Proses penciptaan alam semesta menurut Sains

Tentunya, ilmuan sains terdahulu telah berfilsafat dan berpikir tentang penciptaan Alam semesta ini.

Baca Juga: Caramu Memegang Cangkir Bisa Menunjukan Kepribadianmu

Perlu diketahui, jauh sebelum Ilmuan Itu lahir, ternyata semua jawaban terdapat dalam Al - Kita milik umat muslim yang diturunkan sang Khalik melalui malaikat Jibril langsung kepada Baginda Muhammad S.A.W

Keagungan dan kemegahan alam semesta ini sungguh membuat makhluk seisinya takjub.

Dikutip Priangan Timur News dari unggahan Instagram Media Favorit dan dilansir dari Miracles of The Quran.

Berikut Proses Penciptaan Alam Semesta dan Seisinya Menurut Sains dan Al-Qur'an, Cek Fakta :

 1.  Penciptaan langit dan bumi

Menurut Sains

Planet-planet dan benda langit lainnya dahulu satu. lalu dipisahkan oleh ledakan besar (Teori Big bang).

Menurut Al Quran

 "Langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan antara keduanya" (q.s Al-Anbiya:30)

Menurut Sains

Tata Surya berasal dari kabut asap atau biasa disebut nebula (Teori Kabut Kant-laplace)

Menurut Al Quran

 "Kemudian Dia Menuju kepada pencipta langit. Dan langit saat itu masih merupakan gumpalan asap"  (q.s Fushilat:11)

Menurut Sains

Dahulu bumi merupakan planet yang masih tandus, lalu dengan air hujan dimulailah kehidupan.

 Menurut Al Quran

 "Dan Allah menurunkan dari langit air, dan dengan air tersebut dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya" (q.s An Nahl:65)

 4.  Perluasan Tata Surya

Menurut Sains

Tata Surya mengalami perluasan (expanded Theory)

Menurut Al Quran

 "Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan dan sesungguhnya kami benar-benar memuaskannya" (q.s Adz-Djariyat:47)

Menurut Sains

Semua hewan berasal dari air, lalu berevolusi menjadi seperti sekarang (Teori Evolusi Biologi)

Menurut Al Quran

"Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air" (q.s An-Nur:45)***

Ilustrasi penciptaan alam semesta. Foto: DESY, Science Communication Lab

Penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah sittati ayyaamin. Ayat tentang penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an tertulis dalam surat As-Sajdah, 32:4, yaitu:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?

Beberapa ulama menafsirkan maksud dari kalimat Al-Qur'an tersebut jika penciptaan alam semesta terjadi selama enam hari. Namun, beberapa ulama juga menafsirkan jika ada 6 masa penciptaan alam semesta menurut al quran.

Pembahasan penciptaan hari alam semesta tidak hanya muncul dalam Islam. Para filsuf dan ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mengungkapkan penciptaan alam semesta yang sebenarnya.

Sebelum banyak ilmuwan yang tertarik dan mencari tahu mengenai pembentukan alam semesta, semua orang percaya bagaimana alam semesta terbentuk dari segi agama.

Selain dari ayat yang sudah tertulis di atas, ayat dari surat Al-Anbiya 21 : 16 juga menyebutkan mengenai penciptaan alam semesta.

“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”

Beberapa ayat Al-Qur'an menganjurkan kepada umat manusia untuk melakukan kajian dan mencari tahu sendiri melalui penelitian ilmu pengetahuan. Kemudian, berpikir mengenai penciptaan alam semesta.

Ilustrasi Al-Quran. Foto: Pixabay

Selain itu, penciptaan alam semesta menurut Al Quran juga tertulis, bahwa pembentukannya untuk kebutuhan manusia sendiri.

Beberapa ilmuwan ahli agama telah menafsirkan pembentukan alam semesta yang tertulis di Al-Qur'an. Salah satunya adalah ahli tafsir bernama Tantawi Jauhari.

Menurut Tantawi Jauhari yang dikutip dalam karya ilmiah terbitan UIN Jakarta, penciptaan alam semesta melalui enam tahapan seperti yang tertulis di surat As-Sajdah.

Enam tahapan tersebut di antaranya adalah penciptaan Matahari, Bumi, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Namun, sebagian besar ulama meyakini jika enam tahapan tersebut adalah penciptaan dalam lembaran, penciptaan gelap dan cahaya, penciptaan 'Arsy, langit, Bumi, dan manusia.

Kajian mengenai penciptaan alam semesta selalu menjadi pembahasan yang tidak ada habisnya. Berbagai aspek yang terkandung di alam semesta selalu menjadi pertanyaan para ahli filosofi sejak dulu.

Filsuf bernama Thales adalah orang pertama yang menyuarakan tentang kisah penciptaan alam semesta. Mengutip laman Internet Encyclopedia of Philosophy, Thales mengungkapkan teorinya jika alam semesta berasal dari air.

Jika Thales menganggap alam semesta berasal dari air, maka filsuf bernama Anaximenes menyatakan jika alam semesta berasal dari udara.

Sejak munculnya berbagai teori dari para filsuf kuno, banyak pula ilmuwan yang tertarik untuk meneliti penciptaan alam semesta. Teori dari ilmuwan Sains tentang alam semesta yang paling terkenal adalah teori Big Bang.

Ilustrasi alam semesta. Foto: Pixabay

Hingga saat ini, banyak bermunculan teori penciptaan alam semesta dari pandangan Sains.

Teori tersebut di antaranya adalah teori nebula, teori planetesimal, teori bintang kembar, dan teori protoplanet, dikutip dari Seribu Pena Fisika terbitan Penerbit Erlangga:

Teori nebula disebut juga dengan teori kabut, di mana diperkirakan jika gas partikel angkasa yang terdiri dari helium dan hidrogen membentuk bulat pada zaman dahulu. Kumpulan partikel tersebut berotasi dengan lambat.

Dikarenakan terus menerus berputar, maka kumpulan partikel semakin menyusut. Penyusutan terus terjadi hingga terbentuk Matahari di pusat cakram.

Bagian-bagian yang terlepas dari pusat cakram tersebut membentuk planet yang mengitari Matahari, termasuk Bumi yang kita tinggali.

Teori ini mengatakan jika sebelumnya Matahari sudah ada di langit. Suatu ketika, terdapat bintang lain yang bergerak mendekati Matahari dan menarik sebagian material dari Matahari.

Saat bintang bergerak menjauhi Matahari, sebagian material terhambur dan menjadi gumpalan kecil yang kita kenal dengan planet.

Ilustrasi penciptaan alam semesta. Foto: European Southern Obeservatory (ESO) via Wikimedia Commons

Beberapa ilmuwan meyakini, jika dulunya Matahari merupakan bintang kembar. Salah satu dari bintang tersebut akhirnya meledak dan menjadi kepingan.

Kepingan-kepingan tersebut mengitari Matahari yang tidak meledak dan membentuk planet.

Teori protoplanet pertama kali diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker. Carl mengungkapkan, jika alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.

Teori ini diperkuat dengan banyaknya gumpalan awan dan gas yang teramati ada di jagat raya.

Itulah teori-teori yang menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta. Hingga kini, para ilmuwan, ahli agama, dan filsuf terus menerus mencari tahu bagaimana alam semesta terbentuk.