Kenapa obat maag harus diminum sebelum makan

Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang umumnya bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.

Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini hanya bekerja saat kadar asam lambung meningkat. Dengan begitu, keluhan akibat naiknya asam lambung, seperti nyeri ulu hati, rasa panas di dada, mual, muntah, atau perut kembung akan mereda.

Antasida dapat bekerja cepat dalam hitungan menit setelah diminum. Perlu diketahui bahwa obat ini hanya digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala dan tidak untuk menyembuhkan penyakit.

Obat antasida dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain untuk meredakan gejala sakit maag, penyakit asam lambung, atau gastritis. Berikut ini adalah beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antasida:

Di beberapa produk obat maag, antasida juga terkadang dicampurkan obat lain, misalnya simethicone atau alginat.

Merek dagang Antasida: Antasida Doen, Biogastron, Dexanta, Gastran, Promag, Gastromag, Gestrig, Konimag, Magasida, Magtral, Mylanta, Polysilane, Simeco

Apa Itu Antasida

Golongan Obat bebas
Kategori Antasida
Manfaat Menetralisir asam lambung
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Antasida untuk ibu hamil dan menyusui Ketegori N: Belum dikategorikanBagi ibu hamil dan menyusui, antasida tergolong aman selama penggunaannya masih sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Sebisa mungkin jangan menggunakan obat tanpa anjuran dokter.
Bentuk obat Suspensi, tablet kunyah

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Antasida

Walau tergolong sebagai obat bebas, penggunaan antasida untuk mengatasi keluhan akibat kenaikan asam lambung tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini adalah:

  • Jangan mengonsumsi antasida jika Anda alergi terhadap obat ini dan kandungan yang ada di dalamnya.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida untuk anak-anak usia di bawah 12 tahun.
  • Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, fenilketonuria (PKU), radang usus, atau penyakit hati, seperti sirosis.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida jika Anda sedang mengalami diare, konstipasi, atau menjalani diet rendah garam.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi antasida jika Anda sedang hamil atau menyusui.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida jika Anda sedang mengonsumsi obat, produk herbal tertentu, atau suplemen.
  • Segera ke dokter bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi antasida.

Dosis dan Aturan Pakai Antasida

Baca aturan pakai yang tertera pada kemasan saat akan mengonsumsi antasida. Salah satu produk antasida yang mengandung 200 mg aluminium hidroksida dan 200 mg magnesium hidroksida dengan sediaan tablet kunyah bisa dikonsumsi 1–2 tablet, 3–4 kali sehari. Untuk obat antasida yang berbentuk suspensi, bisa dikonsumsi 1–2 sendok takar, 3–4 kali sehari. Jika Anda ragu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan lama pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Cara Mengonsumsi Antasida dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi antasida.

Konsumsi antasida tablet kunyah dengan cara mengunyah tablet sebelum ditelan, dan minum air putih setelahnya. Untuk antasida suspensi, kocok botol obat sebelum digunakan. Gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan.

Antasida bentuk tablet kunyah atau suspensi dikonsumsi ketika gejala muncul atau terasa akan muncul. Antasida bia dikonsumsi saat atau segera setelah makan.

Bila Anda lupa mengonsumsinya, disarankan untuk segera mengonsumsinya jika jeda dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obat tertentu secara rutin, berikan jarak sekitar 2–4 jam setelah menggunakan antasida.

Simpan antasida di ruangan dengan suhu kamar. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau terkena paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Antasida dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi obat yang dapat terjadi bila mengonsumsi antasida bersamaan dengan obat lain:

  • Gangguan penyerapan tetrasiklin, cimetidine, ciprofloxacin, chloroquine, hydroxychloroquine, ketoconazole, levothyroxine, rifampicin, chlorpromazine, cefdinir, cefpodoxime, rosuvastatin, besi, atau suplemen vitamin
  • Penurunan efek obat polystyrene sulphonate atau obat velpatasvir
  • Meningkatnya penyerapan obat yang mengandung asam sitrat
  • Meningkatnya pembuangan dari obat salisilat

Efek Samping dan Bahaya Antasida

Secara umum, penggunaan antasida dapat menyebabkan efek samping yang ringan, seperti:

  • Diare
  • Perut kembung
  • Mual dan muntah
  • Kram perut
  • Sembelit

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau semakin berat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti bengkak pada bibir atau kelopak mata, muncul ruam yang gatal di kulit, atau sulit bernapas.

Terakhir diperbarui: 21 Februari 2021

Pernahkah kamu merasakan perut tidak nyaman, sering bersendawa, hingga muncul sensasi terbakar? Bisa jadi itu adalah gejala dari maag. Obat-obatan bisa membantu mengatasinya. Tapi, penting untuk mengetahui cara minum obat maag agar efeknya bekerja maksimal.

Lantas, apa saja obat yang biasa dipakai untuk mengatasi maag? Bagaimana cara minumnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Apa itu maag?

Sebenarnya, maag tidak dikenal dalam dunia medis. Hanya saja, banyak kalangan mendefinisikannya sebagai kumpulan gejala yang muncul akibat gangguan pada lambung. Kondisi itu sering disebut dengan dispepsia.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan maag atau dispepsia. Menurut sebuah publikasi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, penyebab paling umum dari maag adalah peningkatan produksi asam lambung, sehingga terjadi iritasi hingga menimbulkan berbagai gejala.

