Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama

Pakaian Adat Jawa Timur – Provinsi yang terletak di timur Pulau Jawa ini memiliki penduduk dengan jumlah kedua terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat. Selain bagian timur pulau Jawa, wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Bawean, Pulau Madura, Pulau Kangean, dan beberapa pulau kecil lainnya.

Beberapa kota besar di Jawa Timur adalah kota yang sibuk dan menjadi pusat ekonomi di tanah air. Kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya adalah salah wilayah yang menjadi tujuan perantauan dan kaum pendatang.

Suku yang bermukim di Jawa Timur didominasi oleh Suku Jawa, Madura, dan orang Indonesia keturunan Tionghoa. Ada pula pendatang lain, mencakup keturunan Arab dan India.

Warisan Budaya di Jawa Timur

Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki banyak pahlawan nasional. Ibukota Surabaya bahkan menjadi saksi sejarah di balik peristiwa bersejarah 10 November yang kemudian ditetapkan dan dirayakan sebagai Hari Pahlawan setiap tahunnya.

Masyarakat Jawa Timur umumnya masih mempertahankan berbagai tradisi yang diwariskan nenek moyangnya. Misalnya penggunaan bahasa daerah. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa dengan aksen khas Jawa Timur. Namun beberapa kota dan keseluruhan Pulau Madura menggunakan bahasa Madura.

Untuk tradisi kesenian, beberapa diantara tengah menuju kepunahan akibat kurangnya perhatian dari pemerintah maupun masyarakat, misalnya kesenian Ludruk yang mulai kehilangan peminat. Namun beberapa jenis tari daerah Jawa Timur, seperti Reog Ponorogo dan Tari Gandrung Banyuwangi masih mendapat perhatian.

Warisan budaya lain yang masih dipertahankan hingga kini adalah pakaian adat Jawa Timur. Hingga kini, baju adat Jawa Timur masih bisa kita temukan dengan mudah, baik dalam keseharian, acara adat, maupun pernikahan.

Ciri Khas Baju Adat Jawa Timur

Karakteristik utama dari pakaian tradisional Jawa Timur ialah bentuknya yang elok dan indah untuk dipandang. Jika kita lihat sekilas, akan terlihat jika pakaian dari Jawa Timur memiliki kesamaan dengan pakaian adat Jawa Tengah.

Persamaan ini dikarenakan Jawa Tengah dan Jawa Timur mendapat pengaruh kebudayaan yang sama dikalangan masyarakat. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan mendasar disertai makna filosifs dari baju adat tersebut.

Corak baju adat Jawa Tengah lebih menonjolkan sisi kesopanan serta tata krama tinggi, sedangkan corak baju adat Jawa Timur cenderuk menampilkan nilai ketegas namun dengan nilai estetika tinggi. Dari dua jenis pakaian adat tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya Jawa Timur mempunyai karakteristik tersendiri.

Pakaian Adat Jawa Timur

Jawa Timur memiliki beberapa jenis pakaian adat. Khusus untuk baju pernikahan, modelnya masih berkaitan dan serupa dengan pakaian adat Jawa Tengah. Sementara untuk pakaian tradisional yang digunakan sehari-hari, umumnya bermodel dari baju daerah Madura.

1. Pakaian Mantenan

Pakaian adat Jawa Timur ini khusus digunakan oleh pengantin atau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan “manten”. Pakaian ini dikenakan kedua mempelai pada saat melakukan prosesi pernikahan dengan menggunakan adat Jawa Timur.

Dalam perkembangannya kini, banyak pengantin yang masih mengikuti keseluruhan tata cara pernikahan adat, lengkap dengan pakaiannya. Namun ada pula yang hanya mengadopsi pakaiannya saja, tetapi tidak melakukan prosesi pernikahan dengan lengkap.

Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama
indozone.id

Baju Mantenan berwarna dasar hitam, baik untuk pria maupun wanita. Untuk memperindah penampilan, terdapat sulaman benang emas mulai dari bagian leher, hingga ke dada, dan menyambung ke seluruh bagian pinggir, termasuk ujung lengan. Akaesoris yang dikenakan antara lain odheng, bunga melati, arloji, kain selempang, tongkat, dan lain-lain.

Pakaian Mantenan Jawa Timur kurang lebih serupa dengan pakaian tradisional Jawa Tengah. Tidak mengherankan, sebab di masa lalu kerajaan di Jawa Tengah mempunyai wilayah dengan kekuasaan dan pengaruh besar, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Tradisi Jawa Tengah banyak diadaptasi oleh penduduk Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

2. Kebaya Rancongan

Selain mendapat pengaruh dari budaya Jawa tengahm, ada pula pakaian adat Jawa Timur juga kental oleh pengaruh Suku Madura, yaitu Kebaya Rancongan yang dikenakan oleh wanita Madura. Kebaya ini didominasi warna merah, biru, dan hijau dibuat dengan pola yang mengikuti bentuk tubuh wanita yang memakainya.

Model yang mengikuti lekuk tubuh ini bermakna bahwa wanita Madura percaya diri dan menghargai keindahan bentuk tubuh mereka, apapun ukurannya. Hal ini juga berkaitan dengan beragam ramuan tradisional Madura yang dikenal di seluruh nusantara. Wanita Madura rajin mengonsumsi minuman tradisional sejak kecil.

Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama
portalmadura.com

Kebaya Rancongan memiliki motif yang sederhana. Biasanya terbuat dari kain tipis dan menerawang, seperti brokat. Untuk bawahannya, wanita Madura mengenakan kain batik yang dikenakan seperti rok panjang. Motifnya bisa beragam, contohnya Lasem, Strojan, dan Tabiruan.

Agar lilitan kain batik lebih kuat, perempuan Madura menambahkan stagen yang disebut Odhet. Cara mengenakannya sama seperti stagen pada umumnya, yaitu dililitkan mengelilingi perut.

Wanita Madura sudah tersohor menyukai perhiasan yang mencolok atau berukuran besar. Begitu juga saat mengenakan Kebaya Rancongan. Beberapa perhiasan yang mereka kenakan adalah giwang emas, kalung emas yang berbentuk biji jagung, dan sisir emas yang dinamakan Sisir Dinar atau Sisir Cucuk.

Hingga kini, Kebaya Rancongan masih sering digunakan untuk upacara adat tertentu. Masyararat Madura juga sering menggunakannya untuk acara wisuda, Hari Kartini, dan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Baju Sakera

Pakaian tradisional Jawa Timur ini mungkin paling sering kita temukan. Baju Sakera memiliki motif garis-garis merah dan putih, bahannya bisa berupa kaos ataupun kain katun. Pakaian khas pria Madura ini sering dikenakan dalam berbagai acara adat.

Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama
kabarmadura.id

Garis-garis merah putih memiliki makna sikap tegas yang sangat lekat dengan watak orang Madura. Selain itu, warna ini juga melambangkan semangat juang tinggi para pria Madura.

Dalam pemakaiannya, Baju Sakera dilengkapi dengan pakaian luaran yang berwarna hitam dan dibiarkan terbuka tanpa dikancing. Untuk bawahannya, pria Madura mengenakan celana longgar berwarna hitam.

4. Celana Kombor

Celana asli dari kota Ponorogo ini sangat khas karena memiliki teknik jahitan khusus. Celana kombor Jawa Timur dikenakan sebagai pasangan baju Gothil. Celana Kombor sangat nyaman dikenakan karena modelnya yang longgar.

Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama
ngeksplore.com

Di bagian pinggang, terdapat kolor atau karet dari bahan lawe. Bagian ujungnya sengaja dibuat menjuntai. Model ini dimaksudkan agar pria yang memakainya terlihat lebih gagah dan sangar.

5. Pakaian Cak dan Ning

Sesuai dengan namanya, pakaian ini hanya dikenakan saat gelaran kontes pemilihan Cak dan Ning Jawa Timur. Ajang ini adalah pemilihan pemuda dan pemudi seperti layaknya Abang None dari Jakarta. Pesertanya adalah pemuda dan pemudi dari seluruh wilayah Jawa Timur.

Pemuda atau remaja putra yang merupakan calon Cak mengenakan beskap atau jas tutup. Di sakunya ditambahkan aksesoris berupa Kuku Macan. Untuk bawahannya, mereka mengenakan kain jarik dan sapu tangan warna merah. Sementara untuk alas kakinya menggunakan Terompah.

Pakaian adat yang berasal dari daerah Jawa Tengah Jawa Barat dan Jawa Timur bernama
tengahviral.com

Untuk remaja putri yang merupakan calon Ning biasanya mengenakan kebaya. Untuk bawahannya, sama dengan pria, yaitu mengenakan kain jarik. Untuk menghias kepala, mereka mengenakan kerudung yang pinggirnya dihiasi renda. Kerudung ini disampirkan secara longgar. Selain itu, mereka juga mengenakan selendang.

Busana wanita tentu kurang lengkap tanpa penggunaan perhiasan. Calon Ning biasanya melengkapi penampilan mereka dengan anting dan gelang. Mereka juga mengenakan selop sebagai alas kaki.

6. Sarong Bahan

Pakaian ini juga sering dikenakan oleh masyarakat Jawa Timur. Sarong Bahan terbuat dari kain sutra pilihan yang berkualitas tinggi, sehingga lembut dan nyaman saat dikenakan.

Warna yang paling sering digunakan adalah warna mencolok, misalnya kuning keemasan. Namun sebenarnya Sarong Bahan juga tersedia dalam pilihan warna beragam dan bisa disesuaikan dengan selera pemiliknya. Ada juga warna khas lainnya seperti warna putih yang dihiasi dengan corak kotak-kotak berwarna hijau atau biru.

7. Odheng Santapan

Odheng santapan adalah perlengkapan pakaian adat dari Jawa Timur berupa kupluk atau peci yang terbuat dari batik bercorak khas Jawa Timur. Peci ini digunakan oleh lelaki di bagian kepala.

Corak batik untuk membuat odheng santepan berasal dari motif batik terkenal, seperti motif telaga biru yang juga disebut storjoan. Kupluk atau peci ini berbentuk segitiga dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan kepala pemakainya. Oleh sebab itu, kebutuhan panjang kain batik berbeda-beda.

8. Pese’an Madura

Pese’an madura merupakan pakaian adat Madura dengan bentuk dan warna yang familiar. Baju ini terdiri dari dua lapisan, yaitu baju luar berwarna hitam dan baju dalam motif belang berwarna merah putih atau merah hitam. Saat mengenakan baju ini, biasanya digunakan bawahan berupa celana longgar dengan panjang sebatas mata kaki.

baca juga:  Taka Makassar - Pulau Pasir Kecil & Keindahan Surga Bawah Laut

Dahulu pakaian ini hanya dikenakan oleh masyarakat Madura, namun kini telah semakin populer di nusantara bahkan mancanegara. Bahkan saat ini telah digunakan oleh banyak orang di Jawa Timur. Dulunya bahan pembuatan baju adat Madura ini berasal dari kain cina, akan tetapi kini telah dibuat oleh orang-orang Madura.

9. Odheng Tapoghan

Bentuk odheng tapoghan hampir serupa dengan odhen santapan, namun dengan beberapa perbedaan. Odheng tapoghan umumnya dikenakan oleh laki-laki. Keunikan dari odheng tapoghan adalah adanya ikon bunga sebagai hiasan yang cantik, serta soga.

Soga dibuat menyerupai lidah api yang menyala-nyala. Bahan untuk membuatnya adalah kain batik dengan corak dan desain yang disesuakan dengan nilai yang akan disampaikan. Ikat kepala ini berbentuk segitiga, dimana keseluruhan rambut tidak akan tertutupi.

10. Udheng Ponorogo

Udheng ponorogo merupakan penutup kepala yang berasal dari daerah Ponorogo. atribut ini merupakan bagian dari pakaian adat khas Ponorogo. Selain bernama demikian, terkadang juga disebut sebagai udeng wulung atau udeng warok.

Dalam bahasa Ponorogo, udeng berarti ikat kepala. Udheng dari ponorogo memiliki corak unik dengan motif putih selebar jari tangan yang terdapat di bagian pinggir dan tengah.

11. Penadhon

Penadon adalah baju adat yang berasal dari daerah Ponorogo. Baju ini mirip dengan baju tradisional dari Madura, yaitu baju pe’sean. Akan tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu baju penadon ditambahkan gambar reog atau barong sebagai ikon kesenian dari kota Ponorogo.

12. Baju Gothil

Baju gothil juga disebut pakaian warok ponorogo yang dikenakan oleh laki-laki. Warna pakaian tradisional ini hitam polos dengan ukuran longgar serta lengan panjang. Dalam pembuatannya, baju gothil menggunakan teknik jahitan khusus sehingga tidak semua penjahit dapat membuatnya.

13. Katemang Kalep

Katemang kalep merupakan ikan pinggang atau sabuk yang dijadikan pelengkap pakaian adat Jawa Timur. Sebutan lain untuk katemang kalep adalah katemang raja.

Bentuk ikat pinggang ini lebar dengan bagian depan dilengkapi saku untuk menyimpang uang. Bahan pembuatnya adalah kulit sapi yang berwarna cokelat polos.

14. Sabuk Othok

Sabuk othok adalah ikat pinggang yang berasal dari Ponorogo. Bentuk sabuk ini mirip seperti katemang kalep namun warnanya hitam. Ikat pinggang ini biasanya digunakan sebagai pelengkap pakaian warok ponorogo.

15. Alas Kaki

Di Jawa Timur, alas kaki atau sandal juga menjadi bagian penting dari pakaian adat. Umumnya sandal dikenakan oleh perempuan, namun tidak menutup kemungkinan juga digunakan oleh pria.

Sandal ini disebut dengan terompah dengan bentuk terbuka dan longgar pada bagian ujungnya. Alas kaki ini dilengkapi dengan penjepit yang berfungsi menjepit jari kaki agar nyaman digunakan. Bahan pembuatnya adalah kulit sapi.

16. Senjata Tradisional

Hampir semua pakaian adat di Nusantara dikenakan dengan aksesoris senjata tradisional. Penggunaan senjata sebagai pelengkap baju tradisional Jawa Timur juga berlaku, misalnya clurit yang digunakan oleh tukang sate yang mengenakan bajua pesa’an madura.