bagi bagi poin!!tolong ya kak, butuh banget, btw ga nerima copas
apa merupakan aspek pekerjaan prestise adalah
anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh …
batas suatu negara sering berada jauh dari pusat negara dan mungkin berpindah dari tahun ketahun akibat perubahan alam. hal ini seringkali menjadi awa … l terjadinya sengketa
beberapa contoh aktivitas manusia yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti dibawah ini, kecuali
bentuk nyata program pemerintah indonesia dalam penegakan hak asasi manusia adalah
berkat globalisasi seseorang dapat berbelanja barang-barang kebutuhan sehari-hari secara langsung dari rumah ke rumah melalui internet keadaan ini mer … upakan pengaruh globalisasi dalam bidang
bentuk proses sosial yang bersifat asosiatif adalah ...
berdasarkan subyek yang membutuhkan, kebutuhan dibedakan menjadi ...
budaya politik yang berkembang dalam masyarakat tradisional dan sederhana, di mana spesialisasi sangat kecil adalah tipe budaya
Soal diatas kurang tepat, seharusnya Kabinet Kerja dibentuk pada tanggal 9 April 1957 oleh Presiden Soekarno. Kabinet Kerja atau biasa dikenal dengan zaken kabinet dipimpin oleh Djuanda sebagai menteri pertama. Kabinet Kerja mempunyai program yang disebut dengan Pancakarya yang terdiri dari:
- membentuk Dewan Nasional,
- normalisasi keadaan Republik Indonesia,
- melanjutkan pembatalan KMB,
- memperjuangkan Irian Barat kembali ke wilayah Republik Indonesia,
- mempercepat pembangunan.
Berdasarkan penjelasan diatas, program kabinet ini meliputi penyelenggaraan keamanan dalam negeri, pembebasan Irian Barat, dan melengkapi sandang pangan rakyat.
Kabinet Kerja dicetuskan oleh Sukarno pada 9 Juli 1959 dan dilantik satu hari setelahnya. Sukarno bertindak sebagai kepala pemerintahan yang mengeluarkan tiga kebijakan atau lebih sering disebut Tri Program yang berisi sebagai berikut.
- Melengkapi sandang pangan rakyat dalam waktu yang singkat.
- Menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara.
- Pengembalian Irian Barat ke wilayah Indonesia.
Dalam perjalanannya, Kabinet Kerja mengalami empat perubahan, yakni Kabinet Kerja I, II, III dan IV. Setelah Kabinet Kerja IV berakhir, Presiden Sukarno memakai nama Kabinet Dwikora.
Dengan demikian, isi dari Tri Program Kabinet Kerja pada masa Sukarno meliputi pemenuhan sandang pangan, keamanan, dan pengembalian Irian Barat.
TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kabinet Kerja I adalah kabinet yang dibentuk pada era Presiden Soekarno.
Kabinet Kerja I juga merupakan awal dari demokrasi terpimpin ala Soekarno yang berlangsung sejak 1959 sampai 1965.
Kabinet Kerja I dibentuk pada 10 Juli 1959 di tengah suasana politik dalam negeri yang genting.
Perdana Menteri di pegang langsung oleh Ir Soekarno yang sekaligus menjabat sebagai presiden.
Kabinet Kerja I berakhir pada 18 Februari, setelah itu dibentuk Kabinet Kerja II yang masih dipimpin oleh Presiden Soekarno. (1)
Pembentukan Kabinet Kerja I berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 153 tahun 1959 tanggal 10 Juli 1959.
Awal mula terbentuknya Kabinet Kerja I tidak bisa dilepaskan dari nihilnya Konstituante hasil Pemilu 1955 meski telah bersidang sejak 1956 sampai 1959.
Persaingan antara 30 partai politik saat itu sangat ketat, dampaknya perekonomian hampir mandek.
Melihat situasi yang semakin genting, Kabinet Djuanda, Dewan Nasional, dan Angkatan Bersenjata (ABRI) kemudian mencoba mencari jalan keluar dengan menyepakati dilakukannya intervensi.
Intervensi tersebut akhirnya dilakukan pada 22 April 1959.
Presiden Soekarno, Ketua Dewan Nasional, seluruh anggota Kabinet Djuanda, serta Pimpinan ABRI datang ke Bandung.
Ir Soekarno kemudian berpidato di hadapan 464 dari total 532 anggota Konstituante yang hadir dalam persidangan.
Ir Soekarno kemudian berpidato selama dua setengah jam.
Ia mengkritik cara kerja Konstituante yang tidak mengalami kemajuan selama hampir dua setengah tehun bekerja.
Presiden Soekarno juga mendesak supaya usulan pemerintah supaya Indonesia kembali ke UUD 1945 disetujui dengan segera.
Pidato tersebut kemudian dibukukan dengan judul “Res Publica, Sekali Lagi Res Publica”.
Sehari kemudian, pada 23 April 1959 Presiden Soekarno terbang untuk mengunjungi Turki, Polandia, Hongaria, Rusia, Skandinavia, Brasilia, Argentina, Meksiko, Amerika Serikat, Jepang, Kamboja, hingga Vietnam Utara.
Di dalam negeri, perdebatan di tengah Konstituante terus berlangsung.
PKI dan PNI menerima usulan pemerintah untuk kembali ke UUD 1945, namun Masjumi menolak.
KSAD yang saat itu memegang kekuasaan darurat atas persetujuan Perdana Menteri akhirnya menghentikan sementara kegiatan politik.
Pada 3 Juli 1959 diadakanlah sidang kabinet di Istana Bogor yang dihadiri oleh KSAD dan Ketua Mahkamah Agung.
Sidang tersebut bertujuan untuk merumuskan Dekrit berdasarkan hukum darurat negara.
Dua hari kemudian, pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno membubarkan Konstituante dalam sebuah upacara yang hanya berlangsung selama 15 menit.
Soekarno juga mengumumkan Dekrit Presiden tentang berlakunya kembali UUD 1945.
Setelah membubarkan Konstituante, Soekarno kemudian membubarkan Kabinet Djuanda pada 10 Juli 1959.
Sebagai gantinya, Soekarno kemudian membentuk Kabinet Kerja I yang ia pimpin sendiri sebagai Perdana Menteri pada hari itu juga.
Pembentukan kabinet ini berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 153 tahun 1959 tanggal 10 Juli 1959.
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat hasil Pemilu 1955 yang dibubarkan melalui dekrit 22 Juli menyatakan kesediaannya untuk bekerja terus dan segera dilantik berdasarkan UUD 1945. (2)
Menteri
Perdana Menteri, Soekarno
Menteri Pertama, Djuanda Kartawidjaja
Menteri Keamanan dan Pertahanan, A H Nasution
Menteri Keuangan, Djuanda Kartawidjaja
Menteri Produksi, Suprajogi
Menteri Distribusi, J Leimena (pada 27 Juli 1959 diangkat menjadi Wakil Menteri Pertama)
Menteri Pembangunan, Chaerul Saleh
Menteri Kesejahteraan Rakyat, Muljadi Djojomartono
Menteri Luar Negeri, Subandrio
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Ipik Gandamana
Menteri Sosial dan Kebudayaan, Mohammad Yamin
Untuk kegunaan lain, lihat Kabinet Kerja. Kabinet Kerja I bertugas pada periode 10 Juli 1959–18 Februari 1960.[1][2]
Kabinet Pemerintahan IndonesiaNo
Jabatan
Nama
1.
Perdana Menteri
Soekarno
2.
Menteri Pertama
Djuanda Kartawidjaja
3.
Menteri Keamanan dan Pertahanan
Abdul Haris Nasution
4.
Menteri Keuangan
Djuanda Kartawidjaja
5.
Menteri Produksi
Suprajogi
6.
Menteri Distribusi
Johannes Leimena[3]
(10 Juli–27 Juli 1959)
7.
Menteri Pembangunan
Chaerul Saleh
8.
Menteri Kesejahteraan Rakyat
Muljadi Djojomartono
9.
Menteri Luar Negeri
Subandrio
10.
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Ipik Gandamana
11.
Menteri Sosial dan Kebudayaan
Mohammad Yamin[4]
(10 Juli–30 Juli 1959)
No
Jabatan[5]
Nama
12.
Menteri Muda Penerangan
:
Maladi
13.
Menteri Muda Pertahanan
:
Hidajat
14.
Menteri Muda Kehakiman
:
Sahardjo
15.
Menteri Muda Kepolisian
:
Said Soekanto Tjokrodiatmodjo
16.
Menteri Muda Veteran
:
Sambas Atmadinata
17.
Menteri Muda Keuangan
:
Notohamiprodjo
18.
Menteri Muda Pertanian
:
Azis Saleh
19.
Menteri Muda Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja
:
Sardjono Dipokusumo
20.
Menteri Muda Perburuhan
:
Ahem Erningpradja
21.
Menteri Muda Perhubungan Laut
:
Abdulmutalib Danuningrat
22.
Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon
:
Djatikusumo
23.
Menteri Muda Perhubungan Udara
:
R. Iskandar
24.
Menteri Muda Perdagangan
:
Arifin Harahap
25.
Menteri Muda Perindustrian
:
Soeharto Sastrosoeyoso
26.
Menteri Muda Agraria
:
Sadjarwo Djarwonagoro
27.
Menteri Muda Transmigrasi/ Koperasi Pembangunan Masyarakat Desa
:
Achmadi Hadisoemarto
28.
Menteri Muda Kesehatan
:
Satrio
29.
Menteri Muda Agama
:
K.H.M. Wahib Wahab
30.
Menteri Muda Pendidikan dan Kebudayaan
:
Prijono
31.
Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat
:
Soedibjo dan Soedjono
32.
Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pertambangan
:
Chaerul Saleh
33.
Menteri Muda Sosial
:
Muljadi Djojomartono
34.
Menteri Muda Penghubung dengan Legislatif
:
W.J. Rumambi
35.
Menteri Muda Penghubung dengan Ulama
:
Fattah Jasin
No
Jabatan
Nama
36
Kepala Staf Angkatan Darat
A.H. Nasution
37
Kepala Staf Angkatan Udara
S. Surjadarma
38
Kepala Staf Angkatan Laut
R.E. Martadinata
39
Kepala Staf Kepolisian
Said Soekanto Tjokroatmodjo
(sampai 15 Desember 1959)[6],
Soekarno Djojonegoro
(sejak 15 Desember 1959)
40
Jaksa Agung
a.i. Gatot Taroenamihardja
(sampai 22 September 1959)[7],
R. Goenawan
(sejak 31 Desember 1959)
41
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung
Roeslan Abdulgani
(sejak 15 Agustus 1959)[8]42
Ketua Dewan Perencanaan Nasional
Muhammad Yamin
(sejak 15 Agustus 1959)
43
Ketua Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
(sejak 15 Agustus 1959)
- Simanjuntak, P. N. H. (2003) (in Indonesian), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi, Jakarta: Djambatan, pp. 199–207, ISBN 979-428-499-8
- (Indonesia) Profil Kabinet Kerja I pada situs web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia[pranala nonaktif]
Didahului oleh: Kabinet Djuanda |
Kabinet Kerja I 1959–1960 |
Diteruskan oleh: Kabinet Kerja II |
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kabinet_Kerja_I&oldid=19223572"