Meski, dalam beberapa kasus, gejala yang dikenali sebagai maag juga dapat menjadi indikasi dari kanker, kelainan pankreas atau saluran empedu, hingga penyakit tukak lambung.

Apa pun penyebabnya, gejala dari maag biasanya berupa sakit perut, kembung, mual, muntah, merasa tidak nyaman di perut, sensasi terbakar atau heartburn, hingga sering bersendawa.

Baca juga: 5 Bahaya Asam Lambung Rendah: Bisa Picu Heartburn hingga Gangguan Imun

Daftar obat untuk mengatasi maag

Saat mengalami gejala dari maag, ada baiknya kamu tidak mengabaikannya. Berikut daftar obat yang kerap dipakai untuk mengatasi maag:

Antasida

Antasida adalah obat paling umum untuk mengatasi berbagai masalah pada lambung. Obat ini bekerja dengan cara menetralkan asam lambung, sehingga gejala yang muncul akan mereda seiring berjalannya waktu. Salah satu antasida yang cukup populer adalah Mylanta.

Antagonis reseptor H2 (H2RA)

Hampir sama seperti antasida, antagonis reseptor H2 bekerja dengan mengurangi asam lambung. Namun, jika dikonsumsi tak sesuai dosis, obat ini dapat memicu efek samping seperti ruam, diare, mual, muntah, sakit kepala, hingga sembelit. Obat ini biasa dijual dengan merek Pepcid.

Prokinetik

Prokinetik, seperti obat resep bernama Reglan dan Motilium, bekerja dengan meningkatkan fungsi otot (motilitas) di saluran pencernaan. Obat ini harus diminum sesuai resep dokter untuk menghindari efek samping seperti kejang, kelelahan, depresi, dan gelisah.

Penghambat pompa proton (PPI)

Obat untuk maag berikutnya adalah penghambat pompa proton (PPI) seperti Prilosec. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi dan menekan kadar asam lambung, tapi lebih kuat dari H2RA. PPI dapat menyebabkan efek samping seperti diare, batuk, sakit punggung, sembelit, dan pusing.

Baik obat PPI dan H2RA biasanya dipakai untuk mengobati gejala maag akibat tukak lambung. Dua obat itu kerap dikombinasikan dengan antibiotik seperti klaritromisin dan amoksisilin untuk membunuh bakteri H. Pylori.

Cara minum obat maag

Banyak orang masih bingung bagaimana cara minum obat maag, apakah dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Tidak hanya itu, tidak sedikit pula yang masih bertanya apakah obat maag harus dikunyah dulu atau langsung ditelan.

Sebelum atau sesudah makan?

Mengutip dari Web MD, obat untuk mengatasi masalah pada lambung sebaiknya dikonsumsi 30 menit sebelum makan. Pada kondisi yang parah, kamu mungkin harus meminumnya 2 jam sebelum perut terisi makanan.

Cara minum obat maag tersebut bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor yang membuat kamu harus mengonsumsinya dalam keadaan perut kosong. Saat ada makanan yang masuk ke dalam perut, kadar asam lambung akan meningkat.

Bagi pengidap maag, kondisi itu akan memperburuk gejala. Nah, obat harus diminum sebelum makan agar asam lambung bisa ditekan lebih dulu. Sehingga, saat kamu makan, kadar asam lambung akan terkontrol dan tak menimbulkan gejala.

Dikunyah atau langsung ditelan?

Bicara soal cara minum obat maag, kamu perlu tahu apakah obat itu dikonsumsi langsung ditelan utuh atau harus dikunyah. Meski ada yang tersedia dalam bentuk cair, obat maag dalam bentuk tablet biasanya harus dikunyah, bukan langsung ditelan utuh. Mengapa begitu?

Dikutip dari Drugs, obat itu harus dikunyah agar kandungan kalsium karbonat dan bahan aktif lainnya bisa bekerja lebih cepat dan langsung dicerna begitu masuk ke lambung. Jika tidak terbiasa mengunyah, pilih obat maag dalam bentuk cair atau liquid.

Ini tentu berbeda dengan obat yang langsung ditelan, harus menunggu beberapa menit agar zat di dalam obat bisa terserap lebih dulu ke dalam darah, kemudian baru bekerja mengatasi penyakit.

Hal yang perlu diperhatikan

Sebagian obat maag dirancang mempunyai rasa manis, sehingga beberapa orang memilih untuk mengisapnya ketimbang mengunyahnya. Perlu diketahui, mengisap obat maag bisa mengurangi efeknya, dan mungkin butuh waktu lebih lama agar reaksinya bekerja.

Selain itu, jika obat maag seperti antasida tak berhasil meredakan maag hingga dua pekan, hentikan konsumsinya dan segera periksakan diri ke dokter.

Kamu juga sebaiknya tidak sembarangan minum obat maag, terutama jika memiliki masalah pada ginjal atau hati, sedang menjalani diet rendah natrium, serta sedang menjalani pengobatan tiroid. Bagi yang sedang hamil, konsumsi obat maag juga sebaiknya hanya berdasarkan anjuran dokter.

Nah, itulah ulasan tentang cara minum obat maag yang perlu kamu tahu. Jika kondisinya tak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya!

Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA