Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, begitupun dengan keunikan rumah adatnya yang beraneka macam. Ada lebih dari ratusan rumah adat yang ada di negeri ini, baik yang dulu pernah ada ataupun yang sekarang ini sudah mulai hilang termakan jaman. Tapi kalian tau gak sih, ternyata di Indonesia ada beberapa rumah adat yang unik dan telah mendunia Lho? Bahkan ada yang umurnya sudah ratusan tahun. Diantaranya ada rumah adat Tongkonan dari Toraja, Rumah Gadang dari Sumatera Barat, dan Rumah Mbaru Niang yang terdapat di Kampung Wae Rebo. Semua itu adalah kekayaan budaya Indonesia yang patut untuk di lestarikan dan kita jaga, maka dari itu agar kalian dan generasi yang akan datang mau menjaganya, mari kita mengenal dulu 8 Rumah Adat Unik Yang Ada di Indonesia.

  1. Rumah Gadang – Sumatera Barat

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Rumah Gadang adalah nama rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjung. Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun demikian tidak semua kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki status sebagai nagari saja yang boleh didirikan Rumah Gadang ini.

2. Rumah Omo Sebua – Pulau Nias

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Omo Sebua adalah jenis rumah adat dari Pulau Nias, Sumatera Utara. Omo sebua adalah rumah yang khusus dibangun untuk kepala adat desa dengan tiang-tiang besar dari kayu besi dan atap yang tinggi. Omo sebua didesain secara khusus untuk melindungi penghuninya dari serangan saat terjadinya perang suku pada zaman dahulu. Akses masuk ke rumah hanyalah tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan. Bentuk atap rumah yang sangat curam dapat mencapai tinggi 16 meter. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, Omo sebua pun diketahui tahan terhadap goncangan gempa bumi.

3. Rumah Lamin – Kalimantan Timur

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Rumah lamin merupakan rumah adat dayak, khusunya yang berada di Kalimantan timur. Kata ’rumah lamin’ memililki arti rumah panjang kita semua, karena rumah ini digunakan untuk beberapa keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ciri dari rumah ini berbentuk panggung degan ketinggian kolong sampai 3 meter. Denahnya berbentuk segi empat memanjang dengan atap pelana. Bagian gevel diberi teritis dengan kemiringan curam. Tiang-tiang rumah terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangga rumah dari bawah sampai atap, bagian kedua merupakan tiang kecil yang mendukung balok-balok lantai panggung. Baik tiang utama maupun pendukung yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk patung-patung untuk mengusir gangguan roh jahat dan menurut saya sangat full color sehingga disinilah letak keuinikannya.

4. Rumah Tongkonan – Toraja

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Tongkonan adalah rumah adat adat masyarakat Toraja. Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang artinya duduk bersama-sama. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (namun saat ini sebagian tongkonan meggunakan atap dari seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Banyaknya tanduk kerbau menunjukkan status sosial si pemilik rumah. Di dindingnya, terdapat relief hewan dan tumbuhan yang sangat eksotik.

5. Rumah Malige – Sulawesi Tenggara

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Rumah Malige masih dapat dijumpai di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Rumah adat ini seakan-akan terdiri dari bagian kepala, badan, dan kaki yang sarat dengan falsafah orang Buton. Keunikan dari rumah ini ialah sama sekali tidak menggunakan paku namun bisa tetap kokoh berdiri empat lantai. Pada zaman dulu, orang Buton jika akan pindahan, mereka turut membawa rumah mereka sebab rumah adat Buton ini seperti permainan bongkar pasang. Di atas atap, terdapat ukiran nanas dan naga yang merupakan lambang kerajaan dan kesultanan Buton. Keunikan lainnya ialah rumah ini tahan gempa.

6. Rumah Sade – Lombok

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Rumah adat ini berada di Dusun Sade, salah satu dusun tradisional yang berada di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Bahan pembuat rumah adat suku Sasak ini diantaranya kayu penyanggga, bambu, bedek untuk dinding, jerami dan alang-alang untuk atap, kotoran kerbau atau kuda sebagai bahan campuran pengeras lantai, getah pohon kayu banten dan bajur, abu jerami sebagai bahan pengeras lantai. Bangunan rumah dalam komplek perumahan Sasak terdiri dari berbagai macam diantaranya Bale Tani, Bale Jajar, Barugag/Sekepat, Sekenam, Bale Bonder, Bale Beleq Bencingah dan Bale Tajuk. Nama bangunan disesuaikan dengan fungsi masing-masing.

7. Rumah Mbaru Niang – Wae Rebo Flores

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Mbaru Niang merupakan rumah adat yang berada di Pulau Flores lebih tepatnya di kampong Wae Rebo. Rumah adat ini sangat unik, berbentuk kerucut, dan memiliki 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Rumah adat ini sangat langka karena hanya tinggal beberapa, dan hanya terdapat di kampung adat Wae Rebo yang terpencil di atas pegunungan. Usaha untuk mengkonservasi Mbaru Niang telah mendapatkan penghargaan tertinggi kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO Asia-Pasifik tahun 2012 dan menjadi salah satu kandidat peraih Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur tahun 2013.

8. Rumah Honai – Papua

Kotoran hewan yang digunakan untuk campuran pengeras lantai pada rumah sade adalah kotoran

Rumah adat Papua ini sangat unik. Kalau kita lihat dari kejauhan bentuknya menyerupai jamur. Bentuknya pun tak ada duanya. Dindingnya terbuat dari kayu sedangkan atapnya terbuat dari rerumputan kering. Honai sendiri memiliki tiga tipe. Honai ialah rumah untuk lelaki, Ebei ialah rumah untuk wanita, sedangkan Wamai ilah rumah untuk ternak. Tapi, masyarakat kita lebih akrab dengan sebutan Honai.

sumber =alidesta.wordpress.com