Pernyataan berikut ini yang paling tepat berkaitan dengan pencernaan lemak adalah

“Enzim adalah molekul biologis yang berfungsi untuk mempercepat laju reaksi kimia di dalam sel tubuh. Salah satu enzim yang memiliki fungsi cukup penting adalah enzim lipase. Jika fungsinya tidak terjaga dengan baik, otomatis akan berdampak pada sistem kerja pencernaan manusia.” 

Halodoc, Jakarta – Enzim lipase menjadi salah satu jenis enzim pencernaan. Sebagian besar jumlahnya diproduksi dalam pankreas. Selain itu, enzim lipase juga diproduksi dalam organ lain dalam tubuh, seperti hati dan lambung. Berikut ini penjelasan dan fungsi enzim lipase untuk menunjang kesehatan pencernaan.

Baca juga: Kenali 3 Fungsi Enzim pada Lambung

Penjelasan Selengkapnya Tentang Enzim Lipase

Sebelum mengetahui fungsinya, sebaiknya kamu lebih dulu mengetahui penjelasan tentang enzim lipase itu sendiri. Lipase adalah enzim pencernaan yang produksi oleh pankreas. Gunanya adalah memecah makanan yang dikonsumsi, sehingga tubuh dapat mencerna nutrisi yang dibutuhkan dari makanan tersebut.

Pankreas memiliki bagian yang disebut dengan kepala pankreas. Bagian tersebut terhubung langsung ke duodenum, yaitu bagian pertama dari usus kecil. Di dalam pankreas terdapat saluran kecil yang berfungsi untuk memasok enzim lipase untuk dialirkan ke duodenum.

Di dalam organ tersebut, enzim menjalankan fungsinya, yaitu membantu memecah trigliserida makanan menjadi asam lemak. Hal tersebut menjadi salah satu fungsi lipase. Fungsinya tidak berhenti sampai di situ saja, enzim ini juga memiliki beberapa fungsi penting lain bagi sistem pencernaan tubuh.

Baca juga: Kenali Macam-Macam Enzim dalam Lambung

Fungsi Enzim Lipase Bagi Sistem Pencernaan

Kamu perlu menjaga kesehatan enzim ini agar fungsi pentingnya dapat terjaga dengan baik. Berikut ini beberapa fungsi penting enzim lipase bagi sistem pencernaan:

1. Membantu Proses Metabolisme

Membantu proses metabolisme dilakukan dengan mengatur reaksi kimia dalam tubuh. Sebenarnya, reaksi kimia terjadi secara natural. Namun, prosesnya sangat lama. Nah, di sinilah fungsi dari enzim lipase, yaitu membantu reaksi kimia agar proses metabolisme berjalan lebih cepat dan efektif.

2. Mencerna Nutrisi dari Makanan

Enzim ini juga berperan penting dalam mencerna nutrisi dari makanan yang kamu konsumsi. Saat mengonsumsi makanan berlemak, enzim akan memecah lemak menjadi partikel kecil dan masuk ke saluran limfatik. Pada akhirnya, nutrisi dari makanan tersebut akan dibawa masuk ke dalam aliran darah.

3. Memindahkan Kolesterol ke Aliran Darah

Fungsi selanjutnya adalah membantu memindahkan kolesterol ke aliran darah. Dalam menjalankan fungsinya, enzim menggabungkan kolesterol dengan asam lemak. Hasilnya ditemukan 2 kolesterol, yaitu LDL dan HDL. Enzim kemudian memindahkan kolesterol, baik ke dalam atau menjauh dari sel tubuh.

4. Membantu Proses Pencernaan ASI

Lipase adalah enzim yang berfungsi untuk mencerna dan menggunakan lemak ASI sepenuhnya. Enzim bekerja dengan memecah lemak susu, dan memisahkannya menjadi asam lemak bebas serta gliserol. Proses ini berlangsung hingga pankreas bayi dapat menghasilkan lipase secara alami.

Baca juga: Ketahui Jenis dan Fungsi Enzim Pencernaan Manusia

Itulah penjelasan lengkap tentang enzim lipase dan fungsi pentingnya bagi sistem pencernaan manusia. Seperti ulasan sebelumnya, lipase adalah enzim yang berperan besar terhadap proses pencernaan dalam tubuh. Tentu saja, kesehatan pankreas yang menjadi rumah produksi bagi enzim ini perlu dijaga dengan baik. 

Jika fungsinya terganggu, tentu jumlah enzim yang diproduksi akan menurun. Hal tersebut berdampak pada kinerja pencernaan. Oleh sebab itu, konsumsilah makanan bergizi seimbang dan bila perlu konsumsi suplemen atau vitamin untuk menjaga kesehatan, termasuk kesehatan sistem pencernaan. Kamu bisa cek kebutuhan suplemen yang dibutuhkan di sini lewat aplikasi Halodoc. Download di sini jika belum memiliki aplikasinya.

Pernyataan berikut ini yang paling tepat berkaitan dengan pencernaan lemak adalah
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. The Digestive Process: What Is the Role of Your Pancreas in Digestion?
Very Well Family. Diakses pada 2021. Overview of the Enzymes in Breast Milk.
Mount Sinai. Diakses pada 2021. Lipase.
Medline Plus. Diakses pada 2021. Lysosomal acid lipase deficiency.

Halo, Sobat SMP! Setiap hari tentunya kita memerlukan energi untuk beraktivitas. Energi bisa diperoleh dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang nantinya diolah menjadi energi oleh tubuh kita. Karena terjadi sebuah proses di dalam sistem pencernaan, makanan yang kita konsumsi pastinya akan berbeda mulai dari bentuk, rasa, aroma, dan tekstur ketika dikeluarkan dalam bentuk feses.

Nah Sobat SMP, kali ini kita akan membahas mengenai proses pencernaan makanan di dalam tubuh mulai dari awal hingga akhir. Namun sebelum melangkah jauh menuju proses pencernaan, kalian juga perlu mengetahui tentang sistem pencernaan itu sendiri.

Sistem pencernaan adalah proses yang dilakukan oleh sistem organ pencernaan untuk mengolah makanan agar dapat diserap nutrisinya dan diubah menjadi energi. Sistem organ pencernaan pun terdiri dari organ-organ yang memiliki peranannya masing-masing dalam mengolah makanan.

Kira-kira seperti apa proses pencernaan makanan yang ada di dalam tubuh? Yuk simak pembahasan berikut ini!

Mulut

Makanan pertama kali masuk melalui mulut. Di dalamnya, terjadi proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Untuk proses pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, sedangkan proses pencernaan kimiawi dibantu oleh beberapa enzim seperti amilase, ptialin, dan juga enzim maltase.

Kerongkongan

Setelah diproses melalui mulut, selanjutnya makanan menuju ke kerongkongan terlebih dahulu sebelum mencapai lambung. Di kerongkongan, terdapat gerakan peristaltik (seperti meremas-remas) guna mendorong makanan menuju lambung.

Lambung

Selain di mulut, proses pencernaan secara mekanik juga terjadi di dalam lambung ketika makanan dihaluskan oleh gerakan otot-otot lambung. Pada lambung, terjadi pula proses pencernaan secara kimiawi melalui enzim-enzim. Ada enzim pepsin yang berfungsi mengubah protein menjadi asam amino, enzim renin yang berfungsi mengubah protein menjadi kasein, dan juga HCl (asam klorida) yang berfungsi memecah protein serta melawan virus dan bakteri yang masuk melalui sistem pencernaan.

Usus halus

Baca Juga  Waspadai Hepatitis Akut pada Anak! Ketahui Cara Pencegahannya

Dari lambung, makanan yang sudah diproses di lambung menuju usus halus. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Di usus halus ini makanan kembali diproses secara kimiawi yang dibantu oleh enzim-enzim dari pankreas, empedu, dan hati seperti tripsin, amilase, maltase, sukrase, laktase, dan lipase.

Usus besar

Setelah nutrisi diserap di usus halus, sisa-sisa makanan mengalami pembusukan di dalam usus besar. Selain pembusukan, di dalam usus besar juga air diserap sehingga sisa-sisa makanan siap diubah menjadi feses (kotoran).

Rektum dan anus

Feses akan disimpan di dalam rektum sebelum dikeluarkan lewat anus. Di rektum, sensor di sana akan mengirimkan sinyal ke otak untuk memutuskan apakah feses perlu dikeluarkan atau tidak.

Setelah itu, feses yang siap dibuang akan dikeluarkan melalui anus. Otot anus berfungsi untuk menahan dan menjaga feses agar tidak keluar dari rektum sebelum saatnya.

Nah, itulah tadi proses pencernaan makanan di dalam tubuh manusia ya, Sobat SMP. Cukup panjang ya bukan? Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian semua.

