Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari

2 menit

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam wilayah, suku, dan kebudayaan, salah satunya adalah Lampung. Wilayah yang menjadi gerbang Sumatera untuk Pulau Jawa ini mempunyai segudang keragaman kebudayaan, salah satunya adalah rumah adat Lampung.

Rumah adat tersebut memiliki desain khas seperti rumah-rumah di Pulau Sumatera.

Dikenal dengan nama Nuwo Sesat, rumah adat ini digunakan sebagai tempat dilangsungkannya pertemuan bagi masyarakat suku Lampung.

Namun, Nuwo Sesat juga memiliki fungsi lain.

Ingin tahu informasi selengkapnya tentang rumah adat Lampung?

Yuk simak ulasannya di bawah ini, Sahabat 99!

Mengenal Rumah Adat Lampung

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari

sumber: ksmtour.com

Nuwo Sesat terdiri atas kata “Nuwo” yang berarti rumah dan “Sesat” berarti adat.

Berbentuk seperti rumah panggung, rumah ini diatur sesuai dengan kondisi alam Lampung yang dialiri banyak sungai.

Rumah ini dibangun membelakangi aliran sungai yang dibuat mengikuti alur sungai dengan pola yang rapat.

Selain itu, bangunan yang dibangun di atas permukaan tanah atau air ini dibuat untuk menghindari binatang buas.

Jenis Rumah Adat Lampung, Nuwo Sesat

Selain memiliki nama yang unik, Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenisnya, lo!

Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Sesat Balai Agung

Jenis rumah adat ini biasa digunakan sebagai ikon.

Sebagai tempat pertemuan para penyimbang adat atau biasa disebut dengan purwatin, tempat ini sering digunakan untuk musyawarah atau pepung adat di Balai Agung.

Untuk dapat memasuki Sesat Balai Agung, kamu terlebih dahulu harus melewati jambat agung atau tangga.

Di sepanjang jambat agung terdapat payung berwarna putih, kuning, dan merah sebagai lambang kesatuan masyarakat di Lampung.

Payung yang berwarna putih memiliki arti tingkat marga, payung berwarna kuning melambangkan tingkat kampung, dan payung berwarna merah melambangkan tingkat suku di Lampung.

Sesat Balai Agung juga memiliki lambang burung garuda yang dipercaya sebagai kendaraan Dewa Wisnu pada zaman dahulu.

Pada masa kini lambang tersebut digunakan sebagai tempat duduk pengantin saat dilangsungkannya acara pernikahan adat suku Lampung.

2. Nuwo Balak

Nuwo Balak yang berarti rumah besar merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal penyimbang adat atau kepala suku.

Rumah yang memiliki ukuran 30 x 15 meter ini  memiliki beranda sebagai tempat untuk bersantai.

Bangunan utama Nuwo Balak ini pun terbagi menjadi beberapa ruangan lo, Sahabat 99.

Ada dua buah ruang pertemuan, satu buah ruang keluarga dan delapan buah kamar.

3. Nuwo Lunik

Nuwo Lunik yang memiliki arti kata “rumah kecil” ini merupakan bangunan yang biasa digunakan oleh masyarakat biasa.

Memiliki ukuran yang lebih kecil, rumah ini menjulang tanpa adanya beranda.

Rumah ini hanya terdapat beberapa kamar tidur dan bagian dapurnya pun menjadi satu dengan bangunan utama.

Kemudian, atapnya berbentuk seperti perahu terbalik dan ada juga yang berbentuk seperti limas.

Bagian-Bagian Nuwo Sesat

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari

sumber: mazmuzie.blogspot.com

Jika tadi sudah mengetahui beberapa jenisnya, sekarang Sahabat 99 perlu mengenal lebih jauh bagian-bagian yang ada pada rumah adat Lampung.

Umumnya bagian-bagian rumah adat Lampung adalah seperti di bawah ini.

  • Pusiban: ruangan yang digunakan sebagai tempat musyawarah resmi
  • Anjungan atau serambi: sebuah tempat yang digunakan untuk pertemuan kecil
  • Ruang Tetabuhan: tempat yang digunakan untuk menyimpan alat-alat musik khas Lampung
  • Ruang Gajah Merem: tempat istirahat untuk para penyimbang adat
  • Ijan Geladak: tangga masuk yang dilengkapi atap atau rurung agung
  • Kebik Tengah: tempat tidur anak

Bahan Bangunan Nuwo Sesat

Rumah adat ini mempunyai pondasi berupa batu yang berbentuk persegi.

Sering disebut umpak batu, benda ini memiliki tiang penyangga sebanyak 35 buah dan tiang induk sebanyak 20 buah.

