PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
Analisis Biaya Produksi Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan
Penulis Utama | : | Husni Mubarak |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | |
Tahun | : | 2009 |
Judul | : | Analisis selisih biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung pada pt djitoe Indonesia tobako solo |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - F. Ekonomi - 2009 |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-F. Ekonomi Prog. D III Akuntansi-F.3306143-2009 |
Subyek | : | BIAYA |
Jenis Dokumen | : | Laporan Tugas Akhir (D III) |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Abstrak | : | PT Djitoe Indonesia Tobako merupakan salah satu perusahaan rokok terkemuka di kota Solo yang menghasilkan berbagai jenis rokok, diantaranya jenis gold executive dan jenis slim. Dalam rangka pengendalian biaya produksi, PT Djitoe Indonesia Tobako menggunakan sistem biaya standar untuk mengendalikan penyimpangan biaya produksi. Penyimpangan biaya produksi perlu dianalisis dan dicari penyebabnya sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan manajerial. Pada penelitian ini, penulis ingin melakukan penelitian tentang kemungkinan terjadinya selisih biaya produksi, khususnya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada PT Djitoe Indonesia Tobako. Dengan melakukan analisis selisih biaya produksi dapat diketahui apakah penetapan standar biaya produksi selama ini sudah tepat atau belum. Namun karena ketersediaan data yang ada, yaitu ketiadaan standar khusus untuk biaya overhead pabrik, maka penelitian ini hanya berfokus pada analisis selisih biaya produksi langsung beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan objek penelitian rokok jenis gold executive dan jenis slim. Dari hasil analisis menukjukkan terjadinya selisih harga bahan baku langsung dan selisih efisiensi upah yang tidak menguntungkan, masing-masing sebesar Rp 179.902.500,- dan Rp 81.000.000,- karena perusahaan kurang selektif dalam menentukan pemasok bahan baku langsung dengan harga dan kualitas sesuai standar. Hal ini disebabkan harga dan kuantitas bahan baku langsung sesungguhnya yang digunakan dalam proses produksi selama tahun 2008 lebih tinggi daripada standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka penulis mengajukan saran agar PT Djitoe Indonesia Tobako lebih selektif dalam mencari dan menentukan pemasok bahan baku langsung dengan harga dan kualitas sesuai standar. Selain itu, perusahaan harus lebih cermat dan hati-hati dalam menentukan standar biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung agar tidak terjadi selisih tidak menguntungkan yang cukup signifikan. |
File Dokumen Tugas Akhir | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
File Dokumen Karya Dosen | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : | 1. Lulus Kurniasih,SE., M.Si., Ak |
Catatan Umum | : | 3435/2009 |
Fakultas | : |
Analisa selisih biaya produksi merupakan proses menganalisa selisih biaya yang timbul karena perbedaan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan biaya standar, dan menentukan penyebab selisih biaya tersebut. Biaya produksi terdiri dari tiga komponen yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, maka selisih biaya produksi juga dianalisis menurut tiga jenis biaya produksi tersebut. (Abdul Halim, 2010).
Menurut Abdul Halim (2010 ), “Biaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk tertentu”. Biaya bahan baku standar terdiri dari dua komponen yaitu:
-
Penentuan harga bahan baku standar
Harga bahan baku standar adalah harga bahan baku yang diharapkan oleh perusahaan berlaku selama periode tertentu. -
Kuantitas bahan baku standar
Kuantitas bahan baku standar adalah kuantitas bahan baku yang seharusnya dipakai untuk membuat satu satuan produk tertentu.
Menurut Abdul Halim (2010 ), “Analisa selisih biaya bahan baku adalah selisih biaya bahan baku yang disebabkan oleh adanya biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya”.
Selisih biaya dapat disebabkan oleh :
- Perbedaan antara harga standar dengan harga sesungguhnya.
- Perbedaan antara kuantitas standar dengan kuantitas sesungguhnya.
