Nilai nilai yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah yang keempat

JIBPost.ID – Muhammadiyah lahir pada 18 Nobember 1912 di Yogyakarta yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Tepat pada 18 November 2020 ini, Muhammadiyah telah memasuki usianya yang ke-108 tahun. Barang tentu, dalam usia yang sudah melampaui satu abad tersebut, Muhammadiyah memiliki kepribadiannya sendiri. Apa saja itu? Berikut kami rangkum 10 sifat Muhammadiyah berdasarkan Keputusan Muktamar ke-35 tahun 1962.

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan

2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyyah

3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam

4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan

5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah

6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta merujuk contoh teladan yang baik

7. Aktif dalam arus perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam

8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam, dan membela kepentingannya

9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah.  

10. Bersifat adil dan kolektif kedalam keluar dengan kebijaksanaan

Sumber: “Infografik” IBTimes.ID

Penyunting: Nirwansyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakikat Muhammadiyah yang menjadi pedoman bagi amal usaha serta landasan perjuangan Muhammadiyah, dan sifat-sifat yang dimiliki Muhammadiyah. Istilah “kepribadian” dalam bahasa Inggris adalah “perfomance” yaitu kesan-kesan yang terpancar dari keadaan seseorang yang membuat orang lain hormat, respek dan kagum. Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi persyarikatan yang disahkanoleh Muktamar Muhammadiyah yang ke-35 pada tahun 1962 di Jakarta, sering disebut dengan Muktamar setengah abad.

Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik dan bukan organisasi politik. Tetapi apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah atau soal-soal politik mendesak-desakkan urusan agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri. Dengan demikian, perlu dipahamkan kepada warga Muhammadiyah apakah Muhammadiyah itu sebenarnya dan bagaimana cara membawa serta menyebarluaskan paham Muhammadiyah. Menyebarkan paham Muhammadiyah itu pada hakikatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, cara menyebarluaskannyapun perlu mengikuti cara-cara yang dilakukan Rasulullah s.a.w dalam menyampaikan Islam.

  1. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Kepribadian Muhammadiyah

Kader-kader terbaik Muhammadiyah harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah. Muhammadiyah menyadari bahwa nilai-nilai kepribadian adalah sesuatu yang penting pada diri seseorang. Bahkan kita bisa kagum dengan seseorang karena ia memiliki kepribadian yang baik. Begitu besar pengaruh kepribadian bagi diri seseorang, sehingga, pribadi yang telah dibangun dengan kebaikan akan tercermin dalam sikap dan perilaku hidupnya. Untuk memantapkan warga Muhammadiyah dalam menjalankan misinya, maka perlu pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam kepribadian Muhammadiyah. Berikut merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam kepribadian Muhammadiyah :

  1. Berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Dalil amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana terkandung di dalam Q.S. Al Imran (3):104 .

Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf (segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah) dan mencegah yang munkar (segala perbuatan yang menjauhkan kita dari perintah Allah), mereka adalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al Imran:104).

Ayat di atas merupakan asal muasal berdirinya persyarikatan Muhammadiyah. Berdasarkan ayat itulah Muhammadiyah menggerkkan dakwak Islamnya untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar mengerjakan hal-hal yang baik sesuai tuntunan Islam. Muhammadiyah mengajak segenap umat Islam untuk mencegah, menjauhi dan tidak mendekati hal-hal yang mengarah pada keburukan.

Sebagai peserta didik Muhammadiyah, sudah semestinya apabila langkah dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan Muhammadiyah itu juga dapat dijadikan sebagai sebuah inspirasi dalam melangsungkan dakwah. Salah satu metode dakwah yang baik. Hal ini disebabkan karena perbuatan yang baik lebih utama daripada mengucapkan seribu seruan kebaikan, maka mulailah dari diri kita sendiri, mengajak kepada kebaikan. Jika ingin mengajak kepada kebaikan, maka mulailah dari diri kita sendiri, dari hal-hal yang paling kecil dan mulailah dari sekarang.

  1. Menjadi Teladan yang Baik

Muhammadiyah senantiasa menghimbau agar setiap warga, khususnya pelajar, dapat selalu mengembangkan berbagai perbuatan yang ma’ruf disetiap saat sehingga menjadi teladan untuk orang lain. Pembiasaan terhadap perbuatan yang ma’ruf ini selain tidak merugikan orang lain juga sangat bermanfaat unuk pengembangan hidup dan kehidupan seseorang di masa yang akan datang.

Muhammadiyah mempunyai kepentingan untuk menjadikan tiap-tiap pribadi yang ada dalam masyarakat menjadi pribadi yang ada dalam masyarakat menjadi pribadi-pribadi muslim yang shalihin, yaitu pribadi-pribadi muslim yang baik , mempunyai kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai anggota masyarakat dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar dalam usaha mewujudkan masyarakat yang aman, adil, dan makmur yang diridhoi oleh Allah. Berikut pribadi muslim shalihin yang ingin dibentuk oleh Muhammadiyah :

  • Memiliki kesadaran iman dan takwa yang kuat disertai dengan keyakinan yang teguh, benar, ikhlas, dan penuh ketundukan sehingga dapat menjalani kehidupan dengan benar-benar sebagai mukmin, muslim, muttaqin dan muhsin.
  • Memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang memadai.
  • Memiliki ketekunan dalam melaksanakan ibadah.
  • Memiliki keteladanan yang mulia sebagaimana keteladanan Rasulullah s.a.w dan mampu menjadi teladan yang nyata bagi masyarakat.
  • Memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak tercela.
  • Dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus didasari niat yang ikhlas dalam wujud amal shalih dan ihsan.
  • Memiliki kegemaran bekerja yang tekun dan giat dalam melaksanakan tugas, dan menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain.
  • Memiliki badan yang sehat dan perasaan yang halus.
  • Memiliki manfaat dalam kehidupan bersama.
  • Memiliki profesionalitas yang mencukupi.
  1. Bekerjasama dengan Sesama

Sebagai pelajar Muhammadiyah dan sebagai masyarakat secara umum, kita dituntut untuk melakukan interaksi dengan semua makhluk yang ada di muka bumi ini tanpa terkecuali. Ajaran Islam juga harus disiarkan seluas-luasnya, wajib diamalkan dan kepentingannya wajib dibela dengan penuh kemampuan dan upaya.

Muhammadiyah menyadari bahwa Indonesia milik kita bersama. Maka Muhammadiyah menjalin kerjasama dengan golongan lain dalam membangun negara RI agar lebih kokoh dan kuat serta saling membangun toleransi antarsesama. Oleh karena itu bekerjasama dengan non muslim boleh, tetapi kerjasama tersebut tidak boleh melanggar aturan agama yang telah ditetapkan. Islam mengajarkan bahwa kita boleh bekerjasama dalam kebaikan dan tidak boleh bekerjasama dalam hal kemaksiatan. Bekerjasama dalam hal kebaikan sangat dianjurkan Islam, tetapi bekerjasama dalam kemaksiatan tidak diperbolehkan agama, walaupun itu dalam hal yang sangat kecil sekalipun.

  1. Bersikap Adil Terhadap Sesama

Muhammadiyah mengajak warganya untuk selalu menegakkan dan membela keadilan dalam segala segi kehidupan, baik dalam maslah hukum, masalah hak dan kewajiban serta dalam mengambil keputusan dan sebagainya. Keadilan harus ditegakkan baik itu menyangkut pemimpin yang disegani atau rakyat biasa, muslim tidak ada kecual. Keadilan harus ditegakkan secara merata, tanpa pilih kasih sesuai dengan firman Allah dalam QS. An Nahl:90.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An Nahl:90)

  1. Menjauhkan Diri dari Praktik Kekerasan

Muhammadiyah berjuang mewujudkan ishlah (perdamaian), memperbanyak kawan dan tidak menyukai praktik kekerasan. Muhammadiyah mengajak setiap warganya, khususnya pelajar untuk selalu mengedepankan musyawarah dalam setiap penyelesaian persoalan dalam kehidupannya. Mengamalkan sikap dan mengedepankan musyawarah dalam menghindari praktik kekerasan akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

  1. Menyantuni Anak Yatim Piatu atau Orang Tidak Mampu

Salah satu wujud nyata dari amal usaha Muhammadiyah dalam bidang kemasyarakatan adalah mendirikan panti-panti anak yatim, baik putra maupun putri yang mempunyai tugas untuk menyantuni mereka. Program ini dilaksanakan sebagai bentuk aplikasi dari Al-Qur’an surat Al Ma’un ayat 1 dan 2. Dengan membantu anak yatim dan orang tidak mampu lainnya, maka Muhammadiyah telah melakukan amal usaha yang bermanfaat bagi kemanusiaan yang bersifat duniawiyah serta telah menjalankan amanat Al-Qur’an sebagai bentuk pengabdian diri kepada Allah.

  1. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)

Warga Muhammadiyah pada saat ini sangat memerlukan pedoman kehidupan yang bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari. Mengingat perkembangan situasi dan kondisi saat ini besar dan berat pengaruhnya bagi warga Muhammadiyah baik sebagai individu maupun sebagai anggota persyarikatan. Menyadari hal tersebut maka Muhammadiyah memerlukan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni serta budaya yang menunjukkan perilaku uswatun hasanah (teladan yang baik). Pedoman ini dikenal dengan nama Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

Dalam PHIWM terkandung kualitas Islami yang harus dimiliki dan diamalkan oleh setiap anggota Muhammadiyah. Pedoman ini disusun untuk menunjukkan perilaku warga Muhammadiyah agar dapat menjadi tauladan yang baik sehingga akan terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sebagaimana tujuan Muhammadiyah.

PHIWM memiliki beberapa sifat /kriteria sebagai berikut :

  1. Mengandung hal-hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan nilai dan norma.
  2. Bersifat pengayaan, dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan ruhani dan tindakan.
  3. Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan sehari-hari.
  4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif bersifat keteladanan.
  5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang bersifat pokok dan utama.
  6. Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat akhlaqi yang membuahkan kesalihan.
  7. Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim, khususnya warga Muhammadiyah.
  8. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah merupakan sebuah pedoman atau acuan bagi perilaku dan tindakan warga Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma Islam. Jika nilai dan norma Islam telah difahami dan dihayati secara mendalam maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada pengamalan kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek dan khususnya bagi kehidupan warga Muhammadiyah, yang muaranya dapat menuju pada terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam PHIWM diharapkan mempunyai pengaruh yang luas bagi kehidupan umat manusia diberbagai aspek.

Berikut merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam PHIWM baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat :

  1. Hidup berdasarkan Iman dan Tauhid yang benar.
  2. Menjauhkan diri dari perbuatan syirik, takhayul, bid’ah dan khurafat.
  3. Bersikap shidiq, amanah, tabligh dan fathonah.
  4. Menjauhkan diri dari perbuatan riya’, sombong, ishraf, fasad, fakhsya dan munkar.
  5. Cinta perdamaian dalam keluarga dan tetangga.
  6. Membiasakan diri gemar menuntut ilmu.
  7. Membiasakan diri suka bekerja keras dan disiplin.
  8. Saling menolong sesama kawan dan tetangga.