Negara yang memprakarsai gerakan Merkantilisme yang mendorong pencarian wilayah jajahan adalah

Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya. Imperialisme, melakukan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan. Konsep “Imperialisme” sebenarnya merujuk pada suatu sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik dari negara-negara kaya dan berkuasa , untuk mengawal dan menguasai negara – negara diluar Eropa yang dianggap terbelakang dan miskin. Namun pada kenyataannya, imperialism merupakan bentuk eksploitasi baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia negara jajahan.

Imperilaisme dibagi menjadi 2, yakni imperialisme kuno dan imperilalisme modern.

Imperialisme Kuno

Imperialisme Kuno terjadi sebelum revolusi industri. Kuno, adanya dorongan untuk kepentingan mencari tanah jajahan karena keinginan mencapai kejayaan (glory),memiliki kekayaan (gold), menyebarkan agama (gospel). Gold dalam hal ini berkaitan adanya politik Merkantilisme pada masa tersebut yakni memupuk kekayaan dengan cara melakukan mengumpulkan logam mulia berupa emas dan perak. Glory berkaitan dengan kejayaan berupa kepemilikan tanah yang lain. Sedangkan Glory berkaitan dengan adanya misi menyebarkan agama nasrani.

Dasar imperialisme awalnya bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebuadayaan Barat ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, imperialisme bukan hanya dilihat sebagai penindasan terhadap tanah jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor pendorong pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan sebuah bangsa seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dan sistem pemerintaha

Contoh negara yang melakukan Imperialisme Kuno : Romawi, Portugis, Spanyol

Imperialisme Modern

Imperialisme Modern terjadi setelah revolusi industri. Imperialisme Modern, adanya dorongan kepentingan ekonomi, keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya dan untuk memenuhi kebutuhan industri dimana negara jajahan sebagai sumber penghasil bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri. Pada umumnya bermula setelah Revolusi Industri yang awalnya terjadi di Inggris pada tahun 1870-an. Hal yang menjadi faktor pendorong berubahnya konsep atau pandangan tentang imperialisme kuno ke bentuk imperialisme modern, adalah adanya kelebihan modal dan barang (surplus produksi) di negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , maka negara – negara di Eropa selanjutnya berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika. Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah untuk penyuplai bahan baku dan juga sebagai daerah pemasaran hasil –hasil industri mereka.

Contoh negara yang menerapkan Imperialisme Modern : Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, Italia dan Jepang.

Untuk materi lebih lengkap tentang PEMIKIRAN DAN PERISTIWA PENTING DI EROPA SERTA PENGARUHNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Jikalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

Negara yang memprakarsai gerakan Merkantilisme yang mendorong pencarian wilayah jajahan adalah

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Pengertian Merkantilisme – Sejarah, Latar Belakang, Tujuan, Konsep, Teori, Dampak : Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.

Negara yang memprakarsai gerakan Merkantilisme yang mendorong pencarian wilayah jajahan adalah

Pengertian Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Merkantilisme juga ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya.

Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Dan Pembangunan Nasional

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Sejarah Merkantilisme 

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir.

Dalam menjalankan gerakan merkantilisme, negara- Negara ini melakukan perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk yang sangat tinggi. Perencanaan ekonomi dilakukan dengan menerapkan kebijakan sebagai berikut.

  1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
  2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
  3. Mengembangkan industry berorientasi ekspor
  4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja industry
  5. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian

Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Pembangunan Ekonomi Secara Umum Beserta Dampak Positif Dan Negatifnya

Latar Belakang Merkantilisme 

Ini adalah beberapa latar belakang mengapa merkantalisme dapat tumbuh dan berkembang:

  • Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
  • Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
  • Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
  • Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
  • Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

Tujuan Merkantilisme

Merkantilisme merupakan kebijakan sebuah ekonomi nasional dengan tujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui sebuah keseimbangan perdagangan yang positif, yang terutamanya pada sebuah barang jadi.Secara historis, Penyebab perang dan termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial adalah kebijakan tersebut.

  1. Menciptakan koloni di luar negeri
  2. Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain
  3. Memonopoli pasar dengan port pokok
  4. Melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran
  5. Melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing
  6. Subsidi ekspor
  7. Mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung
  8. Membatasi upah
  9. Memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri
  10. Membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan

Konsep Umum Merkantilisme

Merkantilisme merupakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Teori Merkantilisme

Semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750 dianggap sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah ‘merkantilis’ belum dikenal. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun 1763, dan kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Pada kenyataannya, Adam Smith menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations.

Pada awal periode modern, dari abad ke-16 sampai ke-18 ajaran merkantilisme sangat dominan di seluruh sekolah Eropa. Untuk pertama kalinya peristiwa ini memicu intervensi suatu negara dalam mengatur sebuah perekonomian yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Yang mendorong terjadinya peperangan dibanyak kalangan negara Eropa adalah kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme itu sendiri.

Dampak Merkantilisme 

Dampak dari Merkantilisme sendiri telah menimbulkan banyak pembrontakan dan persaingan sengit dikalangan negara bangsa di Eropa untuk menguasai perdagangan dunia. Setiap negara berlomba- lomba membangun industri perkapalan dan persenjataan guna memperluas monopoli perdagangannya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Pembangunan Berwawasan Lingkungan” Pengertian & ( Hakikat – Tujuan – Ciri )

Analisis Merkantilisme 

Gerakan merkantilisme telah menyebabkan munculnya paham lain seperti kapitalisme , imperialisme dan berujung pada kolonialisme. Hal tersebut memang dikarenakan oleh munculnya negara- negara Eropa yang baru merdeka. Sehingga negara- negara tersebut berusaha untuk memperbaiki perekonomian mereka dengan cara merkantilisme. Banyak raja- raja yang menganut kebijakan ini seperti Charles V dari Jerman, Ratu Elizabeth dari Inggris, Pangeran Maurits dari Belanda.

Merkantilisme terutama berkembang di Eropa karena, dari sanalah Merkantilisme berasal terlebih didukung  oleh Inggris sebagai negara industri besar. Dengan ekonomi negara yang kuat, sulit untuk negara lain melakukan intervesi terhadap kemerdekaan negara. Sehingga hal ini semakin menyebabkan negara- negara penganut merkantilisme semakin memperkuat perdagangan dengan berbagai cara.

Salah satu contohnya mendapatkan logam mulia dari negara lain. Untuk pertama mereka hanya bertujuan mengumpulkan logam mulia hingga akhirnya ingin menguasai negara tersebut. Hal ini terjadi dikarenkan negara penjajah ingin mendapatkan logam mulia sebanyak mungkin dan tidak ingin negara lain memilikinya.

Dampak negative tersebut memang juga sangat mempengaruhi bagi kelangsungan masyarakat di tanah jajahan. Mereka tidak dapat bebas bahkan di tanah mereka sendiri. Mereka juga harus melakukan pengerukan logam mulai dan hasilnya bukan untuk kesejahteraan mereka. Namun keuntungan akan masuk pada kas negara penjajah. Hal ini yang nantinya menyebabkan merkantilisme mulai ditinggalkan di saat Adam Smith mengkritik negara- negra Eropa yang tidak menikmati hasil kekayaan dengan semua rakyat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembangunan Nasional : Pengertian, Hakikat, Dan Prinsip Beserta Tujuannya Lengkap

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari