Perilaku apa yang dapat kita lakukan sebagai pengamalan penggalan QS Ali Imron ayat 159 dibawah ini?

  • BIG KID / 10-12 YEARS OLD

21 Juni 2021

Berbuat baik dan saling memaafkan sesama makhluk Allah hukumnya wajib. Hal tersebut membuat kehidupan sesama manusia menjadi damai dan tertib. Maka dari itu, penting sekali mengajarkan dua karakter tersebut pada anak sejak dini. 

Selain itu, ajarkan pula anak tentang bermusyawarah. Ini juga ilmu yang penting. Sebab, sebagai makhluk sosial kita pasti hidup berkelompok. Nah, di saat berkelompok itu lah seseorang tak bisa egois mengambil keputusan sendiri semaunya. Ia butuh bermusyawarah.

Jika seseorang tetap memaksakan diri bersikap egois dengan mengambil keputusan semuanya sendiri, nantinya ia bisa jadi tidak disukai oleh lingkungannya. Maka dari itu, bermusyawarah pun penting untuk Mama ajarkan pada anak.

Namun, tahukah Mama bahwa hidup damai dengan berbuat baik dan bermusyawarah ternyata terkandung dalam Alquran lho. Tepatnya pada surat Ali-Imron ayat 159.

Berikut ini, Popmama.com telah merangkum kisah turunnya surat Ali-Imron ayat 159 beserta kandungannya. Simak yuk, Ma!

1. Surat Ali-Imron ayat 159

Berikut ini bunyi surat Ali-Imron 159 beserta artinya: 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn

"Maka berkat rahmat dari Allah engkau (Muhammad) harus berlaku lemah lembut kepada mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar. Sehingga mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka serta mohonkanlah ampun untuk mereka, kemudian bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Maka apabila Engkau telah membulatkan tekat, bertawakallah kepada Allah. sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."

2. Kisah dibalik Peristiwa Turunnya Ali-Imran 159

Berikut ini kisah dibalik turunnya surat Ali-Imron ayat 159 menurut Imam Abu Bakar berdasarkan kisah Nabi Muhammad SAW di saat perang badar. 

Perang badar usai dan dimenangkan oleh umat muslim. Pada waktu itu, Nabi Muhammad SAW mengajak Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk bermusyawarah terkait para tawanan.

Abu Bakar memberikan usulan kepada Nabi Muhammad SAW agar para tawanan dikembalikan lagi kepada keluarganya dengan syarat membayar tebusan.

Lain halnya dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab mengusulkan agar para tawanan dihukum mati dan yang mengeksekusi adalah keluarganya sendiri.

Mendapat dua usulan tersebut membuat Nabi Muhammad SAW mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Maka, turun surat Ali-Imron ayat 159. 

Dari ayat tersebut, Nabi Muhammad mengambil pendapat Abu Bakar Ash-shidiq, di mana para tawanan dikema ke keluarganya dengan membayar tebusan 

3. Kandungan yang terdapat dalam surat Ali-Imron ayat 159

Berdasarkan Tafsir Al Azhar karangan Buya Hamka, tafsir Al Munir karangan Wahbah Az Zuahaili, dan tafsir Alqurani menjelaskan, kandungan ayat 159 dalam surat Ali-Imron, diantaranya sebagai berikut:

  1. Menganjurkan umat muslim untuk memaafkan dan bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Jadi, bermusyawarahlah dengan hati dingin (tidak dalam keadaan emosi dan dendam) untuk mengambil keputusan terhadap suatu perkara. 
  2. Dapat dilihat dari ayat tersebut bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang menyelesaikam masalah dengan jalan musyawarah diiringi dengan sifat pemaaf, dan lemah lembut. Terapkan hal ini pada kehidupan sehari-hari agar bisa menjalani hidup dengan damai.
  3. Mengajak seluruh umat muslim untuk selalu bertawakal. Sebab, barangsiapa yang bertawakal akan senantiasa disayangi oleh Allah.
  4. Memohon kepada Allah SWT merupakan cara agar memiliki hati yang lemah lembut. Semoga dengan terus memohon melalui doa, Allah SWT memberikan rahmat tersebut.

Itulah kandungan dalam surat Ali-Imron ayat 159. Yuk, langsung baca ayatnya. Semoga setelah membaca, Mama dan anak-anak dapat menerapkan makna yang terkandung dalam ayat tersebut dan dilimpahkan kebaikan oleh Allah SWT.

Baca juga:

Topic:

BAB VI

Q.S Ali Imron 159 Q.S Asy Suro 38

A. Pengertian Demokrasi

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Contoh Perlaku Budaya Demokrasi
1. Menerima Perlakuan yang Demokratis dari Orang Lain. Contoh sikap menerima perlakuan yang demokratis dari orang lain di antaranya:

a. menerima kritikan dengan lapang dada,

b. menghargai pendapat dari orang lain,

c. menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana,

d. menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan,

e. menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.

2. Berperilaku Demokratis kepada Orang Lain
Contoh sikap berperilaku demokratis kepada orang lain di antaranya:

a. tidak suka memaksakan kehendak,

b. tidak suka memotong pembicaraan orang lain,

c. tidak bersikap egois,

d. akomodatif terhadap kepentingan umum,

e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat,

f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan,

g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara.

B. Ayat-Ayat Yang Tentang Demokrasi

1.      QS.Ali  Imron Ayat 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ صلى وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ صلى فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ صلى فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ج إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ. (ال عمران : ١۵٩)

Artinya :

Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kami berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imron ayat 159).

Arti perkata

Lafadz

Arti

Lafadz

Arti

فَبِمَا

Maka disebabkan

عَنْهُمْ

Pada mereka

 رَحْمَةٍ

Rahmat (kasih sayang)

وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ

Dan mohonkan ampun bagi mereka

مِنَ اللَّهِ

Dari Allah

وَشَاوِرْهُمْ

Dan musyawarahlah dengan mereka

لِنْتَ لَهُمْ

Kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka

فِي الأمْرِ

Dalam suatu urusan

وَلَوْ كُنْتَ

Sekiranya kamu bersikap

فَإِذَا عَزَمْتَ

Maka apabila kamu telah bersepakat

فَظًّا

Berperilaku kasar

فَتَوَكَّلْ

Maka berserahdirilah

غَلِيظَ الْقَلْبِ

Berhati kasar

عَلَى اللَّهِ

Kepada Allah

لانْفَضُّوا

Tentulah mereka menjauhkan diri

إِنَّ اللَّهَ

Sesungguhnya Allah

مِنْ حَوْلِكَ

Dari sekelilingmu

يُحِبُّ

Menyukai

 فَاعْفُ

Maka maafkanlah

 الْمُتَوَكِّلِينَ

Orang-orang yang bertawakal

Kandungan Q.S. Ali Imron ayat 159

Q.S. Ali Imron ayat 159 berisi tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam muasyawarah, yaitu :

  Bersikap lemah lembut

  Saling memaafkan, sekiranya ada kesalah pahaman dan istighfar memohon ampunan kepada Allah.

  Bertawakal kepada Allah, setelah membulatkan tekad dari hasill musyawarah untuk dilaksanakan

  Bermusyawarah dalam segala urusan

C.    Perilaku yang mencerminkan qs.Ali Imron ayat 159:

Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Ali ‘Imran : 159 adalah sebagai berikut :

  1. Menunjukkan sikap lemah lembut terhadap sesama manusia.
  2. Menunjukkan sifat kejujuran dalam mengemukakan pendapat, dan menyampaikan informasi.
  3. Ikhlas saat memberikan ma’af kepada orang lain.
  4. Menghormati pendapat atau saran orang lain, walaupundirinya yang benar.
  5. Senantiasa bertawakkal dengan sabar serta berusaha dan ikhtiar.

D.      Q.S. Asy Syura ayat 38.

وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ  صلى وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

 (الشورى: ۳۸ )

Artinya :

“Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, dan mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara meraka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. “(Q.S. Asy Syura 38).

1.    Kosa Kata

Kata

Arti

Kata

Arti

اسْتَجَابُوا

menerima (mematuhi) seruan

شُورَى

(diputuskan) dengan musyawarah

لِرَبِّهِمْ

Tuhannya

بَيْنَهُمْ

antara meraka

وَأَقَامُوا

mendirikan

وَمِمَّا

dan sebagian dari

الصَّلاَةَ 

sholat,

رَزَقْنَاهُمْ

rizki yang kami berikan kepada mereka

وَأَمْرُهُمْ

sedangkan urusan mereka

يُنْفِقُونَ

mereka menafkahkan

Kandungan Q,S. Asy Syura ayat 38.

  Senantiasa melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya

  Mendirikan shalat fardhu lima waktu tepat pada waktunya

  Bermusyawarah dalam menyelesaikan segala urusan

  Menafkahkan sebagian rizki karunia Allah dijalan yang benar.

Penerapan Sikap dan Perilaku

a. Menyeru atau mengajak manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT, yang dilakukan dengan cara berdialog atau berdiskusi dengan baik dan penuh argumentasi yang tepat.
b. Terbiasa mendirikan shalat tepat waktu yang dilaksanakan secara berjama’ah, sebagai simbol kekuatan ummat dan kebersamaan.
c. Ikut serta berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan peduli terhadap permasalahan di lingkungannya.
d. Selalu bermusyawarah untu mencari jalan keluar dalam menghadapi hal-hal yang penting
e. Peduli kepada kaum dlu’afa dengan kelebihan rezeki yang Allah berikan kepadanya,