Ketika asam bereaksi dengan basa, ion-ion ini akan saling menetralkan. Sehingga reaksi asam dengan basa sering juga disebut sebagai reaksi netralisasi. Show HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) Ketika basa bereaksi dengan asam monoprotik, maka hanya akan dihasilkan satu jenis garam. Sedangkan, jika basa bereaksi dengan asam poliprotik, maka bisa dihasilkan lebih dari satu jenis garam tergantung dari reaksi netralisasi yang dilakukannya. Sebagai contoh reaksi antara H2SO4 dengan NaOH. Reaksi H2SO4 dengan NaOH dapat menghasilkan dua jenis garam, yaitu natrium sulfat (Na2SO4) dan natrium bisulfat (NaHSO4). Pada reaksi asam dan basa yang nilai konsentrasinya sama. Tidak selamanya menghasilkan larutan yang netral, karena hal ini bergantung pada kekuatan dari asam dan basa tersebut.Salah satu cara menetralkan asam dengan basa atau sebaliknya adalah dengan cara melakukan titrasi. Apa itu Titrasi ? Titrasi adalah penambahan larutan baku atau bisa juga larutan yang telah diketahui nilai konsentrasinya dengan bantuan sebuah indikator. Untuk reaksi penetralan, indikator yang digunakan adalah indikator yang berubah warna pada pH netral atau mendekati netral (berkisar antar 6 hingga 8, jika menggunakan pH meter).Indikator yang sering digunakan untuk meguji reaksi asam basa adalah fenolftalein. Selain itu ada juga indikator lainnya seperti metil merah dan bromtimol biru. Terdapat dua hal penting yang perlu kita perhatikan pada saat menggunakan titrasi, diantaranya adalah:
Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa disebut dengan kurva titrasi. Kurva titrasi berbentuk huruf S, yang pada titik tengahnya merupakan titik ekivalen. Ada tiga jenis kurva titrasi, yaitu
Dari kurva titrasi di atas terlihat bahwa pH larutan naik sedikit demi sedikit, tetapi perubahan yang cukup drastis terjadi sekitar titik ekivalen. Titik ekivalen tercapai pada saat volume NaOH yang ditambahkan 50 mL, yaitu pada saat pH larutan 7 (netral). Indikator yang bisa digunakan adalah fenolfalein. Jenis kedua dari penetralan asam lemah oleh basa lemah adalah kurva titrasi antara asam asetat dengan NaOH. Berikut ini tampilan contoh kurva titrasi antara asam asetat dengan NaOH 0,1 M.Pada gambar kurva di atas dapat kita lihat bahwa pada saat netral (pH = 7) volume basa lebih sedikit daripada volume asam. Sedangkan titik ekivalen terjadi pada pH 8,78. Oleh karena itu indikator yang digunakan bisa indikator fenolftalein. Jenis kedua dari penetralan basa lemah oleh asam kuat adalah kurva titrasi antara NH3 dengan HCl. Perubahan pH pada penetralan basa lemah oleh asam kuat, misalnya pada 25 mL larutan NH3 0,1 M yang dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai 50 mL. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini. Pada kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen pada saat pH di bawah 7 jatuh pada pH 5,28. Untuk menunjukkan titik ekivalen, kita dapat menggunakan indikator metil merah (trayek pH = 4,2 - 6,3). Diketahui, dilakukan percobaan pada larutkan HCl 0,4 M dititrasi dengan larutan NaOH. Diperoleh titik akhir titrasi terjadi pada 25 mL larutan HCl dengan 100 mL larutan NaOH. Tentukan molaritas larutan NaOH-nya! Jawab: Vasam = 25 mL Vbasa = 100 mL Vasam = Vbasa x Mbasa 0,4 x 25 = 100 x Mbasa Mbasa = (25 x 0,4) / 100 Mbasa = 0,1 M Hasil penelitian menunjukan bagaimana reaksi penggaramanterjadi dan gejala-gejala yang timbul dari percampuran larutan untukmenghasilkan garam. Dan hasil yang saya dapat adalah demikian yangterlampir dalam kertas ini.A.Tujuan PercobaanMelakukan percobaan reaksi penggaramanB.Metode EksperimenPercobaan reaksi penggaraman dilakukan dengan menggunakan logamserta beberapa larutan asam dan basa sebagai peraksi, kemudian logamdan larutan tersebut di campurkan dengan larutan lain sehingga dapatmenimbulkan rtan lain bereaksi penggaraman, logam di di campurkandengan larutan lain, yaitu larutan Asam dan Basa. Dan larutan lainsebagai pereaksi di reaksikan dengan larutan kimia yang lainnya. Daripencampuran tersebut dapat diamati perubahan reaksi yang terjadi.C.Hasil AnalisaReaksi penggaraman atau reaksi dari campuran yang terjadi memilikikarakteristik yang berbeda, ada yang menimbulkan gelembung-gelembung gas, endapan, perubahan warna dan serbuk endapan. Namundidapati juga campuran yang tidak bereaksi, yaitu Cu + HCl.D.SimpulanDapat disimpulkan bahwa reaksi penggaraman terjadi pada pencampuranlogam dengan larutan asam dan basa, serta pencampuran larutan baikasam atau basa dengan larutan garam lain dan endapan. Namun tidakterjadi pada Cu + HCl.III.PendahuluanReaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan(netralisasi). Hal ini karena selain air, hasil reaksi antara asam dan basa22
Reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi adalah reaksi antara zat yang bersifat asam dan yang bersifat basa. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka sebagian dari ion H₃O⁺ asam akan bereaksi dengan sebagian ion OHˉ basa membentuk air( H₂O) H₃O⁺(aq) +OHˉ(aq) --------> H₂O(l) Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Pada ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa,io-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk itu mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk endapan. Jadi reaksi asam dengan basa disebut juga penggaraman, karena: Asam + basa ---------> garam + air misalkan: HCl(aq) + Na(OH)(aq) --------> NaCl(aq) + H₂O(l) semoga membantu Reaksi penetralan merupakan reaksi yang terjadi antara asam dan basa. Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan garam dan air, yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH‑ atau O2-.[1] Asam + basa → garam + air Semua garam merupakan elektrolit kuat yang berasal dari reaksi antara asam dan basa, karena baik asam maupun basa keduanya merupakan elektrolit kuat, senyawa ini terionisasi sempurna di dalam larutan. Contoh reaksi antara asam dan basa yang senyawanya terionisasi secara sempurna yaitu: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O (l) Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat akan menghasilkan pH larutan yang dihasilkan bersifat netral atau pH = 7. Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH netral: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O (l) Reaksi asam kuat dan basa lemahReaksi antara asam kuat dengan basa lemah akan menghasilkan pH larutan yang dihasilkan bersifat asam atau pH < 7. Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH asam: HCl(aq) + NH3(aq) → NH4Cl(aq) Reaksi asam lemah dan basa kuatKurva titrasi untuk penambahan basa kuat ke dalam asam lemah dengan pKa 4,85. Kurva diberi label dengan konsentrasi asam. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan pH larutan yang di hasilkan bersifat basa atau pH > 7. Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH basa: HC2H3O2(aq) + NaOH(aq) → NaC2H3O2(aq) + H2O (l) Reaksi asam lemah dan basa lemahReaksi antara asam lemah dengan basa lemah akan mengahasilkan pH larutan yang di hasilkan bersifat netral atau pH = 7.[2] Contoh reaksi asam basa yang menghasilkan pH netral: HC2H3O2(aq) + NH3(aq) → NH4 C2H3O2(aq) Reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya,akan menghasilkan larutan netral, baik yang reaksi antara asam dan basa yang keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan yang berlainan akan menghasilkan larutan asam lemah atau basa basa lemah. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat daripada basa yang dihasilkan, maka diperoleh larutan asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat dari asam yang dihasilkan, maka di peroleh larutan basa lemah. Terlepas dari kekuatan relative asam dan basa yang terlibatsemua reaksi sam-basa ini merupakan reaksi penetralan.[3] Metode titrasi kimia digunakan untuk menganalisis asam atau basa untuk menentukan konsentrasi yang tidak diketahui. Baik pH meter atau indikator pH dapat digunakan untuk menunjukkan titik netralisasi dengan perubahan warna yang berbeda. Perhitungan stoikiometri sederhana dengan volume yang diketahui dari volume yang diketahui dan yang tidak diketahui serta molaritas dari bahan kimia yang ditambahkan memberikan molaritas yang tidak diketahui. Dalam pengolahan air limbah, metode netralisasi kimia sering diterapkan untuk mengurangi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh limbah setelah dilepaskan ke lingkungan. Untuk kontrol pH, bahan kimia yang populer digunakan termasuk kalsium karbonat, kalsium oksida, magnesium hidroksida, dan natrium bikarbonat. Pemilihan bahan kimia netralisasi yang tepat tergantung pada aplikasi tertentu.
Netralisasi tercakup dalam sebagian besar buku teks kimia umum. Ulasan terperinci dapat ditemukan dalam buku teks mengenai kimia analitik seperti
|