Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Perang Padri merupakan perang yang terjadi di Sumatra Barat yang berlangsung dari 1803-1838. Perang Padri diawali dengan adanya konflik internal kaum padri dan kaum adat yang dilatarbelakangi oleh masih diterapkannya kebiasaan atau tradisi lama oleh kaum adat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Kaum Padri berupaya untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan lama tersebut. Kaum Padri dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol atau Datuk Malim Basa. Konflik internal di masyarakat Sumatra Barat tersebut dimanfaatkan oleh Pemerintah Kolonial dengan memberikan bantuan ke kaum adat untuk melawan kaum Padri.

Show

Pada tahun 1825 Pemerintah Kolonial membujuk kaum adat dan kaum Padri berdamai melalui Perjanjian Masang. Tujuan sebenarnya pada saat itu Belanda mengalihkan pasukannya demi membantu menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa. Dalam perkembangannya, kaum adat menyadari bahwa pemerintah kolonial Belanda hanya memanfaatkan konflik internal tersebut untuk menguasai wilayah Sumatra bagian Barat. Pada tahun 1837, Belanda melakukan penangkapan kepada pemimpin Kaum Padri, Tuanku Imam Bonjol dan melakukan pengasingan ke Cianjur, Ambon dan Minahasa. Perang dimenangkan oleh pihak Belanda dan berakhir di Daludalu pada tahun 1838. 

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

Perang Diponegoro
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Lukisan Kejadian Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Pihak yang terlibat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Belanda
Pribumi Pro-Belanda
Milisi Pro-Pangeran Diponegoro
Komandan
Jendral De KockPangeran Diponegoro
Daya
50.000100.000
Korban
Serdadu Eropa:~8.000

Serdadu pribumi:


7.000
Milisi dan sipil:
+200.000

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), merupakan perang luhur dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), selang pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh pakar sejarah, perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang penduduk pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga dikata Perang Jawa.

Latar belakang

Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesukaran ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan beragam pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melaksanakan monopoli usaha dan perdagangan kepada memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Banyak hasil bumi diambil oleh Belanda.

Kepada semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di selangnya merupakan Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkatkan dijadikan penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan diterapkan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang gampang dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang permulaannya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melalui Tegalrejo. Kiranya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang menciptakan Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan kepada mengangkat senjata melawan Belanda. Ia yang belakang sekali memerintahkan bawahannya kepada mencabut patok-patok yang melalui makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

Belanda yang memiliki argumen kepada menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai sudah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman ia. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.

Pangeran Diponegoro yang belakang sekali menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, kepada basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang dikata Goa Kakung, yang juga dijadikan tempat pertapaan ia. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang sangat setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang luhur yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela hingga mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga dijadikan pimpinan spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Jalannya perang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Alibasah Sentot

Pertempuran membuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang semenjak perang Napoleon dijadikan senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah diduduki kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain kepada menyokong kepentingan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir memainkan pekerjaan keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan kepada menyusun strategi perang. Informasi mengenai daya musuh, jarak tempuh dan waktu, situasi medan, curah hujan dijadikan berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melintasi penguasaan informasi.

Serangan-serangan luhur rakyat pribumi selalu diterapkan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali kepada bekerjasama dengan dunia kepada "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melaksanakan usaha-usaha kepada gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras menciptakan gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan kepadanya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan situasi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka memainkan usaha di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pimpinan perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan beberapa Jawa timur diawasi oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini merupakan perang pertama yang melibatkan seluruh metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Adun metode perang membuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang diterapkan melintasi taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tetapi suatu perang modern yang menggunakan beragam siasat yang ketika itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melintasi insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan cara telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai daya dan kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda melaksanakan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pimpinan spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul yang belakang sekali Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Habis pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya diberi keleluasaan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, yang belakang sekali dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Habisnya Perang Jawa merupakan kesudahan perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu penduduk negara Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi beberapa orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, hingga yang belakang sekali Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro saat itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas sama sekali masuk Kraton, terutama kepada mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Perang Diponegoro dan Perang Padri

Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi merupakan perselisihan selang Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Norma budaya (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Ketika inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada habis Belanda wajib melawan adun kaum norma budaya dan kaum paderi, yang belakang bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: bagian I selang 1821-1825, dan bagian II.

Kepada menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat kepada menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan beberapa luhur pasukan dari Sumatera Barat digantikan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro habis (1830), kertas kontrak gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri bagian kedua. Pada tahun 1837 pimpinan Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol habis menyerah. Berakhirlah Perang Padri.

Referensi

  1. ^ [1], diakses 14 Mei 2007

Lihat pula

  • Perang Jawa Britania-Belanda

Pranala luar

  • (Indonesia) Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro oleh Yanto.

edunitas.com


Page 2

Perang Diponegoro
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Lukisan Kejadian Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Pihak yang terlibat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Belanda
Pribumi Pro-Belanda
Milisi Pro-Pangeran Diponegoro
Komandan
Jendral De KockPangeran Diponegoro
Daya
50.000100.000
Korban
Serdadu Eropa:~8.000

Serdadu pribumi:


7.000
Milisi dan sipil:
+200.000

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), merupakan perang luhur dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), selang pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh pakar sejarah, perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang penduduk pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga dikata Perang Jawa.

Latar belakang

Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesukaran ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan beragam pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melaksanakan monopoli usaha dan perdagangan bagi memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Banyak hasil bumi diambil oleh Belanda.

Bagi semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di selangnya merupakan Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkatkan dijadikan penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dilakukan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melalui Tegalrejo. Kiranya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang menciptakan Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan bagi mengangkat senjata melawan Belanda. Ia yang belakang sekali memerintahkan bawahannya bagi mencabut patok-patok yang melalui makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

Belanda yang memiliki argumen bagi menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai sudah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman ia. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.

Pangeran Diponegoro yang belakang sekali menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, bagi basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang dikata Goa Kakung, yang juga dijadikan tempat pertapaan ia. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang luhur yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela hingga mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga dijadikan pimpinan spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Jalannya perang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Alibasah Sentot

Pertempuran membuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang semenjak perang Napoleon dijadikan senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain bagi menyokong kepentingan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir melakukan pekerjaan keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan bagi menyusun strategi perang. Informasi mengenai daya musuh, jarak tempuh dan waktu, keadaan medan, curah hujan dijadikan berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melintasi penguasaan informasi.

Serangan-serangan luhur rakyat pribumi selalu dilakukan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali bagi bekerjasama dengan dunia bagi "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melaksanakan usaha-usaha bagi gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras menciptakan gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan baginya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan keadaan fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka melakukan usaha di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pimpinan perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan beberapa Jawa timur diawasi oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini merupakan perang pertama yang melibatkan seluruh metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Adun metode perang membuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dilakukan melintasi taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tetapi suatu perang modern yang menggunakan beragam siasat yang ketika itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melintasi insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan cara telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai daya dan kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda melaksanakan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pimpinan spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul yang belakang sekali Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Habis pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya diberi keleluasaan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, yang belakang sekali dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Habisnya Perang Jawa merupakan kesudahan perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu penduduk negara Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi beberapa orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, hingga yang belakang sekali Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro saat itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas sama sekali masuk Kraton, terutama bagi mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Perang Diponegoro dan Perang Padri

Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi merupakan perselisihan selang Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Norma budaya (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Ketika inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada habis Belanda wajib melawan adun kaum norma budaya dan kaum paderi, yang belakang bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: bagian I selang 1821-1825, dan bagian II.

Bagi menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat bagi menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan beberapa luhur pasukan dari Sumatera Barat digantikan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro habis (1830), kertas kontrak gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri bagian kedua. Pada tahun 1837 pimpinan Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol habis menyerah. Berakhirlah Perang Padri.

Referensi

  1. ^ [1], diakses 14 Mei 2007

Lihat pula

  • Perang Jawa Britania-Belanda

Pranala luar

  • (Indonesia) Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro oleh Yanto.

edunitas.com


Page 3

Perang Diponegoro
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Lukisan Kejadian Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Pihak yang terlibat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Belanda
Pribumi Pro-Belanda
Milisi Pro-Pangeran Diponegoro
Komandan
Jendral De KockPangeran Diponegoro
Daya
50.000100.000
Korban
Serdadu Eropa:~8.000

Serdadu pribumi:


7.000
Milisi dan sipil:
+200.000

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), merupakan perang luhur dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), selang pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh pakar sejarah, perang ini menewaskan lebih kurang 200.000 orang penduduk pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga dikata Perang Jawa.

Latar belakang

Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesukaran ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan beragam pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga memainkan monopoli usaha dan perdagangan bagi memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Jumlah hasil bumi diambil oleh Belanda.

Bagi semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di selangnya merupakan Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkatkan dijadikan penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dimainkan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang gampang dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melalui Tegalrejo. Kiranya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang menciptakan Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan bagi mengangkat senjata melawan Belanda. Ia yang belakang sekali memerintahkan bawahannya bagi mencabut patok-patok yang melalui makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

Belanda yang memiliki argumen bagi menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai sudah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman ia. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.

Pangeran Diponegoro yang belakang sekali menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, bagi basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang dikata Goa Kakung, yang juga dijadikan tempat pertapaan ia. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang luhur yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela hingga mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga dijadikan pimpinan spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Jalannya perang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Alibasah Sentot

Pertempuran membuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang semenjak perang Napoleon dijadikan senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah didiami kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain bagi menyokong kepentingan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir memainkan pekerjaan keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan bagi menyusun strategi perang. Informasi mengenai daya musuh, jarak tempuh dan waktu, keadaan medan, curah hujan dijadikan berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melintasi penguasaan informasi.

Serangan-serangan luhur rakyat pribumi selalu dimainkan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali bagi bekerjasama dengan dunia bagi "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan memainkan usaha-usaha bagi gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras menciptakan gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan baginya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan keadaan fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka memainkan usaha di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pimpinan perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan bertambah dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan beberapa Jawa timur diawasi oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini merupakan perang pertama yang melibatkan seluruh metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Adun metode perang membuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dimainkan melintasi taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tetapi suatu perang modern yang menggunakan beragam siasat yang ketika itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melintasi insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan cara telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai daya dan kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda memainkan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pimpinan spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul yang belakang sekali Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Habis pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya diberi keleluasaan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, yang belakang sekali dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Habisnya Perang Jawa merupakan kesudahan perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini jumlah memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu penduduk negara Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi beberapa orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, hingga yang belakang sekali Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas sama sekali masuk Kraton, terutama bagi mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Perang Diponegoro dan Perang Padri

Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi merupakan perselisihan selang Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Norma budaya (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Ketika inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada habis Belanda wajib melawan adun kaum norma budaya dan kaum paderi, yang belakang bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: bagian I selang 1821-1825, dan bagian II.

Bagi menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat bagi menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan beberapa luhur pasukan dari Sumatera Barat digantikan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro habis (1830), kertas kontrak gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri bagian kedua. Pada tahun 1837 pimpinan Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol habis menyerah. Berakhirlah Perang Padri.

Referensi

  1. ^ [1], diakses 14 Mei 2007

Lihat pula

  • Perang Jawa Britania-Belanda

Pranala luar

  • (Indonesia) Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro oleh Yanto.

edunitas.com


Page 4

Perang Diponegoro
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Lukisan Kejadian Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Pihak yang terlibat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Belanda
Pribumi Pro-Belanda
Milisi Pro-Pangeran Diponegoro
Komandan
Jendral De KockPangeran Diponegoro
Daya
50.000100.000
Korban
Serdadu Eropa:~8.000

Serdadu pribumi:


7.000
Milisi dan sipil:
+200.000

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), merupakan perang luhur dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), selang pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh pakar sejarah, perang ini menewaskan lebih kurang 200.000 orang penduduk pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga dikata Perang Jawa.

Latar belakang

Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesukaran ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan beragam pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga memainkan monopoli usaha dan perdagangan bagi memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Jumlah hasil bumi diambil oleh Belanda.

Bagi semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di selangnya merupakan Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkatkan dijadikan penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dimainkan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang gampang dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melalui Tegalrejo. Kiranya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang menciptakan Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan bagi mengangkat senjata melawan Belanda. Ia yang belakang sekali memerintahkan bawahannya bagi mencabut patok-patok yang melalui makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

Belanda yang memiliki argumen bagi menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai sudah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman ia. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.

Pangeran Diponegoro yang belakang sekali menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, bagi basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang dikata Goa Kakung, yang juga dijadikan tempat pertapaan ia. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang luhur yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela hingga mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga dijadikan pimpinan spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Jalannya perang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Alibasah Sentot

Pertempuran membuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang semenjak perang Napoleon dijadikan senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah didiami kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain bagi menyokong kepentingan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir memainkan pekerjaan keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan bagi menyusun strategi perang. Informasi mengenai daya musuh, jarak tempuh dan waktu, keadaan medan, curah hujan dijadikan berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melintasi penguasaan informasi.

Serangan-serangan luhur rakyat pribumi selalu dimainkan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali bagi bekerjasama dengan dunia bagi "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan memainkan usaha-usaha bagi gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras menciptakan gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan baginya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan keadaan fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka memainkan usaha di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pimpinan perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan bertambah dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan beberapa Jawa timur diawasi oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini merupakan perang pertama yang melibatkan seluruh metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Adun metode perang membuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dimainkan melintasi taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tetapi suatu perang modern yang menggunakan beragam siasat yang ketika itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melintasi insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan cara telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai daya dan kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda memainkan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pimpinan spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul yang belakang sekali Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Habis pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya diberi keleluasaan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, yang belakang sekali dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Habisnya Perang Jawa merupakan kesudahan perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini jumlah memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu penduduk negara Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi beberapa orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, hingga yang belakang sekali Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas sama sekali masuk Kraton, terutama bagi mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Perang Diponegoro dan Perang Padri

Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi merupakan perselisihan selang Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Norma budaya (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Ketika inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada habis Belanda wajib melawan adun kaum norma budaya dan kaum paderi, yang belakang bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: bagian I selang 1821-1825, dan bagian II.

Bagi menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat bagi menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan beberapa luhur pasukan dari Sumatera Barat digantikan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro habis (1830), kertas kontrak gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri bagian kedua. Pada tahun 1837 pimpinan Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol habis menyerah. Berakhirlah Perang Padri.

Referensi

  1. ^ [1], diakses 14 Mei 2007

Lihat pula

  • Perang Jawa Britania-Belanda

Pranala luar

  • (Indonesia) Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro oleh Yanto.

edunitas.com


Page 5

Perang Diponegoro
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Lukisan Kejadian Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Pihak yang terlibat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Belanda
Pribumi Pro-Belanda
Milisi Pro-Pangeran Diponegoro
Komandan
Jendral De KockPangeran Diponegoro
Daya
50.000100.000
Korban
Serdadu Eropa:~8.000

Serdadu pribumi:


7.000
Milisi dan sipil:
+200.000

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), merupakan perang luhur dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), selang pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh pakar sejarah, perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang penduduk pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga dikata Perang Jawa.

Latar belakang

Setelah kekalahannya dalam Peperangan era Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesukaran ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan beragam pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melaksanakan monopoli usaha dan perdagangan bagi memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat menderita.Banyak hasil bumi diambil oleh Belanda.

Bagi semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di selangnya merupakan Kerajaan Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkatkan dijadikan penguasa. Akan tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dilakukan oleh Patih Danuredjo, seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.

Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya dan membelokan jalan itu melalui Tegalrejo. Kiranya di salah satu sektor, Belanda tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang menciptakan Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan bagi mengangkat senjata melawan Belanda. Ia yang belakang sekali memerintahkan bawahannya bagi mencabut patok-patok yang melalui makam tersebut. Namun Belanda tetap memasang patok-patok tersebut bahkan yang sudah jatuh sekalipun. Karena kesal, Pangeran Diponegoro mengganti patok-patok tersebut dengan tombak.

Belanda yang memiliki argumen bagi menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai sudah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman ia. Terdesak, Pangeran beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.

Pangeran Diponegoro yang belakang sekali menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, bagi basisnya. Pangeran menempati goa sebelah Barat yang dikata Goa Kakung, yang juga dijadikan tempat pertapaan ia. Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang luhur yang akan berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela hingga mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga dijadikan pimpinan spiritual pemberontakan. Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Jalannya perang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Mataram Baru setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Alibasah Sentot

Pertempuran membuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri (yang semenjak perang Napoleon dijadikan senjata andalan dalam pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain bagi menyokong kepentingan perang. Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang berkecamuk. Para telik sandi dan kurir melakukan pekerjaan keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan bagi menyusun strategi perang. Informasi mengenai daya musuh, jarak tempuh dan waktu, keadaan medan, curah hujan dijadikan berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melintasi penguasaan informasi.

Serangan-serangan luhur rakyat pribumi selalu dilakukan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali bagi bekerjasama dengan dunia bagi "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melaksanakan usaha-usaha bagi gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras menciptakan gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan baginya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan moral dan keadaan fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka melakukan usaha di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pimpinan perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan beberapa Jawa timur diawasi oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini merupakan perang pertama yang melibatkan seluruh metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Adun metode perang membuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla warfare) yang dilakukan melintasi taktik hit and run dan penghadangan (Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku. Tetapi suatu perang modern yang menggunakan beragam siasat yang ketika itu belum pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melintasi insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan cara telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai daya dan kelemahan lawannya.

Pada tahun 1827, Belanda melaksanakan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Modjo, pimpinan spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul yang belakang sekali Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Habis pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya diberi keleluasaan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, yang belakang sekali dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Habisnya Perang Jawa merupakan kesudahan perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu penduduk negara Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi beberapa orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, hingga yang belakang sekali Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Diponegoro saat itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas sama sekali masuk Kraton, terutama bagi mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Perang Diponegoro dan Perang Padri

Di sisi lain, sebenarnya Belanda sedang menghadapi Perang Padri di Sumatera Barat. Penyebab Perang Paderi merupakan perselisihan selang Kaum Padri (alim ulama) dengan Kaum Norma budaya (orang adat) yang mempermasalahkan soal agama Islam, ajaran-ajaran agama, mabuk-mabukan, judi, maternalisme dan paternalisme. Ketika inilah Belanda masuk dan mencoba mengambil kesempatan. Namun pada habis Belanda wajib melawan adun kaum norma budaya dan kaum paderi, yang belakang bersatu. Perang Paderi berlangsung dalam dua babak: bagian I selang 1821-1825, dan bagian II.

Bagi menghadapi Perang Diponegoro, Belanda terpaksa menarik pasukan yang dipakai perang di Sumatera Barat bagi menghadapi Pangeran Diponegoro yang bergerilya dengan gigih. Sebuah gencatan senjata disepakati pada tahun 1825, dan beberapa luhur pasukan dari Sumatera Barat digantikan ke Jawa. Namun, setelah Perang Diponegoro habis (1830), kertas kontrak gencatan senjata itu disobek, dan terjadilah Perang Padri bagian kedua. Pada tahun 1837 pimpinan Perang Paderi, Tuanku Imam Bonjol habis menyerah. Berakhirlah Perang Padri.

Referensi

  1. ^ [1], diakses 14 Mei 2007

Lihat pula

  • Perang Jawa Britania-Belanda

Pranala luar

  • (Indonesia) Mengenang 180 Tahun Perang Diponegoro oleh Yanto.

edunitas.com


Page 6

~ Selamat datang di Portal Astronomi ~

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Astronomi, yang secara etimologi berfaedah "ilmu bintang", adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang dapat dilihat dan diteliti di langit (dan di luar Bumi), juga ronde yang melibatkan mereka. Selama beberapa masa zaman ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, dapat dilakukan oleh orang yang berlatar belakangan ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Walaupun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bagian ini sangat berbeda; astronom menggunakan cara ilmiah, sedangkan astrolog tak.

Selengkapnya....

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Planet (dari bahasa Yunani Lawas αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berfaedah "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri, tak terlalu akbar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" kawasan sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. Kata planet sudah lama benar dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban lawas, planet dipandang sbg sesuatu yang tidak berkesudahan atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu ilmu, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi yang merumuskan planet di Tata Surya. Ruang lingkup ini dipuji namun juga dikritik dan sedang diperdebatkan oleh sebanyak ilmuwan karena tak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 sedang dianggap "planet" sesuai ruang lingkup modern, sebanyak benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tak dipermasalahkan lagi.

Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerak-gerak yang dibuat deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada masa zaman ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tak berwujud lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di selanya memiliki beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak tidak jauh oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi. (Selengkapnya.... )

Artikel pilihan sebelumnya:

Pluto | Bumi | Ganymede | Uranus

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Detil warna semu dari atmosfir Yupiter yang diambil oleh wahana antariksa Voyager 1 menunjukkan Bintik Merah Raksasa dan sebuah pola putih berwujud oval. Pola berwujud gelombang di kiri Bintik Merah Raksasa adalah sebuah wilayah dengan gelombang yang kompleks. Untuk memberikan bekas skala Yupiter, badai berwujud oval putih di bawah Bintik Merah Raksasa memiliki garis tengah yang nyaris sama dengan Bumi.

Tahukah anda....

Tokoh pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Neil Armstrong, 1969

Neil Alden Armstrong (kelahiran di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 – meninggal 25 Agustus 2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Beliau merupakan orang pertama yang berlanjut di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Tingkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, beliau menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat beliau mencatatkan nyaris 900 penerbangan. Beliau lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.

Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong berpulang di Cincinnati, Ohio, pada usia 82 tahun dampak komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Selengkapnya....

Kategori


Page 7

~ Selamat datang di Portal Astronomi ~

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Astronomi, yang secara etimologi berfaedah "ilmu bintang", adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang dapat dilihat dan diteliti di langit (dan di luar Bumi), juga ronde yang melibatkan mereka. Selama beberapa masa zaman ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, dapat dilakukan oleh orang yang berlatar belakangan ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Walaupun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bagian ini sangat berbeda; astronom memakai cara ilmiah, sedangkan astrolog tak.

Selengkapnya....

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Planet (dari bahasa Yunani Lawas αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berfaedah "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit suatu bintang atau sisa bintang yang cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri, tak terlalu akbar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" kawasan sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. Kata planet sudah lama benar dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban lawas, planet dipandang sbg sesuatu yang tidak berkesudahan atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu ilmu, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan suatu resolusi resmi yang merumuskan planet di Tata Surya. Ruang lingkup ini dipuji namun juga dikritik dan sedang diperdebatkan oleh sebanyak ilmuwan karena tak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 sedang dianggap "planet" sesuai ruang lingkup modern, sebanyak benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tak dipermasalahkan lagi.

Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerak-gerak yang dibuat deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada masa zaman ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tak berwujud lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di selanya memiliki beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak tidak jauh oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi. (Selengkapnya.... )

Artikel pilihan sebelumnya:

Pluto | Bumi | Ganymede | Uranus

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Detil warna semu dari atmosfir Yupiter yang diambil oleh wahana antariksa Voyager 1 menunjukkan Bintik Merah Raksasa dan suatu pola putih berwujud oval. Pola berwujud gelombang di kiri Bintik Merah Raksasa adalah suatu wilayah dengan gelombang yang kompleks. Untuk memberikan bekas skala Yupiter, badai berwujud oval putih di bawah Bintik Merah Raksasa memiliki garis tengah yang nyaris sama dengan Bumi.

Tahukah anda....

Tokoh pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Neil Armstrong, 1969

Neil Alden Armstrong (kelahiran di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 – meninggal 25 Agustus 2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Beliau adalah orang pertama yang berlanjut di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Tingkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, beliau menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat beliau mencatatkan nyaris 900 penerbangan. Beliau lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.

Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong berpulang di Cincinnati, Ohio, pada usia 82 tahun dampak komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Selengkapnya....

Kategori


edunitas.com


Page 8

~ Selamat datang di Portal Astronomi ~

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Astronomi, yang secara etimologi berfaedah "ilmu bintang", adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang dapat dilihat dan diteliti di langit (dan di luar Bumi), juga ronde yang melibatkan mereka. Selama beberapa masa zaman ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, dapat dilakukan oleh orang yang berlatar belakangan ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Walaupun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bagian ini sangat berbeda; astronom memakai cara ilmiah, sedangkan astrolog tak.

Selengkapnya....

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Planet (dari bahasa Yunani Lawas αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berfaedah "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit suatu bintang atau sisa bintang yang cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri, tak terlalu akbar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" kawasan sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. Kata planet sudah lama benar dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban lawas, planet dipandang sbg sesuatu yang tidak berkesudahan atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu ilmu, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan suatu resolusi resmi yang merumuskan planet di Tata Surya. Ruang lingkup ini dipuji namun juga dikritik dan sedang diperdebatkan oleh sebanyak ilmuwan karena tak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 sedang dianggap "planet" sesuai ruang lingkup modern, sebanyak benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tak dipermasalahkan lagi.

Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerak-gerak yang dibuat deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada masa zaman ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tak berwujud lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di selanya memiliki beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak tidak jauh oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi. (Selengkapnya.... )

Artikel pilihan sebelumnya:

Pluto | Bumi | Ganymede | Uranus

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Detil warna semu dari atmosfir Yupiter yang diambil oleh wahana antariksa Voyager 1 menunjukkan Bintik Merah Raksasa dan suatu pola putih berwujud oval. Pola berwujud gelombang di kiri Bintik Merah Raksasa adalah suatu wilayah dengan gelombang yang kompleks. Untuk memberikan bekas skala Yupiter, badai berwujud oval putih di bawah Bintik Merah Raksasa memiliki garis tengah yang nyaris sama dengan Bumi.

Tahukah anda....

Tokoh pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Neil Armstrong, 1969

Neil Alden Armstrong (kelahiran di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 – meninggal 25 Agustus 2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Beliau adalah orang pertama yang berlanjut di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Tingkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, beliau menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat beliau mencatatkan nyaris 900 penerbangan. Beliau lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.

Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong berpulang di Cincinnati, Ohio, pada usia 82 tahun dampak komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Selengkapnya....

Kategori


edunitas.com


Page 9

~ Selamat datang di Portal Astronomi ~

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Astronomi, yang secara etimologi berfaedah "ilmu bintang", adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan peristiwa yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang dapat dilihat dan diteliti di langit (dan di luar Bumi), juga ronde yang melibatkan mereka. Selama beberapa masa zaman ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, dapat dilakukan oleh orang yang berlatar belakangan ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Walaupun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bagian ini sangat berbeda; astronom menggunakan cara ilmiah, sedangkan astrolog tak.

Selengkapnya....

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Planet (dari bahasa Yunani Lawas αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berfaedah "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup akbar untuk memiliki gravitasi sendiri, tak terlalu akbar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" kawasan sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. Kata planet sudah lama benar dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban lawas, planet dipandang sbg sesuatu yang tidak berkesudahan atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu ilmu, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi yang merumuskan planet di Tata Surya. Ruang lingkup ini dipuji namun juga dikritik dan sedang diperdebatkan oleh sebanyak ilmuwan karena tak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 sedang dianggap "planet" sesuai ruang lingkup modern, sebanyak benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tak dipermasalahkan lagi.

Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerak-gerak yang dibuat deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada masa zaman ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tak berwujud lingkaran, melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di selanya memiliki beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak tidak jauh oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi. (Selengkapnya.... )

Artikel pilihan sebelumnya:

Pluto | Bumi | Ganymede | Uranus

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Detil warna semu dari atmosfir Yupiter yang diambil oleh wahana antariksa Voyager 1 menunjukkan Bintik Merah Raksasa dan sebuah pola putih berwujud oval. Pola berwujud gelombang di kiri Bintik Merah Raksasa adalah sebuah wilayah dengan gelombang yang kompleks. Untuk memberikan bekas skala Yupiter, badai berwujud oval putih di bawah Bintik Merah Raksasa memiliki garis tengah yang nyaris sama dengan Bumi.

Tahukah anda....

Tokoh pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Neil Armstrong, 1969

Neil Alden Armstrong (kelahiran di Ohio, Amerika Serikat, 5 Agustus 1930 – meninggal 25 Agustus 2012 pada umur 82 tahun) adalah seorang astronot, pilot uji coba, teknisi penerbangan, profesor universitas, dan Penerbang Laut Amerika Serikat. Beliau merupakan orang pertama yang berlanjut di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Tingkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, beliau menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat beliau mencatatkan nyaris 900 penerbangan. Beliau lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.

Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong berpulang di Cincinnati, Ohio, pada usia 82 tahun dampak komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Selengkapnya....

Kategori


Page 10

Selamat datang di Portal Ilmu

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Ilmu (atau ilmu ilmu) adalah semua usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari beragam bidang kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan ketentuan dengan membatasi lingkup pandangannya, dan ketentuan ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau warga lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan sarana prasarana kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, beragam majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang berikutnya dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Petir

Petir adalah pelepasan muatan elektrostatis yang muncul dampak hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan adalah gesekan selang awan tebal satu dengan yang yang lain.

Ilmuwan pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Carolus Linnaeus atau Carl (von) Linné (Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi(takson/ taksonomi). Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga adalah salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah pakar botani yang paling dihormati pada saatnya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan pakar botani, Linnaeus juga pakar dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult), di bidang selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, berikutnya pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. (Selengkapnya...)


edunitas.com


Page 11

Selamat datang di Portal Ilmu

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Ilmu (atau ilmu ilmu) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan fasilitas kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, berbagai majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang kesudahan dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Petir

Petir merupakan pelepasan muatan elektrostatis yang muncul belakang suatu peristiwa hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan merupakan gesekan selang awan tebal satu dengan yang lainnya.

Ilmuwan pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Carolus Linnaeus atau Carl (von) Linné (Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi(takson/ taksonomi). Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah berbakat botani yang paling dihormati pada masanya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan berbakat botani, Linnaeus juga berbakat dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult), di anggota selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kesudahan pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. (Selengkapnya...)


edunitas.com


Page 12

Selamat datang di Portal Ilmu

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Ilmu (atau ilmu ilmu) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan fasilitas kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, berbagai majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang kesudahan dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Petir

Petir merupakan pelepasan muatan elektrostatis yang muncul belakang suatu peristiwa hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan merupakan gesekan selang awan tebal satu dengan yang lainnya.

Ilmuwan pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Carolus Linnaeus atau Carl (von) Linné (Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778) adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi(takson/ taksonomi). Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah berbakat botani yang paling dihormati pada masanya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan berbakat botani, Linnaeus juga berbakat dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult), di anggota selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kesudahan pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. (Selengkapnya...)


edunitas.com


Page 13

[×] Artikel pilihan bertopik Indonesia

[+] Kategori menurut provinsi di Indonesia

[+] Kategori menurut pulau di Indonesia

[+] Daftar bertopik Indonesia

[+] Kontruksi dan susunan di Indonesia

[+] Benda Cagar Aturan sejak dahulu kala istiadat di Indonesia

[+] Aturan sejak dahulu kala istiadat Indonesia

[×] Hari libur di Indonesia

[+] Ilmu dan teknologi di Indonesia

[+] Kesehatan di Indonesia

[+] Komunikasi di Indonesia

[+] Bagian yang terkait hidup di Indonesia

[+] Olahraga di Indonesia

[+] Organisasi di Indonesia

[+] Pariwisata di Indonesia

[+] Pemerintahan Indonesia

[+] Pendidikan di Indonesia

[+] Suku bangsa di Indonesia

[+] Transportasi di Indonesia

[+] Rintisan bertopik musik dari Indonesia

[+] Rintisan bertopik Indonesia


Page 14

Halaman utama Islam dari A sampai Z Topik Islam
 

Portal Islam


بوابة الإسلام

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Islam


Umat Islam sedang shalat

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Islam (Arab: al-islām, الإسلام : "berserah diri untuk Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan semakin dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh alam, menjadikan Islam sbg agama terbesar kedua di alam setelah agama Kristen. Islam memiliki guna "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya untuk Tuhan (Arab: الله, Allāh). Pengikut nasihat Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berfaedah "seorang yang tunduk untuk Tuhan", atau semakin lengkapnya adalah Muslimin untuk laki-laki dan Muslimat untuk perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya untuk manusia melewati para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke alam oleh Allah.

Keyakinan dasar Islam mampu ditemukan pada dua kalimat shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh, wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh" - yang berfaedah "Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah".

Ilah sering diartikan "Tuhan", padahal semakin dalam maknanya, dan Tuhan hanyalah salah satu dari makna/guna "Ilah" khususnya yang terkait dengan guna "segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah".

    Makna Illah sesungguhnya adalah :
  • merasa tenteram bersama-Nya dan merasa diamankan oleh-Nya;
  • selalu merasa rindu dan ingat kepada-Nya;
  • merasa cinta sepenuh hati dan cenderung kepada-Nya;
  • selalu tunduk, patuh, mentaati, dan mengabdi kepada-Nya;
  • selalu mendahulukan perintah-Nya;
  • merendahkan diri di hadapan-Nya dan menyembah kepada-Nya.

  • Secara ringkas dan sederhana, makna Ilah sesungguhnya adalah "yang didahulukan", sehingga "tidak ada yang didahulukan selain Allah". Oleh karenanya dalam Islam, setiap perbuatan harus selalu ingat untuk Allah. Sehingga sebaik-baiknya manusia di depan Allah adalah manusia yang bermanfaat untuk banyak orang.

Selengkapnya tentang Islam....

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Kutipan pilihan


.... اليَومَ أكمَلتُ لَكُم دِينَكُم وَ أَتمَمتُ عَلَيكُم نِعمَتِي وَ رَضِيتُ لَكُم الإِسلَامَ دِينًا ... .. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan untukmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama untukmu.
(Surah Al-Ma'idah, ayat 3.)

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Negara Islam

Berikut ini merupakan daftar negara dengan warga mayoritas Islam:

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

  • di Afrika: Aljazair, Chad, Djibouti, Guinea, Guinea Bissau, Komoro, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Mesir, Nigeria, Sahara, Somalia, Senegal, Sudan, Tunisia
  • di Asia: Afganistan, Arab Saudi, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Irak, Iran, Kazakstan, Kirgizstan, Kuwait, Malaysia, Maladewa, Libanon, Oman, Pakistan, Qatar, Yaman, Palestina, Suriah, Tajikistan, Turki, Turkmenistan, Uzbekistan, Uni Emirat Arab
  • di Eropa: Albania, Azerbaijan, Bosnia-Herzegovina, Kosovo, Republik Turki Siprus Utara, Makedonia, Turki

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Organisasi Islam

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Daftar artikel

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Tahukah Anda....

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Lokasi pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Tokoh Islam


Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau semakin dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Hamka diangkat sbg Pahlawan Nasional Indonesia berlandaskan Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011.

Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang sangat banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh karenanya dia dijuluki sbg Hamzah Fansuri di era modern. Belakangan beliau diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berfaedah ayahku, atau seseorang yang dihormati. Selengkapnya....

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Hari akbar Islam

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
   

Portal agama


Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

AgamaAteismeBuddhaHinduIslam & Al Qur'anKristenMitologiYahudi


edunitas.com


Page 15

Tags (tagged): portal, jabodetabek, unkris, sekitarnya kawasan, mencakup wilayah administrasi, suatu miniatur, memuat, kelengkapan indonesia, raya, bogor bandar, udara, internasional soekarno hatta, kabupaten bogor, kemudian, mendapat status kota, center of, studies, portal utama ensiklopedia, dunia agama, astronomi, bahasa portal


Page 16

Selamat Datang di
PORTAL JAWA

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa yaitu sebuah pulau di Indonesia dengan masyarakat 136 juta. Pulau ini yaitu pulau berpenduduk terpadat di dunia dan yaitu salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% masyarakat Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bidang barat. Banyak catatan sejarah Indonesia berlokasi di Jawa, dahulu Jawa yaitu pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan yaitu pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa yaitu pulau ketiga belas paling akbar di dunia dan paling akbar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, meskipun bahasa Jawa dominan dan yaitu bahasa asli dari 60 juta masyarakat di Indonesia, jumlah paling akbar yang mendiami Jawa. Sebagian akbar dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia adil sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian akbar masyarakat Jawa yaitu Muslim. Jawa mempunyai percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan budaya.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa....


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu negara dependen yang bermodel kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diciptakan oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir selang negara induk dengan kesultanan yaitu Kontrak Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) dijadikan susut menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya....

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda....

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi
Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Timur

Kategori

Topik

Portal Utama di Ensiklopedia Dunia


edunitas.com


Page 17

Selamat Datang di
PORTAL JAWA
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa yaitu sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta. Pulau ini yaitu pulau berpenduduk terpadat di dunia dan yaitu salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa anggota barat. Banyak catatan sejarah Indonesia berlokasi di Jawa, dahulu Jawa yaitu pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan yaitu pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa yaitu pulau ketiga belas paling akbar di dunia dan paling akbar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, meskipun bahasa Jawa dominan dan yaitu bahasa asli dari 60 juta penduduk di Indonesia, banyak paling akbar yang mendiami Jawa. Sebagian akbar dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia adil sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian akbar masyarakat Jawa yaitu Muslim. Jawa mempunyai percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan budaya.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa....


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu negara dependen yang bermodel kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diciptakan oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir selang negara induk dengan kesultanan yaitu Kontrak Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) dijadikan susut menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya....

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda....

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi


Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Timur

Kategori

Topik


edunitas.com


Page 18

Selamat Datang di
PORTAL JAWA
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa yaitu sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta. Pulau ini yaitu pulau berpenduduk terpadat di dunia dan yaitu salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa anggota barat. Banyak catatan sejarah Indonesia berlokasi di Jawa, dahulu Jawa yaitu pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan yaitu pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa yaitu pulau ketiga belas paling akbar di dunia dan paling akbar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, meskipun bahasa Jawa dominan dan yaitu bahasa asli dari 60 juta penduduk di Indonesia, banyak paling akbar yang mendiami Jawa. Sebagian akbar dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia adil sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian akbar masyarakat Jawa yaitu Muslim. Jawa mempunyai percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan budaya.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa....


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu negara dependen yang bermodel kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diciptakan oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir selang negara induk dengan kesultanan yaitu Kontrak Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) dijadikan susut menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya....

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda....

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi


Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Timur

Kategori

Topik


edunitas.com


Page 19

Selamat Datang di
PORTAL JAWA

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan masyarakat 136 juta. Pulau ini merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% masyarakat Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bidang barat. Banyak catatan sejarah Indonesia berlokasi di Jawa, dahulu Jawa merupakan pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan merupakan pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa merupakan pulau ketiga belas paling akbar di dunia dan paling akbar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, meskipun bahasa Jawa dominan dan merupakan bahasa asli dari 60 juta masyarakat di Indonesia, banyak paling akbar yang mendiami Jawa. Sebagian akbar dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia adil sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian akbar masyarakat Jawa adalah Muslim. Jawa mempunyai percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan budaya.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa....


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah negara dependen yang bermodel kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diciptakan oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir selang negara induk dengan kesultanan adalah Kontrak Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) dijadikan susut menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya....

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda....

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi
Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Timur

Kategori

Topik

Portal Utama di Ensiklopedia Dunia


edunitas.com


Page 20

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam susunannya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang berisi kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah cairan pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

(Selengkapnya..... )

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini.

Foto oleh: Andri.h.


Page 21

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam bangunnya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

(Selengkapnya..... )

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini.

Foto oleh: Andri.h.


Page 22

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam bangunnya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

(Selengkapnya..... )

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini.

Foto oleh: Andri.h.


Page 23

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta yang menggambarkan wilayah Indonesia yang akbar dalam susunannya yang kecil. Gagasan pembangunan suatu miniatur yang berisi kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Menempuh miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah cairan pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang dikata Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

(Selengkapnya..... )

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Wisma 46 adalah nama sebuah gedung setinggi 262 meter di Jakarta, Indonesia. Gedung ini merupakan gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia ketika ini.

Foto oleh: Andri.h.


Page 24

Selamat Datang di
PORTAL JAWA

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa adalah suatu pulau di Indonesia dengan warga 136 juta. Pulau ini adalah pulau berpenduduk terpadat di dunia dan adalah salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% warga Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa babak barat. Banyak catatan sejarah Indonesia bertempat di Jawa, dahulu Jawa adalah pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan adalah pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa adalah pulau ketiga belas terbesar di dunia dan terbesar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, walaupun bahasa Jawa dominan dan adalah bahasa asli dari 60 juta warga di Indonesia, jumlah terbesar yang mendiami Jawa. Sebagian agung dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia patut sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian agung warga Jawa adalah Muslim. Jawa ada percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan aturan sejak dahulu kala istiadat.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa...


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah negara dependen yang berwujud kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Akad politik terakhir antara negara induk dengan kesultanan adalah Akad Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari wujud negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, karenanya pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda...

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi
Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Jawa Timur

Kategori

Topik

Portal Utama di Ensiklopedia Dunia


edunitas.com


Page 25

Selamat Datang di
PORTAL JAWA
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan masyarakat 136 juta. Pulau ini adalah pulau berpenduduk terpadat di dunia dan adalah salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% masyarakat Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa babak barat. Banyak catatan sejarah Indonesia bertempat di Jawa, dahulu Jawa adalah pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan adalah pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa adalah pulau ketiga belas terbesar di dunia dan terbesar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur hingga barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, walaupun bahasa Jawa dominan dan adalah bahasa asli dari 60 juta masyarakat di Indonesia, jumlah terbesar yang mendiami Jawa. Sebagian agung dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia patut sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian agung masyarakat Jawa adalah Muslim. Jawa ada percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan aturan sejak dahulu kala istiadat.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa...


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah negara dependen yang berwujud kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Akad politik terakhir antara negara induk dengan kesultanan adalah Akad Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari wujud negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda...

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi


Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Timur

Kategori

Topik


edunitas.com


Page 26

Selamat Datang di
PORTAL JAWA
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan warga 136 juta. Pulau ini merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% warga Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa babak barat. Banyak catatan sejarah Indonesia bertempat di Jawa, dahulu Jawa merupakan pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan merupakan pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa merupakan pulau ketiga belas terbesar di dunia dan terbesar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur hingga barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, walaupun bahasa Jawa dominan dan merupakan bahasa asli dari 60 juta warga di Indonesia, banyak terbesar yang mendiami Jawa. Sebagian agung dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia patut sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian agung warga Jawa adalah Muslim. Jawa memiliki percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan aturan sejak dahulu kala istiadat.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa...


Artikel pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah negara dependen yang berwujud kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diproduksi oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Akad politik terakhir antara negara induk dengan kesultanan adalah Akad Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari wujud negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya...

Gambar pilihan

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri
Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda...

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Peta Topografi


Peta menurut provinsi
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Banten
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DKI Jakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Barat
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Tengah
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

DI Yogyakarta
Mengapa tahun 1825 Belanda melakukan gencatan senjata pada Perang Padri

Jawa Timur

Kategori

Topik


edunitas.com