Jaringan penyusun usus besar dan fungsinya

Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id. Kali ini kita akan membahas tentang usus besar. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini. Pengertian Usus Besar Usus besar atau kolon merupakan salah […]

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".

Jaringan penyusun usus besar dan fungsinya
Usus besar

Letak usus besar (large intestine) dalam sistem pencernaan manusia

Jaringan penyusun usus besar dan fungsinya

Bagian depan abdomen, menunjukkan penanda permukaan untuk hati (merah), dan lambung dan usus besar (biru). Usus besar seperti huruf U terbalik.

RincianArteriArteri mesenterik superior, mesenterik inferior dan arteri iliakVenaVena mesenterik superior dan inferiorLimfaNodus limfa mesenterik inferiorPengidentifikasiBahasa LatinColon or intestinum crassumMeSHD007420TA98A05.7.01.001TA22963FMA7201Daftar istilah anatomi

[sunting di Wikidata]

Fungsi usus besar yaitu

  1. menyimpan dan eliminasi sisa makanan,[1]
  2. menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,[1] dengan cara menyerap air [2]
  3. mendegradasi bakteri.[1]

Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum.[3] Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.[4] Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel Panneth), dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak.[4]

Gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus.[5] Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus [5] Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus.[5] Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkuler sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar.[5] Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa.[5] Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa.[5]

Suplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica inferior dan superior. Pembagian suplai darah usus besar yaitu sebagai berikut:

  1. sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica superior,[1]
  2. kolon transversus distalis, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica inferior,[1]
  3. sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudenda interna [1]

Peradangan pada usus besar kolitis. Beberapa indikator terjadinya peradangan pada usus yaitu vili usus menjadi lebih panjang, dinding usus menebal, dan jumlah jaringan limfatik menjadi lebih banyak [6] Berdasarkan gambaran histopatologi, pada peradangan akut terjadi edema di lamina propia disertai infiltrasi leukosit dalam jumlah yang ringan dan didominasi neutrofil.[6] Selain itu, ruang antar vili dan kripta menjadi lebih lebar.[6] Pada infeksi kronis, infiltrasi sel radang didominasi limfosit dan sel plasma, serta penyebaran kripta menjadi lebih lebar karena berisi leukosit dan sel debris.[6] Dalam beberapa kasus, dapat terjadi inflamasi akut dan kronis secara bersamaan disertai nekrosa, trombosis, dan mineralisasi.[6]

  1. ^ a b c d e f Underwood JCE. 1994. General and Systematic Pathology. New York: Churchill Livingstone. Hlm 365-385, 747-788.
  2. ^ Large Intestine
  3. ^ (Inggris) Large intestine by medline
  4. ^ a b (Inggris) Frappier BL. 2006. Digestive System. Di dalam: JA Eurell dan BL Frappier, Editor. Dellmann’s Textbook of Veterinary Histology. Ed ke-6. Oxford: Blackwell Publishing. Hlm 170-211.
  5. ^ a b c d e f (Indonesia) Geneser F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Gunawijaya AF, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Textbook of Histology.
  6. ^ a b c d e Shackelford CC, Elwell MR. 1999. Small and Large Intestine, and Mesentary. Di dalam: RR Maronpot, GA Boorman, BW Gaul, Editor. Pathology of the Mouse Reference and Atlas. Vienna: Cache River Press. Hlm 81-115

  • The Colon in 3D - at Hilzbook Diarsipkan 2015-05-24 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Overview and diagrams at seer.cancer.gov Diarsipkan 2009-02-04 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Photo at mgccc.cc.ms.us Diarsipkan 2006-07-15 di Wayback Machine.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Usus_besar&oldid=19263244"

Usus besar merupakan salah satu bagian dalam sistem pencernaan manusia. Organ ini dikenal dengan perannya dalam proses pencernaan makanan. Untuk mengetahui pentingnya usus besar bagi kesehatan, kenali lebih jauh seputar anatomi dan fungsi usus besar berikut ini.

Usus besar adalah bagian akhir dari sistem pencernaan manusia.Organ ini memiliki beragam fungsi, seperti menyerap cairan dan vitamin, memproduksi antibodi dan mencegah infeksi, serta membentuk tinja.

Jaringan penyusun usus besar dan fungsinya

Anatomi Usus Besar dan Fungsinya

Usus besar terbagi menjadi empat bagian utama dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat bagian usus besar beserta fungsinya:

Sekum

Sekum adalah bagian usus besar berbentuk seperti kantong yang menghubungkan bagian akhir usus kecil (ileum) dengan usus besar. Sisa makanan dari usus kecil yang masuk ke dalam sekum umumnya masih berbentuk bubur cair (chyme).

