Langkah-langkah model PEMBELAJARAN hybrid learning

Metode ini ternyata cukup efektif untuk dilakukan

Apakah Moms sudah memahami hybrid learning dan perbedaannya dengan blended learning?

Semenjak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi pada Maret 2020 silam, kondisi ini memaksa manusia untuk mengikuti perubahan pada banyak hal.

Salah satunya dalam dunia pendidikan.

Moms yang sudah memiliki anak mungkin sekarang harus bekerja lebih ekstra mengawasi anak yang belajar di rumah.

Namun, tahukah Moms bahwa di masa depan, tren belajar online ini akan terus berlangsung meski sudah tidak ada pandemi?

Belakangan ini mungkin anak sudah mulai diizinkan untuk belajar langsung di sekolah, namun biasanya hanya beberapa hari sepekan saja.

Anak mungkin juga akan diminta untuk belajar secara daring, untuk meminimalkan penularan COVID-19.

Nah, belakangan pun Moms pasti pernah dengar mengenai hybrid learning yaitu perpaduan berbagai jenis metode pembelajaran.

Jika Moms ingin tahu lebih dalam mengenai hybrid learning simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Baca Juga: 4 Penyebab Anak Sulit Fokus Belajar, Segera Atasi, Yuk!

Mengenal Hybrid Learning

Langkah-langkah model PEMBELAJARAN hybrid learning

Foto: Orami Photo Stock

Hybrid learning adalah pembelajaran yang menyatukan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) online dengan tatap muka, yang dilakukan secara teratur dan efektif.

Dalam penerapannya kelak, pasti akan ada penyesuaian, yang mana ini semua bisa tergantung kondisi sekolah dan tempat tinggal peserta didik.

Penerapan model hybrid learning sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekolah serta kesiapan teknologi yang tersedia.

Namun secara prinsip, pembelajaran dengan sistem daring akan tetap dilaksanakan oleh guru dengan dikombinasikan pertemuan tatap muka.

Selain itu, durasi lamanya tatap muka di sekolah juga tergantung dari kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah.

Kebijakan ini umumnya juga disesuaikan dengan instruksi pemerintah setempat terkait.

Selain itu, jumlah murid dalam satu sekolah juga akan menjadi hal akan dijadikan pertimbangan.

Baca Juga: Belajar Anti Bosan dengan Mind Mapping, Ini Manfaat dan Cara Membuatnya

Hybrid Learning Terapkan Sistem Rotasi

Penerapan model hybrid learning yang paling memungkinkan adalah dengan menerapkan sistem rotasi.

Jadi, misalnya 50 persen siswa belajar tatap muka dan 50 persen lainnya belajar secara daring.

Pada hari berikutnya, mereka saling bergantian.

Strategi ini cocok diterapkan untuk kelas dengan jumlah murid yang relatif banyak.

Sementara itu, jika jumlah murid dalam satu kelas sedikit, bisa saja 100 persen murid dalam satu kelas masuk secara bersamaan.

Namun tidak akan dilakukan setiap hari.

Ini semua dilakukan dalam rangka mencegah penularan COVID-19.

Jadi dengan penerapan hybrid learning ini, semua orang, termasuk guru dan murid, tetap bisa menerapkan physical distancing.

Sejauh ini, persentasenya adalah 70 persen untuk pembelajaran online, dan 30 persen pembelajaran tatap muka.

Jika ada kendala terkait internet, maka murid bisa hadir di sekolah sebanyak 2 atau 3 kali seminggu untuk belajar tatap muka.

Pastinya ini menjadi kesepakatan antara orang tua, sekolah dan komite sekolah, serta pengawas dari dinas pendidikan setempat.

Perbedaan Hybrid Learning dengan Blended Learning

Selain istilah hybrid learning ada juga istilah blended learning.

Keduanya sama-sama model pembelajaran yang mencampurkan metode daring dan juga tatap muka.

Namun, ada juga yang membedakan keduanya.

Blended Learning adalah gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual.

Blended learning adalah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online.

Lebih daripada itu, ia diharapkan juga tetap mengutamakan interaksi sosial.

Hybrid learning adalah pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran.

Yaitu pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer dan pembelajaran berbasis online atau internet dan mobile learning.

Baca Juga: 6 Gaya Belajar Anak Paling Populer, Cari Tahu!

Manfaat Hybrid Learning dan Blended Learning

Langkah-langkah model PEMBELAJARAN hybrid learning

Foto: Orami Photo Stock

Dua metode ini adalah alternatif metode pembelajaran di Indonesia dalam menghadapi COVID-19.

Metode ini bisa terus dilakukan meski pandemi berakhir demi menghadapi era digital.

Selain itu, di berbagai negara juga telah menggunakannya untuk meningkatkan mutu pendidikan, serta membuat murid dan guru lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Selain itu, berikut ini manfaat yang dirasakan peserta didik saat menggunakan metode blended learning dan hybrid learning di institusi pendidikan.

Berikut ini beberapa manfaatnya:

1. Lebih Efektif dan Efisien

Tidak bisa dimungkiri lagi bahwa setiap peserta didik memang memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

Misalnya saja ada yang semangat belajar sembari mendengarkan musik.

Ada juga yang menyukai cara belajar dengan suasana yang tenang supaya ia bisa dengan mudah menyerap materi yang diajarkan.

Sayangnya, perbedaan cara belajar seperti ini tidak bisa dipukul rata ketika berada di kelas.

Adanya metode pembelajaran blended learning ini bisa menjadi jawaban terbaik.

Peserta didik bisa mengatur dan memilih waktu belajar sendiri di mana saja dan kapan saja.

Metode pembelajaran ini bisa memangkas biaya bahkan sampai 50 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan cara belajar konvensional.

Baca Juga: Dukung Kegiatan Belajar, Ini Rekomendasi Laptop untuk Anak Sekolah

2. Bisa Menjadi Tren Belajar di Masa Depan

Tren mengenai blended learning dalam perkembangannya ternyata banyak diminati oleh semua kalangan.

Selain diminati siswa, peserta pelatihan di perusahaan atau institusi pelatihan juga menikmatinya.

Hal ini karena metode pembelajaran blended learning didukung dengan ragam kemudahan seseorang dalam mencari informasi.

Baca Juga: 4 Cara Ampuh Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

3. Mendukung Pengembangan Keterampilan Digital

Disadari atau tidak, berkat keberadaan metode pembelajaran blended learning setiap orang mengalami peningkatan keterampilan digital dalam proses belajar mengajar, baik itu guru atau murid.

Dengan menggunakan perangkat digital yang terkoneksi dengan jaringan internet, kini para peserta didik bisa berinteraksi secara intens dengan pengajar.

Di samping itu, keberadaan blended learning dinilai mendukung adanya akses yang adil pada sumber materi belajar maupun keahlian khusus.

Para peserta pelatihan juga bisa mengembangkan jaringan sosial dengan peserta pelatihan lainnya.

Itulah penjelasan tentang metode hybrid learning yang perlu Moms pahami.

Semuanya tentu saja demi mendukung masa depan anak yang lebih cerah.

  • https://widyaedu.com/blog/model-pembelajaran-hybrid-learning/
  • https://www.ruangguru.com/blog/strategi-hybrid-learning-dalam-pembelajaran
  • https://binus.ac.id/knowledge/2021/09/hybrid-learning-model-pembelajaran-pasca-pandemi-covid19/
  • https://sevima.com/apa-perbedaan-blended-learning-dan-hybrid-learning/

Admin 6/13/2021   Blended Learning   Model Pembelajaran Blended Learning   Model Pembelajaran Flipped Classroom   Pendidikan

Langkah-langkah model PEMBELAJARAN hybrid learning


BlogPendidikan.net
- Seiring wabah yang merebak di tanah air yang terjadi saat ini membawa perubahan besar dalam tatanan kehidupan. Bahkan sesuatu yang tadinya tak mungkin, akhirnya menjadi mungkin. Seperti halnya dalam dunia pendidikan. Mayoritas sekolah maupun kuliah diadakan secara tatap muka di kelas. Tapi karena pandemi mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring. 

Kini, pembelajaran daring atau e-learning sudah menjadi hal yang wajar. Ini karena penggunaan internet sudah biasa bagi semua orang. Adanya e-learning membantu siapa saja untuk dapat belajar tanpa mengenal waktu dan tempat. Namun bagi beberapa pelajar masih tetap membutuhkan pertemuan tatap muka di kelas untuk membahas dan melengkapi proses belajar yang sudah dilalui melalui internet

Baca Juga: Menjadi Guru Favorit Yang Disukai Siswa Tidak Mudah, Ini 10 Tips Untuk Kamu (Guru)

Hal tersebut yang disebut dengan Blended Learning. dikutip dari laman Binus University, ini penjelasan mengenai apa itu blended learning. Blended learning adalah metode belajar dimana proses belajar tatap muka di kelas berpadu dengan proses e-learning secara harmonis atau bisa juga disebut pembelajaran campuran.

Belajar dalam kelas dan e-learning masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, hal itulah yang mendasari terbentuknya metode Blended Learning ini. Seperti contoh, kekurangan belajar dalam kelas cenderung terbatas dengan tempat dan waktu yakni hanya bersumber dari sekolah saja. Tetapi kelebihannya tatap muka di kelas dengan bertemu guru, para pelajar dapat langsung mendapat feedback dari guru tersebut atas pencapaian yang sudah mereka lakukan. 

Begitupun sebaliknya, belajar menggunakan internet memang tidak terbatas tempat dan waktu, tetapi tidak adanya guru yang mendampingi, peserta tidak langsung mendapat feedback dan cenderung mengalami salah pengertian. Maka dengan dipadukannya kedua metode tersebut, blended learning dapat menjadi jawaban untuk metode belajar yang menjadi tren di masa pandemi ini.

Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya

Langkah Penerapan Blended learning dengan model Flipped Classroom

1. Bagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Kelompok akan melakukan pembelajaran tatap muka di periode pertama dan pembelajaran daring di periode selanjutnya, sementara Kelompok akan melakukan pembelajaran daring di periode pertama dan pembelajaran tatap muka di periode selanjutnya.

2. Bagi materi ajar menjadi 2 kategori. Kategori A adalah materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan Kategori B yang perlu dipandu/didiskusikan dengan guru dan teman sebaya.

3. Untuk siswa Kelompok 1, periode pertama digunakan untuk pembelajaran tatap muka berfokus pada materi Kategori B yang lebih menekankan pada diskusi dan aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh guru. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di rumah, guru dapat melakukan pembelajaran daring yang menekankan pada materi Kategori A.

4. Untuk siswa Kelompok 2, periode pertama digunakan untuk pembelajaran daring berfokus pada materi Kategori A yang lebih menekankan aktivitas penugasan mandiri yang dapat dilakukan siswa dari rumah. Setelah itu, pada periode selanjutnya saat siswa belajar di tatap muka, guru dapat berfokus pada materi Kategori B dengan mengadakan aktivitas diskusi dan pembelajaran aktif lainnya saat di kelas.

5. Pastikan Bapak/Ibu dapat mengatur waktu dengan baik agar jam pembelajaran siswa Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak saling bertabrakan. Sebagai contoh, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di pagi hari dan pembelajaran daring mandiri dapat dilakukan di siang hari.

6. Lakukan refleksi secara berkala untuk mengecek pemahaman siswa serta umpan balik mengenai kendala ataupun kesulitan yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran blended learning ini.

Baca Juga: Berikut Model dan Metode Pembelajaran Penggabungan Daring dan Tatap Muka Yang Tepat Diterapkan

Bagaimana cara penerapannya?

1. Guru membagi materi pembelajaran 

Pertama, lakukan pembagian materi yang akan diajarkan. Materi Kategori A (yang dapat dipelajari mandiri oleh siswa) dan materi Kategori B (yang perlu dipandu oleh guru).

2. Guru membagikan materi dan tugas yang termasuk Kategori A via ruangkelas untuk dipelajari siswa di rumah.

Setelah membagi siswa dalam kelompok, Bapak/Ibu guru dapat memberikan materi dan lembar kerja untuk siswa yang belajar dari rumah menggunakan fitur Materi dan Tugas di ruangkelas. Bapak/Ibu bisa memberi materi dari video ruangbelajar atau materi yang  disusun sendiri.

3. Guru memanfaatkan fitur Obrolan Kelas untuk mendampingi siswa

Bapak/Ibu Guru bisa melakukan diskusi terpandu sebagai bentuk pendampingan dengan menggunakan fitur Obrolan Kelas. Guru bisa memulai kegiatan tanya-jawab untuk memastikan bahwa siswa mengerti apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

4. Siswa mengunggah hasil belajarnya di fitur Tugas dan guru melakukan koreksi

Hasil pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa dari rumah dapat diunggah melalui fitur Tugas. Kemudian, guru melakukan koreksi hasil pembelajaran tersebut serta mengidentifikasi area-area yang masih membutuhkan penguatan dari hasil penugasan siswa.

5. Guru memberikan penguatan atas materi yang diberikan secara tatap muka

Saat siswa mendapat giliran untuk belajar secara tatap muka di sekolah (dengan kapasitas setengah dari jumlah total siswa di kelas tersebut), guru dapat memberikan penguatan atas materi Kategori A yang diidentifikasi masih cukup lemah berdasarkan hasil penugasan siswa. Setelah itu, guru dapat melanjutkan pembelajaran tatap muka dengan membahas materi Kategori B yang lebih membutuhkan panduan langsung dalam pembelajarannya.

Demikian penjelasan singkat ini tentang langkah-langkah penerapan Blended learning dan cara penerapannya, semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi jika artikel ini bermanfaat untuk Bapak/ibu guru di sekolah. Salam pendidikan