Jelaskan 4 langkah penelitian dalam ilmu sejarah?

Jelaskan 4 langkah penelitian dalam ilmu sejarah?
Jelaskan 4 langkah penelitian dalam ilmu sejarah?
Gambar. Ilustrasi wawancara kepada pelaku atau saksi sejarah untuk diabil keterangannya (Sumber: pa-negara.pta-banjarmasin.go.id)

Langkah-Langkah Penelitian Sejarah – Mungkin diantara kita ada yang bertanya, mengapa penelitian sejarah harus dilakukan dan apa tujuannya?, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?. Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus. Kita perlu mengingat bahwa sejarah merupakan salah satu ilmu pengetahuan sehingga dalam perkembangannya sejarah harus dilakukan melalui penelitian.

Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ‘alama yang memiliki arti pengetahuan. Kata pengetahuan disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata science sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno dari kata scio atau scire yang memiliki arti pengetahuan. Berbicara terkait ilmu, pada hakekatnya suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila tersusun secara sistematis dari suatu subjek yang pasti. Oleh karena itulah suatu pengetahuan belum tentu bisa dikatakan sebagai ilmu namun suatu ilmu sudah barang tentu mengandung suatu pengetahuan.

Ada enam ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain memiliki seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode penelitian yang efektif, memiliki objek kajian, memiliki rumusan kebenaran secara umum, bersifat objektif serta dapat memberikan sebuah perkiraan.

Ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis pasti memiliki metode yang efektif. Metode ini secara umum dapat dianggap sebagai sebuah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menerangkan objek-objek yang menjadi bahan kajiannya. Begitu pun dalam sejarah.

Di dalam ilmu pengetahuan sejarah, sebuah langkah-langkah penelitian sejarah harus dilakukan untuk menerangkan sebuah fakta penting yang menyangkut kehidupan manusia di masa lampau. Dari fakta-fakta masa lampau ini jika saling dihubungkan akan menghasilkan rumusan kebenaran secara umum atau yang kita sebut sebagai teori. Kebenaran ini adalah kebenaran menurut ilmu pengetahuan yakni kebenaran yang bersifat rasional, empiris dan sementara. Rasional itu berarti harus sesuai dengan logika ilmu pengetahuan. Empiris itu berarti bahwa kebenaran harus bersifat fakta, bukan opini. Sedangkan sementara berarti bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ini tidaklah bersifat mutlak. Jika suatu saat suatu teori dapat dibantah dengan bukti dan teori yang lebih kuat, maka perubahan teori yang selama ini digunakan bisa saja terjadi. Inilah yang menyebabkan ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.

Lalu, apa sajakah langkah-langkah penelitian sejarah itu?

Langkah-langkah penelitian sejarah antara lain sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata heurishein yang artinya memperoleh atau menemukan. G.J. Reiner (1997) berpendapat bahwa heuristik merupakan suatu teknik untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Nah, dalam hal ini seorang sejarawan yang sedang melakukan penelitian akan berusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berupa jejak-jejak peristiwa sejarah.

Sebelum mengumpulkan jejak-jejak sejarah seorang peneliti diharuskan telah menentukan dan memahami atau menguasai topik penelitiannya. Dengan kata lain, seorang peneliti harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang informasi peristiwa yang tengah diselidiki. Hal ini dikarenakan jejak-jejak sejarah sangatlah beragam. Kita ingat bahwa sejarah terdiri dari begitu banyak periode yang terbagi-bagi atas begitu banyak bidang seperti politik, sosial, ekonomi, militer, budaya dan sebagainya. Nah, untuk mempermudah dalam penelitian, maka dilakukan upaya penggolongan atau klasifikasi terhadap sumber sejarah yang dikumpulkan.

Sumber sejarah secara umum dapat dibedakan menjadi sumber sejarah primer (dibuat oleh tangan pertama) dan sekunder (dibuat berdasarkan sumber tangan pertama). Sumber primer harus ditentukan lebih dahulu (diutamakan). Kita bisa mencari sumber ini dengan mengumpulkan keterangan para saksi mata sejarah yang ada dalam dokumen, catatan rapat, arsip organisasi dan sebagainya. Selain itu kita juga bisa mengambil sumber primer dengan cara meng-interview atau mewawancarai langsung si pelaku atau saksi sejarah yang masih hidup. Nah, jika hal ini dirasa cukup sulit, maka pengumpulan sumber sejarah sekunder bisa dilakukan. Sumber ini bisa di dapat dari majalah, buku-buku, koran dan sebagainya.

2. Verifikasi atau Kritik Sumber

Nah, setelah semua sumber sejarah terkumpul langkah penelitian sejarah selanjutnya yakni proses verifikasi atau kritik sumber. Pada proses ini semua sumber sejarah akan diuji tentang keasliannya dan kredibilitasnya.

a. Keaslian Sumber atau Otentisitas (kritik ekstern)

Seorang sejarawan atau peneliti dapat mengecek keaslian sumber sejarah dari segi fisiknya. Misalnya jika sumber sejarah tersebut berupa tulisan, maka bisa dilakukan pengecekan usia kertas atau tinta yang digunakan, bahan kertas, bahasa yang digunakan, gaya tulisan yang digunakan dll. Hasil pengecekan akan dicocokkan dengan keadaan sesuai masa tejadinya peristiwa sejarah yang sedang diteliti -apakah sama atau tidak?-.

b. Kesahihan Sumber atau Kredibilitas (kritik intern)

Kesaksian tokoh atau pelaku sejarah atau saksi sejarah merupakan hal pokok atau primer untuk sebuah sumber sejarah namun bisa saja sumber sejarah yang satu ini mengalami kesalahan atau kekeliruan. Gilbert J. Garraghan (Tahun 1957) berpendapat bahwa kekeliruan saksi ini dapat disebabkan oleh dua hal yakni:

1) Kekeliruan saksi dalam menjelaskan, menginterpretasikan serta menarik kesimpulan dari suatu sumber sejarah.

2) Kekeliruan dalam sumber formal yang digunakan.

Kekeliruan ini dapat disebabkan karena disengaja, keterangan saksi yang tidak bisa dipercaya atau para saksi yang secara terbukti tidak jujur, tidak cermat atau tidak mampu menjelaskan kesaksiannya dengan benar dan baik. Nah, untuk meminimalisir kekeliruan ini, maka seorang peneliti harus menelusuri kredibilitas sumber berdasarkan proses-proses dalam kesaksian.

Baca juga: Macam-macam sumber sejarah

3. Interpretasi atau penafsiran

Interpretasi dalam sejarah merupakan penafsiran kembali terhadap suatu peristiwa sejarah yang kemudian akan memberikan pandangan atau pendapat teoritis yang ilmiah. Interpretasi atau penafsiran dapat dilakukan dengan cara menganalisis sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi sehingga nantinya akan diperoleh makna dan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Hasil dari interperetasi adalah sejarah sebagai kisah yang isinya bisa saja bersifat subjektif antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya meskipun topik yang diteliti sama.

4. Historiografi

Sebuah peristiwa sejarah itu berjalan secara berkesinambungan yang berarti bahwa bisa jadi pada sebuah peristiwa akan bisa disusul dengan terjadinya peristiwa lainnya dan begitu seterusnya sehingga membentuk semacam cerita yang tak terputus. Nah, di historiografi ini, kisah yang panjang tersebut akan dipisahkan dalam beberapa periode dimana setiap periode akan mengisahkan suatu kejadian yang khas.

Historiografi merupakan puncak dari sebuah penelitian sejarah dimana pada bagian akhir dari ini, seorang peneliti atau sejahrawan akan menyusun suatu kisah sejarah sesuai kaedah keilmuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kecermatan dalam penyusunan kronologis, penafsiran sejarah harus seobjektif mungkin (walaupun sulit untuk dihindari), penulisan sejarah harus mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah bahasa, peristiwa sejarah mana sajakah yang dianggap patut untuk dicatat, menghubungkan peristiwa- peristiwa tersebut satu sama lain dan penggunaan sumber-sumber.

Pemahaman tentang langkah-langkah penelitian sejarah ini sangat diperlukan oleh seseorang yang hendak melakukan penelitian terhadap penelitian sejarah.

[color-box]Hendrayana.2009.Sejarah 1 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jilid 1. Solo: PT. Titian Ilmu. Listiyani,Dwi Ari.2009.Sejarah 1 : Untuk SMA/MA Kelas X .Jakarta: Grahadi. Tarunasena.2009. Memahami Sejarah. Bandung:CV. Armico. Wardaya.2009.Cakrawala Sejarah. Surakarta:PT. Widya Duta Grafika.[/color-box]

Pahamifren, kamu pasti tahu Situs Sangiran di Jawa Tengah, kan? Adakah di antara kamu yang pernah mendatanginya? Situs Sangiran merupakan salah satu situs manusia purba terbesar dan terpenting di dunia, lho. Banyak fosil manusia purba yang ditemukan di tempat ini. Berbagai metode penelitian sejarah dilakukan untuk mendapatkan hasil mengenai temuan fosil-fosil tersebut.

Kira-kira, metode penelitian sejarah apa saja yang dilakukan oleh para peneliti? Nah, pada materi Sejarah kelas 10 ini, Mipi mau mengajak kamu membahas tahapan penelitian sejarah lebih jauh. Biar semakin paham, kamu simak artikel ini sampai selesai, ya.

Pengertian Penelitian Sejarah

Sebelum mengetahui metodenya, kamu harus tahu terlebih dahulu apa itu penelitian sejarah. Penelitian sejarah adalah sebuah penelitian yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data dan evaluasi data secara sistematis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memahami peristiwa yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran tentang kejadian tertentu di masa lampau.

Penelitian sejarah terkadang bukan hanya sekadar mengumpulkan dan menyajikan informasi faktual. Biasanya, penelitian sejarah juga berfokus pada individu tertentu, masalah sosial, hubungan antara peristiwa yang lama dan yang baru, hingga benda-benda yang mungkin terlibat.

Secara umum, metode penelitian sejarah dilakukan dengan tujuan menambah wawasan tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Harapannya agar kita dapat belajar dari kegagalan maupun kesuksesan di masa lalu, membuat prediksi masa sekarang dan masa yang akan datang, serta menguji hipotesis tentang hubungan sosial dan tren masa lampau dan saat ini.

Dalam penelitian sejarah, sering dikenal istilah historiografi. Secara garis besar, historiografi adalah hasil atau karya penulisan sejarah. Historiografi termasuk langkah terakhir dalam metode penelitian sejarah. Langkah ini menjadi sarana untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji, dan diinterpretasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kamu pahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan metode penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi atau tulisan. Tahapan metode penelitian sejarah dan tulisan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Metode penelitian sejarah menentukan keberhasilan historiografi. Selain itu, historiografi juga menentukan keberhasilan sejarawan dalam melakukan penelitiannya.

Metode Penelitian Sejarah

Ada 5 tahapan yang perlu kamu lalui dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan historiografi (penulisan). Mari kita bahas satu per satu setiap tahapannya.

Pemilihan Topik

Sama halnya dengan penelitian ilmiah lainnya, langkah awal yang dilakukan dalam metode penelitian sejarah yaitu menentukan topik. Pemilihan topik yang akan diteliti harus layak menjadi bahan penelitian, bukan pengulangan atau duplikasi dari macam-macam penelitian sejarah yang sudah ada. Kelayakan topik penelitian sejarah dapat dilihat dari ketersediaan sumber atau bahan penelitian.

Jangan sampai kamu memilih topik yang menarik untuk diteliti, tapi sumbernya tidak ada, Pahamifren. Sebab, penelitian sejarah sangat bergantung pada ketersediaan sumber. Topik penelitian harus suatu hal yang baru dan diharapkan dapat memberikan informasi atau teori baru. Untuk mengarahkan topik pada ketersediaan sumber penelitian, kamu bisa mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

  • What, apa yang akan diteliti? Apakah aspek ekonomi, sosial, budaya, atau politik?
  • Who, siapa yang akan diteliti? Kamu harus memilih kelompok sosial mana yang menjadi masalah penelitian.
  • Where, di mana penelitian sejarah yang akan kamu lakukan? Aspek spasial atau keruangan ini bisa berupa tempat atau geografis yang akan diteliti.
  • When, kapan batasan waktu atau periodisasi objek penelitiannya? Misalnya, penelitian perubahan desa A tahun 1950-1955, maka batasan waktunya yaitu tahun 1950-1955.
  • Why, mengapa memilih topik penelitian tersebut? Pertanyaan ini lebih bersifat analitis dan mendalam terkait subjek maupun objek penelitian.
  • How, bagaimana hal itu terjadi? Pertanyaan ini mengarah pada berbagai faktor yang membuat masalah atau peristiwa sejarah terjadi.

Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Setelah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya dalam metode penelitian sejarah yaitu mengumpulkan sumber. Tahapan ini berperan penting untuk mengetahui fakta-fakta baru tentang sebuah peristiwa. Adapun sumber-sumber yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah, yaitu:

Sumber Lisan

Sumber lisan merupakan keterangan yang didapat dari orang-orang yang mengalami kejadian atau peristiwa tersebut secara langsung. Jenis sumber lisan juga bisa didapatkan dari orang yang berada di sekitar tokoh yang mengalami peristiwa sejarah, seperti kerabat dekat, tetangga, atau tokoh lainnya. Contoh sumber ini adalah wawancara.

Sumber Tulisan

Seperti namanya, sumber ini berisi keterangan tentang peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan. Sumber tulisan berasal dari catatan-catatan mengenai suatu kejadian di masa lampau yang sampai saat ini masih dapat ditemukan. Beberapa contoh sumber tulisan dalam penelitian sejarah yaitu dokumen, prasasti, piagam, naskah, surat kabar, dan laporan.

Sumber Benda

Selain sumber lisan dan tulisan, sejarah juga dapat diketahui dari sumber benda. Sumber ini didapatkan dari benda-benda asli yang berasal dari suatu zaman atau peristiwa tertentu. Benda yang biasanya menjadi sumber sejarah yaitu bangunan, senjata, perkakas, patung, candi, serta perhiasan.

Verifikasi (Kritik Sumber)

Verifikasi atau kritik sumber dilakukan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada langkah sebelumnya. Dalam tahap ini, peneliti harus memastikan setiap sumber yang terkumpul bersifat valid dan sesuai subjek yang diteliti. Ada dua jenis verifikasi sumber, antara lain:

Verifikasi Eksternal

Pengujian keaslian sumber sejarah yang dilakukan dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber. Ada tiga aspek yang harus terungkap dalam kritik eksternal, antara lain autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).

Verifikasi Internal

Pengujian keaslian sumber sejarah yang merujuk pada isi sumber. Ada tiga aspek penting yang harus diungkap dalam kritik internal, antara lain sifat sumber (keresmian sumber), latar belakang penulis sumber, dan perbandingan dengan sumber lainnya.

Metode penelitian sejarah yang keempat yaitu interpretasi. Pada tahap ini, peneliti melakukan penafsiran makna atas sumber sejarah yang berhasil dikritik. Penafsiran yang dilakukan peneliti harus dilandasi sifat objektif. Kalaupun membutuhkan sikap subjektif, peneliti harus bersikap subjektif rasional.

Peristiwa sejarah yang disampaikan harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. Dalam artian, penafsiran yang dilakukan peneliti tidak boleh menyimpang. Ada dua cara melakukan tahap interpretasi ini, yaitu dengan cara analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan) fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya.

Historiografi (Penulisan Sejarah)

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, historiografi menjadi akhir tahapan dari metode penelitian sejarah. Dalam proses penulisan ini, kemampuan peneliti atas teori dan metodologi yang digunakan akan berpengaruh pada historiografi yang dihasilkan. Peneliti tidak hanya menuliskan laporan semata, namun juga bekerja keras untuk memahami sejarah dan hasil pemikirannya. Saat menuliskan penelitian sejarah, peneliti juga harus memperhatikan beberapa kaidah penulisan, yaitu:

  • Bahasa dan format penulisan yang digunakan sesuai tata bahasa yang berlaku.
  • Adanya konsistensi penulisan, seperti dalam penggunaan tanda baca, istilah, dan penulisan rujukan sumber.
  • Istilah tertentu harus digunakan sesuai konteks permasalahannya.

Contoh Penelitian Sejarah

Contoh penelitian sejarah yang cukup populer yaitu tentang penemuan sungai Mississippi. Penelitian sejarah mengungkap cerita ini berdasarkan sumber tulisan dari catatan anggota ekspedisi penjelajah Spanyol Hernando de Soto dan surat arsip Spanyol.

Contoh lainnya yaitu pengamatan Karl Marx tentang perkembangan historis sistem ekonomi dari primitif ke feodal, kapitalisme, revolusi, dan lain-lain. Secara umum, contoh penelitian sejarah ini bisa kamu temukan pada peristiwa sejarah seperti perang, revolusi, perkembangan kerajaan, sistem pemerintahan, peradaban manusia, dan masih banyak lagi.

Nah, itu dia pembahasan materi Sejarah kelas 10 tentang Historiografi dan Metode Penelitian Sejarah. Buat kamu yang ingin mendapatkan materinya secara lengkap beserta latihan soal ter-update untuk persiapan PAS, kamu bisa mengunduh aplikasi belajar online Pahamify di link ini.

Bagi kamu yang ingin masuk kampus impian lewat jalur UTBK SBMPTN maupun Ujian Mandiri, cobain juga latihan soal di fitur TryOut Pahamify. Jangan lupa upgrade ke TryOut Premium agar bisa mendapatkan fitur persiapan kuliah secara maksimal. Cek penawaran spesial dari Pahamify buat kamu di laman Promo.

Penulis: Fitri Dewanty – SEO Content Writer Pahamify