Pada bagian organ usus besar ini, terjadi penyerapan kembali nutrisi dan sisa air dari chyme.

Kolon

Kolon adalah bagian usus besar yang paling panjang dan terbagi atas empat bagian, yaitu asenden (kanan rongga perut), transversum (melintang dari kanan ke kiri di bagian atas rongga perut), desenden (kiri rongga perut), dan sigmoid (bagian yang terhubung dengan rektum).

Fungsi utama dari kolon adalah mencampur chyme dengan enzim pada saluran cerna agar menjadi tinja untuk dikeluarkan dari tubuh. Kolon harus menyerap kembali air dan elektrolit untuk membentuk tinja. Inilah penyebabnya, ketika Anda mengalami dehidrasi, Anda bisa mengalami sembelit.

Rektum

Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan terhubung dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk menerima dan menyimpan limbah dari kolon hingga tiba saatnya dikeluarkan oleh tubuh melalui anus.

Ketika ada limbah seperti gas atau tinja masuk ke dalam rektum, akan ada sensor yang mengirimkan rangsangan ke otak. Selanjutnya, sistem saraf pada otak akan memberikan sinyal kapan gas atau tinja tersebut dikeluarkan.

Anus

Anus adalah bagian akhir dari usus besar. Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja siap dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk buang air besar.

Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja umumnya memerlukan waktu kurang lebih 30–70 jam.

Berbagai Keluhan yang Dapat Terjadi pada Usus Besar

Penting untuk selalu menjaga kesehatan sistem pencernaan, termasuk usus besar, agar dapat berfungsi dengan baik dalam memproses makanan. Namun, ada kalanya usus besar mengalami gangguan yang dapat memicu beberapa penyakit, antara lain:

1. Diare

Diareditandai dengan intensitas buang air besar yang lebih sering dan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi karena konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis atau telah terpapar virus, bakteri, dan parasit.

Selain beberapa penyebab di atas, diare juga dapat terjadi karena intoleransi terhadap makanan tertentu, efek samping obat-obatan, dan malabsorpsi makanan.

2. Perdarahan usus besar

Perdarahan usus besar termasuk dalam gangguan saluran cerna bagian bawah. Kondisi ini umumnya ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah segar dari anus atau darah yang bercampur dengan tinja.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan usus besar, yaitu radang usus, kanker usus besar, divertikulitis, danwasir.

3. Kanker usus besar

Kanker usus besardisebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. Akan tetapi, penyebab mutasi gen tersebut belum diketahui dengan pasti.

Meski demikian, ada beberapa faktor yang diduga berisiko meningkatkan terjadinya kanker usus besar, seperti pola makan kurang serat, terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak, serta kadar gula tinggi.

4. Polipusus besar

Polip usus besar adalah benjolan kecil yang tumbuh pada bagian dalam usus besar. Benjolan tersebut umumnya tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis polip usus besar dapat berkembang menjadi kanker usus besar.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena polip usus besar, antara lain perokok, orang dengan berat badan berlebih, dan ada riwayat anggota keluarga pernah menderita polip usus besar.

5. Kolitis

Kolitis adalahperadangan usus besaryang biasanya disebabkan oleh infeksi atau reaksi autoimun. Gejala yang muncul tergantung jenis kolitis yang diderita. Akan tetapi, gejala khas yang ditunjukkan penderita kolitis adalah diare berdarah, demam, dan menggigil.

6. Penyakit Crohn

Penyakit Crohnadalah gangguan penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat memengaruhi bagian mana saja dari saluran pencernaan, termasuk usus besar.

Gejala yang ditunjukkan penyakit Crohn adalah nyeri perut, diare kronis, penurunan berat badan, hingga kekurangan gizi. Penyakit Crohn juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.

7. Divertikulitis

Divertikulitismerupakan peradangan yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung yang terbentuk di sepanjang lapisan usus.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tekanan dari gas, makanan, atau cairan di lapisan dalam usus sehingga terbentuk kantong-kantong kecil. Divertikulitis paling sering terjadi di usus besar, tepatnya di bagian bawah usus besar.

Usus besar merupakan salah satu organ pencernaan yang memiliki fungsi penting. Berkat kerja sistem organ ini, Anda dapat memperoleh nutrisi dan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Untuk menjaga kesehatan usus besar, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi, termasuk tinggi seratdan rendah kalori. Jika Anda mengalami gejala gangguan usus besar dan tidak kunjung reda, segera periksakan diri kedokteruntuk mendapatkan penanganan yang tepat.