, nilai atau perasaan terhadap peran, input dan output sistem sosial (misalnya keluarga) yang menjadi pengaruh sikap terhadap peran, input, dan output sistem politik.

Kemudian sosialisasi politik manifes berlangsung dalam bentuk informasi, nilai atau perasaan kepada peran, input dan output sistem politik.

Fungsi Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik menjalankan fungsi antara lain:

  • Membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politk sebuah bangsa.
  • Memelihara kebudayaan politik suatu bangsa
  • Mengubah kebudayaan politik suatu bangsa

Jenis-Jenis Sosialisasi Politik

Menurut metode penyampaian pesan, sosialisasi politik dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Pendidikan Politik
    Pendidikan politik merupakan proses dialogis yang mempunyai tujuan supaya anggota masyarakat mengetahui dan mempelajari nilai, norma dan simbol politik negaranya. Hal ini dapat dijalankan melalui aktivitas kursus, latihan kepemimpinan, diskusi atau keikutsertaan dalam pertemuan formal ataupun informal.
  • Indoktrinasi Politik
    Indoktrinasi politik merupakan proses sosialisasi yang dijalankan untuk memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat supaya menerima nilai, norma dan simbol politik. Hal ini seringkali dilakukan secara satu arah dengan memanfaatkan pemaksaan psikologis.

Sarana Sosialisasi Politik

Gabriel A. Almond (2000) menyatakan sosialisasi politik bisa membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik sebuah bangsa. Dan juga sosialisasi politik bisa memelihara kebudayaan politik sebuah bangsa dalam bentuk penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua terhadap generasi muda dan juga mengubah kebudayaan politik.

Untuk dapat melakukan transmisi pandangan, nilai, sikap dan keyakinan politik dibutuhkan sarana atau agen sosialisai politik. Ada enam sarana sosialisasi politik antara lain:

Keluarga
Keluarga adalah agen atau sarana pertama dalam membentuk nilai-nilai politik pada seorang individu.

Sekolah
Sekolah memberikan pengetahuan pada kaum mudah mengenai dunia politik dan peranan mereka di dalamnya dan juga memberikan pandangan yang lebih konkret mengenai lembaga dan hubungan politik.

Kelompok Pergaulan
Kelompok pergaulan dapat dalam bentuk kelompok bermain, kelompok bersahabat, dan kelompok kerja. Dengan kelompok pergaulan orang bisa belajar mengenai penyesuaian diri pada sikap atau perbuatan yang dianut oleh kelompok.

Lingkungan Kerja
Utamanya dalam organisasi-organisasi formal maupun nonformal yang dibuat atas dasar pekerjaan, misalnya serikat kerja, serikat buruh dan sejenisnya. Organisasi semacam ini biasanya menjadi acuan individu dalam kehidupan politik.

Media Massa
Dengan bantuan media massa masyasrakat bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi politik. Dan juga media massa adalah sarana yang sangat baik untuk membentuk sikap dan keyakinan politik warga masyarakat.

Kontak Politik Langsung
Ini adalah pengalaman secara langsung atau nyata seseorang dalam kehidupan politik. Hal itu memiliki pengaruh kuat pada orientasi politik seseorang. Pandangan kepada sistem politik yang sudah ditanamkan oleh keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, tempat kerja, dan media massa dapat berubah oleh karena pengalaman nyata seseorang dalam kehidupan politik.

Poin Penting Sosialisasi Politik

Pada dasarnya sosialisasi politik merupakan suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik kedalam sebuah masyarakat pada sebuah negara. Adapun poin penting dalam sosialisasi politik yaitu:

  • Sosialisasi politik adalah proses belajar dari pengalaman
  • Sosialisasi politik adalah prakondisi untuk kegiatan sosial politik
  • Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya di usia dini dan remaja, namun terus berlanjut sepanjang kehidupan
  • Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang dalam bentuk informasi, pengetahuan, sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berhubungan dengan individu namun juga dengan kelompok.

Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian Sosialisasi Politik, Fungsi, Jenis & Sarananya (Lengkap), semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

Ilustrasi : image.metrotvnews.com

Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli | Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehidupan politik. Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.

Berbagai pengertian dan batasan mengenai sosialisasi politik telah dikemukakan oleh para sarjana terkemuka, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Gabriel Almond (2000). Sosialisasi politik menunjuk pada proses tempat sikap-sikap dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya.
  • Ramlan Surbakti (1992). Sosialisasi politik merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.
  • Kenneth P. Langton (1969). Sosialisasi politik adalah cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya.
  • Richard E. Dawson (1992). Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

Pada hakikatnya, sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat. Beberapa aspek penting dari sosialisasi politik adalah sebagai berikut.

  1. Sosialisasi politik merupakan proses belajar dari pengalaman.
  2. Sosialisasi politik merupakan prakondisi bagi aktivitas sosial politik.
  3. Sosialisasi politik berlangsung tidak hanya pada usia dini dan remaja, tetapi tetap berlanjut sepanjang kehidupan.
  4. Sosialisasi politik memberikan hasil belajar yang berupa informasi, pengetahuan, sikap, motif, nilai-nilai yang tidak hanya berkaitan dengan individu tetapi juga dengan kelompok.
Menurut Ramlan Surbakti, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Pendidikan politik merupakan proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi, atau keikutsertaan dalam berbagaipretemuan. Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa sebagai ideal dan baik.

Sumber rujukan : Rini Setyani, Dyah Hartati. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Pembentukan dan pengembangan budaya politik hanya dapat diciptakan setelah melalui proses sosialisasi politik yang dapat mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui agen-agen sosialisasi politik. Hal ini karena budaya politik suatu masyarakat berkembang dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat setempat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh interaksi antar-orientasi dan antarnilai. Interaksi yang demikian memungkinkan timbulnya kontak-kontak di antara budaya politik bangsa. Proses ini kita kenal dengan istilah ”sosialisasi politik”. Beberapa hal yang dapat Anda pahami berkaitan dengan sosialisasi pengembangan budaya politik sebagai berikut.

1. Pengertian Sosialisasi Politik

Ada beberapa ilmuwan terkemuka yang memberikan pengertian tentang sosialisasi politik. Beberapa ilmuwan tersebut sebagai berikut.

a. Irvin L. Child

Sosialisasi politik adalah segenap proses individu yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaan dan bisa diterima sesuai dengan standar-standar dari kelompok.

b. Gabriel A. Almond

Sosialisasi politik menunjukkan pada proses ketika sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

c. Alfian

Menurut Alfian, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memahami sosialisasi politik sebagai berikut.

1) Sosialisasi politik hendaknya dilihat sebagai suatu proses yang berjalan terus-menerus selama peserta itu hidup.

2) Sosialisasi politik dapat berwujud transmisi yang berupa pengajaran secara langsung dengan melibatkan komunikasi informasi, nilai-nilai atau perasaan-perasaan mengenai politik secara tegas. Proses dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, kelompok kerja, media massa, atau kontak politik langsung.

d. S.N. Eisentadt

Sosialisasi politik adalah komunikasi dengan dan dipelajari oleh manusia lain, dengan siapa individu-individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum.

e. Denis Kavanagh

Sosialisasi politik merupakan suatu proses yang menunjukkan seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.

f. Richard E. Dawson

Richard E. Dawson berpendapat bahwa sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

Sumber: www.ssffmp.or.id

▼Gambar 1.10

Aksi sosial yang menunjukkan adanya sosialisasi politik.

g. David F. Aberle

Sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku, yang menanamkan pada individu-individu tentang beberapa hal seperti berikut. Keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif-motif, dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan peranan-peranan yang terus berkelanjutan se-panjang kehidupan manusia, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari.

