Membatik adalah teknik ragam hias tekstil dengan teknik rintang warna menggunakan

TEKNIK RINTANG WARNA

Teknik rintang warna dikebal sejak zaman prasejarah. Cara penggambaran telapak tangan pada lukisan dinding goa  di Sulawesi, Kalimantan, Pulau Seram dan Papua, misalnya dengan merentangkan telapak tangan dan membubuhkan pigmen merah dari tanah di sela-sela tangan dan jari.

Teknik rintang warna juga banyak pada tekstil seperti celup ikat, jumutan dan pelangi,

Secara simbolis, teknik rintang warna tekain dengan penolakan terhadap roh jahat.

Batik juga merupakan teknik menghias kain dengan rintang warna. Perintang warna biasanya berupa malam atau lilin.

Proses pembatikan dimulai dengan melukis ragam hias menggunakan malam di atas kain putih dengan canting atau cap.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Biasanya dengan coletan atau celup.

Malam yang melekat di kain kemudian dihiangkan dengan cara ditarik/dilorod untuk menghilangkan malam secara keseluruhan.

Jadi, prinsip dari batik adalah pembuatan ragam hias dengan teknik rintang warna menggunakan malam dengan canting dan cap.

Pada batik tulis, malam dialurkan lewat canting dengan lubang berukuran besar hingga kecil, sehingga ragam hias bisa lebih detil.

Dalam pembuatan batik cap, balam dilekatkan dengan menggunakan cap dari logam.

Pada batik cap, terdapat pengulangan, konsisten, kurang detail dan jarak antar motif lebiar.

(disarikan dar Kompas Minggu, 26 Mei.