Jelaskan latar atau setting cerita di atas

tirto.id - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pengkajian karya sastra, terdapat beberapa unsur intrinsik, yang berperan sebagai pembangun puisi, cerita (prosa), dan drama. Biasanya, karya sastra memuat sebuah tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, serta sudut pandang.

Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam Teori Pengkajian Sastra (2009:23), unsur instrinsik didefinisikan sebagai penyusun karya yang identitasnya terdapat dalam karya itu sendiri. Baik secara jelas (eksplisit), maupun tidak (implisit), biasanya pembaca dapat mengetahui unsur-unsur tersebut setelah membaca tulisan terlebih dahulu.

Di antara beberapa unsur ini, terdapat salah satu pembangun yang disebut latar. Latar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu latar waktu, suasana, dan tempat. Ketiganya memiliki peran masing-masing dalam menggambarkan kondisi tokoh, lingkungan atau kejadian, dan kapan peristiwa itu berlangsung.

Sebenarnya, pemahaman latar bukan hanya dipakai untuk memahami informasi dalam karya sastra saja (implisit dan ekspilsit). Namun, bisa juga untuk mengetahui sesuatu yang terjadi dalam berita, tulisan sejarah, dan lain-lain (kebanyakan eksplisit). Lantas, apa arti tiga jenis latar ini?

Pengertian Latar Waktu, Suasana, dan Tempat

Dalam buku Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Untuk SMA & MA Kelas X (halaman 25-26) yang diterbitkan Grasindo, latar waktu merupakan penggambaran kapan peristiwa dalam sebuah karya itu berlangsung.

Sementara latar suasana adalah kondisi batin tokoh (perasaan individu) dan fisik sekitar (kondisi lingkungan) yang bisa membawa pembaca mengetahui bagaimana perasaan dalam tulisan. Sedangkan latar tempat mengungkapkan di mana lokasi terjadinya sebuah cerita yang ditulis pengarang.

Penulis biasanya memiliki pilihannya masing-masing ketika ingin mencantumkan ketiga latar ini, mulai dari penggambaran langsung melalui kata-kata (eksplisit) hingga memberikan isyarat tertentu agar pembaca bisa menelaahnya sendiri (implisit). Berikut ini contoh latar dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Contoh Latar Waktu

Eksplisit:

1. Setiap pagi saya mandi.

2. Dua tahun lalu kamu meninggalkanku.

3. Bapak pulang kampung besok.

4. Tiap malam saya begadang.

5. Tahun depan Budi pindah ke luar negeri.

Implisit:

1. Monica berangkat sekolah (pagi hari).

2. Ayam berkokok (waktu fajar).

3. Sebulan ini saya tidak boleh makan dan minum (bulan Ramadan).

4. Adzan maghrib terdengar (sekitar jam 6 sore).

5. Besok, semua orang akan saling memaafkan (Hari Raya Idul Fitri).

Contoh Latar Suasana

Eksplisit:

1. Saya sangat senang melihat Anda.

2. Ibu sedih melihat saya nakal.

3. Budi merasa cemas karena tidak mengerjakan PR.

4. Guru olahraga itu marah ketika siswanya malas.

5. Saya dan adik saya takut menonton film horor.

Implisit:

1. Di sini tidak ada orang (sepi).

2. Pestanya terlalu banyak orang (ramai).

3. Kedua pasangan itu saling berpegangan tangan (romantis).

4. Para tentara diam-diam memantau musuhnya (sunyi).

5. Semua binatang di Ragunan bersuara (berisik).

Contoh Latar Tempat

Eksplisit:

1. Saya berada di Jakarta.

2. London adalah tempat kelahiran saya.

3. Perpustakaan itu ada di ujung lorong.

4. Ruangan itu penuh hantu.

5. Sekarang saya belajar di rumah.

Implisit:

1. Seluruh buku tersusun rapi di sini (perpustakaan).

2. Saya dikelilingi pohon setiap berjalan (hutan).

3. Di atas pasir kami melihat matahari dan hamparan ombak (pantai).

4. Saya tinggal di bawah atap surga (rumah).

5. Lalu lalang kereta terdengar jelas di sini (dekat rel).

Baca juga:

  • Apa Itu Unsur Intrinsik, Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen dan Novel
  • Apa yang Dimaksud Biografi: Tokoh, Pengertian, Contoh dan Struktur
  • Apa yang Dimaksud Unsur Intrinsik dalam Cerita dan Puisi?

Baca juga artikel terkait LATAR WAKTU atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/ale)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Latar atau tumpu “setting” cerita adalah gambaran tempat waktu, atau segala situasi di tempat terjadinya peristiwa. Latar ini erat hubungannya dengan tokoh atau pelaku dalam suatu peristiwa. Oleh sebab itu, latar juga sangat mempengaruhi suasana peristiwa, pokok persoalan dalam cerita dan tema cerita.

Jelaskan latar atau setting cerita di atas

Adapun beberapa para ahli memberikan definisi mengenai latar yang diantaranya yaitu:

Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita

Latar tempat atau latar waktu dalam karya sastra akan mempengaruhi inti cerita dan pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang.

Latar ialah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.

Latar cerita atau setting ialah sesuatu keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud latar ialah tempat, waktu dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita yang akan mempengaruhi inti cerita dan pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang, melingkupi keadaan pelaku dalam sebuah cerita.

Jenis-Jenis Latar

Jenis atau macam-macam latar diantaranya sebagai berikut ini:

Yaitu saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang telah terjadi. Seperti misalnya: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, dizaman dulu, dimasa depan dan lain sebagainya.

Yaitu dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau peristiwa didalam cerita. Seperti misalnya: didalam bangunan tua, di sebuah gedung, dilautan, didalam hutan, di sekolah, disebuah pesawat, di ruang angkasa dan lain sebagainya.

Yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku melakukan sesuatu. Seperti misalnya: saat galau, gembira, lelah dan lain sebagainya.

Yaitu peralatan apa saja yang diperlukan atau dipakai si pelaku dalam suatu cerita, seperti misalnya: tombak, pistol, pedang, buku, pulpen dan lain sebagainya.

Fungsi Latar

Fungsi dari latar sendiri yaitu untuk memberikan suatu gambaran yang jelas supaya peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu karya sastra benar-benar terjadi atau memberikan informasi yang jelas mengenai situasi didalam sebuah cerita.

Contoh Latar Cerita

Batu Golog

Cerita dari Nusa Tenggara Barat

Jelaskan latar atau setting cerita di atas

Pada zaman dahulu di Daerah Padamara dekat Sungai Sawing, hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain. Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan ke desa-desa menawar-kan tenaganya untuk menumbuk padi.

Kalau Inaq Lembain menumbuk padi, maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya di atas sebuah batu ceper di dekat tempat ia bekerja.

Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat anaknya duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja dan tidak menghiraukan anaknya.

Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk,” kata Inaq tanpa memerhatikan anaknya.

Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.

Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Barulah Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu Goloq.

Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil anaknya. Syahdan, doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. Dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya. Batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian kedua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh, sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.

Sementara kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia, maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.

Demikianlah pembahasan mengenai Latar Cerita adalah: Contoh, Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis dan Fungsi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga:

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari