KOMPAS.com - Era globalisasi memberi pengaruh positif dan negatif bagi batik nusantara. Pengaruh positifnya ialah batik semakin dikenal masyarakat luas, termasuk dunia internasional. Sedangkan pengaruh negatifnya, batik dapat tergerus di tengah era globalisasi. Show Menurut I Luh Aqnes Sylvia, dkk dalam buku Guru Hebat di Era Milenial (2021), batik menjadi salah satu produk asal Indonesia yang dikenal di era globalisasi saat ini. Hal ini diperlihatkan dari beberapa tokoh dunia, seperti Nelson Mandela dan Barack Obama yang pernah mengenakan batik. Globalisasi menghilangkan batasan yang muncul di sekitar kita. Globalisasi memungkinkan kita untuk mengenal kebudayaan luar, dan mengenalkan kebudayaan Indonesia ke negara lain. Mengutip dari buku Menembus Badai Ekonomi (2018) karya Patta Rapanna dan Yana Fajriah, istilah globalisasi berasal dari kata ‘global’ dan ‘sasi’. Global artinya mendunia, sasi berarti proses. Jadi globalisasi bisa diartikan sebagai proses sesuatu yang mendunia. Baca juga: Mengapa Melestarikan Batik sebagai Wujud Cinta Tanah Air? Upaya melestarikan batik nusantaraDalam buku Ensiklopedia Keragaman Budaya (2019) karya Nurul Akhmad, dituliskan bahwa di era global saat ini, batik harus mengikuti perkembangan zaman, namun tidak boleh terlepas dari ciri khas batik Indonesia. Artinya agar bisa bertahan di era globalisasi saat ini, batik haruslah mengikuti perkembangan zaman. Sebagai contoh model baju atau pakaian dibuat lebih modern, namun tetap menggunakan motif batik Indonesia. Agar batik nusantara dapat bersaing di era globalisasi ini, apa upaya yang perlu dilakukan oleh Bangsa Indonesia pada umumnya, dan perajin batik pada khususnya? Upaya yang harus dilakukan oleh Bangsa IndonesiaPelestarian batik nusantara oleh Bangsa Indonesia bisa dilakukan dengan cara tetap membeli dan memakai batik di acara formal ataupun aktivitas keseharian. Misalnya batik digunakan untuk bekerja, datang ke pesta, dan lain sebagainya. Selain itu, bangsa Indonesia, juga dapat membantu promosi batik di media sosial, seperti Youtube dan Instagram. Untuk Pemerintah Indonesia, upaya pelestarian batik nusantara bisa dilakukan dengan mengadakan pameran batik, baik di tingkat nasional maupun internaisonal. Baca juga: Apa Tujuan Pembuatan Batik? Upaya yang harus dilakukan oleh perajin batikPara perajin batik berperan besar dalam pelestarian batik nusantara di era globalisasi saat ini. Beberapa upaya yang dapat dilakukan ialah:
Pada tahun 2009, batik resmi ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Hal ini tentunya sangat membanggakan karena batik memanglah suatu bentuk seni yang khas dan asli dari Indonesia. Wajar bila akhirnya batik diresmikan sebagai warisan budaya Indonesia. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak sangat lama. Bila pada zaman dahulu batik hanya diperuntukan bagi keluarga raja-raja saja, kini batik di Indonesia ikut berkembang menjadi sebuah karya yang hampir ada di seluruh wilayah Indonesia dan bisa dipakai oleh semua golongan masyarakat. Lantaran itulah, masyarakat Indonesia semestinya menjadi lebih bertanggung jawab dalam mempertahankan kelesatarian batik. Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober dirasa merupakan momen tepat untuk berintrospeksi mengenai sejauh mana pengetahuan kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki batik sebagai salah satu warisan budaya. Upaya untuk Melestarikan Batik yang Merupakan Warisan Budaya IndonesiaBerikut beberapa cara sederhana dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia, tidak perlu dengan cara yang muluk-muluk, kita bisa coba dengan cara yang sederhana.
Cara atau upaya yang sederhana untuk dilakukan adalah dengan mengubah paradigma masyarakat bahwa batik hanya cocok dipakai oleh kelompok tua dan hanya pantas digunakan untuk acara formal saja. Saat ini, sudah banyak batik yang didesain dengan model yang santai, kalangan muda juga bisa mengenakannya di acara non formal.
Sebagai warisan budaya Indonesia bukan berarti kain Batik hanya pantas disimpan di dalam museum atau bahkan lemari. Cara paling mudah untuk melestarikannya adalah dengan mengenakan atau memakainya secara langsung.
Upaya ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa batik adalah asli milik Indonesia dan keindahannya bisa dinikmati dengan membelinya. Salah satu caranya adalah dengan mengikutsertakan batik dalam promosi atau pameran barang internasional yang memang sering digelar. Produknya dibeli dan menghasilkan keuntungan untuk para pembuat batik dan informasi pentingnya berhasil disampaikan dengan baik. Salah satu hal yang sudah menjadi rahasia umum adalah bahwa produksi batik umumnya dilakukan oleh orang-orang tua yang sudah berumur. Bila hal ini terus dibiarkan, maka tidak akan ada anak muda yang akan meneruskan kesenian membatik. Dalam buku Asyiknya Mengenal Batik Sambil Berkreasi, Yuwita Wahernika, 2019, dijelaskan bahwa penting adanya mengajarkan pada generasi muda untuk membatik.
Para pebisnis di sini adalah produsen, distributor, dan juga pedagang. Mereka berperan penting dalam proses pengadaan batik, dan mereka tentu saja membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan membantu mereka memasarkan produk batik hingga ke mancanegara. Dengan begitu, pemerintah telah melakukan langkah besar untuk melestarikan Batik nusantara. Beberapa upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia di atas harus terus menerus dilakukan agar batik tidak pernah bisa diklaim oleh bangsa lain. Setelah batik sempat diklaim oleh negara lain, maka sewajarnya antusiasme kita untuk menjaga dan melestarikan batik menjadi lebih tinggi. (DNR) |