Kerajaan hindu-buddha yang melakukan aktivitas perdagangan maritime yaitu

Jakarta -

Kerajaan maritim di nusantara dikenal hingga mancanegara lewat aktivitas perdagangan dan perannya dalam penyebaran agama. Apa saja ciri kerajaan maritim?

Kerajaan maritim yang terkenal di nusantara di antaranya yaitu Kerajaan Sriwijaya, Demak, Kutai. Sementara itu, kerajaan yang lebih terletak lebih jauh dari pesisir seperti Minangkabau, Pajang, Kertasura, dan Surakarta merupakan pusat kerajaan bercorak agraris.

Sejumlah kerajaan merupakan gabungan corak maritim dan agraris karena kekuatan di bidang pertanian dan perdagangan laut, seperti Majapahit dan Mataram. Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia Jilid 3 oleh Marwati Djoened dkk, ada sejumlah ciri kerajaan maritim yang membedakannya dengan kerajaan bercorak agraris.

Kehidupan kerajaan agraris memiliki penghasilan utama dari hasil pertanian dan hasil hutan, kendati juga mengembangkan perdagangan ekspor-impor komoditas lewat pelabuhan di pesisir pulau. Masyarakatnya hidup dari aktivitas pertanian.

Kekuatan militer kerajaan bercorak agraris juga lebih dititikberatkan pada angkatan darat. Sementara itu, seperti apa kehidupan di kerajaan maritim? Berikut ciri-cirinya.

Ciri Kerajaan Maritim

  • 1. Masyarakat kota pusat kerajaan maritim lebih menitikberatkan kehidupannya pada perdagangan dan pelayaran.
  • 2. Perdagangan di kota-kota maritim merupakan monopoli kerajaan.
  • 3. Kota atau pemukimannya mengambil lokasi strategis, yaitu di pesisir, muara, area pertemuan sungai atau di dekat laut.
  • 4. Aktivitas masyarakat dan kerajaan sehari-hari juga berpusat di dekat laut.
  • 5. Kekuatan militer juga lebih dititikberatkan pada tentara laut untuk mendukung urusan politik dan perluasannya.
  • 6. Kerajaan maritim memiliki armada yang menjamin keamanan awak dan pelayaran
  • 7. Dikenal memiliki keterampilan navigasi dan pengatahuan geografi untuk mengunjungi daerah lain, baik dengan astronomi sebagai pegangan menentukan arah maupun ilmu lain untuk perjalanan lintas laut yang tepat.
  • 8. Mengetahui ilmu tradisional hidrografi untuk mengetahui arus laut di waktu tertentu dan alur pelayaran yang aman.
  • 9. Mengetahui ilmu tradisional meteorologi untuk mempelajari gerak angin yang dapat dimanfaatkan dalam pelayaran.
  • 10. Kerajaan maritim dikenal memiliki kemajuan ilmu dan teknologi pembuatan perahu dan perkapalan.

Penguasaan kerajaan maritim seperti Sriwijaya atas Selat Malaka dan Laut Jawa selama berabad-abad ditopang oleh armada yang kuat. Ahli arkeologi Pierre-Yves Manguin menjelaskan, Sriwijaya menggunakan kapal-kapal besar Melayu (kun lun po) dalam jalur perdagangan di Samudra Hindia dan Laut China Selatan.

Bobot kapal Sriwijaya saat itu mencapai 250-1.000 ton dengan panjang 60 meter. Kapal tersebut mampu memuat hingga 1000 orang, belum termasuk muatan barang, seperti dikutip dari Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya oleh Nia Kurnia Sholihat Irfan.

Pamor kekuatan armada kerajaan maritim seperti Sriwijaya kelak mulai pudar saat armada laut China pada zaman Dinasti Yuan menggantikan dominasi di Laut China Selatan.

Simak Video "Tempat Bersejarah di Pulau Buru, Riau"



(twu/lus)


Page 2

Jakarta -

Kerajaan maritim di nusantara dikenal hingga mancanegara lewat aktivitas perdagangan dan perannya dalam penyebaran agama. Apa saja ciri kerajaan maritim?

Kerajaan maritim yang terkenal di nusantara di antaranya yaitu Kerajaan Sriwijaya, Demak, Kutai. Sementara itu, kerajaan yang lebih terletak lebih jauh dari pesisir seperti Minangkabau, Pajang, Kertasura, dan Surakarta merupakan pusat kerajaan bercorak agraris.

Sejumlah kerajaan merupakan gabungan corak maritim dan agraris karena kekuatan di bidang pertanian dan perdagangan laut, seperti Majapahit dan Mataram. Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia Jilid 3 oleh Marwati Djoened dkk, ada sejumlah ciri kerajaan maritim yang membedakannya dengan kerajaan bercorak agraris.

Kehidupan kerajaan agraris memiliki penghasilan utama dari hasil pertanian dan hasil hutan, kendati juga mengembangkan perdagangan ekspor-impor komoditas lewat pelabuhan di pesisir pulau. Masyarakatnya hidup dari aktivitas pertanian.

Kekuatan militer kerajaan bercorak agraris juga lebih dititikberatkan pada angkatan darat. Sementara itu, seperti apa kehidupan di kerajaan maritim? Berikut ciri-cirinya.

Ciri Kerajaan Maritim

  • 1. Masyarakat kota pusat kerajaan maritim lebih menitikberatkan kehidupannya pada perdagangan dan pelayaran.
  • 2. Perdagangan di kota-kota maritim merupakan monopoli kerajaan.
  • 3. Kota atau pemukimannya mengambil lokasi strategis, yaitu di pesisir, muara, area pertemuan sungai atau di dekat laut.
  • 4. Aktivitas masyarakat dan kerajaan sehari-hari juga berpusat di dekat laut.
  • 5. Kekuatan militer juga lebih dititikberatkan pada tentara laut untuk mendukung urusan politik dan perluasannya.
  • 6. Kerajaan maritim memiliki armada yang menjamin keamanan awak dan pelayaran
  • 7. Dikenal memiliki keterampilan navigasi dan pengatahuan geografi untuk mengunjungi daerah lain, baik dengan astronomi sebagai pegangan menentukan arah maupun ilmu lain untuk perjalanan lintas laut yang tepat.
  • 8. Mengetahui ilmu tradisional hidrografi untuk mengetahui arus laut di waktu tertentu dan alur pelayaran yang aman.
  • 9. Mengetahui ilmu tradisional meteorologi untuk mempelajari gerak angin yang dapat dimanfaatkan dalam pelayaran.
  • 10. Kerajaan maritim dikenal memiliki kemajuan ilmu dan teknologi pembuatan perahu dan perkapalan.

Penguasaan kerajaan maritim seperti Sriwijaya atas Selat Malaka dan Laut Jawa selama berabad-abad ditopang oleh armada yang kuat. Ahli arkeologi Pierre-Yves Manguin menjelaskan, Sriwijaya menggunakan kapal-kapal besar Melayu (kun lun po) dalam jalur perdagangan di Samudra Hindia dan Laut China Selatan.

Bobot kapal Sriwijaya saat itu mencapai 250-1.000 ton dengan panjang 60 meter. Kapal tersebut mampu memuat hingga 1000 orang, belum termasuk muatan barang, seperti dikutip dari Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya oleh Nia Kurnia Sholihat Irfan.

Pamor kekuatan armada kerajaan maritim seperti Sriwijaya kelak mulai pudar saat armada laut China pada zaman Dinasti Yuan menggantikan dominasi di Laut China Selatan.

Simak Video "Tempat Bersejarah di Pulau Buru, Riau"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/lus)

Kerajaan hindu-buddha yang melakukan aktivitas perdagangan maritime yaitu

Kerajaan hindu-buddha yang melakukan aktivitas perdagangan maritime yaitu
Lihat Foto

indonesia.go.id

Kerajaan Sriwijaya

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7. Dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. 

Kerajaan Sriwijaya juga termasuk salah satu kerajaan bercorak Buddha dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. 

Dalam buku Strategi dan Pertahanan Maritim Nusantara: Maritim Nusantara (2018) oleh Dickry Rizanny Nurdiansyah, sejak berdirinya di abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya sudah aktif melakukan perdagangan.  Para saudagar China melakukan transaksi perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya. 

Kedatangan pendeta Buddha dari China melambungkan ketenaran Kerajaan Sriwijaya sebagai kota dagang terbesar di Nusantara.

Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya meluaskan ekspansi kekuasaannya dengan menaklukkan Laut Jawa, Indonesia Timur, dan beberapa daerah di Nusantara. 

Hal ini membuat Kerajaan Sriwijaya terus berkembang, terlebih dari segi ekonomi. Dengan perkembang secara pesat, masyarakat di Kerajaan Swirijaya memperoleh pendidikan yang layak. 

Baca juga: Dampak jika Balaputradewa Tidak Memimpin Sriwijaya

Menjalin hubungan luar negeri

Tak hanya dengan pedagang China, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan India, Burma, Melayu Kalimantan, Siam, Kamboja, Filipina, Persia, Arab, atau Afrika.

Dengan angkatan lautnya yang besar dan kuat, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan dikontrol secara ketat. Sehingga kapal-kapal yang masuk dipaksa berlabuh di Bandar Sriwijaya. 

Dengan penguasaannya jalur pelayaran penting membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Banyak kapal-kapal dagang dari berbagai negara yang berlabuh membawa keuntungan tidak sedikit bagi Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia, Foto: Dok. manusialembah.com

Sejarah terbentuknya kerajaan Hindu Buddha di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh para pedagang dari negara lain seperti India dan Tiongkok yang juga sekaligus menyebarkan agama. Berkembangnya jalur maritim menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi para pedagang dari negara lain ini masuk ke Nusantara dan menyebarkan agama Hindu dan Buddha, hingga akhirnya terbentuk kerajaan-kerajaan.

Sejarah mencatat setidaknya terdapat lima kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang berbentuk maritim. Kerajaan maritim sendiri diartikan sebagai kerajaan-kerajaan dimana aspek ekonominya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Biasanya kerajaan-kerajaan ini berada di dekat pantai atau sungai. Diurutkan berdasarkan tahun berdirinya kerajaan, berikut ulasan lengkapnya:

1. Kerajaan Tarumanegara (358-700 M)

Terletak di Jawa Barat, wilayah Kerajaan Tarumanegara meliputi Banten hingga Cirebon. Kerajaan ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang juga menjadi raja pertama.

Sumber ekonomi Kerajaan Tarumanegara berasal dari pertanian dan pertenakan. Masyarakat di kerajaan ini juga mulai membudayakan teknik menulis pada batu dan prasasti, sehingga terdapat banyak peninggalan Kerajaan Tarumanegara berbentuk prasasti. Beberapa diantaranya adalah Prasasti Ciaruten dan Prasasti Kaleangkak.

2. Kerajaan Kutai (400-1635 M)

Kerajaan Kutai berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Hindu tertua di Indonesia ini didirikan oleh Kudungga, yang juga didaulat sebagai raja pertama.

Salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang paling terkenal adalah Prasasti Yupa. Prasasti ini menceritakan tentang raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kutai, yakni Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Adapun prasasti ini ditulis dalam Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.

3. Kerajaan Sriwijaya (671-1377 M)

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar yang berada di Pulau Sumatera. Didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, kerajaan ini pernah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8.

Terdapat perdebatan mengenai lokasi kerajaan ini. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang, sementara ada pula yang menyebut bahwa pusat kerajaan berlokasi di Minagatamwan, Jambi. Kerajaan Sriwijaya memiliki cukup banyak peninggalan, seperti prasasti, naskah, piagam, dan berita dari Cina.

4. Kerajaan Singasari (1222-1292 M)

Berbentuk kerajaan maritim karena lokasinya, Kerajaan Singasari pertama kali didirikan oleh Ken Arok di Malang, Jawa Timur pada tahun 1222 M. Kerajaan ini tidak bertahan lama karena terjadi sebuah kudeta yang dipimpin oleh Jayakatwang, salah satu pimpinan Singasari.

Salah satu peninggalan Kerajaan Singasari yang paling terkenal adalah Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton. Ditulis oleh Mpu Prapanca, Kitab Negarakertagama menceritakan raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari. Sedangkan Kitab Pararaton berisikan misteri dari Ken Arok.

5. Kerajaan Majapahit (1293-1500 M)

Berlokasi di sekitar Sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur, kerajaan ini dikenal sebagai salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Tak tanggung-tanggung, kerajaan ini berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia.

Kerajaan Majapahit sangat mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan sebagai sumber ekonominya. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit membangun jalan lalu lintas dan pelabuhan untuk meningkatkan perekonomiannya.

Candi dan kitab adalah sejumlah peninggalan yang paling banyak dibuat Kerajaan Majapahit. Beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit diantaranya Candi Panataran, Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, dan Candi Tikus. Sedangkan untuk kitab terdapat Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma, dan Kitab Arjunawijaya.