Mengapa pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara lain?

Kutukan Indonesia sebagai negara berkembang akhirnya lepas setelah Amerika Serikat mencoret Indonesia dari daftar perdagangan negara berkembang pada bulan februari lalu. Hal ini sontak menimulkan perdebatan di berbagai pihak.

DISATU sisi Indonesia patut bersyukur dan merasa bangga tapi disisi lain menimbulkan implikasi dari sisi ekonomi perdagangan. Maka perlu ditelusuri secara mendalam apakah Indonesia sudah memenuhi kategori sebagai negara maju. Salah satu ciri-ciri dari negara maju adalah tingkat ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi yang baik.

Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang produktif tidak bisa lepas dari pendidikan yang diberikan oleh pemerintah. SDM yang unggul dapat diperoleh jika pendidikan, pengetahuan, wawasan yang diberikan berguna, bermutu. Maka dari itu banyak yang meletakkan pendidikan yang berkualitas sebagai kunci utama mendobrak kemajuan negaranya.

Mengkoneksikan kemajuan teknologi dengan dunia pendidikan sehingga menghadirkan proses belajar mengajar yang lebih mudah, praktis dan tetap bermutu. Selain itu, masyarakatnya sebagian besar dapat dipastikan sudah tidak gagap teknologi lagi.

Jadi, bagaimana dengan negara kita Indonesia?
Mencicipi pendidikan adalah hak dari setiap manusia. Untuk menjadi pintar dengan wawasan yang luas adalah hak setiap individu. Hal ini sudah eksplisit dikatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan terbentuknya negara Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan yang mulia ini hendaknya diwujudkan secara konkrit. Dengan begitu label Indonesia sebagai negara maju memang benar-benar tercipta.

Sekolah yang selama ini menjadi ladang memperoleh pendidikan nyatanya belum cukup kuat mencetak generasi bangsa yang dapat berdaya saing. Infrastruktur yang tidak memadai, pemerataan pembangunan, kurikulum yang terus diganti-ganti, rendahnya mutu tenaga pengajar, gaji para guru honorer yang menunggak menjadi sumber masalah yang sampai saat ini belum mampu teratasi.

Banyaknya pelajar dari Indonesia yang harus mengecam pendidikan, melanjutkan studynya di luar negeri membuat kita benar-benar yakin bahwa perguruan tinggi didalam negeri masih kalah saing. Ditambah lagi dengan banyaknya beasiswa yang diberikan pemerintah, tingginya nilai uang yang didapatkan membuat mahasiswa berlomba-lomba untuk belajar di luar negeri. Ini jelas mencederai kemampuan kita sendiri.

Dari sekian banyaknya permasalahan diatas, ada hal lain yang perlu kita perhatikan yang tidak kalah penting untuk diperbincangkan. Ialah tingkat literasi indonesia yang rendah. Kesadaran membaca masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga asia tenggara. Menurut data UNESCO dari 61 negara minat baca buku masyarakat Indonesia menduduki peringkat ke 60. Sungguh miris negara kita hanya unggul satu angka padahal kita mempunyai SDM dan SDA yang melimpah.

Pentingnya sebuah pendidikan
Bagaimana Indonesia dapat menjadi negara yang maju jika sumber daya manusianya lemah, jika masyarakatnya tidak memiliki pengetahuan. Negara kita akan semakin jauh untuk mengejar ketertinggalan kemajuan zaman, sehingga kekayaan alam Indonesia akan tergerus habis dihisap oleh negara-negara asing. Negara kita akan mudah terpedaya karena tidak pernah diajari berpikir kritis hingga pada akhinya menjadikan kita terpuruk.

Kita bisa belajar dari negara lain bagaimana mereka mengelola dunia pendidikannya, seperti korea selatan, jepang dan negara lainnya. Negara korea selatan menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat pendidikan terbaik didunia untuk tahun 2020 versi the social progress imperative. Fokus utama pembangunan diarahkan pada dunia pendidikan. Begitu juga dengan negara jepang menduduki peringkat kedua terbaik dengan minat baca buku yang tinggi.

Maka kita dapat melihat bagaimana negara tersebut tumbuh menjadi negara hebat yang sejahtera dengan menguasai ekonomi, pertahanan, teknologi. Indonesia harus berbenah lebih keras lagi, membuat gebrakan tegas dengan fokus pembangunan pada aspek pendidikan yang berkarakter dan maju.

Merancang kurikulum yang melahirkan generasi yang berjiwa besar, syarat akan moral, budaya, dan kepribadian bangsa Indonesia. Menaikkan anggaran pengadaan buku, pendirian sekolah, penelitan, sehingga semua masyarakat dipelosok negeri bisa menikmati manisnya pendidikan. Dengan begitu Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang memadai, menguasai teknologi, sehingga dapat menggerakkan roda negara ini ke panggung kanca internasional.

Sistem pedidikan di Indonesia harus segera mengalami pembenahan sehingga berdampak pada pencapaian cita-cita bangsa. Tercapainya pendidikan yang baik akan mendapatkan penghargaan dari negara lain untuk menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Citra Priadi Pasaribu, Mahasiswa FISIPOL UNIVERSITAS JAMBI

perubahan wujud apakah yang terjadi pada perbuatan garam?jelaskan manfaatnya​

jelaskan menggenai east india companymohon dijawab kakkkkkk​

Masa kehidupan berburu dan berpindah-pindah berlangsung bersamaan dengan

tahun 2016 tergolong tahun kabisat karena pada bulan Februari 2016 berjumlah 29 hari perhitungan kalender tersebut berdasarkan pada perputaran ...a. b … umi pada porosnya b.bulan pada porosnyac. bulan mengelilingi bumi d. bumi mengelilingi matahari ​

Nama Usaha Jenis Usaha Alamat Usaha Hasil Kunjunganbantu jawab kak plus besok di kumpulin​

5 contoh ketampakan alam wilayah perairan beserta ciri-cirinya​

Nama perlawanan dan tokoh perlawanan,latar belakang,proses,akhir

tuliskan 3 tujuan talenta yang Tuhan berikan bagi manusia​

5 contoh ketampakan alam wilayah daratan beserta ciri-cirinya​

5 contoh ketampakan alam wilayah daratan​

Mengapa pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara lain?
yunikartika02:

Riset bank dunia : RI butuh 45 tahun untuk mengejar ketertinggalan pendidikan. Menurut referensi dari Prof. Lant Pritchett, untuk menyamai negara maju lainnya Indonesia membutuhkan 128 tahun.

Miris ya kalau kita baca ini. Menurut ku pendidikan di Indonesia itu hanya mengejar angkat atau nilai akademis tanpa tahu apa tujuan akhir yang ingin di capai, sedangkan pendidikan di negara lain mulai menfokuskan sistem pendidikan yang mengembangkan bakay dan minat para siswanya. Perbedaan yang paling mencolok adalah di Indonesia mewajibkan siswanya mengerti dan memahami “seluruh” mata pelajaran, saat jelek di satu mata pelajaran maka itu harus di beri waktu belajar lebih, maka kita tidak dapat “ahli” dalam suatu hal.

lalu bagaimana kita bisa mengejar ketertinggalan?

pertamana, kita tidak boleh melulu mengikuti atau mengandalkan pemerintah, kita harus mampu mengembangkan keahlian diri, dan berusaha untuk mencari tahu selain sisi akademis namun juga, pelatihan dalam bidang tertentu, karena kecerdasan itu akan timbul jika kita mau berlatih.

kedua, Pemerintah yang harus mulai bisa memperbaiki sistem pembelajaran, dan membuat persebaran sekolah semakin merata, karena kita adalah negra yang besar maka harus ekstra untuk membangun pendidikan yang layak bagi semua daerah.

Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengaku emosional membahas mengenai penyebab pendidikan di Indonesia yang tertinggal dibandingkan negara lainnya.

Penyebabnya lantaran masih banyaknya anggapan di Indonesia yang menyebut sektor pendidikan tak boleh mengambil risiko.

Kekesalan tersebut disampaikan oleh Nadiem saat berbincang bersama artis Maudy Ayunda dalam siaran Instagram Live, Jumat (27/11/2020).

Nadiem menyebut, Indonesia yang memiliki banyak potensi keberagaman di Indonesia seharusnya lebih berani mengambil risiko.

Baca Juga: Waduh, Mendikbud Nadiem Makarim Akui Pernah Jadi Korban Perundungan Guru

"Saya agak emosional nih, Indonesia kayak selalu menilai pendidikan adalah sektor yang enggak boleh ambil risiko. Akhirnya kita ketinggalan dan risikonya sekarang adalah kita diam di tempat," kata Nadiem seperti dikutip Suara.com, Jumat (27/11/2020).

Mengapa pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara lain?
Nadiem Makarim ngobrol bareng Maudy Ayunda (IG/)

Selama ini anak-anak selalu dituntut untuk melakukan inovasi dan berkreasi.

Ketika ada kebijakan yang mendukung hal itu, justru dianggap berisiko alhasil inovasi anak bangsa menjadi terhambat bahkan stagnan.

Menurutnya, anak bangsa tak bisa berinovasi dan berkreasi jika sekolah tak mau mengambil risiko dan bertahan dengan cara pembelajaran yang lama.

Untuk maju dibutuhkan transformasi dengan memberdayakan agen-agen perubahan. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat besar.

Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim Khawatir PJJ Sebabkan Dampak Psikososial Pada Anak

"Guru punya peran mendorong anak-anak untuk berinovasi dan berkembang. Kalau kita tak memberi kesempatan guru untuk menentukan cara belajar, enggak akan ada diferensiasi apalagi sesuai kearifan lokal," ungkap Nadiem.