Pada periode 1942-1945 Pemerintah militer Jepang membentuk beberapa organisasi Langkah tersebut dilakukan agar?

Lihat Foto

Bettmann

Peristiwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu ditandai upacara penandatanganan di atas kapal perang USS Missouri di Teluk Tokyo, 2 September 1945. Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani mewakili pemerintah Jepang.

KOMPAS.com - Tanda-tanda kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik mulai terlihat pada tahun 1944. Amerika Serikat mampu mendesak angkatan laut Jepang di kawasan samudera Pasifik.

Kondisi tersebut membuat Jendral Kiniaki Kaiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia pada bulan September 1944.

Rakyat Indonesia diperbolehkan untuk mengibarkan bendera merah putih di samping bendera Jepang.

Selain itu, rakyat Indonesia juga diperbolehkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya setelah lagu kebangsaan Jepang. Tindakan tersebut dilakukan oleh Jepang agar rakyat Indonesia bersedia membantu mempertahankan posisi militer Jepang atas serangan Sekutu.

Dalam buku Perang Pasifik (2001) karya PK Ojong, pada bulan Maret 1945, kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik sudah di depan mata.

Baca juga: Latar Belakang Jepang Membentuk BPUPKI

Letjen Kumakici Harada memutuskan untuk membentuk Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI mempunyai 60 anggota dari tokoh nasional Indonesia dan 7 perwakilan Jepang. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiwan Widyodiningrat dan Raden Panji Soeroso sebagai wakil ketua.

BPUPKI dibentuk dengan tujuan untuk menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan penting dalam bidang konstitusi, ekonomi dan politik untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia. Untuk mencapai tujuannya, BPUPKI melaksanakan 2 kali sidang pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 dan 10-16 Juli 1945.

Setelah berhasil menjalankan tugas-tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan tugasnya dilanjutkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

PPKI memiliki 21 anggota yang merupakan perwakilan dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, etnis Tionghoa dan pihak Jepang. PPKI mengemban tugas BPUPKI untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: 15 Agustus 1945, Jepang Umumkan Menyerah pada Sekutu

tentara PETA

Bogor (20/5) Pada 8 Desember 1941 Jepang mulai mewujudkan keinginannya untuk mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii. Serangan tersebut menjadi momentum awal takluknya wilayah Asia Pasifik ke tangan Jepang.

Armada Jepang merapat di pantai utara Jawa Barat dengan tujuan menguasai kota Bandung sebagai salah satu basis militer Belanda di Indonesia. Pada 8-9 Maret 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh, Panglima Perang Jenderal Ter Poorten dan Panglima Perang Jepang Jenderal Imamura bertemu di Kalijati Subang untuk menandatangani kapitulasi Belanda kepada Jepang.

Penandatangan Kapitulasi tersebut menandai perubahan pemerintahan jajahan dari Belanda ke Jepang. Pemerintah Jepang memanfaatkan data-data intelijen untuk merancang propaganda yang dapat menarik simpati rakyat Indonesia. Kultur lokal yang mengaitkan seluruh peristiwa sebagai akibat hal-hal yang berbau metafisis dipahami benar oleh Jepang, misalnya mengenai ramalan Joyoboyo tentang datangnya bangsa berkulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih. Propaganda Jepang menarik perhatian masyarakat Indonesia, sehingga kedatangannya disambut gembira oleh rakyat.

Propaganda yang disampaikan yaitu menyatakan bahwa Jepang sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang memiliki keinginan untuk membuat kawasan persemakmuran di wilayah Asia Pasifik, untuk itu dilahirkan Gerakan 3A, yaitu:

  1. Jepang Cahaya Asia
  2. Jepang Pelindung Asia
  3. Jepang Pemimpin Asia

Jepang juga menarik pemuda Indonesia dengan melibatkan menjadi pasukan pembela tanah air (PETA). Pada 3 Oktober 1943 berdasar Osamu Seirei Nomor 44 Tahun 1943, pemerintahan Jepang membentuk PETA yang terdiri dari orang-orang Indonesia. PETA dibentuk untuk menghadapi Sekutu di medan tempur selama Perang Dunia II berlangsung.

Pada 1 Maret 1944 Jepang membentuk Jawa Hokokai dengan pemimpin tertinggi Gunseikan dan penasihat utama Soekarno . Jawa Hokokai bertujuan menghimpun tenaga lahir dan batin rakyat Indonesia dengan dasar semangat kebaktian, karena itu Jawa Hokokai menjadi organisasi induk gabungan dari kumpulan profesi seperti Himpunan Kebaktian Dokter, Himpunan Kebaktian Pendidik, Organisasi wanita dan Pusat budaya.

Luasnya daerah pendudukan Jepang, menyebabkan Jepang membutuhkan tenaga kerja untuk membangun sarana pertahanan, seperti lapangan udara, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Pekerjanya diambil dari desa-desa di Pulau Jawa yang padat melalui sistem kerja paksa yang dikenal dengan Romusha. Romusha mulai dilaksanakan sejak 1942-1945, untuk bekerja di wilayah Indonesia serta Asia Tenggara seperti Birma, Muangthai, Vietnam, Malaysia, dan Serawak.

Romusha awalnya dilakukan secara sukarela dengan tempat kerja tidak jauh dari tempat tinggalnya, karena terdesak dalam perang Pasifik pengerahan tenaga kerja mulai disertai dengan paksaan. Setiap kepala keluarga diwajibkan menyerahkan seorang anak lelakinya untuk berangkat menjadi romusha. Romusha diperlakukan kasar dengan pekerjaan sangat berat, sementara kebutuhan makanan tidak cukup.  Hal ini menjadikan banyak diantara romusha meninggal di tempat kerja karena sakit, kekurangan makan, kecapaian atau kecelakaan.

Akhir 1944 Jepang mulai terdesak dalam Perang Asia Timur Raya, bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak karena seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur oleh serangan sekutu. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan anggota sebanyak 60 orang.

Pembentukan BPUPKI bertujuan menyelidiki hal-hal penting menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Pengangkatan pengurus BPUPKI diumumkan pada 29 April 1945, dengan ketua Dokter K.R.T. Radjiman Wediodiningrat. Jabatan ketua muda pertama dijabat oleh Shucokan Cirebon yang bernama Icibangase. Kepala Sekretariat dijabat oleh R.P. Suroso dibantu Toyohito Masuda dan Mr. A.G. Pringgodigdo.

Pada 7 Agustus 1945 pemerintah pendudukan Jepang membubarkan BPUPKI, diganti dengan Panitia Persiapan Kemedekaan Indonesia (PPKI). Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa anggota PPKI dipilih oleh Marsekal Terauci yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Anggota PPKI berjumlah 21 orang, terdiri dari 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, 1 wakil dari Kalimantan, 1 wakil dari Sunda Kecil, 1 wakil dari Maluku dan 1 wakil dari golongan penduduk Cina. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Mohammad Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. Ahmad Subardjo sebagai penasehat.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Mohammad Hatta dan Dokter Radjiman Wediodiningrat berangkat menuju Dalat (Vietnam), memenuhi panggilan Marsekal Terauci. Pada 12 Agustus 1945  Marsekal Terauci menyampaikan bahwa Pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, pelaksanaannya dapat dilakukan segera setelah PPKI menyelesaikan persiapannya. Wilayah Indonesia nantinya meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Pada 6 dan 9 Agustus 1945 pukul 8.15 waktu Jepang, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki dari ketinggian hampir 10 ribu meter. Bom atom Little Boy dengan panjang 3 meter, lebar 71 cm dan berat 4000 Kg dibawa oleh pesawat B-29 Enola Gay. Ratusan ribu orang meninggal seketika, sisanya terluka seumur hidup, dan hanya sedikit yang sanggup untuk bertahan.

Pengeboman tersebut melumpuhkan kondisi politik dan ekonomi Jepang, karena itu pada  14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Pada 15 Agustus 1945 Kaisar Hirohito menyampaikan pidato di Radio NHK yang dikenal sebagai Siaran Suara Kaisar. Hirohito membacakan Perintah Kekaisaran tentang kapitulasi, sekaligus mengumumkan kepada rakyat bahwa Jepang telah menyerah. Upacara kapitulasi akan dilaksanakan pada 2 September 1945 di atas kapal tempur Amerika Serikat USS Missouri.

devianggaini02 @devianggaini02

October 2018 1 553 Report

Pada periode 1942-1945 pemerintah militer jepang membentuk beberapa organisasi dengan tujuan agar...

xxdhira Agar rakyat indonesia jatuh hati kepada jepang dan mau membantu jepang melawan sekutu

8 votes Thanks 12

More Questions From This User See All

devianggaini02 October 2018 | 0 Replies

Keterangan yang terkait gerakan 3A Answer

Recommend Questions

AlmaSabrina22720061 May 2021 | 0 Replies

pada zaman dahulu pertunjukan tari colek banyak dilakukan di...a.Rumah Juraganb.Jalan Kampung c.Rumah Belandad.Rumah liburan cerita dalam lenong betawi umumnya mengandung pesan....

mrifyal23 May 2021 | 0 Replies

Dewan konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang pertama tahun 1955 mempunyai tugas

mimimi890 May 2021 | 0 Replies

jelaskan selat yg menghubungkan sumatera dan jawa

jihanhanifa59 May 2021 | 0 Replies

politik etis sering mendapat ejekan sebagai politik sarung tangan sutra. mengapa demikian?jelaskan!

Muhammadmansyur May 2021 | 0 Replies

daerah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit meliputi sumatra jawa Kalimantan Sulawesi nusa tenggara maluku dan papua . pernyataan tersebut di paparkan oleh

nadia175356 May 2021 | 0 Replies

penjelasan bagaimana aqidah tanpa filsafat dan filsafat tanpa aqidah

said1622 May 2021 | 0 Replies

jelaskan bagaimana sikap masyarakat indonesia terhadap agama dan bagaimana langkah langkah membumikan islam di kampus

FikriArdjun3009 May 2021 | 0 Replies

Bentuk bentuk perubahan sosial dan budaya dalam konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah

fraansiskaa3667 May 2021 | 0 Replies

Nerikut ini yang bukan dampak negative dari penerapan revolusi hijau di indonesia adalah

RazanMI May 2021 | 0 Replies

kenampakan bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA