Mengapa di filipina terdapat banyak gunung api yang masih aktif

Mengapa di filipina terdapat banyak gunung api yang masih aktif

Indonesiabaik.id - Indonesia merupakan negara yang berada pada jalur pertemuan lempeng dunia, sehingga banyak terdapat rangkaian gunungapi. Secara khusus, Indonesia dilewati Lingkaran Api Pasifik atau Cincin Api Pasifik yang sering disebut The Ring of Fire yang berpotensi lebih sering mengalami gempa bumi dan letusan gunungapi. Tapi tahukah Anda ada berapa jumlah gunungapi di Indonesia?

Ya, jumlah gunungapi di Indonesia sekarang tercatat 129 buah yang terhitung aktif, 79 buah diantaranya telah pernah meletus semasa sejarah (sejak tahun 1600), sebanyak 26 buah masih dalam taraf solfatara dan furmola; 21 gunungapi telah termasuk sulfatara karena tidak jelas lagi kepundanya.

Persebaran letak gunungapi di Indonesia terbagi dalam beberapa zona. Zona gunungapi ini pada umumnya terletak di busur dalam. Zona tersebut ialah: Gunungapi zona Sunda membentuk busur yang di mulai dari ujung sumatera bagian utara sampai ke Pulau Alor. Di busur ini terdapat 300 buah baik yang sudah padam maupun yang masih aktif. Gunungapi tersebut umumnya terdapat bertumpuk-tumpuk, misalnya di lihat di daerah toba daerah Priangan, Jawa Timur, dan Flores. Gunungnapi yang berdiri sendiri antara lain ceremai atau disebut gunungapi soliter.

Lalu ada gunungapi zona Banda merupakan kelanjutan dari busur Sunda. Dasar kerucut gunungapi di sini ada di dasar laut Banda. Jadi gunung ini merupakan pulau vulkanik. Kumpulan Banda, ketinggiannya tidak lebih dari 1.000 meter. Kemudian ada Gunungapi zona Minahasa dan Sangihe berlanjut sampai pulau Mindanao di Filipina. Kumpulan Minahasa dan Sangihe, merupakan gunungapi-gunungapi yang sangat aktif. Contoh Gunung Soputan dan Gunung lokon. Lantas ada gunungapi zona Halmahera, letak gunung api disini hampir pada sebuah garis lurus dari selatan ke utara mula Pulau Makai sampai Tobelo. Contoh: Gunung Tidore dan G. Maitora. Terakhir ada gunungapi zona Bonthain yang terletak di Sulawesi Selatan yang pada umumnya sudah tidak aktif lagi.

Tidak jauh berbeda dengan negara Indonesia, sebagai negara kepulauan, Filipina ternyata juga berdiri di atas Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Tidak heran jika negara Filipina juga mengalami gempa bumi dan mempunyai gunung berapi yang masih aktif.

Gunung Mayon dapat ditemukan di Provinsi Albay. Salah satu ciri khas dari gunung ini yakni bentuknya yang menyerupai kerucut sempurna, tidak heran jika banyak orang menyebut gunung Mayon sebagai “Gunung Fujinya” Filipina.

Gunung Mayon termasuk gunung teraktif di Filipina, bertipe stratovolcano dan tinggi mencapai 2.463 ini tercatat telah mengalami letusan sebanyak 50 kali sepanjang 400 tahun. Letusan pertama terjadi pada tahun 1616 dan letusan terakhir atau terbaru di tahun 2006.

Lima tahun sebelumnya, gunung Mayon juga sempat meletus. Letusan terburuk dari gunung Mayon terjadi pada tanggal 1 Februari 1814 dan saat itu aliran lava mengubur seluruh kota Cagsawa dan 1.200 orang meninggal dunia.

Gunung Pinatubo termasuk ke dalam stratovolcano aktif yang berada di pulau Luzon, Filipina. Tepatnya di perbatasan antara provinsi Tarlac, Zambales, dan Pampanga.

Tercatat gunung Pinatubo pernah meletus di tahun 1991 atau lebih dari 490 tahun setelah aktivitas erupsi yang terakhir kali pernah terlihat dan termasuk letusan terbesar kedua di abad ke-20.

Letusan dari gunung Pinatubo sempat diprediksi dan berhasil menyelamatkan puluhan ribu orang untuk mengungsi dari wilayah sekitar gunung. Namun banyak daerah di sekitar gunung Pinatubo rusak dan hancur akibat aliran piroklastik, abu, dan lahar.

Gunung Parker atau yang dikenal oleh masyarakat lokal sebagai gunung Mélébingóy merupakan tipe gunung stratovolcano dan berada di Pulau Mindanao. Tepatnya berada di Provinsi Cotabato Selatan, sekitar 30 km dari barat kota General Santos atau 44 km dari selatan Kota Koronadal.

Dengan tinggi mencapai 1.824 meter di atas permukaan laut ini, diyakini telah meletus sebanyak tiga kali selama 3.800 tahun terakhir. Dan letusan terakhir terjadi pada tanggal 4 Januari 1641 dan menyebabkan terbentuknya danau kawah.

Danau kawah hasil letusan tersebut berasal dari kaldera dengan lebar mencapai 2,9 km, berdinding curam dan menjulang antara 200-500 m di atas permukaan danau. Danau kawah ini diberi nama Danau Maughan atau secara resmi bernama Danau Hólón.

Gunung Bulusan merupakan gunung berapi paling selatan yang berada di Pulau Luzon, tepatnya di Provinsi Sorsogon atau sekitar 600 km di tenggara Manila. Gunung ini digolongkan sebagai gunung stratovolcano yang menutupi tepi timur laut dari Kaldera Irosin (terbentuk sekitar 40.000 tahun lalu).

Tinggi gunung Bulusan mencapai 1.565 m di atas permukaan laut dengan diameter dasar sekitar 15 km. Tipe ledakan dari gunung Bulusan yakni freatik atau uap yang keluar secara tiba-tiba.

Tercatat bahwa gunung ini telah meletus sebanyak 15 kali sejak tahun 1885 dan termasuk sebagai gunung berapi paling aktif keempat di Filipina setelah gunung Mayon, Taal, dan Kanlaon.

Gunung Kanlaon termasuk gunung berapi stratovolkano aktif yang berada di Pulau Negros. Gunung ini juga menjadi titik tertinggi di Negros dan seluruh wilayah Visayas dengan tinggi mencapai 2.465 m di atas permukaan laut.

Gunung ini termasuk gunung berapi paling aktif di negara Filipina bagian tengah dan tercatat telah mengalami letusan sebanyak 30 kali sejak tahun 1819. Letusan gunung bersifat freatik dari kecil hingga sedang, menghasilkan abu kecil dan jatuh di sekitar gunung Kanlaon.

Di tahun 1902, gunung Kanlaon pernah meletus yang masuk ke dalam kategori strombolian, menghasilkan bom lava pijar, lapilli dan gas asap.

Bahkan di tahun 2020 status gunung Kanlaon mengalami peningkatan dari 0 menjadi 1 sejak 9 Maret 2020. Peningkatan aktivitas terus berlanjut dengan ditandai banyak terjadi gempa bumi dan terus meningkatnya aktivitas magmatik di bawah gunung.

Gunung Hibok-Hibok atau dikenal juga sebagai Gunung Berapi Catarman berada di Pulau Camiguin dan menjadi bagian dari Ring of Fire. Tinggi gunung mencapai 1.332 meter di atas permukaan laut dan berdiameter 10 km.

Dalam sejarah modern, gunung Hibok-Hibok telah meletus sebanyak lima kali. Letusan pertama terjadi pada tahun 1827 dan diikuti oleh aktivitas serupa di tahun 1862.

Dari tahun 1948 hingga 1951, gunung Hibok-Hibok selalu bergemuruh dan mengeluarkan asap. Bahkan terjadi tanah longsor dan gempa bumi yang diikuti oleh kubah. Sepanjang periode ini Gunung Hibok-Hibok telah mengalami letusan, melepaskan lava panas, gas beracun dan gempa bumi yang berdampak pada kerusakan dan banyak korban jiwa.

Gunung api Taal berada di Provinsi Batangas tersebut termasuk sebagai gunung api paling aktif kedua di Filipina. Gunung ini memiliki sebuah kaldera besar yang terbentuk saat masa prasejarah antara 140.000 dan 5.380 sebelum masehi dan saat ini telah berubah menjadi Danau Taal.

Gunung Taal tergolong gunung berapi aktif kecil namun cukup berbahaya. Gunung ini berada di tengah-tengah Danau Taal dan berjarak sekitar 70 km dari selatan kota Manila.

Pada 12 Januari 2020 gunung Taal meletus, mengeluarkan abu vulkanik setinggi 15 km ke langit, membuat ribuan orang harus dievakuasi dan banyak penerbangan harus dibatalkan selama beberapa hari.

Alasan kenapa Indonesia banyak Gunung berapi karena dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yakni Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Mengapa di Indonesia banyak gunung api?

Akibat dari banyaknya gunung api, Indonesia memiliki wilayah yang subur sehingga kaya akan flora dan fauna.

Apakah gunung di Sumatera dan Jawa masih aktif?

Kebanyakan gunung di Sumatera dan Jawa adalah gunung berapi. Dan sebagian besar gunung berapi tersebut masih aktif hingga saat ini. Mulai penasaran? Kami akan mengulas lebih detail di pembahasan. Yuk, lanjut baca! Dahulu kala, seluruh dunia ini adalah satu dataran.

Mengapa di Indonesia banyak ditemukan gunung berapi?

Di Indonesia, gunung berapi terbentuk akibat adanya tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera, yang mengakibatkan adanya bagian yang terangkat, sehingga di sepanjang Aceh hingga Sumbawa, serta Sulawesi hingga Maluku, banyak ditemukan adanya gunung berapi.

You might be interested:  Kapan Pendidikan Polri Gelombang 2?

Mengapa banyak gunung api menyebabkan Indonesia mempunyai potensi bencana yang tinggi?

Banyaknya gunung api menyebabkan Indonesia mempunyai potensi bencana yang tinggi karena kapan pun gunung api bisa saja meletus. Namun, gunung api juga berpotensi sebagai sumber energi, panas yang dimilikinya bisa dimanfaatkan sebagai pusat listrik tenaga panas bumi. 1 & 3. Situs USGS

Mengapa di Pulau Jawa khususnya banyak gunung api sementara di pulai Kalimantan tidak ada gunung api?

Karena pulau Kalimantan tidak dilalui oleh jalur magma Eurasia & Indo-Australia. Berbeda dengan pulau Sumatera dan pulau Jawa yang berdekatan dengan jalur magma, yaitu lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Kebanyakan gunung di Sumatera dan Jawa adalah gunung berapi.

Mengapa terdapat banyak gunung api di sebelah selatan Pulau Jawa dan di sebelah Barat Pulau Sumatera Jelaskan proses yang terjadi?

Tumbukan lempeng-lempeng di Indonesia membentuk rangkaian pegunungan yang sebagian menjadi gunung berapi di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Dampak dari kondisi geologis Indonesia ini yaitu munculnya fenomena gempa bumi karena tumbukan lempeng-lempeng di Indonesia.

Mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung api Jelaskan jawaban kalian secara lengkap?

Banyaknya gunung berapi tak lepas karena adanya lempeng tektonik Indonesia. Secara geografis, Indonesia berada di jalur yang mempertemukan dua lempeng benua, yakni lempeng benua Asia dan lempeng benua Australia. Saat kedua lempeng itu saling bertabrakan akan menimbulkan proses tektonik.

Mengapa di Asia banyak terdapat gunung berapi?

Di Asia Tenggara banyak terdapat gunung api aktif dan sering terjadi gempa bumi terutama di Indonesia dan Filipina, hal ini karena wilayah tersebut merupakan pertemuan dua rangkaian pegunungan, Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteran, serta pertemuan lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan

You might be interested:  Mengapa Rasa Malu Sangat Kita Butuhkan?

Mengapa pulau Kalimantan boleh dikatakan tidak ada gunung berapi?

Jawaban. Alasannya adalah karena Kalimantan merupakan bagian kerak benua yang stabil dan jauh dari batas lempeng atau dengan kata lain pulau Kalimantan berada kokoh diatas lempeng Eurasia. Kondisi alam tersebut menjadikan pulau kalimantan minim terjadi aktifitas tektonik dan vulkanisme.

Mengapa pulau Kalimantan kemungkinan kecil terjadi gempa dan tidak ada gunung api?

Pulau Kalimantan relatif aman dari bencana gempa karena terletak jauh dari lokasi pertemuan lempeng tektonnik, sehingga tidak terdapat gempa yang disebabkan pergerakan lempeng tektonik ini.

Mengapa di Indonesia banyak gunung berapi terutama wilayah Jawa dan Sumatera?

Kepulauan Indonesia merupakan pertemuan antar lempeng, yaitu lempeng Eurasia dan Australia. Selain pertemuan dua lempeng, juga terdapat subduksi lempeng samudra hindia di bawah Pulau Sumatera dan Jawa. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya zona gempa di Indonesia dan juga terbentuknya gunung-gunung berapi di Indonesia.

Kenapa banyak gunung berapi di Pulau Sumatera?

Bentang alam Indoesia banyak berupa gunung api terutama di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Hal itu dikarenakan Indonesia dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yakni Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

Mengapa gunung berapi banyak terjadi di Pulau Sumatera Jawa sampai ke NTT jelaskan?

Terbentuknya gunung-gunung api di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara akibat tabrakan antara lempeng Australia (dari sebelah selatan) dengan lempeng Eurasia (dari sebelah utara). Tabrakan kedua lempeng tersebut tepat berada sebelah selatan Pulau Jawa.

Mengapa di kawasan Asia Tenggara terdapat banyak gunung berapi brainly?

Mengapa di wilayah asia tenggara terdapat banyak gunung api, terutama di indonesia dan filipina. karena wilayah Asia tenggara dilalui 2 jalur pegunungan yakni, sirkum pasifik seperti Jepang, Filipina, Cile, dan Merika Tengah. dan sirkum mediteran seperti Balkan, Iran, India dan Indonesia.