Mengapa Surah Al Lahab disebut juga Surah Al masad

Jakarta -

Surah Al-Lahab merupakan surat ke-111 yang terdiri 5 ayat. Surah ini diturunkan di Mekkah.

Nama surah Al-Lahab diambil dari kata 'Lahab' yang terdapat pada ayat ketiga surah ini dan mengandung arti gejolak api. Lantas apa sebab turunnya dan isi kandungan dari surah ini?

Surah Al Lahab berisi tentang kisah seorang paman Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab, bersama istrinya yang membenci perjuangan Nabi dalam menyebarkan agama Islam. Sikap mereka ini merupakan contoh yang buruk karena menyekutukan Allah (musyrik).

Sebab Turun Surah Al-Lahab

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengisahkan sebab turunnya surah Al Lahab dari Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, kepada Abu Mu'awiyah, kepada Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW. keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan berseru:

"Awas ada musuh di pagi hari ini!"

Maka orang-orang Quraisy berkumpul kepadanya dan beliau bersabda: "Bagaimanakah pendapat kalian jika aku sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?"

Mereka menjawab, "Ya."

Rasulullah Saw. bersabda, "Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras."

Maka Abu Lahab berkata, "Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami."

Oleh karena itu, Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab.

Isi Kandungan Surah Al-Lahab

Adapun isi kandungan surah Al-Lahab yang disarikan dari sejumlah tafsir yaitu Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Rafsir Al Azhar karya Buya Hamka:

1. Mengandung berita gaib bahwa Abu Lahab akan merugi, binasa, dan celaka. Dan itu benar-benar terjadi karena ia mati mengenaskan di saat sakit yang membuat jijik teman-temannya.

2. Menghinakan istri Abu Lahab yang suka menghina Rasulullah. Istri Abu Lahab dari kalangan wanita Quraisy yang terhormat dan termasuk pemimpin kaum wanitanya bernama Ummu Jamil, nama aslinya ialah Arwah binti Harb ibnu Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, dia membantu suaminya dalam kekufuran dan keingkarannya pada agama Allah yang dibawa oleh Rasul. Sebab itulah ia diadzab dalam neraka Jahanam. Leher yang seharusnya dikalungi perhiasan indah, justru akan dikalungi tali sari sabut atau talu dari besi neraka.

3. Surah Al Lahab merupakan salah satu mukjizat dan bukti kenabian Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sampai akhir hayatnya, Abu Lahab tidak masuk Islam baik secara dhahir maupun batin. Maka ia benar-benar menjadi orang yang binasa dan celaka seperti ditegaskan surat ini.

Bacaan Surah Al-Lahab

Berikut ini bacaan lengkap surah Al Lahab beserta bacaan latin dan artinya.

1. تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Bacaan latin: tabbat yadā abī lahabiw wa tabb

Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!

2. مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

Bacaan latin: mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab

Artinya: Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

3. سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

Bacaan latin: sayaṣlā nāran żāta lahab

Artinya: Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

4. وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Bacaan latin: wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab

Artinya: Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ

Bacaan latin: fī jīdihā ḥablum mim masad

Artinya: Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.

Itulah penjelasan lengkap mengenai sebab turun, isi kandungan, hingga bacaan lengkap surah Al-Lahab. Semoga bermanfaat!

Simak juga 'Bertemu Sekjen IIFA, PBNU Bahas Soal Fatwa-Islam Moderat':

(nwy/nwy)

Al-Masad ( المسد ) adalah nama lain dari Al-Lahab ( اللهب ) yaitu surah ke 111 dalam Al-Qur’an. Surah ini berisi 5 ayat yang seluruhnya diturunkan di kota Makkah. Dengan demikian, Surah Al-Masad atau Al-Lahab termasuk golongan Surat Makkiyah.

Nama surah ini diambil dari kata yang muncul pada ayat terakhirnya, yaitu masad (“Tali Temali yang Dipilin”). Surat Al-Masad biasa juga dinamai dengan Al-Lahab yang diambil dari kata al-lahab (api yang hebat menyala) yang terdapat pada ayat ketiga. Surat Al-Lahab diturunkan setelah Surat Al-Fatihah. Surah ini tergolong sebagai salah satu surah paling awal, yakni surah keenam dalam urutan pewahyuan.

Surat Al-Lahab menceritakan tentang permusuhan sengit yang selalu ditunjukkan paman Nabi, Abu Lahab, terhadap risalah yang dibawa Nabi Muhammad Saw: suatu permusuhan yang berakar dari wataknya yang sombong, kebanggaan atas kekayaannya yang berlimpah, serta ketidaksukaannya terhadap gagasan yang dibawa Nabi Muhammad Saw, yakni bahwa semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Tuhan dan akan diadili oleh-Nya semata-mata karena baik-buruk perilakunya sendiri (Ibn Zaid, sebagaimana dikutip Al-Thabari ketika menafsirkan ayat pertama surah ini).

Seperti dikisahkan oleh beberapa ahli yang tak terbantahkan—di antaranya Al-Bukhari dan Muslim—pada suatu hari, Nabi Muhammad Saw mendaki Bukit Al-Shafa di Makkah dan menyeru semua orang dari antara sukunya, Quraisy, yang bisa mendengarnya. Ketika mereka telah berkumpul, Nabi menanyai mereka, “Wahai, Bani ‘Abdul Muththalib! Wahai Bani Fihr! Seandainya aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan musuh yang akan menyerang kalian dari balik bukit itu, akankah kalian mempercayaiku?” Mereka menjawab, “Ya, kami percaya.” Kemudian beliau berkata, “Kalau begitu, perhatikanlah. Kini aku berada di sini untuk memperingatkan kalian akan kedatangan Saat Terakhir!” Serta-merta Abu Lahab berseru, “Untuk tujuan inikah engkau memanggil kami? Binasalah engkau!” Sesaat kemudian, diwahyukan lah surah ini.

Surat Al-Masad Ayat 1

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

tabbat yadā abī lahabiw wa tabb

1. BINASALAH kedua tangan dia, yang wajahnya merah menyala,1 dan binasalah dia!

1 Nama asli paman Nabi ini adalah ‘Abd Al-‘Uzza. Secara populer, dia dijuluki dengan nama Abu Lahab (lit.; “Bapak Api”) karena ketampanannya, yang tampak amat menonjol dari raut wajahnya yang merah menyala (Al-Baghawi, berdasarkan riwayat Muqatil; Al-Zamakhsyari dan Al-Razi, dalam berbagai tempat dalam tafsir mereka terhadap ayat di atas; Fath Al-Bari VIII, h. 599). Karena julukan—atau kun-yah—ini tampaknya telah diberikan kepadanya bahkan sebelum datangnya Islam, tidak ada alasan untuk menganggap bahwa julukan tersebut memiliki makna peyoratif (merendahkan).

Sesuai dengan penggunaannya dalam bahasa Arab klasik, ungkapan “tangan” dalam kalimat di atas merupakan metonimia bagi “kekuasaan”, yang mengacu pada kuatnya pengaruh yang dimiliki Abu Lahab.

Surat Al-Masad Ayat 2

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

mā agnā ‘an-hu māluhụ wa mā kasab

2. Apalah faedah harta bendanya baginya, dan segala yang telah dia usahakan?

Surat Al-Masad Ayat 3

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

sayaṣlā nāran żāta lahab

3. [Di akhirat,] dia akan merasakan api yang hebat menyala,2

2 Ungkapan nar dzat lahab merupakan permainan makna yang halus dari julukan Abu Lahab.

Surat Al-Masad Ayat 4

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab

4. bersama istrinya, pembawa cerita-cerita jahat,3

3 Lit., “pembawa kayu bakar”—sebuah ungkapan idiomatik yang masyhur yang menunjukkan orang yang secara sembunyi-sembunyi membawa cerita-cerita jahat dan fitnah dari satu orang ke orang lainnya “sedemikian rupa sehingga mengobarkan api kebencian di antara mereka” (Al-Zamakhsyari; Iihat juga ‘Ikrimah, Mujahid, dan Qatadah, sebagaimana dikutip oleh Al-Thabari). Nama perempuan itu adalah Arwa umm Jamil binti Harb ibn Umayyah: dia adalah saudara perempuan Abu Sufyan dan, dengan demikian, adalah bibi Mu’awiyah dari pihak ayah, pendiri Dinasti Umayyah. Kebenciannya terhadap Nabi Muhammad Saw; dan pengikut-pengikutnya sedemikian kuat sehingga dia sering kali, di tengah gelapnya malam, menaburkan duri di depan rumah Nabi untuk menyakitinya; dan dia memanfaatkan kepandaiannya dalam berbicara untuk terus-menerus memfitnah Nabi dan risalahnya.

Surat Al-Masad Ayat 5

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

fī jīdihā ḥablum mim masad

5. [yang memakai] di lehernya untaian tali-temali yang dipilin!4

4 Istilah masad berarti apa saja yang terbuat dari tali yang dipilin, terlepas dari bahan pembuatnya (Qamus, Mughni, Lisan Al-‘Arab). Dalam pengertian abstraknya—yang tampaknya dipergunakan di sini—frasa di atas tampaknya memiliki dua pengertian: pertama, secara tidak langsung mengacu pada sifat perempuan di atas yang bengkok dan menyimpang* serta, kedua, mengacu pada kebenaran spiritual bahwa “nasib setiap manusia telah Kami ikatkan di lehernya” (lihat Surah Al-Isra’ [17]: 13 dan, khususnya, catatan no. 17 yang terkait)—yang, bersama dengan ayat 2, mengungkapkan makna umum dan abadi dari surah ini.

* {Frasa masad diterjemahkan Asad menjadi twisted strands. Twist memiliki berbagai arti, di antaranya memilin, memutar, memutarbalikkan [keterangan, cerita], bengkok, menyimpang, tidak waras, dsb. Dengan demikian, twist dapat diterapkan pada tali [yang dipilin] dan pada karakter manusia [yang bengkok]—peny.}

Sumber: The Message of the Quran oleh Muhammad Asad