Lantai dan dinding rumahnya terbuat dari papan atau bambu yang disusun secara berjajar.

Bermaterial kayu, pintunya membentuk setangkup ganda dan atapnya memiliki ujung bubungan yang berpusat pada satu titik tengah di bagian atas.

***

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Ingin punya rumah di Jakarta, Bali, Malang, atau Yogyakarta?

Tunggu apalagi, segera kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu!

Inilah fakta dan makna filosofi dibalik rumah adat Nuwo Sesat. Keunikan rumah adat Lampung atau disebut Balai Agung yang memiliki fungsi utama pertemuan adat para purwatin atau penyeimbang.

Nuwo sesat merupakan penamaan dari rumah adat khas Provinsi Lampung. Secara harafiah, “nuwou” memiliki arti rumah atau balai dan “sesat” berarti musyawarah. Sehingga Nuwo Sesat dapat juga diartikan sebagai sebuah rumah atau balai yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah.

Secara umum, rumah adat ini dapat dideskripsikan sebagai rumah panggung bertiang. Seperti rumah panggung pada umumnya, bangunan Nuwo Sesat juga didominasi oleh bahan kayu yang dipotong persegi panjang dan disusun sejajar membentuk dinding.

Pada awal mulanya, rumah adat Nuwo Sesat memiliki atap dari ilalang. Namun, seiring perkembangan zaman atap ilalang ini mulai bergeser menjadi genting tanah. Adapun uraian lebih lanjut terkait fakta, keunikan, serta filosofi makna dibalik megahnya rumah adat Lampung ini adalah sebagai berikut.

Fakta Menarik Rumah Nuwo Sesat

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari
Image Credit: Instagram.com @rasyid.ibransyah

Rumah adat Nuwo Sesat merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun di Provinsi Lampung. Selain sebagai pelestari budaya, beberapa rumah adat ini juga dibuka untuk kunjungan umum sebagai objek wisata populer. Berikut adalah fakta populer terkait rumah adat ini.

1. Bangunan Rumah Adat Bertingkat (Panggung)

Rumah adat Nuwo Sesat merupakan rumah dengan kontruksi bangunan bertingkat atau yang biasa dikenal dengan rumah panggung. Keuntungan dari pembuatan rumah panggung ini salah satunya mampu menjauhkan penghuni dari gangguan hewan liar. Rumah panggung juga cukup efektif dalam menghadapi datangnya banjir lantaran memiliki tiang penyangganya yang tinggi.

Bagi segi kesehatan, rumah jenis panggung juga membantu regulasi udara dan panas berjalan dengan lebih baik daripada rumah biasanya. Sehingga, rumah memiliki udara yang terasa jauh lebih sejuk. Selain itu, jarak antara tanah dengan alas yang cukup tinggi juga membuat air tanah di sekitar rumah meresap ke tanah dengan lebih baik.

2. Alami Kerusakan Ringan Saat Letusan Krakatau Abad 19

Abad ke 19, yang ditandai sebagai abad kelam letusan Krakatau tak hanya memakan banyak korban jiwa tetapi juga memporak-porandakan infrastruktur setempatnya. Uniknya letusan yang mampu meratakan rumah dan bangunan warga tersebut justru hanya menimbulkan dampak kerusakan ringan pada salah satu rumah adat Nuwo Sesat.

Rumah adat yang menjadi saksi bisu letusan Krakatau adalah Lamban Dalom dari Marga Balak. Bahkan, rumah adat ini diyakini telah dibangun sebelum abad ke 19. Namun hingga sekarang, sebagian besar dari bangunnya masih merupakan bangunan aslinya.

3. Luasnya Bisa Mencapai 100 Meter Persegi

Tak ada batas minimal dan maksimal dalam pendirian rumah adat Nuwo Sesat. Meskipun demikian, mayoritas rumah adat dibangun dalam ukuran yang sangat luas. Hal ini lantaran rumah adat ini juga memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul keluarga besar.

Tentunya, semakin besar rumah yang dibuat semakin lapang dan nyaman pula bagi penghuninya. Maka tak heran, jika luas dari rumah adat ini juga dapat terhitung memiliki luas hingga 100 meter persegi.

Keunikan yang Dimiliki Rumah Adat Lampung

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari
Image Credit: Instagram.com @anns_dyantie

1. Menggunakan Batu Persegi Sebagai Pondasi Bangunan

Pada umumnya pondasi rumah moderen di Indonesia menggabungkan kombinasi batu bata atau kali, semen, coral, dan air yang dibangun dengan pola cakar ayam. Berbeda dari kebanyakan, rumah adat Nuwo Sesat menggunakan batu dengan bentuk persegi sebagai bangunan pondasi utamanya.

