Show
21 Juni 2021 Berbuat baik dan saling memaafkan sesama makhluk Allah hukumnya wajib. Hal tersebut membuat kehidupan sesama manusia menjadi damai dan tertib. Maka dari itu, penting sekali mengajarkan dua karakter tersebut pada anak sejak dini. Selain itu, ajarkan pula anak tentang bermusyawarah. Ini juga ilmu yang penting. Sebab, sebagai makhluk sosial kita pasti hidup berkelompok. Nah, di saat berkelompok itu lah seseorang tak bisa egois mengambil keputusan sendiri semaunya. Ia butuh bermusyawarah. Jika seseorang tetap memaksakan diri bersikap egois dengan mengambil keputusan semuanya sendiri, nantinya ia bisa jadi tidak disukai oleh lingkungannya. Maka dari itu, bermusyawarah pun penting untuk Mama ajarkan pada anak. Namun, tahukah Mama bahwa hidup damai dengan berbuat baik dan bermusyawarah ternyata terkandung dalam Alquran lho. Tepatnya pada surat Ali-Imron ayat 159. Berikut ini, Popmama.com telah merangkum kisah turunnya surat Ali-Imron ayat 159 beserta kandungannya. Simak yuk, Ma! 1. Surat Ali-Imron ayat 159Berikut ini bunyi surat Ali-Imron 159 beserta artinya:
2. Kisah dibalik Peristiwa Turunnya Ali-Imran 159Berikut ini kisah dibalik turunnya surat Ali-Imron ayat 159 menurut Imam Abu Bakar berdasarkan kisah Nabi Muhammad SAW di saat perang badar. Perang badar usai dan dimenangkan oleh umat muslim. Pada waktu itu, Nabi Muhammad SAW mengajak Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk bermusyawarah terkait para tawanan. Abu Bakar memberikan usulan kepada Nabi Muhammad SAW agar para tawanan dikembalikan lagi kepada keluarganya dengan syarat membayar tebusan. Lain halnya dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab mengusulkan agar para tawanan dihukum mati dan yang mengeksekusi adalah keluarganya sendiri. Mendapat dua usulan tersebut membuat Nabi Muhammad SAW mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Maka, turun surat Ali-Imron ayat 159. Dari ayat tersebut, Nabi Muhammad mengambil pendapat Abu Bakar Ash-shidiq, di mana para tawanan dikema ke keluarganya dengan membayar tebusan 3. Kandungan yang terdapat dalam surat Ali-Imron ayat 159Berdasarkan Tafsir Al Azhar karangan Buya Hamka, tafsir Al Munir karangan Wahbah Az Zuahaili, dan tafsir Alqurani menjelaskan, kandungan ayat 159 dalam surat Ali-Imron, diantaranya sebagai berikut:
Itulah kandungan dalam surat Ali-Imron ayat 159. Yuk, langsung baca ayatnya. Semoga setelah membaca, Mama dan anak-anak dapat menerapkan makna yang terkandung dalam ayat tersebut dan dilimpahkan kebaikan oleh Allah SWT. Baca juga: Topic:
BAB VI Q.S Ali Imron 159 Q.S Asy Suro 38 A. Pengertian Demokrasi Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Contoh Perlaku Budaya Demokrasi a. menerima kritikan dengan lapang dada, b. menghargai pendapat dari orang lain, c. menyampaikan pendapat secara arif dan bijaksana, d. menghargai makna dialog dengan tidak mendominasi suatu pembicaraan, e. menerima dan melaksanakan hasil keputusan dengan penuh tanggung jawab.
2. Berperilaku
Demokratis kepada Orang Lain a. tidak suka memaksakan kehendak, b. tidak suka memotong pembicaraan orang lain, c. tidak bersikap egois, d. akomodatif terhadap kepentingan umum, e. lebih mengutamakan kemampuan nalar dan akal sehat dalam berpendapat, f. santun dan tertib dalam memberikan pendapat dan gagasan, g. peduli terhadap kemajuan bangsa dan negara. B. Ayat-Ayat Yang Tentang Demokrasi 1. QS.Ali Imron Ayat 159 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ صلى وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ صلى فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ صلى فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ج إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ. (ال عمران : ١۵٩) Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kami berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imron ayat 159). Arti perkata
Kandungan Q.S. Ali Imron ayat 159 Q.S. Ali Imron ayat 159 berisi tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam muasyawarah, yaitu : Bersikap lemah lembut Saling memaafkan, sekiranya ada kesalah pahaman dan istighfar memohon ampunan kepada Allah. Bertawakal kepada Allah, setelah membulatkan tekad dari hasill musyawarah untuk dilaksanakan Bermusyawarah dalam segala urusan C. Perilaku yang mencerminkan qs.Ali Imron ayat 159: Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Ali ‘Imran : 159 adalah sebagai berikut :
D. Q.S. Asy Syura ayat 38. وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ صلى وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (الشورى: ۳۸ ) Artinya : “Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, dan mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara meraka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. “(Q.S. Asy Syura 38). 1. Kosa Kata
Kandungan Q,S. Asy Syura ayat 38. Senantiasa melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangannya Mendirikan shalat fardhu lima waktu tepat pada waktunya Bermusyawarah dalam menyelesaikan segala urusan Menafkahkan sebagian rizki karunia Allah dijalan yang benar. Penerapan Sikap dan Perilaku a. Menyeru atau mengajak manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT, yang dilakukan dengan cara berdialog atau berdiskusi dengan baik dan penuh argumentasi yang tepat.b. Terbiasa mendirikan shalat tepat waktu yang dilaksanakan secara berjama’ah, sebagai simbol kekuatan ummat dan kebersamaan. c. Ikut serta berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan peduli terhadap permasalahan di lingkungannya. d. Selalu bermusyawarah untu mencari jalan keluar dalam menghadapi hal-hal yang penting e. Peduli kepada kaum dlu’afa dengan kelebihan rezeki yang Allah berikan kepadanya, |