Perbedaan penelitian terapan dengan penelitian kesejahteraan sosial

Skip to content

Perbedaan penelitian terapan dengan penelitian kesejahteraan sosial

Materi penelitian sosial ini didedikasikan khusus untuk kelas X SMA, pembahasan dalam materi penelitian di kelas X biasanya penuh dengan bahasa buku yang sulit dimengerti. Sehingga bagi kebanyakan siswa yang malu mau bertanya pasti akan meng-iya-kan saja apa yang dijelaskan oleh guru. Semoga dengan membaca materi ini bisa menambah pemahaman siswa kelas X mengenai materi penelitian sosial.

Pengertian Penelitian Sosial

  1. Suharsono (1996:1) menyebutkan, suatu aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah logis, sistematis untuk menguji atau verifikasi satu atau beberapa hipotesis terhadap satu atau beberapa masalah di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data (collecting data)
  2. Bungin Burhan (2201:9) menyebutkan, cara yang ilmiah, karena tidak saja memusatkan perhatian pada kebenaran ilmiah (scientific truth), akan tetapi juga mempertimbangkan cara-cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah itu, cara itu adalah penelitian ilmiah (scientific research).
  3. Soetrisno Hadi (dalam Luth Nursal, 1996:188) menyebutkan, penelitian adalah usaha menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.
  4. M. Suparmoko (1999:3) menyebutkan, penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari faktor-faktor baru sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
  5. Sugiyono (2014:2) menyebutkan, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sehingga ada empat kata kunci yaitu:
    1) Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
    2) Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
    3) Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengerahui cara-cara yang digunakan.
    4) Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Nah dari beberapa pengertian yang sudah disebutkan di atas, penelitian merupakan cara ilmiah atau kegiatan ilmiah yang menggunakan metode tertentu berdasarkan pengumpulan data yang diolah untuk memperoleh kebeneran ilmiah. Sedangkan tambahan kata sosial dalam penelitian merupakan penelitian yang kajiannya meliputi individu, kelompok sosial, masyarakat, hubungan individu, dan masyarakat serta kebudayaannya.

Baca Juga : Ruang Lingkup & Tahap Penelitian Sosial SMA Kelas X

Fungsi Penelitian Sosial

  1. Eksploratif, apabila penelitian tersebut untuk menemukan suatu (penemuan baru) yang sebelumnya tiak ada, sehingga melengkapi kemajuan ilmu yang telah dicapai selama ini.
  2. Verifikasi atau pengujian dalam arti menguji kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
  3. Developmental atau pengembangan dalam arti mengembangkan suatu temuan yang telah dikembangkan dan disempurnakan lebih lanjut

Tujuan Penelitian Sosial

  1. Menjelaskan kesenjangan sebuah teori dan fenomena yang sedang berkembang.
  2. Membuat ramalan-ramalan ke depan dari fenomena yang sedang berkembang dengan menggunakan teori-teori tertentu.
  3. Memperjelas kebenaran sebuah masalah yang sedang menjadi perhatian publik.
  4. Memberi gambaran yang jelas mengenai hasil yang diharapkan dari sebuah program

Jenis-Jenis Penelitian Sosial

Sebelum membahas tentang jenis-jenis penelitian, ada baiknya jika kita mengetahui dan mengerti tentang istilah-istilah yang sejajar artinya dengan kata “jenis”. Kata-kata yang sama atau sejajar artinya dengan kata jenis diantaranya adalah metode, corak, atau strategi desain.

Berdasarkan tujuannya penelitian digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

  1. Penelitian Dasar (basic)
    Tujuan pokok (jangka pendek) penelitian ini untuk mengecek prinsip-prinsip atau pernyataan-pernyataan (proposisi) umum serta menambah isi himpunan pengetahuan mengenai suatu gejala. Tujuan akhir menyusun teori, dengan kata lain kegiatan utama penelitian dasar adalah mengumpulkan informasi untuk menyusun konsep dan hubungan, serta menjalin teoritik prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik (permasalahan) tertentu.
  2. Penelitian Terapan
    Penelitian ini berusaha mengumpulkan informasi untuk membantu usaha memecahkan suatu persoalan di dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian terapan biasanya terbatas khusus untuk problem yang menjadi objek penelitian itu saja, tidak dihimpun menjadi teoritik yang dapat diterapkan ke masalah yang lebih luas.
  3. Penelitian EvaluasiPenelitian evaluasi ini merupakan salah satu jenis penelitian terapan juga. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur atau menilai pelaksanaan program, hasil kerja atau mengukur (menilai) suatu kegiatan dilihat dan tolak ukurnya atau membandingkan dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, jadi dilakukan untuk menaikkan atau meningkatkan program tesebut.

Baca Juga : METODE PENELITIAN KUALITATIF SMA KELAS X

Pengertian metode disini hendaknya tidak diartikan sebagai cara melakukan sesuatu atau teknik dan sejenisnya. Tetapi metode diartikan sebagai pendekatan yang digunakan untuk mengkaji masalah-masalah di dalam penelitian. Jadi jangan disamakan dengan cara (metode) mengumpulkan data. Cara (metode analisa data). Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah:

  1. Penelitian Historik
    Penelitian historik ini mengkaji terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, penelitian ini mendasarkan diri pada gambaran tertulis maupun lisan.
  2. Penelitian Survei
    Penelitian survei bertujuan untuk memperoleh informasi yang sama atau sejenisnya dan berbagai kelompok atau orang, terutama ditempuh dengan melakukan pengiriman angket (daftar pertanyaan) atau melakukan wawancara (interview) secara pribadi. Survei ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: survei sensus yang dikenal dengan istilah studi populasi dan survei sampel. Jika seluruh anggota populasi diwawancarai, penelitian ini disebut survei sensus, sedangkan jika yang diwawancarai hanya sebagian dari anggota populasi penelitian ini disebut survei sampel.
  3. Penelitian Eksperimen
    Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang memanipulasi (mengatur merekayasa) atau mengontrol (mengendalikan) situasi alamiah menjadi situasi buatan (artificial) sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian eksperimen adalah uji coba yang dilakukan peneliti kepada objek dengan tujuan untuk penelitian. Penelitian eksperimen jauh lebih memungkinkan untuk memperoleh kesimpulan yang benar-benar mengenai sebab akibat, jika dibandingkan dengan metode-metode penelitian yang lainnya.
  4. Penelitian Inkuiri AlamiahPenelitian yang tergolong jenis ini adalah yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai orang dengan mengamati dan mewawancarai mereka didalam lingkungan alamiahnya (lingkungan sewajarnya).

    Contoh penelitian inkuiri alamiah ini untuk mempelajari tingkah laku murid-murid di dalam kelas dengan cara si peneliti ikut hadir di dalam kelas dan mencatat tingkah laku serta perbuatan murid-murid maupun guru. Data penelitian ini dapat dicatat seketika pada saat terjadi baik dengan cara merekam maupun menuliskannya.

  1. Deskriptif (pembeberan)
    Penelitian deskriptif menghasilkan penelitian yang tarafnya dalam memberikan penjelasan mengenai gejala yang diteliti paling rendah maksudnya informasi didapat dari akar-akarnya. Sebab penelitian ini hanya sekedar menghasilkan keterangan yang menggambarkan tentang ciri-ciri suatu gejala.
  2. Assosiatif (hubungan)
    Penelitian asosiatif (korelasional) adalah penelitian yang menjelaskan kait-berkait atau hubung-menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Akan tetapi tidak dapat memberikan bukti variabel mana yang menjadi penyebab dan akibat.
  3. Kausalitas (sebab akibat)
    Penelitian kausal merupakan penelitian yang dapat memberi penjelasan atau dapat menentukan secara konkrit (eksplisit) variabel yang mana yang merupakan faktor penyebab dan akibat.

Pada umumnya penelitian survei dapat memberikan penjelasan deskriptif dan asosiatif (korelasional), begitu juga penelitian inkuari alamiah serta penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan sebab-akibat. Sedangkan penelitan evaluasi dapat memberikan penjelasan asosiatif dan kausal.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, dapat dibedakan menjadi:

  1. penelitian  kualitatif  dan  penelitian  kuantitatif.  Penelitian  kuantitatif berkenaan dengan kuantitatif yang dilambangkan dalam simbol matematik yang berupa angka-angka (hasilnya dapat diukur seperti luas, berat, jarak rumah, dst.).
  2. Sedangkan  penelitian  kualitatif  yaitu  data  yang  dinyatakan  dalam bentuk simbol seperti pernyataan-pernyataan, tanggapan-tanggapan, dan perasaan-perasaan, sehingga tidak dapat diangkakan/tidak dapat diukur seperti ungkapan perasaan, argumentasi, dsb.
  1. Penelitian Eksplorasi
    Desa Selamong kecamatan Banda Neira Maluku Tengah, pernah secara berturut-turut terjadi kematian yang hampir merenggut jiwa sebagian besar penduduk desa tersebut. Hal yang tragis bahwa kuman penyakit tersebut  tidak memberikan  waktu  yang  lama  dalam  merenggut  jiwa penduduk yang diserangnya. Kalangan kedokteran di sana dibuat bingung karena belum pernah menangani kasus semacam  ini.  Pada akhirnya dilakukan penelitian terhadap kuman penyebab penyakit misterius itu. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian eksploratif karena masalah yang diteliti adalah permasalahan yang belum pernah dijejaki, belum pernah diteliti orang lain sehingga walaupun dalam “kegelapan” peneliti eksplorasi tetap berusaha menemukan permasalahan yang sedang atau akan diteliti tersebut.
  2. Penelitian Pengembangan/Developmental
    Kalau penelitian itu bermaksud mengembangkan penemuan penelitian sebelumnya, baik untuk keperluan ilmu murni maupun ilmu terapan dan sebagainya, maka penelitian itu adalah penelitian pengembangan/disempurnakan lebih lanjut.
  3. Penelitian Verifikasi
    Penelitian yang telah dilakukan pada beberapa tahun yang laku, kemudian tahun sekarang melakukan penelitian yang sama pada tempat dan wilayah yang sama dengan maksud mengoreksi ulang kebenaran penelitian sebelumnya
  1. Penelitian Longitudinal
    Apabila peneliti ingin mengetahui perkembangan kemampuan berpikir anak SMU kelas I sampai dengan kelas III, maka peneliti memulai mencatat kemampuan berpikir sejak anak duduk di kelas I. Berturut-turut setiap tahun perkembangan tersebut dicatat yaitu di kelas I, II, dan III. Kalau peneliti melakukan pencatatan awal pada bulan Juni, maka  pencatatan  berikutnya  juga  harus  dilakukan  pada  bulan  yang sama, sehingga kondisinya sama.
  2. Penelitian Cross-sectional
    Berbeda dengan penelitian longitudinal, maka penelitian ini tidak menggunakan sasaran penelitian yang sama. Dalam waktu yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan tentang perkembangan berpikir anak-anak SMU secara serentak, yaitu kelas I, II, dan III. Ini berarti bahwa data dengan cepat dapat dikumpulkan dengan tidak membuang  waktu yang banyak. Namun  demikian  sasaran  penelitian yang berbeda-beda (hal ini tidak terdapat pada penelitian longitudinal), perlu mendapat perhatian karena seseorang atau kelompok, satu tahun yang akan datang mungkin ada perbedaan. Jika dihubungkan dengan cara pengambilan  data  secara  kontinue, maka penelitian cross-sectional merupakan kompromi antara “one-shot” method (menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
  3. Penelitian Kualitatif
    Apabila seseorang melakukan penelitian dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi kedalaman data— sebut saja kualitas data — tidak terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini semakin berkualitas.
  4. Penelitian Kuantitatif
    Berbeda  dengan  penelitian  kualitatif yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dan populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer/secara matematis.
  5. Penelitian Grounded
    Penelitian ini adalah versi lain dari penelitian kualitatif. Namun, pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian grounded diperkenalkan oleh Glaser dan Straus ( dalam Burhan Bungin, 2201 : 29), merupakan reaksi tajam dan sekaligus memberi jalan keluar dan “stagnasi teori” dalam ilmu-ilmu sosial, dengan menitikberatkan SosioIogi. Pelaksanaan penelitian grounded bertolak belakang dengan layaknya penelitian pada umumnya. Kalau penelitian umumnya diawali dengan desain tertentu, namun grounded tidak demikian. Peneliti langsung ke lapangan, semuanya dilaksanakan di lapangan. Rumusan masalah ditemukan di lapangan, hipotesis senantiasa jatuh bangun ditempa data. Data merupakan sumber teori. Teori berdasarkan data sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan. Kredibilitas peneliti grounded merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan metodologi ini. Kalau kredibilitas peneliti rendah, mungkin akan “merusak” penelitian yang membutuhkan “keterbukaan” mata, telinga serta intuisi yang responsif. Implementasi metodologi ini memang amat  sukar  terutama  oleh  peneliti  pemula,  karenanya  perlu latihan- latihan tertentu dalam waktu yang lama.
  6. Penelitian Survey
    Hampir tumpang tindih pengertian penelitian ini dengan penelitian kuantitatif. Akan tetapi biasanya penelitian survey hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup: (1) Ciri-ciri demografis masyarakat; (2) Lingkungan sosial mereka; (3) Aktivitas mereka; (4) Pendapat dan sikap mereka. (5) Penelitian Studi Kasus
  7. Studi kasus
    Biasanya digunakan dalam studi antropologi. Sifat khas dari studi kasus adalah pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dan objek penelitian, dalam arti objek dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi.
  8. Penelitian Assesment
    Sebagai suatu pendekatan, assesment telah berkembang  menjadi bentuk penelitian yang menarik, terutama pada penilaian suatu proyek. Hal yang menonjol dari penelitian assesment adalah keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan sampai selesai. Kredibilitas peneliti assesment dituntut seperti yang ada pada penelitian grounded. Namun karena sifatnya yang “menilai” ini, maka assesment tidak begitu lincah seperti grounded. Di samping itu, karena assesment menggunakan “kacamata kuda”, maka assesment menggunakan pedoman-pedoman tertentu sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang ada.
  9. Penelitian Evaluasi
    Karena sifatnya menilai, kebanyakan orang menyamakan penelitian evaluasi dengan penelitian assesment. Akan tetapi kalau dilihat dari cara kerjasama dan keterlibatan peneliti masing-masing, diketemukan perbedaanya. Pada penelitian evaluasi, keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan sampai akhir, tidak merupakan kebutuhan. Namun hal ini adalah kebutuhan pada penelitian assesment. Peneliti evaluasi dapat saja memulai kerjanya di tengah suatu proses kegiatan. Secara umum penelitian evaluasi ingin menjawab pertanyaan; sampai sejauh mana program telah tercapai sesuai dengan yang digariskan.
  10. Penelitian Aksi
    Biasa juga disebut Action Research. Kalau dilihat dari fokus pendekatannya, maka penelitian ini lebih banyak pada hal-hal yang praktis. Penelitian aksi disebut juga sebagai penelitian evaluasi. Namun kembali lagi cara kerja kedua macam penelitian ini berbeda. Penelitian evaluasi hanya dilakukan pada tengah atau akhir proyek,   tetapi penelitian aksi dilakukan sepanjang proyek, dengan terus menerus mencari  kelemahan-kelemahan untuk  suatu penyempurnaan. Oleh karena itu, cara kerja trial and error mendominasi kerja penelitian aksi.
  1. Penelitian Perpustakaan
    Sesuai dengan namanya, penelitian ini dilakukan di perpustakaan dan peneliti berhadapan dengan berbagai macam literatur sesuai tujuan dan masalah yang sedang dipertanyakan.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan tentang gaya bahasa, buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi, tata warna ilustrasi dan sebagainya.
  2. Penelitian Laboratorium
    Penelitian ini dilakukan di laboratorium, karenanya ilmu pengetahuan eksakta lebih dulu menggunakan penelitian seperti ini. Namun, setelah ilmu  pengetahuan  sosial  mengenal  laboratorium  sebagai  salah  satu tempat studinya, maka dikembangkan pula penelitian ini pada ilmu-ilmu sosial.
  3. Penelitian Kancah/WilayahBentuk penelitian yang paling sering dilaksanakan pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kancah adalah laboratorium raksasa yang penuh dengan  seribu  satu  masalah  yang  tak  kunjung  pangkal  habisnya. Semakin kompleks kancah,  semakin banyak pula  permasalahan  yang dapat dipelajari darinya.

    Terutama ilmu-ilmu sosial, kancah merupakan bagian  terbesar  dari  berbagai  bentuk  penelitian  yang  telah dikembangkan. Oleh karena dihuni oleh masyarakat, maka dapat dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan masyarakat, tentang manusia (wilayah yang dihuni masyarakat).

  1. Penelitian Murni (pure)
    Untuk mengembangkan salah satu cabang ilmu pengetahuan dan tidak bermaksud sama sekali bahwa hasil penelitiannya diterapkan di masyarakat sebagai sebuah aplikasi. Penelitian murni biasanya digunakan pada ilmu-ilmu murni pula, seperti ilmu ekonomi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya.
  2. Penelitian Terapan (applied)
    Kebalikan dari penelitian murni. Penelitian terapan dimaksudkan hasil penelitiannya langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Penelitian  terapan  ini  biasanya  digunakan  pada  ilmu  ilmu  terapan, seperti pendidikan, kesejahteraan sosial, advokat, dan sebagainya.

Setiap cabang ilmu berkepentingan pada penelitian ini dan sebaliknya metodologi penelitian juga didasarkan pada cabang-cabang ilmu tersebut. Oleh karena itu, semakin banyak cabang ilmu pengetahuan berkembang, semakin banyak pula nuansa metodologi penelitian. Dalam hal ini, betul- betul metodologi penelitian hanya sebuah alat. Oleh karena masing-masing ilmu memiliki spesialisasi objek atau ruang lingkup ilmu, maka penggolongan metode  penelitian  juga  dispesialisasikan berdasarkan  objek  dan  ruang lingkup ilmu tersebut.

Materi penelitian ini belum selesai akan dilanjutkan ke postingan selanjutnya linknya akan ditaruh disini setelah postingan dibuat. Semangat belajar, jangan lupa untuk selalu membaca. Salam smartsosiologi.

Sumber : Modul Pelatihan Guru Pembelajar, Sosiologi SMA, Kelompok Kompetensi J, Metode Penelitian Sosial. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.