2. Memiliki Lantai Kayu

Tak kalah unik, lantai pada rumah adat Lampung ini merupakan lantai yang terbuat dari kayu. Kayu untuk lantai biasanya dipotong menjadi lembaran berbentuk persegi panjang dengan panjang dan ukuran sesuai selera. Tak jarang, beberapa rumah adat juga menempatkan bambu agar lantai semakin kuat.

3. Memiliki Dinding Kayu

Tak hanya lantainya, dinding rumah adat Nuwo Sesat juga terbuat dari kayu. Kayu yang dipilih sebagai dinding biasanya kayu yang padat dan kuat. Kayu ini kemudian dilapisi dengan bahan anti rayap sehingga kekokohannya tetap terjaga.

4. Memiliki Lebih dari 10 Tiang Penyangga dan Tiang Utama

Berbentuk rumah panggung, rumah adat ini ternyata memiliki jumlah tiang penyangga yang cukup banyak. Sebuah rumah adat biasanya memiliki 20 hingga 25 tiang penyangga. Sedangkan tiang utama biasanya terdiri dari 15 hingga 20 tiang.

5. Memiliki Atap Berbentuk Bubungan

Desain atap bangunan rumah adat Nuwo Sesat dibuat dengan bentuk bubungan. Ujung dari bubungan ini terpusat menjadi satu titik di bagian atas atap. Pada puncak titik bubungannya terdapat bulatan berbahan dasar kayu berlapis tembaga.

6. Memiliki Tangga Kayu di Bagian Depan Rumah

Hal unik lainnya dari rumah adat ini adalah adanya tangga kayu yang terletak di depan rumah adat. Tangga kayu ini berfungsi sebagai pintu masuk pertama menuju rumah adat. Selain itu, pembangunan tangga kayu ini didasarkan pada kondisi rumah panggung yang tinggi. Sehingga tangga dibangun untuk memudahkan akses kedalam rumah adat.

BACA JUGA:  10 Oleh-Oleh Khas Tanggamus yang Paling Populer

Filosofi dari Rumah Adat Nuwo Sesat

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari
Image Credit: Instagram.com @hitz.bdl

1. Bangunan Rumah Panggung

Makna filosofis dibalik pemilihan rumah panggung sebagai model rumah adat Nuwo Sesat dapat ditinjau dari keadaan alam Provinsi Lampung. Topografi alamnya yang didominasi oleh perbukitan dan wilayah hutan menjadikan rumah tipe panggung sebagai rumah yang paling cocok untuk dibangun.

Wilayah lereng bukit akan mudah terserang banjir jika debit air hujan turun sedang tinggi. Dengan adanya rumah panggung maka masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya banjir.

Selain itu, menurut penelitian rumah panggung juga cukup efektif sebagai rumah anti longsor dan gempa lantaran memiliki tiang penyangga yang kuat. Dengan demikian, apabila terjadi longsor diseputran perbukitan maka masyarakat tetap mampu bertahan di rumah adat Nuwo Sesat.

Dominasi hutan di wilayah Lampung juga masih sangat tinggi. Tingginya dominasi hutan juga memperbesar potensi serangan hewan liar. Dengan membuat rumah panggung hewan liar setidaknya akan kesulitan untuk memasuki rumah.

2. Tujuan Keberadaan Rumah Adat

Tujuan khusus pembangunan rumah adat ini merupakan sebagai tempat bermusyawarah bagi para penyeimbang adat. Namun, pembangunan rumah adat ini juga memiliki beberapa tujuan khusus lainnya.

Seperti ungkapan peribahasa Lampung yang menyatakan, “ghiwon angkon”. Artinya bahwa orang-orang di sekitar kita seperti keluarga, sanak saudara, sahabat, serta kerabat haruslah selalu kita perhatikan.

Bentuk perhatian ini tentunya dapat dicurahkan lewat pertemuan adat yang di lakukan di rumah adat Nuwo Sesar. Berkumpulnya masyarakat untuk rapat adat juga memberikan kesempatan untuk sekedar menyapa dan bertanya kabar.

Lebih jauh, perkumpulan keluarga juga dapat diartikan sebagai upaya untuk terus menjaga tali silaturahmi dan menjaga runtutan silsilah keluarga. Tentunya sistem ini sangat bijak mengingat masyarakat sekarang sudah mulai abai dengan silaturahmi antar keluarga. Tak jarang, remaja masa kini bahkan tidak tahu asal usul atau silsilah keluarganya sendiri.

3. Bahan Dasar Rumah Adat

Bahan dasar yang digunakan untuk mendirikan rumah adat Nuwo Sesat merupakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Bahan-bahan dari alam tersebut tentunya merupakan bahan yang ramah lingkungan.

Pada awal mulanya, Nuwo Sesat hanya menggunakan batu sebagai pondasinya. Tiang penyangga, lantai, hingga dindingnya pun menggunakan kayu dari alam. Sedangkan atapnya menggunakan ilalang, ijuk, ataupun rumbia.

Pemilihan bahan dasar ini dilatar belakangi oleh kecintaan masyarakat yang ingin menghargai alam. Rasa kepedulian tersebut melahirkan kepedulian dan penghormatan yang tinggi terhadap alam sehingga tidak ingin merusaknya dengan bahan-bahan yang membahayakan alam.

Tentunya hal ini sangat kontras dengan masa sekarang. Dimana masyarakat berlomba-lomba mendirikan gedung yang tak ramah bagi lingkungan.

4. Bagian-Bagian Ruangan Rumah Adat

Rumah adat Nuwo Sesat di Lampung memiliki bagian-bagian ruangan yang terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing ruang tersebut memiliki fungsi yang berbeda pula antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh, ruangan “anjungan” berfungsi sebagai tempat pertemuan non-formal sedangkan “pusiban” sebagai ruang pertemuan formal untuk bermusyawarah.

Perbedaan ini mengajarkan bahwa masing-masing bagian dari diri seseorang telah memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing. Oleh karenanya tugas yang telah diberikan kepada kita juga harus menjadi tanggung jawab kita bukan sebaliknya menjadi tanggung jawab orang lain.

Cara Mendirikan Nuwo Sesat, Rumah Adat Lampung

Nuwo sesat merupakan rumah adat yang berasal dari
Image Credit: Instagram.com @hitz.bdl

1. Memilih Tanah Bangunan

Sebelum mendirikan rumah adat Nuwo Sesat terlebih dahulu harus diadakan pemilihan tanah yang cocok. Pemilihan tanah biasanya didasarkan pada pengecekkan kontur tanah. Apabila tanah memiliki kontur yang padat dan keras maka tanah tersebut merupakan tanah yang baik untuk membangun rumah panggung.

Pemilihan tanah ini sangat penting. Lantaran tanah akan menjadi tempat meletakkan pondasi serta tiang-tiang penyangga bagi rumah tipe panggung seperti rumah adat Nuwo Sesat.

2. Membuat Pondasi Rumah

Podasi rumah adat ini dapat dibangun seperti halnya pembangunan pondasi dengan umpak batu pada rumah-rumah tradisional. Hanya yang membedakan pada pondasi berbentuk batu persegi.

Mengingat Nuwo Sesat merupakan rumah adat dengan tipe panggung, maka jarak yang diperlukan antara dasar tanah dengan lantai kayu adalah kurang lebih 2 meter.

3. Pengaplikasian Dinding Rumah

Dinding rumah adat Nuwo Sesat terbuat dari kayu. Oleh karenanya kayu yang dipilih haruslah kayu dengan kualitas terbaik.

Kayu-kayu tersebut dipotong rapi berbentuk persegi panjang dan disusun secara berjajar. Untuk merekatkan kayu pada rumah adat biasanya menggunakan tali pintalan tenun yang kuat. Hingga saat ini, rumah adat Nuwo Sesat juga masih mempertahankan ciri khasnya tersebut.

4. Pengaturan Atap Rumah

Atap rumah adat Nuwo Sesat pada masa lalu cenderung menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti tumbuhan ilalang atau alang-alang. Sebelum dijadikan sebagai atap, ilalang di susun dengan rapi pada pintalan benang tenun yang panjang. Setelah tersusun rapi tanpa celah, susunan tersebut digunakan sebagai atap.

Kombinasi antara ilalang dan benang tenun ini juga bisa diganti dengan kombinasi antara ijuk dan rumbia. Perubahan ini tentunya menyesuaikan bahan-bahan yang disediakan oleh alam.

Meskipun demikian, rumah adat ini pada masa kini telah menggunakan genting berbahan tanah sebagai atapnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan zaman.

Itulah gambaran daya tarik dari rumah adat Nuwo Sesat di Provinsi Lampung. Konsistensinya menjaga budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun membuat rumah adat ini tetap populer seiring berjalannya waktu. Keunikan dan makna filosofis yang tersimpan dibalik megah bangunannya menjadikan rumah adat Lampung ini menarik untuk dipelajari.