KOMPAS.com - Keragaman etnik dan budaya Indonesia artinya Indonesia memiliki suku bangsa dan budaya yang beragam, mencakup rumah adat, pakaian adat, dan tarian daerah. Mengutip KBBI, etnik atau etnis bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial attau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya. Mengutip Kemdikbud RI, etnik atau etnis disebut juga suku bangsa. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut sehingga menjadi identitas. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa adalah gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan asal-usul, tempat asal dan kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa yang satu dengan yang lain adalah bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa di Indonesia Keberagaman bangsa Indonesia terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang tinggal di berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa memiliki ciri atau karakter tersendiri, dalam aspek sosial atau budaya. Menurut data BPS pada 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Suku-suku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan yang membentuk keanekaragaman di Indonesia. Keberagaman kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia, dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat di pegunungan lebih banyak menggantungkan kehidupan dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Masyarakat di pantai mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan berkembang kehidupan sosial masyarakat nelayan. Keragaman Indonesia juga tampak dari seni sebagai hasil kebudayaan daerah. Setiap daerah memiliki hasil karya seni yang berbeda dan menjadi ciri khas daerah masing-masing. Hampir semua daerah atau suku bangsa di Indonesia memiliki tarian dan nyanyian yang berbeda. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Baca juga: Jenis-jenis Keberagaman di Indonesia
Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis.
1.pernyataan tentang keberagaman sosial budaya masyarakat pada daerah tertentu beserta karakteristiknya tolong ya kk butuh jawaban nya di sekitar kita tentu terdapat keragaman budaya. uraikan pendapatmu, mengenai caramu bertoleransi teehadap budaya lain yang berkembang di daerah mu! Tuliskan 2 contoh sikap menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah beserta manfaatnya. (Jawab dengan benar dan singkat) memuji keindahan alam di tempat wisata.alasannya!tolong dijawab yaa pliss pakai alasan yaa memuji keindahan alam di tempat wisata. alasannya?tolong dijawab dong plisss pakai alasan yaa mengapa para wisata mengunjungi pantai manggar Bawang tiwai memiliki banyak manfaat sehingga mendapat julukan A. Si jago obat B. Si umbi ajaib C. Si umbi hebat. Di jawab ya yang bena kalo benar a … Leni dan Bayu berasal dari satu daerah dalam acara ulang tahun sekolah ini menandai menggunakan pakaian adat Abang dan none sesekali mereka berbincang … 3. Asal suku Batak dan Minang adalah .... a. Sumatra c. Kalimantan b. Sulawesi d. Jawa sebutkan nilai dasar yang harus di perhatikan dalam menggambil keputusan bersama Kelompokan etnik atau suku bangsa adalah suatu kelompok manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun definisi ini seringkali gampang diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa jumlah dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.[5] Daftar pokok
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya dipastikan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula dipastikan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dsb. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dsb. Pustaka
Pranala luarSumber : id.wikipedia.org, discussion.web.id, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dsb. Page 2Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar isi
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 3Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar isi
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 4Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar isi
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 5Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar isi
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa berdasarkan percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 6Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya sesuai garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar inti
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa sesuai percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 7Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya sesuai garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar inti
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa sesuai percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 8Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya sesuai garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar inti
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa sesuai percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. Page 9Kelompokan etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya sesuai garis keturunan yang diasumsikan sama.[1] Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompokan tersebut seperti kecocokan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis.[2][1][3] Menurut pertemuan internasional mengenai tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas merupakan sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini merupakan sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun arti ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, mengasumsikan etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompokan.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompokan suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang diasumsikan menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada landasannya merupakan temuan yang relatif baru.[5] Daftar inti
Garis keturunanAnggota suatu suku bangsa pada umumnya diambil keputusan menurut garis keturunan (patrilinial) seperti suku Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa. Adapula diambil keputusan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani untuk yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsa Moro di Filipina Selatan, dan lain sebagainya. Suku bangsa campuranAdapula suku bangsa sesuai percampuran ras seperti Orang Peranakan yang merupakan campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, orang Indo sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, orang Mestis untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, orang Mulato campuran ras Negroid dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan lain sebagainya. Pustaka
Pranala luarSumber : p2k.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, informasi.web.id, dan lain sebagainya. |