(Sumber: www.definisi-pengertian.blogspot.com)

Berdasarkan pengertian sosialisasi politik yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan tersebut, dapat kita ambil kesimpulan tentang hakikat sosialisasi politik sebagai berikut.

a. Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman/pola-pola aksi.

b. Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan dengan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai-nilai), dan sikap-sikap.

c. Sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi sosialisasi berlangsung sepanjang hidup.

d. Sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial, dan baik secara implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial.

e. Sosialisasi merupakan proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyarakat.

Itulah hakikat sosialisasi politik. Jadi, sosialisasi politik mempunyai arti penting bagi pengembangan budaya politik. Mengapa sosialisasi politik penting bagi pengembangan budaya politik? Berikut uraian singkatnya.

2. Pentingnya Sosialisasi bagi Pengembangan Budaya Politik

Sosialisasi politik sangat penting bagi pengembangan budaya politik Mengapa demikian? Hal ini karena melalui sosialisasi politik seorang individu menjadi tahu bentuk perilaku yang harus ia lakukan di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Melalui proses sosialisasi politik, individu juga menjadi tahu terhadap kehidupan politik baik bersifat material maupun immaterial.

Proses sosialisasi politik dapat dilakukan melalui berbagai macam sarana atau agen sosialisasi politik. Beberapa sarana atau agen sosialisasi politik adalah keluarga, kelompok bermain, sekolah, pemerintah, media massa, dan partai politik atau lem-baga politik lainnya. Dengan adanya proses sosialisasi, individu dapat memperoleh ilmu pengetahuan atau keterampilan-keterampilan yang dapat dijadikan bekal dalam me-laksanakan peran politiknya.

Melalui proses sosialisasi, seorang individu juga dapat mendalami tentang nilai-nilai dan norma-norma yang hidup dan berlaku dalam suatu masyarakat yang sering disebut sebagai ilmu pengetahuan. Selain itu, melalui proses sosialisasi seorang individu juga dapat belajar tentang segala hal yang menyangkut kepentingan pribadinya maupun kepentingan or-ang lain. Dengan demikian, ia akan memperoleh pengertian yor-ang luas tentang gejala-gejala politik dan masalah-masalah politik yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.

Dari uraian tersebut, dapat kita pahami tentang pentingnya sosialisasi politik bagi pengembangan budaya politik dalam masyarakat melalui pemberian bekal kepada individu sebagai warga masyarakat berupa hal-hal berikut. Nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan keterampilan, pengertian yang luas tentang gejala-gejala politik dan masalah-masalah politik yang ada dalam masyarakat, serta kebudayaan yang bersangkutan. Semua hal yang diperoleh individu dari proses sosialisasi politik akan berpengaruh terhadap pelaksanaan peranan politik setiap individu dalam masyarakat. Pelaksanaan peranan politik individu tersebut akan membentuk dan mengembangkan budaya politik dalam lingkungan masyarakat setempat.

Dengan memahami pentingnya sosialisasi politik bagi pengembangan budaya politik suatu masyarakat, mendorong kita untuk lebih memahami tentang proses dan agen sosialisasi politik. Oleh karena itu, lanjutkan pada pembahasan berikut.

3. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik

Sosialisasi politik dapat dilakukan melalui berbagai cara dan menggunakan sarana atau alat sebagai perantaranya. Bagaimanakah cara atau proses dalam pelaksanaan sosialisasi politik? Di manakah sosialisasi politik dapat dilaksanakan? Agar lebih jelas, mari kita pahami satu per satu.

Sumber: files-wordpress-com

▼Gambar 1.11

Sekolah sebagai salah satu sarana proses sosialisasi politik.

a. Proses Sosialisasi Budaya Politik

Sosialisasi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Berdasarkan hasil riset David Easton dan Robert Hess, proses sosialisasi politik meliputi empat tahap sebagai berikut. 1) Pengenalan otoritas melalui

individu tertentu, seperti orang tua, anak, presiden, dan polisi.

2) Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.

3) Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), Mahkamah Agung, dan pemungutan suara (pemilu).

4) Perkembangan pembedaan antara situasi-situasi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang disosialisasikan dengan institusi-institusi ini.

(Sumber: Hasim M. 2007: 12)

Selain pendapat David Easton dan Robert Hess, Robert Le Vine (E. Sihotang, tt: 34) juga memberikan pendapatnya tentang cara kerja atau mekanisme sosialisasi pengembangan budaya politik yang meliputi tiga cara berikut.

1) Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individu-individu lain. Sosialisasi pada masa kanak-kanak merupakan hal yang amat penting.

2) Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal, maupun nonformal.

3) Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu.

Dengan dua pendapat tersebut, dapat kita pahami bahwa proses sosialisasi politik dapat dimulai sejak dini (masih kanak-kanak) hingga akhir hayat. Proses sosialisasi politik dapat dilaksanakan melalui pembelajaran formal, informal, dan nonformal. Dengan demikian, proses sosialisasi politik dapat dilakukan melalui berbagai agen atau tempat sesuai dengan jenis pembelajarannya. Apa sajakah itu? Berikut uraian singkatnya.

Sumber: matanews.com

▼Gambar 1.12

Sosialisasi politik dapat dilakukan melalui pengenalan institusi politik, seperti Mahkamah Agung.

b. Agen Sosialisasi Budaya Politik

Ada berbagai agen atau tempat dilaksanakannya sosialisasi politik. Mulai dari lingkungan terdekat dengan anak hingga yang ada di luar lingkungan anak. Beberapa agen atau tempat dilaksana-kannya sosialisasi budaya politik seperti berikut.

1) Keluarga (Family)

Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif adalah di dalam keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi ”obrolan” politik ringan tentang segala hal sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak. Misalnya, seorang ibu menceritakan kepada anaknya tentang pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama. Melalui cerita dari sang ibu, seorang anak akan selalu mengingat pentingnya memberikan suara dalam pengambilan kebijakan bersama seperti pemilihan ketua OSIS.

2) Sekolah

Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoretis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis. Misalnya, guru memberikan informasi tentang budaya politik bangsa Indonesia pada era Orde Baru. Dari informasi guru, siswa menjadi tahu bentuk dan ciri budaya politik Indonesia pada era Orde Baru.

3) Partai Politik

Salah satu fungsi dari partai politik adalah dapat memainkan peran sebagai sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut anggota kader maupun simpatisannya secara periodik maupun pada saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Partai politik harus mampu menciptakan ”image”

memperjuangkan kepentingan umum agar mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat memenangkan pemilu. Partai politik mempunyai beberapa tujuan khusus sebagai berikut. a) Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.

b) Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c) Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan ber-masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4) Peer Group atau Teman Sepermainan (Teman Sebaya)

Peer group adalah teman-teman sepermainan atau teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sepermainan tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan seorang individu. Dalam hal sosialisasi politik, contoh bentuk

pengaruh peer group adalah pandangan teman sepermainan

terhadap seorang tokoh politik atau sebuah partai politik. Pandangan peer group ini bisa mempengaruhi pandangan individu lain.

5) Media Massa

Berita-berita yang dikemas dalam media massa baik audio visual (televisi), surat kabar cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak mempengaruhi perilaku politik setiap individu. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu karena sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ”berlebihan”.

6) Pemerintah

Pemerintah merupakan agen yang mempunyai kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Hal ini karena pemerintah adalah pelaksana sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, yaitu melalui beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah secara tidak langsung juga melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh. Hal ini secara otomatis juga mempengaruhi budaya politik individu yang bersangkutan.

Dalam menjabarkan tujuan khusus pada tiap-tiap partai politik tidaklah sama. Yang penting, tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai asas partai politik.

Fungsi Partai Politik

Apa sajakah fungsi-fungsi politik yang menjadi tanggung jawab partai politik untuk menyelenggarakannya? Ada banyak fungsi politik yang menjadi tanggung jawab partai politik untuk menjalankannya. Secara umum, fungsi-fungsi tersebut seperti berikut.

1. Sarana Komunikasi Politik

Yang dimaksud fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi politik adalah partai politik menjalankan tugas menyalurkan berbagai pendapat dan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Langkah-langkah yang ditempuh partai politik dalam menjalankan fungsi ini seperti berikut.

a. Partai politik menampung pendapat-pendapat dan aspirasi-aspirasi yang datang dari masyarakat.

b. Partai politik menggabungkan pendapat-pendapat dan aspirasi masyarakat yang senada.

c. Selanjutnya, partai politik merumuskan pendapat-pendapat atau aspirasi-aspirasi masyarakat sebagai usul kebijaksanaan. Usul kebijaksanaan tersebut dimasukkan dalam program partai untuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan kebijakan publik (public policy).

2. Sarana Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik dapat diartikan sebagai upaya pemasyarakatan politik agar dikenal, dipahami, dan dihayati oleh masyarakat. Usaha sosialisasi politik berkaitan erat dengan usaha partai politik untuk menguasai pemerintahan melalui kemenangan dalam pemilihan umum. Dalam usaha menguasai pemerintahan, partai politik harus memperoleh dukungan seluas mungkin. Oleh karena itu, partai politik berusaha menciptakan ”image” kepada masyarakat luas bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Itulah upaya sosialisasi politik yang dapat dilakukan oleh partai politik.

Bentuk sosialisasi politik lain yang dapat dilakukan oleh partai politik seperti berikut. Partai politik berusaha mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan diri sendiri di bawah kepentingan nasional. Selain itu, partai politik juga berupaya memupuk identitas nasional dan integrasi nasional.

Proses sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan ceramah-ceramah penerangan, kursus kader, dan kursus penataran. Biasanya proses sosialisasi berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama dan berkesinambungan. Ibaratnya, sosialisasi berjalan berangsur-angsur sejak kanak-kanak sampai dewasa.

3. Sarana Rekrutmen Politik

Partai politik mempunyai tanggung jawab melaksanakan rekrutmen politik. Artinya, partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Dalam pengertian ini berarti partai politik turut serta memperluas partisipasi politik dalam masyarakat. Usaha rekrutmen politik ini dapat dilakukan dengan cara kontak pribadi, persuasi (pendekatan), dan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader yang akan menggantikan pemimpin lama pada masa mendatang.

4. Sarana Pengatur Konflik

Dalam kehidupan demokrasi, terjadinya gejolak-gejolak sosial seperti persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan satu hal yang wajar terjadi. Mengapa demikian? Alasannya, dalam kehidupan demokrasi terdapat jaminan ke-bebasan untuk berpendapat dan berorganisasi. Dalam hal berpendapat dan berorganisasi, setiap orang mempunyai pandangan masing-masing yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Perbedaan itulah yang kadang menjadi penyebab timbulnya persaingan dan berkembang menjadi konflik (masalah).

Jika sudah demikian, partai politik segera menjalankan fungsinya sebagai pengatur konflik. Partai politik berusaha menyelesaikan konflik secara damai dan berusaha menjadi penengah yang bersifat netral.

5. Sarana Artikulasi Kepentingan

Fungsi partai politik sebagai sarana artikulasi politik maksudnya adalah partai politik bertugas menyatakan kepentingan warga masyarakat kepada pemerintah dan badan-badan politik yang lebih tinggi. Contoh bentuk artikulasi kepentingan yang dilakukan oleh partai politik adalah pengajuan permohonan secara individual kepada anggota dewan kota, parlemen, pejabat pemerintahan, atau dalam masyarakat tradisional kepada kepala desa atau kepala suku.

