Pasangan yang tepat antara nama bagian tubuh dan fungsinya adalah

Saraf kranial berperan besar dalam menunjang fungsi pancaindra dan gerakan otot. Tugasnya dalam menerima rangsangan dan menyampaikan informasi dari otak ke bagian tubuh lain, terutama di area kepala, membuat saraf ini begitu penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari.

Saraf kranial terdiri dari 12 pasang, dengan nama dan fungsi yang berbeda-beda. Beberapa saraf terlibat langsung dalam fungsi kelima pancaindra, yaitu indra penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan perasa.

Pasangan yang tepat antara nama bagian tubuh dan fungsinya adalah

Sementara itu, beberapa saraf lainnya berperan dalam mengendalikan otot di wajah atau mengatur produksi kelenjar tubuh.

Berbagai Fungsi dari Saraf Kranial

Setiap saraf kranial ditandai dengan angka Romawi yang disusun berdasarkan lokasinya, yaitu dari bagian depan sampai ke bagian belakang otak. Umumnya, fungsi saraf kranial dikelompokan berdasarkan fungsi sensorik dan fungsi motorik.

Untuk mengetahui lebih jauh, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis dan fungsi saraf kranial:

Saraf I: saraf olfaktori

Saraf olfaktori bertugas untuk membawa rangsangan bau dari indra penciuman atau hidung ke otak. Kerusakan pada saraf kranial ini bisa mengakibatkan penurunan kemampuan untuk mencium dan merasakan makanan.

Saraf II: saraf optik

Saraf kranial ini berperan dalam meneruskan rangsangan dari retina ke otak. Sama halnya dengan saraf olfaktori, kerusakan pada saraf optik akan mengakibatkan penurunan kemampuan melihat, baik pada salah satu mata maupun keduanya, tergantung lokasi saraf di mata yang mengalami kerusakan.

Saraf III: saraf okulomotor

Saraf okulomotor berperan sebagai fungsi motorik mata, yaitu mengatur respons pupil ketika menangkap cahaya, membuka kelopak mata, dan menggerakkan bola mata ke arah batang hidung, tengah atas, serta pinggir atas dan bawah.

Kelainan saraf ini dapat menyebabkan pandangan kabur, penglihatan ganda atau diplopia, mata juling, atau ptosis.

Saraf IV: saraf troklear

Saraf yang mengendalikan otot oblik superior mata, yaitu otot yang berfungsi untuk menggerakkan mata ke tengah bawah. Gangguan pada saraf troklear dapat memicu terjadinya penglihatan ganda atau berbayang dan mata juling.

Saraf V: saraf trigeminal

Saraf trigeminal memiliki fungsi sensorik maupun motorik. Fungsi sensorik saraf ini adalah merasakan sensasi di kulit kepala, wajah, dan leher atas. Apabila saraf trigeminal mengalami gangguan, Anda akan kesulitan merasakan sensasi, seperti rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.

Sedangkan, fungsi motorik berperan dalam mengendalikan gerakan otot pada bagian telinga, rahang, dan mulut. Kerusakan pada saraf ini dapat mengganggu fungsi mengunyah, sehingga penderitanya akan kesulitan untuk makan.

Saraf VI: saraf abdusen

Saraf yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan otot rektus lateral, yaitu otot yang menggerakkan bola mata ke arah telinga atau pinggir mata. Ketika saraf ini terganggu, kemungkinan Anda bisa mengalami diplopia dan mata juling.

Saraf VII: saraf fasialis

Saraf ini berperan dalam mengontrol gerakan menutup mata dan ekspresi wajah, menerima rangsangan rasa pada lidah, serta merangsang produksi air mata dan air liur.

Kelumpuhan saraf fasialis disebut juga Bell’s palsy. Kondisi ini ditandai dengan salah satu sisi wajah terkulai, mulut miring ke salah satu sisi wajah, dan kelopak mata tidak bisa menutup.

Saraf VIII: saraf vestibulokoklear

Saraf ini bertanggung jawab atas indra pendengaran, keseimbangan tubuh, dan postur tubuh. Masalah pada saraf kranial ini dapat menyebabkan tinitus, tuli, vertigo, dan penyakit Meniere.

Saraf IX: saraf glosofaringeal

Saraf kranial ini berhubungan dengan lidah, tenggorokan, dan salah satu dari kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis. Mencicipi dan menelan makanan akan sulit dilakukan apabila saraf glosafaringeal bermasalah.

Saraf X: saraf vagus

Ada beragam fungsi saraf vagus, mulai dari mengatur gerakan pita suara, jantung, paru-paru, hingga organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Selain itu, saraf ini juga merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon yang mendukung proses metabolisme tubuh.

Adanya gangguan pada saraf vagus dapat membuat suara menjadi serak, sulit untuk menelan, gangguan pencernaan, bahkan sesak napas dan gangguan jantung.

Saraf XI: saraf aksesori

Saraf aksesori bertugas dalam mengontrol otot pada leher untuk menggerakkan leher dan bahu. Kerusakan saraf ini membuat otot leher dan otot punggung melemah atau bahkan lumpuh.

Saraf XII: saraf hipoglosal

Terakhir adalah saraf hipoglosal yang bertanggung jawab pada otot di lidah. Gangguan pada saraf ini bisa menyebabkan Anda mengalami afasia dan disfagia, serta meningkatkan risiko tersedak.

Penting diketahui bahwa gangguan yang menimpa saraf kranial dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan gejalanya pun tergantung lokasi kerusakan dan saraf apa yang terdampak. Berikut ini adalah beragam penyebab kelainan saraf kranial:

  • Stroke
  • Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas
  • Infeksi dan tumor di otak, pancaindra, atau pada wajah maupun leher
  • Kelainan pembuluh darah, yaitu aneurisma atau vaskulitis
  • Penyakit tertentu, seperti diabetes maupun hipertensi tak terkontrol, multiple sclerosis, sarkoidosis, atau penyakit lupus
  • Paparan zat beracun, misalnya keracunan insektisida

Melihat beragam fungsi saraf kranial di atas, kerusakannya tentu akan berdampak pada kualitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala yang berhubungan dengan saraf kranial, segera periksakan diri ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat dan mencegah kerusakan yang lebih luas.

Ada beragam fungsi protein bagi tubuh, mulai dari sumber energi¸ membentuk berbagai enzim dan hormon, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, penting untuk memastikan kebutuhan protein harian terpenuhi dengan baik.

Sama seperti lemak dan karbohidrat, protein merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Ketika Anda mengonsumsi makanan yang mengandung protein, sistem pencernaan akan memecah protein menjadi asam amino yang dibutuhkan hampir di seluruh bagian tubuh.

Pasangan yang tepat antara nama bagian tubuh dan fungsinya adalah

Sebagian asam amino dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, namun sebagian lain hanya bisa didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, tubuh memerlukan tambahan protein dari makanan yang Anda konsumsi agar fungsi protein dalam tubuh dapat berjalan secara optimal.

Berbagai Fungsi Protein

Berikut ini adalah berbagai manfaat dan fungsi protein bagi tubuh, yaitu:

1. Sebagai sumber energi

Fungsi protein yang pertama adalah sebagai salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh, selain lemak dan karbohidrat. Sama halnya dengan karbohidrat, protein mengandung 4 kalori per gram-nya, sedangkan lemak memasok energi lebih banyak, yakni 9 kalori/gram.

Ketika Anda beraktivitas, tubuh akan menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak terlebih dahulu. Sementara itu, energi dari protein akan disimpan sebagai cadangan dan digunakan ketika tubuh benar-benar membutuhkannya, misalnya saat Anda berpuasa hingga 18–48 jam tanpa asupan makanan.

Jika tubuh kekurangan protein dalam jangka panjang, penyakit kwashiorkor dan malnutrisi energi proteinbisa menghampiri.

2. Membangun dan memperbaiki jaringan tubuh

Protein adalah “batu bata” yang berperan besar dalam menyusun hampir semua bagian tubuh kita, misalnya otot dan tulang, paru-paru, kulit dan rambut. Tidak hanya itu, protein juga bertanggung jawab untuk memelihara dan mengganti jaringan tubuh yang rusak.

Dalam kondisi normal, jumlah protein yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh akan sama setiap harinya.

Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak protein, yaitu ketika ada pertumbuhan jaringan baru atau ketika pemecahan protein terjadi lebih banyak, misalnya padaibu hamil, ibu menyusui, atau orang yang sedang sakit.

3. Membentuk antibodi

Fungsi protein selanjutnya adalah membantu tubuh membentuk antibodi. Antibodi berperan penting untuk melawan infeksibakteri atau virus. Selain itu, antibodi juga dapat melindungi tubuh dari serangan bakteri atau virus yang sama di kemudian hari.

4. Memicu reaksi biokimia

Enzim merupakan jenis protein yang ditemukan di dalam sel. Enzim bertanggung jawab terhadap banyak sekali reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh, misalnya untuk kontraksi otot, pembekuan darah, danmencerna makanan.

5. Mengirim Sinyal ke Tubuh

Selain enzim, protein juga dapat berbentuk hormon. Hormon bertugas untuk mengirimkan sinyal dan mengatur proses biologis antara sel, jaringan, dan organ. Contohnya adalahhormon insulin yang mengirim sinyal dan mengatur proses masuknya gula ke dalam sel tubuh.

Selain fungsi-fungsi di atas, masih banyak fungsi protein lain yang sangat dibutuhkan tubuh, seperti menyeimbangkan pH dan jumlah cairan dalam darah. Protein juga menjadi alat transportasi bagi senyawa-senyawa kimia untuk melewati aliran darah, serta masuk atau keluar sel tubuh.

Cara Mendukung Fungsi Protein

Agar fungsi protein dapat berjalan dengan baik, asupan protein pun harus tercukupi. Kebutuhan protein pada umumnya adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Jadi, jika berat badan (BB) Anda adalah 50 kg, Anda membutuhkan sekitar 40 gram protein per harinya.

Namun, kebutuhan protein pada tiap orang dapat berbeda, tergantung usia dan jenis kelamin. Untuk memudahkan, Anda bisa mengikuti acuan asupan protein sesuai usia seperti berikut:

  • Balita: 10 gram per hari
  • Anak usia sekolah (6–12 tahun): 20–35 gram per hari
  • Remaja pria: 55 gram per hari
  • Remaja wanita: 50 gram per hari
  • Pria dewasa: 60 gram per hari
  • Wanita dewasa: 50 gram per hari
  • Wanita hamil atau menyusui: 70 gram per hari

Sumber Protein yang Disarankan

Untuk mendapatkan asupan protein yang cukup, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein, baik dari sumber nabati maupun hewani.

Protein hewani bisa didapatkan dari aneka jenis boga bahari yang juga kaya akan omega 3 dan 6, daging ayam tanpa lemak, telur, dan daging sapi tanpa lemak. Sementara itu, sumber protein nabati adalah kedelai, kacang polong, hingga produk olahan susu seperti keju danyoghurt.

Memastikan kebutuhan protein harian terpenuhi sangat penting dilakukan agar fungsi tubuh secara keseluruhan bisa berjalan dengan baik. Akan tetapi, konsumsiprotein berlebihan juga tidak disarankan karena bisa menimbulkan efek samping.

Jika Anda memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan protein harian ataumendapatkan berbagai fungsi protein di atas, misalnya karena memilikialergiterhadap beberapa makanan yang mengandung protein, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.