Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

Limbah bulu ayam selama ini hanya dibuang tanpa diolah dan dimanfaatkan terlebih dahulu sebelumnya. Limbah yang dibuang tersebut dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai macam masalah. Banyak yang belum mengetahui bahwa limbah bulu ayam dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi suatu kerajinan yang memiliki nilai tambah salah satunya adalah Dusun Pelem, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.

Berdasasarkan latar belakang tersebut, salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diketuai Kevin Basu Dewa melakukan program kegiatan untuk memberikan pelatihan pemanfaatan limbah bulu ayam menjadi peluang bisnis yang terintegrasi.

Disampaikan Kevin pada Jumat (25/5), selama ini salah satu tempat pemotongan ayam yang ada di Dusun Pelem, limbah bulu ayam dari hasil pemotongan belum dimanfaatkan maupun dikelola sama sekali. Biasanya limbah bulu ayam tersebut dibuang atau langsung dibakar karena keberadaannya cukup mengganggu terlebih dapat mencemari lingkungan.

“Padahal tanpa disadari limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi kerajinan tangan, yang tentunya dapat menciptakan suatu bisnis yang unik,” ujarnya.

Kevin menuturkan, selama ini bulu ayam yang pada umumnya hanya dimanfaatkan menjadi kemoceng, kini dapat diinovasikan untuk diolah menjadi kerajinan tangan, ubin dinding dan guci salah satunya. “Harapan dari terlaksananya program ini adalah terciptanya peluang bisnis yang terintegrasi di Dusun Pelem melalui pemanfaatan limbah bulu ayam,” ujarnya.

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

Cara membuat kemoceng atau sulak dari bahan tali rapia.

Bahan-bahan yang diperlukan

  • ž  Tali rafia secukupnya
  • ž  Benang sifat
  • ž  Benang jahit
  • ž  Kayu panjang 30 – 40 cm
  • ž  Selotip/isolasi warna
Alat-alat terdiri dari
  • ž  Gunting
  • ž  Cutter
  • ž  Sisir paku (terbuat dari kayu dan ditancapi paku kecil)
  • ž  Jarum/peniti 

Cara membuat

1.       Potong tali Rafia dengan ukuran 20-30 Cm untuk membuat bulu kemoceng

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

2.       Rentangkan benang sifat sepanjang 1-2 m (tali panjang) sebagai tali pengikat utama 

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


3.       Ikatkan tali Rafia yang sudah dipotong (pendek) dengan bentuk terbagi dua sama panjang pada rentangan tali pengikat utama menggunakan benang jahit

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

4.       Ikatan tali Rafia yang sudah jadi

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

5.       Jika ikatan pada tali pengikat utamanya sudah banyak dan memanjang hingga 1-2 m, sisir menggunakan sisir paku hingga berbentuk serabut atau helai rambut tipis, kecil, dan halus. Jika belum mempunyai sisir paku, bisa menggunakan jarum atau peniti untuk menyayat dan membentuk rafia menjadi serabut halus 

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


6.       Tali rafia yang telah disikat halus 

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


7.       Jika sudah halus, potong bagian rambut yang belum rapi menggunakan gunting agar sama panjang. Setelah rapi, ikatkan dengan kencang melingkar (spiral) pada batang kayu dimulai dari atas hingga ke bawah (sekitar 3/4 ukuran batang kayu). Sisihkan tempat (1/4 ukuran batang kayu) sebagai pegangan dan hias serta buat tempat gantungan menggunakan sisa tali Rafia 

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


8.       Buatkan gantungan dengan tali rafia yang telah dipilin, ikat kuat-kuat menggunakan benang sipat.

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

9.       Balutkan selotip/isolasi pada sisa batang kemoceng sampai batas gantungan. 

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


10.   Kemoceng/sulak yang telah jadi dan siap digunakan.

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari


Demikian posting kali ini semoga bermanfaar danselamat berkreasi.

Salah satu Unsur musik Tradisional Nusantara adalah ….*D. AkorC. LaguA. MelodiB. Harmoni​

Jika suatu lagu menggunakan C = do dan akan dinaikkan 2 ½ agar tidak kerendahan, maka nada yang dituju adalah F G D E

Tari8. Permainan levellevel pada gerakandilakukan agar lebih. Menarika. B. BosanC. Rumitd. IndahAIDatau hantuan yang digunakan ket​.

Batik formika bisa dikombinasikan dengan motif batik tradisional, motif apa saja?.

Pada alat musik gamelan, titi laras slendro dalam satu oktav terdapat jarak yang sama antar nada satu dengan yang lain yaitu. ​.

Tuliskan 3 macam alat musik tradisional berdasarkan bentuknya. (Berikan contohnya masing-masing 2)

Pak Harno "Kene Nduk, lungguh kene!"Ratriwonten napa, Pak?Pak Harno Ana PR paroraRalrWonten Ndingaren bapakmundhut pirsa bab PR?Palmano Jare biyen kow … e pengindedi perawat?RatriLha nggih. Lha napasambetipun kaliyan PR?"Tembung krama inggil sing digunakakeing pacelathon kasebut, yaikua Wonten napab. Ndingarenc. Lungguhd. Mundhut pirsa​.

Berikut yang termasuk cara penghalusan bahan limbah adalah …. A. Disetrika B. Divernis C. Diamplas D. Digulungpilih dua​

Bentuk tata panggung dengan posisi ruang utama atau ruang pertunjukan dikelilingi oleh ruang penonton adalah... .

Dalam sejarah perkembangan lagu daerah masa lalu masyarakat kita tidak belajar dengan menggunakan notasi musik seperti sekarang ini tetapi mereka bisa … menyanyikannya, Jelaskan mengapa demikian ?​

Kemoceng adalah salah satu alat pembersih debu yang terdiri dari bagian bulu-bulu (bulu ayam, bulu kalkun, bulu burung unta, maupun dari rafia dan bahan halus lainnya) yang biasanya terpasang atau terikat menjadi satu bagian bulat.[1]

Kemoceng adalah bahan daur ulang yang terbuat dari

Kemoceng

Bentuk kemoceng mengalami perubahan mulai dari bahan bulu, rafia, dan kain, batangnya ada yang dari rotan, kayu, maupun besi, tetapi di pasar tradisional kemoceng biasanya terbuat dari bulu ayam berbatang rotan.[2] Pada mulanya, kemoceng memiliki bentuk panjang dan tipis-tipis, bentuk yang mudah dibuat tetapi kurang efisien untuk melakukan pembersihan.[2] Kemoceng dapat diikatkan ke sebuah pegangan dengan pegangan terbuat dari kayu atau besi.[2] Karena keberagaman bahan dan kekuatan produk yang bermacam-macam, harga kemoceng pun sangat bervariasi.[2]

Kemoceng sudah dipatenkan, setidaknya pada tahun 1876, yaitu oleh Susan Hibbard yang melawan suaminya sendiri, George Hibbard, di pengadilan yang mengurusi hak paten karena suaminya mendaku kemoceng sebagai milik temuannya.[2][3] Kegigihan Susan konon membuka mata orang Amerika tentang banyaknya penemuan dari seorang perempuan yang kemudian dicuri oleh laki-laki.[2] Susan Hibbard mendaku ide kemoceng bermula ketika ia melihat bulu kalkun, yang dia pikir bisa berguna daripada dibuang sebagai limbah.[3] Kemoceng bulu mula-mula terbuat dari bulu angsa yang lembut dan mengalami perubahan seiring banyaknya ide yang muncul kemudian.[3] Bulu angsa waktu itu juga digunakan untuk membuat kuas kecil untuk mentega roti karena sifat lembutnya; mirip dengan kuas oles modern, tetapi kurang populer karena dianggap tidak bergaya.[3] Untuk membuat kuas di perapian dan kompor, mereka masih menggunakan bahan dari sayap angsa, ayam, dan kalkun yang kemudian populer dengan sebutan "kemoceng sayap," meskipun punya kelemahan, yaitu harus dijauhkan dari kucing dan anjing dan juga serangga dan ngengat.[3] Pada 1900, kemoceng yang terbuat dari bulu burung unta lebih disukai karena warnanya yang indah dan lebih efisien untuk mengusir debu karena keawetannya.[3]

Berkas:Robert rempher membuat kemoceng2.jpg

Robert Rempher sedang membuat kemoceng

Baru-baru ini ada sebuah industri kemoceng yang merayakan ulang tahun ke 100 (1913-2013), yaitu Beckner Feather Duster Company.[4] Perusahaan itu merupakan perusahaan kemoceng yang membuat kemoceng dari bulu burung unta asli.[4] Perusahaan ini dirintis oleh dua bersaudara, George Beckner dan Harry Beckner di Afrika Selatan ketika mereka bekerja sebagai misionaris di Kolese Heildelberg.[4] Kemudian, perusahaan itu dipindah pertama kali ke Athol, Massachusetts kemudian ke Bolton, Massachusetts dekat Lancaster Selatan.[4] Mereka membawa bulu burung unta dari Afrika Selatan setidaknya dua kali dalam setahun melalui perjalanan laut.[4] Bagi Margaret Fish Rempher dan suaminya, Robert A. RempherRobert Memper, yang saat ini mengelola perusahaan itu setelah kematian dari orang tua mereka, perusahaan ini merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa.[4]

Berkas:Kemoceng.jpg

Cara pembuatan kemoceng dari bulu burung unta, diambil dari [1]

  1. Di peternakan burung unta, pencabutan bulu atau pemanenan bulu unta dilakukan secara satu persatu dengan menggiring setiap burung unta ke kandang khusus.[5] Pencabutan bulu unta dilakukan dengan hati-hati, baik dalam pemilihan bulu maupun pencabutannya supaya tidak merusak bulu yang lain.[5]
  2. Kemudian bulu dikirim ke pabrik atau industri rumah tangga untuk disortir berdasarkan ukuran, kekuatan, dan warna.[5] Setelah itu mereka mencucinya dan mengeringkannya kembali.[5]
  3. Setelah kering, bulu-bulu yang besar diikat dengan benang bersama dengan bulu seukuran, pun demikian yang kecil-kecil.[5] Selain benang, pengikatan bulu dibantu dengan penggunaan lem untuk mencegah lepasnya bulu-bulu karena sifat licin dan mudah lepas dari ikatan benang.[5]
  4. Penempelan bulu-bulu pada gagang (besi, kayu, rotan) dilakukan sesuai model yang dikehendaki, biasanya dimulai dari golongan ikatan bulu-bulu besar, baru ikatan bulu-bulu kecil.[5]
  5. Proses penyelesaian dilakukan dengan menambahkan gagang untuk gantungan, atau diwarnai warna tertentu untuk memberi perlindungan kemoceng dan memberi gaya supaya lebih menarik.[5]

  1. ^ "kemoceng". artikata.com. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  2. ^ a b c d e f (Inggris) Mary Ellen Snodgrass., Encyclopedia of Kitchen History., New York: Routledge, 2004, Hal. 124
  3. ^ a b c d e f "The feather duster". bordercleaning.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-26. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  4. ^ a b c d e f "CELEBRATING 100 YEARS!". becknerfeatherduster. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 30 April 2014. 
  5. ^ a b c d e f g h "Feather Duster". madehow.com. Diakses tanggal 30 April 2014. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemoceng&oldid=20933609"