Manusia purba mulai melakukan kegiatan perdagangan dengan cara barter sejak masa

Lihat Foto

freepik.com/macrovector

Ilustrasi sistem ekonomi manusia prasejarah

KOMPAS.com -Pada masa prasejarah di mana manusia belum mengenal tulisan, tahukah kamu bagaimana mereka melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

Sistem ekonomi manusia prasejarah berkembang dari mengumpulkan makanan, bercocok tanam, berternak, hingga masa perundagian.

Untuk mengetahui bagaimana sistem ekonomi manusia prasejarah, yuk kita simak penjelasan di bawah ini!

Masa nomaden adalah masa di mana manusia berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Dilansir dari History, masa nomaden terjadi sejak dua juta tahun lalu dan berkembang di antara hominin awal Afrika.

Hal ini berarti zaman paleolitik dan mesolitik juga termasuk ke dalam masa nomaden. Pada masa ini, manusia memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu hewan dan mengumpulkan sayur, buah, serta biji-bijian di suatu tempat.

Pada masa nomaden, manusia tinggal di dalam gua-gua, menggunakan api alami dari kebakaran hutan dan sambaran petir, berjalan dalam jarak yang sangat jauh, dan melakukan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin.

Saat sumber daya di wilayah tersebut berkurang, kelompok manusia tersebut akan berpindah tempat untuk mencari sumber makanan yang lebih melimpah.

Baca juga: Bagaimana Cara Nenek Moyang Kita Mendapatkan Api?

  • Masa Bercocok Tanam dan Berternak

Setelah hidup jutaan tahun dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan secara nomaden, otak manusia semakin berkembang.

Sehingga dimulailah masa bercocok tanam dan berternak pada zaman neolitikum sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Dilansir dari BBC, pertanian pertama terjadi di Inggris dengan menanam gandung dan barley di sekeliling rumah.

Artikel Sejarah Kelas X ini akan menjelaskan sejarah perubahan ekonomi dari masa praaksara.

Kalian punya nggak teman yang hobi belanja via online? Atau teman yang suka berburu diskon-diskon cashback? Enak banget ya zaman sekarang yang serba simpel dan banyak pilihan, sangat beda sama zaman purba yang masih serba terbatas. Tapi bukan berarti di zaman purba nggak ada kegiatan ekonomi loh. Kegiatan ekonomi di Indonesia sudah dilakukan oleh nenek moyang kita jauh sebelum kita mengenal alat pembayaran berupa uang cash. Kebayang nggak sih, apa yang dijual oleh nenek moyang kita? Dan bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan ekonomi?

Nah, kali ini yuk bercerita tentang sejarah kegiatan ekonomi di Indonesia dan pengaruhnya pada kegiatan ekonomi saat ini. Ada 4 masa sejarah manusia praaksara dari aspek ekonomi, mau tahu apa aja? Yuk cari tahu lebih lanjut!

Masa Nomaden

Pada masa ini, tingkat kecerdasan manusia masih sangat rendah sehingga manusia mengumpulkan makanan dengan cara berburu saja. Manusia di masa ini juga hidup di wilayah yang dianggap cukup aman dan dekat dengan sungai karena sungai banyak didatangi hewan. Nah, hewan-hewan yang menghampiri sungai tersebut akan jadi bahan konsumsi buat manusia.

Masalahnya, hewan-hewan tersebut akan selalu berpindah karena adanya faktor perubahan iklim, bencana alam, adanya ancaman dari hewan karnivora, dan mencari iklim yang lebih panas. Makanya saat itu manusia juga hidup berpindah-pindah [nomaden], karena berburu hewan adalah sarana utama untuk bertahan hidup saat itu. Kalau nggak, ya manusia makan apa dong?

Masa Abris Sous Rouche 

Setelah nomaden, manusia pun berkembang dengan mengumpulkan makanan dari laut. Di masa ini manusia menetap di gua yang dekat dengan sumber air seperti tepi pantai, sungai, atau danau. Gua yang ditinggali manusia di masa ini disebut abris sous roche.

Baca juga: Mengenal Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Di masa ini, manusia memilih tinggal di gua karena bisa membuat api yang lebih tahan lama untuk menghangatkan tubuh, menghalau binatang buas di malam hari, dan memasak makanan. Manusia praaksara juga bergantung pada sumber-sumber makanan yang ada di laut, kegiatan ini dibuktikan dengan ditemukannya kulit kerang dan siput [kjokkenmodinger].

Masa Bercocok Tanam dan Beternak 

Setelah masa berburu dan menetap di gua, akal manusia semakin berkembang dan sudah mulai mampu bercocok tanam. Tanaman yang biasanya ditanam di masa ini adalah tanaman umbi-umbian seperti keladi, ubi, sukun, pisang, dan rambutan. Selain bercocok tanam, manusia juga sudah memelihara hewan untuk diternak. Hewan-hewan yang diternak biasanya adalah ayam dan babi. Dengan bercocok tanam dan beternak, manusia bisa mengkonsumsi hasil tanaman dan ternak mereka sendiri dan nggak harus bergantung pada berburu hewan seperti di masa sebelumnya.

Oh iya, di masa ini manusia juga sudah bisa menebang dan membakar pohon [slash and burn] dan juga berdagang yang bersifat barter. Biasanya barang yang ditukar untuk barter adalah hasil dari cocok tanam atau ternak mereka. Terus kalau sudah bisa produksi sendiri, kenapa masih barter? Barter terjadi karena setiap kelompok manusia menanam dan memelihara hewan ternak yang berbeda dari kelompok lainnya, makanya manusia saling tukar sesuai kebutuhan masing-masing. Walaupun barternya antarpulau, manusia juga sudah bisa membuat perahu rakit atau perahu bercadik loh, jadi bisa mengantar barangnya pakai kapal melewati sungai.

Masa Perundagian 

Tahu nggak sih, kalau di masa-masa sebelumnya manusia bercocok tanam tanpa alat bantu sama sekali. Wow, pasti repot banget tuh. Tapi akhirnya, di masa ini manusia kepikiran untuk bikin alat yang bisa membantu mereka bercocok tanam. Alat-alat yang dibuat berasal dari logam, contohnya seperti pisau bajak.

Di masa ini juga manusia mulai mengenal pembuatan barang kerajinan tangan dari batu dan kayu. Masa ini disebut dengan masa Perundagian. Sedangkan Undagi adalah sebutan untuk sekelompok masyarakat yang jago dan terampil membuat kerajinan. Barang yang dibuat contohnya seperti pembuatan gerabah, sampan, dan perhiasan. Nah, hasil produksi dari keterampilan-keterampilan tersebut nantinya akan ditukar [barter] dengan kelompok masyarakat lainnya.

Jadi, itulah 4 masa sejarah masyarakat praaksara dalam aspek ekonomi. Tapi, bukan berarti perkembangan ekonomi berhenti sampai sini loh. Seiring waktu, masyarakat praaksara juga semakin mengenal perdagangan sampai antardaratan Asia Tenggara lainnya. Perdagangan yang dilakukan juga masih bersifat barter, yaitu menukarkan barang-barang berupa hasil bercocok tanam, gerabah, dan barang-barang dari logam.

Terus, apakah proses sejarah tadi punya pengaruh untuk perekonomian saat ini? Tentu ada dong. Buktinya, saat ini masyarakat masih melakukan kegiatan berdagang antarpulau di Indonesia bahkan antarnegara.

Nah, begitulah teman-teman sejarah kegiatan ekonomi di negara kita Indonesia. Perjuangannya panjang sekali ya, dari yang awalnya harus berpindah tempat [nomaden] supaya bisa bertahan hidup, hingga akhirnya bisa menanam tanaman sendiri dan mengolah bahan baku untuk ditukar [barter]. Supaya lebih ngerti, teman-teman bisa mengunjugi museum-museum yang menyimpan cerita sejarah Indonesia di zaman praaksara. Selain itu, teman-teman juga bisa menonton video ruangbelajar kalau ingin tahu lebih lanjut penjelasan lengkapnya.

Sumber Referensi

Gunawan, Restu dkk. 2017. Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Artikel diperbarui 18 November 2020

Video yang berhubungan

Ilustrasi Sistem Perdagangan Barter pada Zaman Praaksara Foto:Unsplash

Masa Praaksara atau juga disebut zaman Prasejarah adalah waktu kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Sistem perdagangan manusia zaman Praaksara berupa barter dimulai pada zaman Mesolithikum. Simak penjelasannya melalui artikel berikut ini.

Dari sumber Buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X, Dr. Abdurakhman; Arif Pradono, M.I.Kom, ‎Friska Indah Kartika, S.Hum. (2019:32), dijelaskan manusia yang hidup di zaman Praaksara disebut sebagai manusia purba. Di masa ini kita tidak dapat menemukan tulisan untuk bisa mengetahui sejarah serta kehidupan manusia purba. Sumber peninggalan-peninggalan manusia purba berupa fosil manusia, alat-alat kehidupan, fosil hewan dan tumbuhan menjadi gambaran untuk mengetahui kehidupan mereka.

Sistem Perdagangan Barter pada Zaman Praaksara

Sistem Perdagangan Barter pada Zaman Praaksara Foto:Unsplash

Kehidupan masyarakat Praaksara dapat dilihat dari cara manusia purba dalam memenuhi kebutuhan pokok dan alat-alat yang dibuatnya. Sistem perdagangan manusia zaman Praaksara berupa barter dimulai pada zaman Mesolithikum. Simak penjelasannya melalui artikel berikut ini.

Berdasarkan cara memenuhi kebutuhan pokok dan alat-alat yang dibuatnya, corak kehidupan masyarakat Praaksara dapat dibagi menjadi zaman Batu dan zaman Logam. Salah satu yang termasuk dalam zaman Batu adalah zaman Mesolithikum (Batu Tengah/Madya).

Kehidupan pada zaman Mesolithikum ditandai oleh manusia purba yang mulai hidup dengan cara semi menetap atau semi nomaden. Hal ini disebabkan mata pencahariannya yang sudah mulai mengenal bercocok tanam dan beternak, selain berburu. Di zaman Mesolithikum, peralatan yang terbuat dari batu sudah dihaluskan, seperti pebble (kapak sumatra), dan flakes obsidian.

Dimulainya Sistem Perdagangan Barter pada Zaman Praaksara Foto:Unsplash

Di zaman Mesolithikum, manusia sudah menyadari keberadaannya sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Barter merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan pokok dengan cara tukar menukar barang sesuai kesepakatan antara satu dengan yang lain.

Dan dari buku Pengantar Ilmu Perekonomian, Investasi dan Keuangan, Dr. Hamdan Firmansyah, M.M.Pd, M.H., ‎Aswanto, S.E., M.E., ‎Enny Kartini, M.Pd.(2022:218), menyatakan bahwa sistem perdagangan manusia zaman Praaksara berupa barter dimulai pada zaman Mesolithikum. Selain sistem perdagangan dengan cara barter, manusia purba juga telah mengenal tentang dunia pelayaran. Hal tersebut bisa dilihat dari peninggalan zaman Praaksara yang berupa lukisan sederhana di dinding gua.(DK)