Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0 Serang, 25 November 2017 91 halnya dengan kondisi di level nasional, nampaknya kontribusi sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi primadona eksport dari wilayah Provinsi Banten masih menggantungkan pada sub sektor fashion yang terdiri dari komoditas pakaian serta sepatu dan peralatan kaki lainnya (golongan barang utama menurut SITC 2 digit). Kondisi ini terlihat dari data eksport import Provinsi Banten tahun 2016 yang menyebutkan bahwa eksport sepatu dan peralatan lainnya memegang kontribusi paling besar terhadap seluruh komoditas eksport yang berasal dari Provinsi Banten. Jika ditarik kebelakang, hal ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan masa sebelum industri kreatif digaungkan dan dianggap sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian. Secara lebih lengkap disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3. Eksport non migas 10 golongan barang utama menurut SITC 2 digit tahun 2015 dan 2016 % Perubahan 2016 thd 2015 Sepatu dan peralatan kaki lainnya (85) Mesin listrik dan alat-alatnya (77) Benang tenun, kain tekstil dan hasil-hasilnya (65) Logam tidak mengandung besi (68) Kertas, kertas karton dan olahannya (64) Sumber: Ekspor dan Impor Provinsi Banten, BPS Provinsi Banten 2017 Melihat peran ekonomi kreatif dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah memang tidak dapat hanya berlandaskan pada kontribusi sektor tersebut dalam peningkatan nilai ekspor. Banyak produk sub sektor ekonomi kreatif berupa produk barang dan jasa yang dikonsumsi dalam lingkup domestik namun memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja. Dalam Blue Print pengembangan ekonomi kreatif yang diterbitkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia (tahun 2008), yang diperkuat dengan Inpres nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, terdapat empat belas sub sektor ekonomi yang dapat dikembangkan yakni periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion (mode), film, video, dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. Subsektor ekonomi kreatif ini mengalami perubahan menjadi 16 sub sektor seiring dengan keluarnya Perpres nomor 72 tahun 2015 yaitu: aplikasi dan game developer, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio. Letak geografis provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan, serta beragamnya objek wisata yang dimiliki merupakan peluang untuk terus mengembangkan sektor ekonomi kreatif diluar sub sektor fashion. Beragamnya objek wisata harus diikuti dengan promosi dalam bentuk penyelenggaraan event-event wisata sehingga mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Keunggulan komparatif Provinsi Banten yang berbatasan langsung dengan ibu kota jakarta merupakan peluang bagi penyelenggaraan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Berbagai jenis produk ekonomi kreatif yang dipamerkan dan dijual mengiringi kegiatan MICE tentu dapat mendorong tumbuhnya pelaku kreatif sehingga dapat mampu mendukung ekonomi regional dan nasional. Para wisatawan MICE pada umumnya mempunyai lama tinggal lebih panjang, karena mengikuti kegiatan pre and post tour dengan berbagai program seperti ladies and children program sehingga secara keseluruhan pengeluaran wisatawan tersebut lebih besar (Warta Eksport, 2011). Kegiatan MICE yang selama ini banyak dilangsungkan di wilayah Kota Tangerang ataupun Tangerang Selatan harus dapat dimanfaatkan pelaku ekonomi kreatif di wilayah lainnya di Provinsi Banten sebagai ajang promosi dan dagang. Keunggulan lainnya yang dimiliki Provinsi Banten adalah banyaknya kaum intelektual yang berasal dari perguruan tinggi baik negeri atau pun swasta serta lembaga penelitian dan pengembangan yang ada di kawasan Puspiptek Serpong yang tentu saja dituntut untuk melahirkan ide-ide inovatif untuk |