6. Sarana Agregasi Kepentingan

Dalam fungsi ini, tugas partai politik adalah merumuskan program politik yang mencerminkan gabungan tuntutan-tuntutan dari partai-partai politik yang ada dalam pemerintahan dan menyampaikannya kepada badan legislatif. Selain itu, partai politik juga melakukan tawar-menawar dengan calon-calon pejabat pemerintah yang diajukan dalam bentuk penawaran pemberian dukungan bagi calon-calon pejabat pemerintah dengan imbalan pemenuhan kepentingan-kepentingan partai politik.

Itulah fungsi-fungsi yang secara umum menjadi tanggung jawab partai politik. Berkaitan dengan fungsi partai politik ini, dalam undang-undang tentang partai politik ditegaskan sebagai berikut. Partai politik berfungsi sebagai sarana:

1) pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; 2) penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

3) penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;

4) partisipasi politik warga negara Indonesia; dan

5) rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Banyaknya fungsi partai politik tersebut menunjukkan bahwa partai politik tidak dapat dibentuk secara asal-asalan. Akan tetapi, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dibentuk sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, sosialisasi politik berkaitan dengan partai politik. Selain itu, sosialisasi politik juga berkaitan dengan komunikasi politik. Untuk mengetahui kaitan antara sosialisasi politik dengan komunikasi politik, Anda dapat menyimak uraian berikut.

c. Sosialisasi Politik dan Komunikasi Politik

Menurut Hyman, sosialisasi politik merupakan suatu proses belajar yang kontinyu yang melibatkan baik belajar secara emosional maupun indoktrinasi politik yang nyata dan dimediasi (sarana komunikasi) oleh segala partisipasi dan pengalaman individu yang

menjalaninya. Hal ini menunjukkan betapa besar peranan komunikasi politik dalam proses sosialisasi politik di tengah masyarakat. Dengan demikian, segala aktivitas komunikasi politik berfungsi pula sebagai suatu proses sosialisasi bagi anggota masyarakat yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas komunikasi politik tersebut.

Dalam suatu sistem politik negara, fungsi sosialisasi me-nunjukkan bahwa semua sistem politik cenderung berusaha mengekalkan kultur dan struktur mereka sepanjang waktu. Hal ini dilakukan terutama melalui cara pengaruh struktur-struktur primer dan sekunder yang dilalui oleh anggota muda masyarakat dalam proses pendewasaan mereka.

Di dalam realitas kehidupan masyarakat, pola-pola sosialisasi politik juga mengalami perubahan seperti juga berubahnya struktur dan kultur politik. Perubahan-perubahan tersebut menyangkut pula soal perbedaan tingkat keterlibatan dan derajat perubahan dalam subsistem masyarakat yang beraneka ragam.

Pada sisi lain, sosialisasi politik merupakan proses induksi ke dalam suatu kultur politik yang dimiliki oleh sistem politik yang dimaksud. Hasil akhir proses ini adalah seperangkat sikap mental, kognisi (pengetahuan), standar nilai-nilai, dan perasaan-perasaan terhadap sistem politik dan aneka perannya, serta peran yang berlaku. Hasil proses tersebut juga mencakup pengetahuan tentang nilai-nilai yang mempengaruhi, serta perasaan mengenai masukan tentang tuntutan dan klaim terhadap sistem, dan output otoritasnya.

Sumber: www.sman1gadingrejo.net

▼ Gambar 1.13

Komunikasi politik sangat berperan dalam proses sosialisasi politik.

Partai politik merupakan salah satu agen sosialisasi budaya politik. Hal ini meng-ingatkan kita tentang pentingnya partai politik dalam negara demokrasi. Tahukah Anda fungsi partai politik dalam negara demokrasi? Coba sekarang Anda identifikasi berbagai fungsi partai politik dalam negara demokrasi!

Tuliskan hasil identifikasi Anda pada selembar kertas dan presentasikan hasilnya di depan kelas. Selanjutnya, kumpulkan hasil identifikasi yang telah Anda presentasikan kepada guru untuk dinilai!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA