Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Penggunaan Antikoagulan Naf pada Pengukuran Kadar Glukosa Darah Selama 2 Jam


Abstract


Abstract: NaF or Sodium Fluoride are anticoagulants which often used for sampling tests of blood glucose levels because NaF is considered to inhibit the process of glycolysis. The purpose of this study was to determine the difference of blood glucose level that delayed for 2 hours using NaF anticoagulant and without using NaF anticoagulant at students of Medical Laboratory Pontianak. This research method was in the form of Cross-Sectional research. Sampling technique by random sampling with 39 people in total. Glucose examination method used was a method of glucose oxidase using blood serum. The result was the average value of blood glucose level using anticoagulant NaF was 80,256 mg/dl. While the average of blood glucose levels without the use of NaF anticoagulants was 73,589 mg/dl. The data obtained were analyzed statistically using paired t-test result (p = 0,001 <a 0,05). It can be concluded that there was a difference of blood glucose level when using NaF anticoagulant and without using NaF anticoagulant on students of Medical Laboratory Pontianak.

Abstrak: Antikoagulan NaF atau Natrium Flourida adalah antikoagulan yang sering digunakan untuk sampling bahan pemeriksaan kadar glukosa darah, karena NaF dianggap mampu menghambat proses glikolisis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah sewaktu yang ditunda selama 2 jam menggunakan antikoagulan NaF dan tanpa menggunakan antikoagulan NaF pada mahasiswa/I Analis Kesehatan Pontianak. Desain penelitian menggunakana Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling dengan jumlah 39 orang. Metode pemeriksaan glukosa yang digunakan adalah metode glucose oxidase menggunakan sthe erum darah Hasil penelitian adalah rata–rata nilai kadar glukosa darah yang menggunakan antikoagulan NaF adalah 80,256 mg/dl. Sedangkan rata-rata kadar glukosa darah yang tanpa menggunakan antikoagulan NaF adalah 73,589 mg/dl. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji t-berpasangan didapatkan hasil (p = 0,001<a 0,05). Dapat disimpulkan terdapat perbedaan kadar glukosa darah sewaktu menggunakan antikoagulan NaF dan tanpa menggunakan antikoagulan NaF pada mahasiswa /i Analis Kesehatan Pontianak.


Keywords

Antikoagulan; NaF; Kadar Glukosa Darah


DOI: https://doi.org/10.30602/jlk.v1i1.93

Article Metrics

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP
Abstract views : 4816|
Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP
PDF views : 230

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

Copyright (c) 2017 Jurnal Laboratorium Khatulistiwa

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

JURNAL LABORATORIUM KHATULISTIWA INDEXED BY:

 

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP
 
Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP
 

LICENSE JOURNAL:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Jurnal Laboratorium Khatulistiwa is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

VISITOR STAT:

Media Laboratorium Khatulistiwa


#PHP

Banyak fungsi build-in dari php yang sering kita gunakan, seperti print(), print_r(), unset(), dll. Selain fungsi-fungsi tersebut, kita juga dapat membuat fungsi sendiri sesuai kebutuhan.

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Fungsi adalah sekumpulan intruksi yang dibungkus dalam sebuah blok. Fungsi dapat digunakan ulang tanpa harus menulis ulang instruksi di dalamnya.

Fungsi pada PHP dapat dibuat dngan kata kunci function, lalu diikuti dengan nama fungsinya.

Contoh:

function namaFungsi(){
  //...
}

Kode intruksi dapat di tulis di dalam kurung kurawal ({...}).

Contoh:

function perkenalan(){
  echo "Assalamulaikmu, ";
  echo "Perkenalkan, nama saya Ardianta<br/>";
  echo "Senang berkenalan dengan anda<br/>";
}

Fungsi yang sudah dibuat tidak akan menghasilkan apapun kalau tidak dipanggil. Kita dapat memanggil fungsi dengan menuliskan namanya.

Contoh:

Jadi, kode lengkapnya seperti ini:

<?php
// mmbuat fungsi
function perkenalan(){
  echo "Assalamulaikmu, ";
  echo "Perkenalkan, nama saya Ardianta<br/>";
  echo "Senang berkenalan dengan anda<br/>";
}

// memanggil fungsi yang sudah dibuat
perkenalan();

echo "<hr>";

// memanggilnya lagi
perkenalan();
?>

hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Fungsi dengan Parameter

Supaya intruksi yang di dalam fungsi lebih dinamis, kita dapat menggunakan parameter untuk memasukkan sebuah nilai ke dalam fungsi. Nilai tersebut akan diolah di dalam fungsi.

Misalkan, pada contoh fungsi yang tadi, tidak mungkin nama yang dicetak adalah ardianta saja dan salam yang dipakai tidak selalu assalamualaikum. Maka, kita dapat menambahkan parameter menjadi seperti ini:

<?php
// mmbuat fungsi
function perkenalan($nama, $salam){
  echo $salam.", ";
  echo "Perkenalkan, nama saya ".$nama."<br/>";
  echo "Senang berkenalan dengan anda<br/>";
}

// memanggil fungsi yang sudah dibuat
perkenalan("Muhardian", "Hi");

  echo "<hr>";

  $saya = "Indry";
  $ucapanSalam = "Selamat pagi";
  // memanggilnya lagi
  perkenalan($saya, $ucapanSalam);
?>

Hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Paramter dengan Nilai Default

Nilai default dapat kita berikan di parameter. Nilai default berfungsi untuk mengisi nilai sebuah parameter, kalau parameter tersebut tidak diisi nilainya.

Misalnya: saya lupa mengisi parameter salam, maka program akan error. Oleh karena itu, kita perlu memberikan nilai default supaya tidak error.

Contoh:

<?php
// mmbuat fungsi
function perkenalan($nama, $salam="Assalamualaikum"){
  echo $salam.", ";
  echo "Perkenalkan, nama saya ".$nama."<br/>";
  echo "Senang berkenalan dengan anda<br/>";
}

// memanggil fungsi yang sudah dibuat
perkenalan("Muhardian", "Hi");

echo "<hr>";

$saya = "Indry";
$ucapanSalam = "Selamat pagi";
// memanggilnya lagi tanpa mengisi parameter salam
perkenalan($saya);
?>

Hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Fungsi yang Megembalikan Nilai

Hasil pengolahan nilai dari fungsi mungkin saja kita butuhkan untuk pemrosesan berikutnya. Oleh karena itu, kita harus membuat fungsi yang dapat mengembalikan nilai.

Pengembalian nilai dalam fungsi dapat menggunakan kata kunci return.

Contoh:

<?php
// membuat fungsi
function hitungUmur($thn_lahir, $thn_sekarang){
  $umur = $thn_sekarang - $thn_lahir;
  return $umur;
}

echo "Umur saya adalah ". hitungUmur(1994, 2015) ." tahun";
?>

Hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Memangil Fungsi di dalam Fungsi

Fungsi yang sudah kita buat, dapat juga dipanggil di dalam fungsi lain.

Contoh:

<?php
// membuat fungsi
function hitungUmur($thn_lahir, $thn_sekarang){
  $umur = $thn_sekarang - $thn_lahir;
  return $umur;
}

function perkenalan($nama, $salam="Assalamualaikum"){
  echo $salam.", ";
  echo "Perkenalkan, nama saya ".$nama."<br/>";
  // memanggil fungsi lain
  echo "Saya berusia ". hitungUmur(1994, 2015) ." tahun<br/>";
  echo "Senang berkenalan dengan anda<br/>";
}


// memanggil fungsi perkenalan
perkenalan("Ardianta");

?>

Hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP

Fungsi rekursif

Fungsi rekursif adalah fungsi yang memanggil dirinya sendiri. Fungsi ini biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah sepeti faktorial, bilangan fibbonaci, pemrograman dinamis, dll.

Contoh fungsi rekursif:

<?php

function faktorial($angka) {
  if ($angka < 2) {
    return 1;
  } else {
  // memanggil dirinya sendiri
  return ($angka * faktorial($angka-1));
  }
}

// memanggil fungsi
echo "faktorial 5 adalah " . faktorial(5);

?>

Hasilnya:

Penggunaan fungsi SSODIUM pada PHP