Menurut Mulyadi (2007 ) terdapat tiga model analisa selisih biaya bahan baku yaitu:
-
Metode Analisa Satu Selisih
Dalam model ini selisih antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan biaya bahan baku standar tidak dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas yang disebut selisih total bahan baku.Secara matematis perhitungannya dilakukan sebagai berikut:
ST = (Hst x Kst) (HS x KS)Keterangan : ST = Selisih Total HS = Harga Sesungguhnya HSt = Harga Standar KS = Kuantitas Sesungguhnya
KSt = Kuantitas Standar
-
Metode Analisa Dua Selisih
Dalam model ini selisih antara biaya bahan baku sesungguhnya dengan biaya bahan baku standar dipecah kedalam dua macam selisih yaitu selisih harga dan selisih kuantitas.-
Selisih Harga Bahan Baku
Selisih harga bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara harga bahan baku yang dibeli dengan harga bahan baku standar.Secara matematis selisih harga bahan baku yang dipakai dapat dirumuskan sebagai berikut:
SH = (HSt - HS) KSKeterangan : SH = Selisih Harga HS = Harga Sesungguhnya HSt = Harga Bahan Baku Standar
KS = Kuantitas Sesungguhnya
-
Selisih Kuantitas Bahan Baku
Selisih kuantitas bahan baku adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan baku yang dipakai dengan kuantitas standar.Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut:
SK = (KSt – KS) HStKeterangan : SK = Selisih Kuantitas KS = Kuantitas Sesungguhnya KSt = Kuantitas Standar
HSt = Harga Standar
-
-
Metode Analisa Tiga Selisih
Metode analisis tiga selisih merupakan perluasan dari model analisa dua selisih, dimana selisih harga bahan baku dipisahkan menjadi selisih harga dan selisih campuran.Secara matematis Metode analisa tiga selisih dapat dirumuskan sebagai berikut:
SH = (HSt - HS) KSt
SK = (KSt - KS) HSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt - KS)Keterangan : SH = Selisih Harga Bahan Baku SK = Selisih Kuantitas Bahan Baku SHK = Selisih Harga Bahan Baku Dan Selisih Kuantitas BB HS = Harga Bahan Baku Sesungguhnya HSt = Harga Bahan Baku Standar KS = Kuantitas Bahan Baku Sesungguhnya Yang Dipakai
KSt = Kuantitas Standar Bahan Baku
b. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Abdul Halim (2010), “Analisa selisih biaya tenaga kerja langsung adalah selisih biaya tenaga kerja langsung yang disebabkan oleh adanya biaya tenaga kerja langsung standar dengan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya”.
Menurut Abdul Halim (2010) terdapat tiga model analisa selisih biaya tenaga kerja langsung yaitu:
-
Model Analisa Satu Selisih Selisih upah langsung adalah selisih antara biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya terjadi dengan biaya tenaga kerja standar
SUL = Upah Langsung Seungguhnya – upah langsung standar
SUL = (Tss x JKss) - (Tst x JKst)Keterangan : SUL = Selisih Upah Langsung Tss = Tarif Upah Sesungguhnya Tst = Tarif Upah Standar JKss = Jam Kerja Sesungguhnya
JKst = Jam Kerja Standar
-
Model Analisa Dua Selisih
-
Selisih Tarif Upah Langsung Selisih tarif upah langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar.
STU = (Tss x JKss) – (Tst - JKss)
STU = (Tss - Tst) JKssKeterangan : STU = Selisih Tarif Upah Langsung Tss = Tarif Upah Langsung per Jam Sesungguhnya Tst = Tarif Upah Langsung per Jam Standar
JKss = Jam Kerja Sesungguhnya
-
Selisih Efisiensi Upah Langsung Selisih efesiensi upah langsung adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan atara jam kerja sesungguhnya yang dipakai dengan jam kerja standar.
SEU = (JKss x Tst) – (JKst x Tst)
SEU = (JKss – JKst) TstKeterangan : SEU = Selisih Efesiensi Upah Langsung JKss = Jam Kerja Sesungguhnya JKst = Jam Kerja Standar
Tst = Tarif Upah Langsung Standar per Jam
-
-
Model Analisa Tiga Selisih Model analisa tiga selisih merupakan perluasan dari model analisa dua selisih, dimana selisih tarif upah langsung dipisahkan menjadi dua yaitu selisih tarif dan selisih tarif efesiensi.
STU = (Tss-Tst) x JKst
SEU = (JKss-JKst) x Tst
STE = (Tss- Tst) x (JKss-JKst)Keterangan : STU = Selisih Tarif Upah Langsung SEU = Selisih Efesiensi Upah Langsung STE = Selisih Tarif Efisiensi Upah Langsung Tss = Tarif Upah Langsung Sesungguhnya Tst = Tarif Upah Langsung Standar JKss = Jam Kerja Sesungguhnya
JKst = Jam Kerja Standar
c. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Menurut Ibnu Subiyanto, “Perhitungan selisih biaya overhead pabrik sama dengan selisih bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Tetapi overhead pabrik terdiri dari beberapa jenis biaya ada yang variabel dan ada yang tetap”. (Ibnu Subiyanto, 1993).
Menurut Abdul Halim, “Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan overhead pabrik standar”. (Abdul Halim, 2010).
Ada empat metode yang digunakan untuk menghitung biaya overhead pabrik yaitu :
-
Model Analisa Satu Selisih Selisih biaya overhead total adalah selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk.
SBOP = BOPss – BOPst
SBOP = BOPss - (Kpst x Tst)Keterangan : SBOP = Selisih Biaya Overhead Pabrik Total BOPss = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Kpst = Kapasitas Standar
Tst = Tarif Standar BOP ( tarif tetap standar + tarif variabel standar)
-
Model analisa dua selisih
-
Selisih terkendalikan Selisih terkendalikan (controllable variance) adalah selisih biaya yang disebabkan oleh perbedaan antara biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar (angaran fleksibel pada kapasitas standar).
SET = BOPss – BOPKst
SET = BOPss - [BTA + (Kpst x TVst)]
SET = BOPss - [(KN x TTst) + (Kpst x TVst)]Keterangan : SET = Selisih Terkendalikan BOPss = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya BOPKst = BOP Yang Dianggarkan Pada Kapasitas Standar BTA = Biaya Overhead Tetap Yang Dianggarkan Kpst = Kapasitas Atau Jam Standar KN = Kapasitas Normal, yaitu Kapasitas yang Dipakai Dasar Menghitung Tarif Standar TVst = Tarif Variabel Standar
TTst = Tarif Tetap Standar
-
Selisih volume
Selisih volume (volume variance) adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk.
SV = BPOKst - BOPstKeterangan : SV = Selisih Volume BPOKst = Biaya Overhead Pabrik (anggaran pada kapasitas standar)
BOPst = Biaya Overhead Standar atau BOP Dibebankan kepada Produk Melalui Rekening Barang Dalam Proses
-
-
Model Analisa Tiga Selisih
-
Selisih Anggaran
Selisih anggaran atau selisih pembelajaran (spending variance) adalah selisih biaya yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara biaya overhead sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pada kapasitas sesungguhnya.
SA = BOPss – BOPKss
SA = BOPss - [BTA + (Kpss x TVst)]
SA = BOPss - [(KN x TTst) x (Kpss x TVst)]Keterangan : SA = Selisih Anggaran BOPss = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya BOPKss = Biaya Overhead Pabrik BTA = Biaya Overhead Pabrik telah Dianggarkan KN = Kapasitas Normal Kpss = Kapasitas Sesungguhnya TTst = Tarif Tetap Standar
TVst = Tarif Variabel Standar
-
Selisih kapasitas
Selisih kapasitas (capacity variance) adalah selisih antara biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead yang dibebankan.
SK = BOPKss – BOPBKeterangan : SK = Biaya Overhead Pabrik pada Kapasitas Sesungguhnya
BOPB = Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
-
Selisih Efisiensi
Selisih efisiensi (efficiency variance) adalah selisih antara biaya overhead dibebankan dengan biaya overhead pabrik standar.
SE = BOPB – BOPst
SE = (Kpss xTst) – (Kpst x Tst)
SE = (Kpss – Kpst) TstKeterangan : SE = Selisih Efisiensi BOPB = Biaya Overhead Pabrik Dibebankan BOPst = Biaya Overhead Pabrik Standar KPss = Kapasitas Sesungguhnya KPst = Kapasitas Standar
Tst = Tarif Total Standar
-
-
Model analisa empat selisih Model analisa empat selisih merupakan perluasan dari model analisa tiga selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap.
SA = BOPss – (KN x TTst) + (Kpss x TVst)
SK = (KN – Kpss) TTst
SEV = (Kpss – Kpst) TVst
SETt = (Kpss – Kpst) TTstKeterangan : SA = Selisih Anggaran SK = Selisih Kapasitas SEV = Selisih Efisiensi Variabel SETt = Selisih Efesiensi Tetap BOPss = Biaya Overhead Sesungguhnya KN = Kapasitas Normal KPss = Kapasitas Sesungguhnya KPst = Kapasitas Standar TVst = Tarif Variabel Standar
TTst = Tarif Tetap Standar