Kelebihan tambah daging kruk as

Kalian terpikir ingin memodifikasi bandul kruk-as guna membesarkan kompresi primer motor 2 tak kalian? Ensiklopedia Tuning Motor 2 Tak lewat post kali ini akan sharing pengalaman pribadi tentang modif bandul kruk-as dengan menutup celah-celah pada bandul kruk-as yang kelewat kosong pada mesin motor Satria 120, Rxz, dan Ninja. Memang efek dari memodifikasi bandul kruk-as ini akan berimbas power motor terasa berisi dari putaran bawah sampai atas walaupun masih menggunakan reed valve/rumah membran standar, hanya saja modifikasi pada bandul kruk-as ini di perlukan ketilitian, pengalaman, dan pengetahuan yang mengerjakannya baik dari segi material, senyawa material logam, dan las-las'an yang di gunakan dan jika tidak maka kasus seperti yang di alami saya yaitu lubang pen stang seher bawah tidak center akibat pemuaian dari panas yang di hasil oleh las argon. Berikut ini ialah photo dokumentasi modifikasi bandul kruk-as Satria 120 saya yang gagal karena lubang pen tidak center :

Dengan harapan pengalaman saya tidak terulang dan dapat di revisi oleh kalian yang akan berencana memodif bandul kruk-as juga maka saya harap posting kali ini tuningklopedia dapat mengilhaminya...:D, saya harap kalian sukses dalam memodif bandul ini dan berbagi pengalamannya dengan meninggal komentar di bawah.

Naik stroke tujuannya adalah agar langkah piston bisa lebih panjang dari standarnya. Dengan begitu, torsi yang dimuntahkan oleh mesin bisa lebih besar. Soal stroke up ini sudah pernah dibahas di artikel sebelumnya, yang belum nyimak monggo mampir lagi kesini : Penjelasan Stroke Up Bikin Mesin Rasa Balap. Dan pada kesempatan kali ini gue bakal menuhin janji untuk membahas segala kelebihan dan kekurangan alias plus minus stroke up buat mesin motor harian. 

Nah, motor-motor drag biasanya melakukan ubahan langkah mesin ini untuk mengejar time yang cepat di trek yang pendek. Tapi modifikasi mesin yang ini sebenarnya bisa aja dipakai buat harian loh. Justru pada penggunaan harian, karakter mesin bakal lebih asik buat stop n go. Sampai saat ini, ada 3 metode yang biasa dilakukan mekanik yaitu menggeser big end, pakai pen stroke aftermarket berbentuk offset ataupun swap stroke. Tujuannya sama, tapi masing-masing punya kekurangan dan kelebihan dalam penerapannya. Oke, kita bahas dulu sebelum beralih mengulas plus minus stroke up secara general.

Pen Stroke, Rentan Melintir

Kelebihan tambah daging kruk as
Titik pengelasan pen stroke pada daun kruk as

Kebanyakan mekanik mengubah langkah stroke dengan cara menggeser lubang big end meski terkesan cara tersebut lebih tradisional. Mungkin, beberapa dari mereka punya pengalaman yang kurang berkesan pada pen stroke. Terutama dalam hal durabilitas jika dibandingkan pakai pen stroke. Kalau dianalisa dengan logika sepertinya sangat masuk akal, sebab pen stroke sangat mengandalkan kekuatan las pada big end ke daun kruk as. Kuatnya hasil las tergantung dari kemampuan tukang las. Tapi nggak menutup kemungkinan tetap bisa saja melintir, sebab luas bidang las relatif lebih kecil. Apabila kruk as sudah melintir, mesin bakal bergetar (mungkin lebih tepatnya gempa).

Solusi stroke up dengan biaya murah dan express yang ditawarkan pen stroker tetap saja menggiurkan bagi penghemat isi dompet. Pen stroke aftermarket yang dijual di pasaran kisaran Rp 300 ribu. Ini pun sepaket sama bearing bambu belah dengan pemasangan yang lebih mudah.

Geser Big End Ribet Dan Mahal

Kelebihan tambah daging kruk as
Lubang lama ditutup las, baru kemudian dipasang pen stroke dan dilas

Untuk geser big end, harus dilakukan bengkel bubut terlatih dan spesialis dalam belah membelah kruk as. Nggak cuma itu, skillnya dalam balancing kruk as juga harus dipertimbangkan agar kruk as nggak gampang melintir. Oleh karena itulah, waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama karena banyaknya proses yang dilalui. Dari segi harga, lebih mahal dibanding penggunaan pen stroke aftermarket.

Kelebihan tambah daging kruk as

Piston Assy TDR - Mio 65.75mm 196.5cc

Bore up Yamaha Mio Standar jadi 196cc. Profil piston jenong (Dome)

Lebay, Angin Kompresor Nggak Bagus Saat Ganti Oli? Ini Pendapat Gue

Kelebihan Stroke Up Pada Motor harian

  • Kompresi lebih padat
  • Torsi lebih besar
  • Karakter mesin agresif
  • Bensin relatif lebih irit

Kelebihan tambah daging kruk as

Mengubah langkah piston seperti di atas bikin kompresi mesin menjadi lebih padat sebab piston lebih banyak menghisap dan memampatkan udara. Hasilnya torsi dari mesin motor otomatis bertambah sehingga mesin terasa sangat bertenaga di putaran bawah. Ini juga akan mempengaruhi powerband yang bergeser pada RPM lebih rendah. Maksudnya adalah, power maksimal bakal bisa diraih pada RPM yang lebih kecil. Dan kalian nggak perlu pelintir gas dalam-dalam untuk mengail tenaga, dengan begitu bukaan skep karbu juga nggak terlalu menganga. 

Ring Piston Motor, Dari Fungsi Hingga Tanda Kerusakan

Kekurangan Naik Stroke Buat Motor Harian

  • Getaran mesin lebih terasa
  • Suhu mesin cepat dan lebih panas
  • Perawatan lebih intensif
  • Pemasangan rumit dan mahal

Kurang rata saat membalanskan kruk as bikin mesin gemetar nggak karuan. Mencari titik seimbang saat pemasangan stang piston baru juga terbilang susah. Sementara kalau terjadi kerusakan kruk as, mekanik harus melakukan 2 kali kerja yaitu buka head dan crankcase. Tentunya harga kruk as alias crankshaft itu lumayan mahal. Biaya jasa naik stroke juga lumayan mahal sebab perlu dibawa ke bengkel bubut berpengalaman. Jadi kalau kalian hendak naik stroke buat harian mending kumpulin dulu duitnya. 

Percuma! Mesin sudah kencang tapi tidak mengatur ulang balancer atau bandul di kruk as. Power yang dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk memutar roda.    

Balancer di motor 4-tak berfungsi sebagai pelontar atau bahasa kerennya torsi. Di bebek standar, balancer sekaligus sebagai rumah kopling sentrifugal. “Beratnya 1,4 sampai 1,5 kg,” jelas Nanang Gunawan dari MCC Motorsport yang sudah timbang sentrifugal semua motor bebek.

Kalau di mobil, balancer sama seperti fly wheel. Mekanik lokal biasa menyebut roda gendeng atau roda gila. Apapun istilahnya, yang penting mekaniknya tidak gila. Setuju..!

Kalau di motor bebek balap, sentrifugal yang disebut sebagai fly wheel bobotnya harus diatur ulang. Di motor standar memang sangat berat antara 1,4 sampai 1,6 kg. Karena motor harian dipakai untuk menanjak dan kadang juga menemukan trek yang sangat panjang.

Di motor balap, seperti di pacuan Asep ‘Kancil’ Maulana dari Yamaha SND KYT FDR yang juara MP1 dan MP2. Di MotoPrix Seri IX lalu di sirkuit Subang, menggunakan balancer 300 gram. Memang sangat enteng karena Asep punya bobot yang ringan. Juga dipengaruhi waktu tutup klep isap yang mencapai 65º setelah TMB atau Titik Mati Bawah.

Karena menutup terlambat dan kompresi hanya bermain di angka 13-an, balancer harus dibuat ringan. Termasuk menggunakan magnet YZ supaya enteng.

Di motor Asep, balancer enteng untuk mengimbangi kompresi rendah. Supaya putaran mesin enteng dan mudah berakselerasi. Juga karena sirkuit Subang yang semua treknya pendek.

Jadi, bobot balancer ada hubungan yang saling berkaitan antara seting mesin, bobot joki dan rasio yang digunakan. Juga termasuk trek sirkuit yang dilalui.

Makin enteng, akan dibutuhkan bobot balancer yang ringan. Bagitu juga kalau trek lurusnya sangat panjang, butuh balancer yang berat. Agar top-speed bisa maksimal dibantu lontaran balancer itu.  

Itu yang membuat Koh Nanang memproduksi balancer dalam beberapa pilihan berat. Misalnya untuk Yamaha Jupiter-Z, mantan pembalap era 1970-an itu juga bikin bandul yang bobotnya 350 gram, 400 gram dan 550 gram. Dikasih harga Rp 850 ribu.

Beda lagi kalau untuk Supra X 125 (Karisma) atau Blade. Tersedia bobot 300 gram dan 1,1 kg. Bedanya sangat timpang. Ini perlu diperhatikan. Bobot 1,1 kg ini biasanya dipakai untuk drag bike sampai 200cc. Kapasitas mesin juga berpengaruh terhadap bobot balancer. Namun kalau stroke up atau naik stroke, balancer bisa pasanga yang lebih ringan.

Koh Nanang juga membuat balancer dari bahan dural atau aluminium. Pemilhan bahan itu dimaksudkan supaya diameter lebih lebar karena aluminium ringan. Dengan begitu, diameter bandul jadi lebih besar, bagus untuk mengejar torsi.