Mengapa pengaruh budaya India dapat diterima baik di Indonesia?

Koropak.co.id, 03 July 2022 12:06:50

Eris Kuswara

Koropak.co.id - Hari Raya Iduladha yang sebentar lagi hadir, tentunya menjadi momen yang selalu dinantikan oleh umat muslim seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Meskipun identik dengan menyembelih hewan kurban, akan tetapi di Indonesia turut diperingati dengan berbagai tradisi unik yang sering dilakukan di beberapa daerah. Apa saja?

1. Grebeg Gunungan, Yogyakarta

Tradisi Iduladha ini dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dengan cara mengarak hasil bumi, mulai dari halaman Keraton Yogyakarta sampai Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Arak-arakan hasil bumi itu biasanya berbentuk tiga buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayuran dan buah-buahan. 

Masyarakat Yogyakarta percaya, jika mereka berhasil mengambil hasil bumi dalam bentuk gunungan tersebut, maka mereka bisa mendapatkan rezeki. Tak heran, perayaan grebeg gunungan selalu diramaikan banyak orang.

2. Meugang, Aceh

Bagi masyarakat Aceh, tradisi meugang identik dengan memakan daging sapi atau kerbau secara bersama-sama yang diolah dengan beraneka ragam masakan. Berdasarkan sejarahnya, tradisi Meugang berawal pada masa kerajaan Aceh. Kala itu daging kurban dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Tradisi meugang dilaksanakan masyarakat Aceh sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah, hingga saat ini masih bertahan dan dilestarikan untuk menyambut hari-hari besar suci umat Islam, termasuk Iduladha.

3. Mepe Kasur, Banyuwangi

Di Banyuwangi, ada tradisi sambut Iduladha yang dikenal dengan sebutan mepe kasur atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan jemur kasur. Awalnya tradisi itu dilakukan oleh suku Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam pelaksanaannya, dimulai dengan penampilan tarian tradisional. Setelah itu kasur dijemur mulai dari pagi sampai sore, sembari dipukul menggunakan sapu lidi agar bersih.

Uniknya, tradisi mepe kasur ini dilakukan secara serentak oleh masyarakat dengan menjemur kasur di halaman rumahnya. Meskipun terkesan sederhana, namun tradisi ini memiliki makna yang mendalam, yakni untuk menolak bala baik itu dari bencana atau penyakit.


Baca: Daftar Menu Hari Raya Idul Adha yang Cocok Disantap Bersama Keluarga

4. Toron, Madura

Sama halnya dengan Hari Raya Idulfitri, saat Hari Raya Iduladha tiba, masyarakat Madura, Jawa Timur, khususnya yang berada di perantauan akan beramai-ramai pulang kampung ke Madura. Aktivitas itu disebut toron, berarti toronan atau turunan.

Selain dalam momentum Iduladha, tradisi toron juga biasanya dilakukan pada saat Idulfitri atau Maulid Nabi. Spiritnya adalah merawat turunan keluarga. Mereka akan saling bersilaturahmi pada sanak saudara.

5. Manten Sapi, Pasuruan

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Pasuruan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, sekaligus penghormatan kepada hewan kurban sebelum disembelih. Salah satu yang menjadi daya tariknya adalah sapi-sapi yang hendak dikurbankan akan didandani dan dirias secantik mungkin bak pengantin. 

Sapi itu juga akan dikalungkan bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan serban, sajadah, dan kain kafan sebagai tanda kesucian orang yang berkurban. Setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid untuk diserahkan kepada panitia kurban. 

6. Gamelan Sekaten, Cirebon

Tradisi Gamelan Sekaten ini dipercaya merupakan media dakwah dari Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam di tanah Cirebon. Disebut tradisi Gamelan Sekaten, karena selalu dibunyikan setiap perayaan hari besar agama Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon itu pun menjadi penanda bagi perayaan hari kemenangan di Cirebon. Dalam pelaksanaannya, rangkaian gamelan akan dibunyikan sesaat setelah sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

7. Apitan, Semarang

Tradisi itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Semarang, Jawa Tengah, atas limpahan rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pelaksanannya, tradisi Apitan dimulai dengan pembacaan doa, dilanjutkan arak-arakan gunungan yang disusun dari hasil tani dan ternak. 

Nantinya, gunungan yang diarak tersebut akan diambil secara rebutan oleh masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat yang menyaksikan apitan juga disuguhkan aneka hiburan khas kearifan lokal.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

Niken Bestari Kamis, 7 April 2022 | 19:10 WIB

Mengapa pengaruh budaya India dapat diterima baik di Indonesia?

Candi prambanan adalah salah satu bukti pengaruh budaya India pada Indonesia di zaman Kerajaan Hindu-Buddha. (Pixabay.com)

Bobo.id - Kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh banyak budaya asing, salah satunya adalah budaya India, teman-teman.

Pengaruh budaya India di Indonesia bisa dilihat dari beberapa bukti yang bertahan hingga sekarang masih mengakar di berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Budaya India bisa diterima oleh penduduk Indonesia zaman kuno karena adanya interaksi persahabatan dari para pedagang dan cendekiawan India yang singgah di Indonesia pada zaman itu.

Pengaruh budaya India di Indonesia terjadi melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Asimilasi budaya adalah pembauran suatu kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas budaya asli sehingga membentuk satu kebudayaan baru.

Sedangkan akulturasi budaya adalah suatu proses sosial saat suatu kelompok manusia dengan budaya tertentu dihadapkan dengan unsur budaya asing

Lalu budaya asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan asli kelompok tersebut.

Pengaruh budaya India sudah berlangsung sejak masa prasejarah yang ditandai oleh berdirinya kerajaan Hindu-Buddha abad ke-4 hingga ke-15 Masehi.

Contoh-contoh Pengaruh Budaya India yang Masuk ke Indonesia

Baca Juga: Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi dalam Perkembangan Budaya


Page 2


Page 3

Mengapa pengaruh budaya India dapat diterima baik di Indonesia?

Pixabay.com

Candi prambanan adalah salah satu bukti pengaruh budaya India pada Indonesia di zaman Kerajaan Hindu-Buddha.

Bobo.id - Kebudayaan Indonesia dipengaruhi oleh banyak budaya asing, salah satunya adalah budaya India, teman-teman.

Pengaruh budaya India di Indonesia bisa dilihat dari beberapa bukti yang bertahan hingga sekarang masih mengakar di berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Budaya India bisa diterima oleh penduduk Indonesia zaman kuno karena adanya interaksi persahabatan dari para pedagang dan cendekiawan India yang singgah di Indonesia pada zaman itu.

Pengaruh budaya India di Indonesia terjadi melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Asimilasi budaya adalah pembauran suatu kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas budaya asli sehingga membentuk satu kebudayaan baru.

Sedangkan akulturasi budaya adalah suatu proses sosial saat suatu kelompok manusia dengan budaya tertentu dihadapkan dengan unsur budaya asing

Lalu budaya asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan asli kelompok tersebut.

Pengaruh budaya India sudah berlangsung sejak masa prasejarah yang ditandai oleh berdirinya kerajaan Hindu-Buddha abad ke-4 hingga ke-15 Masehi.

Contoh-contoh Pengaruh Budaya India yang Masuk ke Indonesia

Baca Juga: Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi dalam Perkembangan Budaya

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

34 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack