Polusi udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh manusia terutama pada organ sistem

Adapun sumbernya berasal dari pemanas rumah tangga, pembangkit listrik, atau kendaraan bermotor.

5. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah salah satu gas penyebab polusi udara.

Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi bisa berbahaya bagi kesehatan jika Anda menghirupnya dalam jumlah banyak.

Adapun sumber terbesar dari karbon monoksida adalah kendaraan bermotor, mesin yang membakar bahan bakar fosil, serta pemanas rumah tangga, termasuk yang dengan minyak tanah maupun gas.

Apa dampak pencemaran udara bagi kesehatan?

Bahaya polusi udara bisa terjadi pada siapa saja.

Namun, merangkum fakta dari National Institute of Environmental Health Sciences, lansia, wanita hamil, dan anak-anak pada kondisi tertentu lebih berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jika terpapar kontaminasi udara ini.

Pada anak, umumnya risiko ini meningkat bila ia tinggal dan beraktivitas di luar rumah serta di area yang berpolutan tinggi, seperti di dekat jalan raya atau kawasan industri.

Lantas, apa saja dampak pencemaran udara bagi kesehatan?

Berikut adalah beberapa akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran udara.

1. Gangguan pernapasan

Akibat utama yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran udara adalah gangguan pernapasan.

Ini sudah menjadi pengetahuan umum karena udara yang Anda hirup akan masuk ke dalam paru-paru.

Bila udara ini terkontaminasi, polutan dapat ikut masuk ke paru-paru dan merusak jaringan di dalamnya.

Adapun ini bisa menimbulkan berbagai masalah pernapasan, seperti emfisema, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan infeksi saluran pernapasan.

Tak hanya itu, paparan particulate matter dan nitrogen oksida pun diketahui bisa menyebabkan bronkitis kronis.

Pada anak penderita asma, paparan nitrogen dioksida bisa meningkatkan gejala bronkitis pada anak.

2. Penyakit kardiovaskular

Beberapa penelitian menemukan fakta bahwa terpapar polusi udara juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).

Utamanya, ini berasal dari paparan particulate matter atau PM. Ketika Anda menghirup PM, zat polutan ini akan masuk ke pembuluh darah Anda.

Ini kemudian dapat mengganggu fungsi pembuluh darah Anda serta memungkinkan terbentuknya plak pada arteri.

Polusi udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh manusia terutama pada organ sistem

Perbesar

ISPA

Penyakit Saluran Pernapasan

Saluran pernapasan adalah organ utama yang dapat dipengaruhi polusi udara. Polusi udara menjadi penyebab kematian lebih dari 800.000 orang (penyakit paru obstruktif kronis/COPD) dan 280.000 orang kena kanker paru-paru.

Sebagian besar pasien dengan penyakit pernapasan kronis yang parah mengalami sesak napas. Ini dipengaruhi polusi udara. Polutan udara ikut memengaruhi seluruh bagian sistem pernapasan.

Polutan yang menyasar anak dikaitkan dengan mengi dan asma. Laju pertumbuhan fungsi paru-paru juga bisa berkurang akibat paparan polutan 89,90. Pada orang dewasa, paparan jangka panjang terhadap polusi udara berisiko menurunkan fungsi paru-paru, yang dipercepat dengan penuaan. Anak-anak juga berisiko asma.

Selain asma, polusi udara dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru dan radang tenggorokan kronis. Polusi udara rumah tangga mungkin lebih berbahaya daripada polusi udara luar karena konsentrasi dan lamanya paparan. Kondisi ini merupakan faktor risiko utama COPD dan bronkitis kronis di negara-negara berpenghasilan rendah

Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, infark miokard, stroke, dan gagal jantung kongestif. Diperkirakan 19 persen dari kematian karena kardiovaskular, 23 persen kematian akibat penyakit jantung, dan 21 persen kematian karena stroke.

Studi menemukan hubungan polusi udara dengan peningkatan mortalitas infark miokard, stroke, gagal jantung, dan hipertensi. Peningkatan dalam kadar karboksihemoglobin (dalam kisaran 3 persen-6 persen) dapat terjadi ketika individu terpapar polusi dan memicu aritmia yang disertai penyakit jantung koroner.

Penyakit Kulit

Kualitas kulit juga dipengaruhi polusi udara, seperti perubahan tingkat dan komposisi kulit. Beberapa penyakit kulit telah dikaitkan dengan polusi udara. Sebuah penelitian menemukan, polusi udara berhubungan dengan penyakit kulit atopik danurtikaria (eksim atopik) dan sebore (frekuensi ketombe yang lebih rendah) .Urticaria (biduran) juga terkait dengan polusi udara.

Biduran dapat terjadi saat seseorang kena paparan lebih buruk selama 2 hingga 3 hari. Sejumlah penelitian menemukan, hubungan positif antara polusi udara dan prevalensi serta peningkatan eksim, terutama pada anak-anak. Paparan polusi udara luar dan dalam ruangan juga terkait dengan peningkatan penuaan kulit.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Menurut penelitian komprehensif terbaru dari Forum Masyarakat Pernapasan Internasional, polusi udara dapat merusak setiap organ dan hampir setiap sel dalam tubuh manusia.

Seperti dilansir theguardian.com, penelitian Forum Masyarakat Pernapasan Internasional menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh manusia; dari kepala hingga ujung kaki, seperti penyakit jantung dan paru-paru hingga diabetes dan demensia, dari penyakit hati dan kanker kandung kemih hingga tulang rapuh dan kulit rusak, dari kesuburan hingga perkembangan janin dan anak-anak.

Kerusakan sistemik adalah akibat dari polusi yang menyebabkan peradangan. Darah mengalirkan polutan ke seluruh tubuh. Karna itu, polusi udara dianggap sebagai persoalan ‘darurat kesehatan masyarakat’.

Menurut WHO, lebih dari 90% udara luar mengandung racun. Analisis terbaru pun menunjukkan bahwa 8,8 juta kematian dini setiap tahun disebabkan oleh polusi udara. Polusi udara menjadi pembunuh terbesar daripada merokok.

“Polusi udara dapat membahayakan secara akut dan kronis, berpotensi mempengaruhi setiap organ dalam tubuh,” demikian kesimpulan para ilmuan dari Forum Masyarakat Pernafasan Internasional yang diterbitkan dalam Jurnal Chest.

Prof. Dean Schraufnagel, ahli paru Universitas Chicago dan direktur Forum Masyarakat Pernapasan Internasional, mengatakan, ia tidak terkejut dengan hasil dan kesimpulam dari isi jurnal tersebut. Smentara Dr. Maria Neira, direktur WHO, menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut menambah bukti yang kuat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah menunjukkan bahwa polusi udara mempengaruhi kesehatan manusia. Bahkan ia berharap bahwa di masa yang akan datang, akan ada bukti penelitian lain yang semakin menguatkan efek buruk polusi udara. Sudah ada beberapa penelitian yang mengungkapkan efek polusi udara terhadap penyakit parkinson atau autisme.

WHO menyebutkan bahwa pencemaran udara disebut sebagai ‘silent killer’ karena efeknya yang luas seringkali orang tidak berpikir bahwa penyakit atau gangguan kesehatan tertentu berasal dari polusi udara.

Paru-paru dan jantung pun disebabkan oleh udara kotor yang terhirup sehingga menyebabkan masalah pernafasan, dari asma hingga emfisema bahkan kanker paru-paru. Polusi udara mengakibatkan kerusakan serius tidak hanya pada paru-paru tetapi juga jantung. Polusi udara dapat meningkatkan risiko serangan jantung karena arteri menyempit dan otot melemah.

Bahkan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa partikel terkecil dalam udara beracun dapat melakukan perjalanan ke saraf penciuman di otak. Otak, stroke, demensia, dan kecerdasan berkurang adalah kondisi yang disebabkan oleh polusi udara. Bahkan kurang tidur pun menjadi akibat dari menghirup udara beracun. Dan kerusakan jangka panjang akibat polusi udara adalah peradangan sistemik.

Prof. Schraufnagel menyatakan bahwa dengan menghirup udara beracun, sel-sel kekebalan tubuh berpikir bahwa partikel udara beracun tersebut adalah bakteri. Sehingga sel-sel kekebalan tubuh mengejar dan mencoba untuk membunuhnya dengan cara melepaskan enzim dan asam. Setelah itu, protein-protein inflamasi menyebar ke tubuh, mempengaruhi otak, ginjal, pankreas, bahkan hati, dan organ lainnya. Di sini, tubuh pun berevolusi untuk mempertahankan diri dari infeksi bakteri, bukan polusi yang sebenarnya.

Polusi udara pun menyebabkan banyak kanker termasuk di kandung kemih dan usus, menyebabkan peningkatan sindrom iritasi usus. Bahkan kulit dan tulang pun terpengaruh. Masalah penuaan kulit, gatal, hingga kerapuhan tulang menjadi bagian dari akibat polusi udara.

Kerusakan reproduksi, kesuburan, bahkan keguguran meningkat akibat terpapar udara beracun. Bahkan janin yang belum lahir pun terpengaruh. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa udara beracun masuk ke plasenta, pemberi nutrisi pada janin. Polusi udara menyebabkan berat lahir bayi rendah dan memiliki konsekuensi mengerikan seumur hidup bayi.

Paparan udara kotor menyebabkan paru-paru bayi terhambat, meningkatkan obesitas, leukimia, dan masalah kesehatan mental.

Prof. Schraufnagel prihatin bahwa banyak dokter tidak menyadari bahaya yang cukup luas dari polusi udara. Jika banyak dokter tahu, mereka bisa mendidik pasien mereka untuk lebih menjaga badan dari paparan polusi udara.

Lebih lanjut, Schraufnagel menyatakan bahwa penyakit bertambah dan berubah seiring waktu. Dan ini seiring dengan kuantitas polusi udara yang makin besar. Buktinya, tindakan pemerintah untuk mengurangi polusi sebelum Olimpiade Beijing pada 2008 telah mampu mengurangi berat lahir rendah bayi.

Namun menurut Schraufnagel, ada kabar baiknya. Kabar baiknya adalah bahwa masalah polusi udara dapat diatasi. “Cara terbaik untuk mengurangi paparan polusi udara adalah dengan mengendalikan sumbernya,” jelas Schraufnagel.

Sebagian besar polusi udara berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan untuk menghasilkan listrik, pemanas rumah, dan sumber energi. Pemerintah harus ikut serta menanggulangi ‘darurat kesehatan masyarakat’ ini demi kemaslahatan rakyat.