Jika ingin mempelajari hal-hal lain terkait dengan IPA, kalian dapat mengunduh modul pembelajaran jarak jauh untuk mata pelajaran IPA di situs resmi Direktorat SMP secara gratis ya!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul PJJ IPA kelas VIII semester gasal terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Metabolisme lipid adalah sintesis dan degradasi lipid dalam sel, yang melibatkan pemecahan atau penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini diperoleh dari mengonsumsi makanan dan menyerapnya atau disintesis oleh hati hewan.[1] Lipogenesis adalah proses mensintesis lemak ini.[2][3] Mayoritas lipid yang ditemukan dalam tubuh manusia dari makanan adalah trigliserida dan kolesterol.[4] Jenis lipid lain yang ditemukan dalam tubuh adalah asam lemak dan lipid membran. Metabolisme lipid sering dianggap sebagai proses pencernaan dan penyerapan lemak makanan; namun, ada dua cara organisme dapat menggunakan lemak untuk mendapatkan energi yaitu lemak yang dikonsumsi dan lemak penyimpanan.[5] Vertebrata dan manusia menggunakan kedua metode penggunaan lemak sebagai sumber energi untuk organ seperti jantung supaya tetap berfungsi.[6] Karena lipid adalah molekul hidrofobik, lipid perlu dilarutkan sebelum metabolisme dimulai. Metabolisme lipid sering dimulai dengan hidrolisis, [7] yang terjadi dengan bantuan berbagai enzim dalam sistem pencernaan.[2] Metabolisme lipid terjadi juga pada tumbuhan, meskipun prosesnya berbeda dibandingkan dengan hewan.[8] Langkah kedua setelah hidrolisis adalah penyerapan asam lemak ke dalam sel epitel dinding usus.[6] Dalam sel epitel, asam lemak dikemas dan diangkut ke seluruh tubuh.[9]

Pencernaan adalah langkah pertama untuk metabolisme lipid, dan langkah itu adalah proses memecah trigliserida menjadi unit monogliserida yang lebih kecil dengan bantuan enzim lipase. Pencernaan lemak dimulai di mulut melalui pencernaan kimiawi oleh lipase lingual. Kolesterol yang dicerna tidak dipecah oleh lipase dan tetap utuh sampai memasuki sel epitel usus halus. Lipid kemudian berlanjut ke lambung, tempat pencernaan kimiawi dilanjutkan oleh lipase lambung dan pencernaan mekanis dimulai (peristalsis). Namun, sebagian besar pencernaan dan penyerapan lipid terjadi setelah lemak mencapai usus halus. Bahan kimia dari pankreas (famili lipase pankreas dan lipase yang bergantung pada garam empedu) disekresikan ke usus halus untuk membantu memecah trigliserida,[10] bersamaan dengan pencernaan mekanik lebih lanjut, hingga masing-masing merupakan unit asam lemak individu yang dapat diserap ke dalam sel epitel usus halus.[11] Enzim ini adalah lipase pankreas yang bertanggung jawab untuk pensinyalan hidrolisis trigliserida menjadi unit asam lemak dan gliserol yang terpisah.

Langkah kedua dalam metabolisme lipid adalah penyerapan lemak. Penyerapan lemak hanya terjadi di usus halus. Setelah trigliserida dipecah menjadi asam lemak individu dan gliserol, bersama dengan kolesterol, mereka akan bergabung menjadi struktur yang disebut misel. Asam lemak dan monogliserida meninggalkan misel dan berdifusi melintasi membran untuk memasuki sel epitel usus. Dalam sitosol sel epitel, asam lemak dan monogliserida direkombinasi kembali menjadi trigliserida. Dalam sitosol sel epitel, trigliserida dan kolesterol dikemas menjadi partikel yang lebih besar yang disebut kilomikron yang merupakan struktur amfifatik yang mengangkut lemak yang dicerna.[9] Kilomikron akan melakukan perjalanan melalui aliran darah untuk memasuki adiposa dan jaringan lain dalam tubuh.[6] [2][3]

Karena sifat hidrofobik dari lipid membran, trigliserida dan kolesterol, mereka memerlukan protein transpor khusus yang dikenal sebagai lipoprotein.[1] Struktur amfifatik lipoprotein memungkinkan trigliserol dan kolesterol diangkut melalui darah. Kilomikron adalah salah satu sub-kelompok lipoprotein yang membawa lemak yang dicerna dari usus halus ke seluruh tubuh. Kerapatan yang bervariasi antara jenis lipoprotein adalah karakteristik dari jenis lemak yang mereka bawa.[12] Sebagai contoh, lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) membawa trigliserida yang disintesis oleh tubuh kita dan lipoprotein densitas rendah (LDL) mengangkut kolesterol ke jaringan perifer kita.[6][1] Sejumlah lipoprotein ini disintesis di hati, tetapi tidak semuanya berasal dari organ ini.[1]

 

Setelah kilomikron (atau lipoprotein lain) mencapai jaringan, partikel-partikel ini akan dipecah oleh lipoprotein lipase di permukaan luminal sel endotelial dalam kapiler untuk melepaskan trigliserida.[14] Trigliserida akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol sebelum memasuki sel dan kolesterol yang tersisa akan kembali mengalir melalui darah ke hati.[13]

Dalam sitosol sel (misalnya sel otot), gliserol akan dikonversi menjadi gliseraldehida 3-fosfat, yang merupakan perantara dalam glikolisis, untuk mendapatkan oksidasi lebih lanjut dan menghasilkan energi. Namun, langkah utama katabolisme asam lemak terjadi di mitokondria.[15] Asam lemak rantai panjang (lebih dari 14 karbon) perlu dikonversi menjadi Asil-KoA agar dapat melewati membran mitokondria.[6] Katabolisme asam lemak dimulai dalam sitoplasma sel ketika asil-KoA sintetase menggunakan energi dari pembelahan ATP untuk mengkatalisasi penambahan koenzim A ke asam lemak.[6] Asil-KoA yang dihasilkan melintasi membran mitokondria dan memasuki proses oksidasi beta. Produk utama jalur oksidasi beta adalah asetil-KoA (yang digunakan dalam siklus asam sitrat untuk menghasilkan energi), NADH, dan FADH.[15] Proses oksidasi beta membutuhkan enzim berikut: asil KoA dehidrogenase, enoil-KoA hidratase, 3-hidroksasil-KoA dehidrogenase, dan 3-ketoasil-KoA tiolase.[13] Diagram di sebelah kanan menunjukkan bagaimana asam lemak diubah menjadi asetil-KoA. Reaksi bersih keseluruhan, menggunakan palmitoil KoA (16: 0) sebagai model substrat adalah:

7 FAD + 7 NAD + + 7 COASH + 7 H 2 O + H (CH 2 CH 2 ) 7 CH 2 CO-SCoA → 8 CH 3 CO-SCoA + 7 FADH 2 + 7 NADH + 7 H +

Selain lemak makanan, penyimpanan lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa adalah salah satu sumber energi utama bagi organisme hidup.[16] Triasilgliserol, membran lipid dan kolesterol dapat disintesis oleh organisme melalui berbagai jalur.

Biosintesis lipid membran

Ada dua kelas utama lipid membran: gliserofosfolipid dan sfingolipid. Meskipun banyak lipid membran berbeda disintesis dalam tubuh kita, jalur berbagi pola yang sama. Langkah pertama adalah mensintesis tulang belakang (sfingosin atau gliserol), langkah kedua adalah penambahan asam lemak ke tulang belakang untuk membuat asam fosfatidat. Asam fosfatidat selanjutnya dimodifikasi dengan perlekatan kelompok kepala hidrofilik yang berbeda ke tulang punggung. Biosintesis lipid membran terjadi pada membran retikulum endoplasma.[17]

Biosintesis trigliserida

Asam fosfatidat juga merupakan prekursor untuk biosintesis trigliserida. Asam fosfatidat fosfotase mengkatalisis konversi asam fosfatidat menjadi diasilgliserida, yang akan dikonversi menjadi triasilgliserida oleh asiltransferase. Biosintesis trigliserida terjadi dalam sitosol.[18]

Biosintesis asam lemak

Prekursor untuk asam lemak adalah asetil KoA dan terjadi di sitosol sel [18] Reaksi bersih keseluruhan, menggunakan palmitat (16:0) sebagai model substrat adalah:

8 Asetil-koA + 7 ATP + 14 NADPH + 6H + → palmitat + 14 NADP + + 6H2O + 7ADP + 7P¡

Biosintesis kolesterol

Kolesterol dapat dibuat dari asetil-KoA melalui jalur beberapa langkah yang dikenal sebagai jalur isoprenoid. Kolesterol sangat penting karena mereka dapat dimodifikasi untuk membentuk berbagai hormon dalam tubuh seperti progesteron.[6] Sebanyak 70% biosintesis kolesterol terjadi di sitosol sel hati.  

Gangguan metabolisme lipid adalah penyakit di mana masalah terjadi dalam menghancurkan atau mensintesis lemak (atau zat seperti lemak).[19] Gangguan metabolisme lipid dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi lipid plasma dalam darah seperti kolesterol LDL, VLDL, dan trigliserida yang paling sering menyebabkan penyakit kardiovaskular.[20] Sebagian besar waktu gangguan ini turun temurun, yang berarti itu adalah kondisi yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen mereka.[19] Penyakit Gaucher (tipe I, II, dan III), penyakit Niemann-Pick, penyakit Tay-Sachs, dan penyakit Fabry adalah semua penyakit di mana mereka yang menderita dapat memiliki gangguan metabolisme lipid tubuh mereka.[21] Penyakit yang lebih jarang mengenai gangguan metabolisme lipid adalah sitosterolemia, Penyakit Wolman, penyakit Refsum, dan xanthomatosis serebrotendinous.[21]

  1. ^ a b c d "Overview of Lipid Metabolism". Merck Manuals Professional Edition. Diakses tanggal 2016-11-01. 
  2. ^ a b c "Hydrolysis – Chemistry Encyclopedia – structure, reaction, water, proteins, examples, salt, molecule". chemistryexplained.com. Diakses tanggal 2016-11-01. 
  3. ^ a b Freifelder D (1987). Molecular biology (edisi ke-2nd). Boston: Jones and Bartlett. ISBN 978-0-86720-069-0. 
  4. ^ Baynes D (2014). Medical Biochemistry. Saunders, Elsevier Limited. hlm. 121–122. ISBN 978-1-4557-4580-7. 
  5. ^ "Insect fat body: energy, metabolism, and regulation". Annual Review of Entomology. 55: 207–25. 2010. doi:10.1146/annurev-ento-112408-085356. PMC 3075550  . PMID 19725772. 
  6. ^ a b c d e f g Lehninger AL, Nelson DL, Cox MM (2000). Lehninger Principles of Biochemistry (edisi ke-3rd). New York: Worth Publishers. ISBN 978-1-57259-931-4. 
  7. ^ Ophardt, Charles E. (2013). "Lipid Metabolism Summary". Virtual Chembook. Elmhurst College. 
  8. ^ "Reviewed Work: Plant Lipid Biochemistry". The New Phytologist. 71 (3): 547–548. May 1972. JSTOR 2430826?. 
  9. ^ a b "Regulation of Lipid Metabolism and Beyond". International Journal of Endocrinology. 2016: 5415767. 2016. doi:10.1155/2016/5415767. PMC 4880713  . PMID 27293434. 
  10. ^ Pelley JW (2012). Elsevier's Integrated Review Biochemistry (edisi ke-2nd). Philadelphia: Elsevier/Mosby. ISBN 978-0-323-07446-9. 
  11. ^ Voet D, Voet JG, Pratt CW (2013). Fundamentals of Biochemistry: Life at the Molecular Level (edisi ke-Fourth). Hoboken, NJ: Wiley. ISBN 978-0-470-54784-7. OCLC 738349533. 
  12. ^ Harris JR (2010). Cholesterol binding and cholesterol transport proteins: structure and function in health and disease. Dordrecht: Springer. ISBN 978-90-481-8621-1. 
  13. ^ a b c "Fatty Acid beta-Oxidation – AOCS Lipid Library". lipidlibrary.aocs.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-21. Diakses tanggal 2017-11-28.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "lipidlibrary.aocs.org" didefinisikan berulang dengan isi berbeda Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "lipidlibrary.aocs.org" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  14. ^ Feingold KR, Grunfeld C (2000). De Groot LJ, Chrousos G, Dungan K, Feingold KR, Grossman A, Hershman JM, Koch C, Korbonits M, McLachlan R, ed. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc. PMID 26247089. 
  15. ^ a b Mitochondria (edisi ke-2nd). Hoboken, N.J.: Wiley-Liss. 2008. ISBN 978-0-470-04073-7. 
  16. ^ "Adipose Tissue Remodeling: Its Role in Energy Metabolism and Metabolic Disorders". Frontiers in Endocrinology. 7: 30. 2016-04-13. doi:10.3389/fendo.2016.00030. PMC 4829583  . PMID 27148161. 
  17. ^ "An overview of sphingolipid metabolism: from synthesis to breakdown". Advances in Experimental Medicine and Biology. 688: 1–23. 2010. PMC 3069696  . PMID 20919643. 
  18. ^ a b "The synthesis of chiral glycerides starting from D- and L-serine". Chemistry and Physics of Lipids. 16 (2): 115–22. March 1976. doi:10.1016/0009-3084(76)90003-7. PMID 1269065. 
  19. ^ a b "Lipid Metabolism Disorders". MedlinePlus. Diakses tanggal 2016-11-20. 
  20. ^ O'Malley K (1984). Clinical Pharmacology and Drug treatment in the elderly. Edinburgh; New York: Churchil Livingstone. ISBN 978-0-443-02297-5. 
  21. ^ a b "Disorders of Lipid Metabolism". Merck Manuals Consumer Version. Diakses tanggal 2016-11-20. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metabolisme_lipid&oldid=21217419"