Jelaskan sikap tepo seliro dapat merajut PERSATUAN dan KESATUAN bangsa menuju KEUTUHAN NKRI

Jelaskan sikap tepo seliro dapat merajut PERSATUAN dan KESATUAN bangsa menuju KEUTUHAN NKRI

Jelaskan sikap tepo seliro dapat merajut PERSATUAN dan KESATUAN bangsa menuju KEUTUHAN NKRI
Lihat Foto

Dok. Humas Pemprov Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan teman masa kecilnya saat menggelar open house Idul Fitri 1440 Hijriyah di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (7/6/2019).

KOMPAS.com - Tenggang rasa adalah sikap kita dalam menyikapi perbedaan sehingga tidak menyakiti ataupun menyinggung orang lain.

Dengan tenggang rasa kita dapat berlaku baik pada orang lain walaupun orang tersebut banyak memiliki perbedaan dengan kita.

Dilansir dari Psychology Today, ini adalah aturan emas dalam bermasyarakat di mana jika kita ingin diperlakukan baik oleh orang lain maka kita juga harus memperlakukan orang lain dengan baik. Tenggang rasa membuat kita lebih berhati-hati dalam setiap perbuatan kita.

Untuk lebih memahami tentang tenggang rasa, yuk simak contoh-contoh perilaku tenggang rasa dalam kehidupan bermasyarakat di bawah ini!

  • Menghormati hak asasi setiap manusia tanpa terkecuali.
  • Mengendalikan kata-kata saat sedang marah sehingga tidak keluar kalimat yang dapat menyakiti orang lain.
  • Tidak merendahkan dan menghina orang lain karena status sosial maupun karna kegagalannya.
  • Memberikan dukungan berupa kata-kata penyemangat maupun penghibur kepada teman yang sedang bersedih.
  • Membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah.
  • Tidak mengucapkan kata-kata kasar maupun tidak sopan kepada orang tua.
  • Membantu sesama manusia yang sedang kesusahan ataupun mengalami musibah.
  • Tidak menganggap remeh orang lain hanya karena merasa diri kita lebih pintar, lebih kaya, lebih cantik, atau lebih mapan.
  • Tidak membeda-bedakan manusia karena ras, agama, kebangsaan, maupun disabilitas.
  • Tidak menghina orang lain karena keadaan fisiknya yang berbeda dengan kita.
  • Menghormati pendapat orang lain siapapun yang mengemukakannya dan walaupun pendapat tersebut bertentangan dengan prinsip hidupmu.
  • Menanggapi pendapat orang lain yang tidak sesuai prinsipmu dengan kata-kata yang sopan dan tidak menyinggung.
  • Menyisihkan uang jajan untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan.
  • Ikut membantu dalam kegiatan sosial bagi korban bencana alam seperti menyumbang barang, uang, mengajak teman untuk turut membantu, ataupun menjadi sukarelawan.
  • Memberikan pujian pada pencapaian orang lain dengan tulus namun tidak berlebihan.
  • Membiasakan berkata maaf saat melakukan kesalahan baik ucapan maupun perilaku.
  • Membiasakan berkata terimakasih saat dibantu ataupun diberikan sesuatu oleh orang lain.
  • Membiasakan berkata tolong saat meminta bantuan dan menghindari kata-kata suruhan yang tidak sopan.
  • Tidak menghina, mengucilkan, dan menganggu teman yang berbeda agama dengan kita.
  • Selalu menerapkan sopan santun kepada siapapun terutama orang yang lebih tua.
  • Selalu menjawab salam atau sapaan dari orang lain, bahkan lebih baik jika kita menyapa terlebih dulu.
  • Menghormati pekerjaan orang lain misalnya tidak menginjak lantai yang baru di pel, tidak sembarangan membuang sampah karena ada tukang sampah yang memungut, dan mengucapkan terimakasih pada pramusaji yang mengantarkan pesananmu di rumah makan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Jawaban:

Penjelasan:

1) Cinta Tanah Air

Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:

• Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

• Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

• Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

• Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan

Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:

• Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.

• Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.

• Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.

• Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,

• Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

• Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam.

• Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan

3) Rela Berkorban

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

• Partisipasi tenaga

• Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :

• Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.

• Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.

• Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.

• Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :

• Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

• Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.

• Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.

• Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

• Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.

• Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan. Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyambut baik diselenggarakannya do'a bersama guna menciptakan suasana damai demi menjaga persatuan, kesatuan dan keselamatan bangsa, yang digelar di Masjid Al-Muhajirin, Bandarlampung, Rabu (23/10/2019).

"Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung, saya menyambut baik diselenggarakannya kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Agama untuk menyelenggarakan doa bersama guna kedamaian persatuan dan kesatuan keselamatan bangsa di tingkat Provinsi Lampung, khususnya setelah melaksanakan rangkaian Pilpres hingga Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI pada tanggal 20 Oktober 2019 yang lalu," ujar Gubernur Arinal yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Irwan Sihar Marpaung.

Sejak negara ini diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bapak Ir. Soekarno-Hatta, lanjut Irwan, bangsa Indonesia senantiasa dihadapkan pada realita bahwa karakteristik bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan heterogen, memiliki keanekaragaman Suku, Ras, Agama dan Golongan.

"Kondisi bangsa Indonesia yang heterogen harus diimbangi dengan sikap toleransi, tepo seliro, menghargai adanya pluralisme secara perlahan mulai terkikis diterjang derasnya gelombang globalisasi," jelas Irwan.

Menurut Irwan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dulu menjadi perekat tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak boleh ditinggalkan.

"Terkikisnya sikap toleransi dan saling menghormati tentu tidak boleh dibiarkan, karena dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, membahayakan keutuhan wilayah NKRI, serta akan memperlemah salah satu pilar kebangsaan, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Oleh sebab itu, kita semua harus terus membangun dan menggelorakan kembali kesadaran dan semangat toleransi, sikap saling menghormati dan menghargai dalam kemajemukan," ujar Irwan.

Irwan juga menjelaskan bahwa saat ini Provinsi Lampung masih dalam kondisi aman dan harmonis. "Kondisi yang kondusif ini harus senantiasa kita pelihara sebagai pilar utama dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sekaligus sebagai wujud persatuan dalam menjalankan program pembangunan di Provinsi Lampung," ujarnya.

Irwan mengimbau agar semua pihak senantiasa mengedepankan kearifan dan etika, saling menghargai, saling tolong menolong sehingga mampu membentengi diri dari pengaruh negatif upaya memecah belah umat.

"Saya berharap kita semua bersikap arif dan bijaksana dalam menjawab permasalahan yang dihadapi oleh umatnya dan memberikan perhatian yang lebih serius terhadap perkembangan moral masyarakat, serta menjadikan Provinsi Lampung sebagai percontohan kerukunan umat beragama," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam Provinsi Lampung Ismail Soleh, selaku Ketua Panitia, menjelaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka memanjaatkan do'a kepada Allah untuk kedamaian dan keamanan Negara Indonesia.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memohon rahmat kepada allah agar Indonesia senantiasa bersatu dan selamat dari marabahaya, serta penuh keberkahan," jelasnya. (