Indonesia menawarkan banyak keunggulan kompetitif bagi investor sebutkan

Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) (David, 2006). David (2006) menyatakan definisi keunggulan kompetitif merupakan kumpulan strategi untuk menentukan keunggulan suatu perusahaan dari persaingan di antara perusahaan lain. Strategi kompetitif meliputi biaya rendah dan diferensiasi. Selanjutnya dikombinasikan kedua strategi tersebut disebut fokus.

Sedangkan menurut Porter (1994) keunggulan kompetitif pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar, dan untuk manfaat yang sepadan atau memberikan manfaat unik yang lebih dari pada sekedar mengimbangi harga yang lebih tinggi.

Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat, atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya. Hal tersebut menggambarkan keunggulan kompetitif. Memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dari suatu organisasi. Mengejar keunggulan kompetitif mengarah pada kesuksesan dan kegagalan organisasi. Peneliti dan praktisi manajemen strategis berkeinginan mengetahui sifat dan peran keunggulan kompetitif dalam berbagai industri, (David: 2006).

Umumnya, sebuah perusahaan mampu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif hanya untuk periode tertentu karena ditiru pesaing dan melemahnya keunggulan tersebut. Jadi, tidaklah cukup untuk memiliki keunggulan kompetitif. Perusahaan harus berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutann (suistainable competitive advantage) dengan secara terus menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian eksternal.

Inovasi nilai merupakan batu pijak untuk samudera biru. Inovasi nilai menurut Kim dan Mauborgne (2005) diciptakan dalam wilayah di mana tindakan perusahaan secara positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran bagi pembeli. Penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi faktor-faktor yang menjadi titik persaingan dalam industri. Variabel inovasi nilai dibentuk berdasarkan nilai pembeli dan biaya.

Menurut Porter (1994) keunggulan kompetitif adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Porter, beberapa cara untuk memperoleh strategi generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan fokus untuk dapat meraih keunggulan kompetitif.

Lima strategi kompetensi dasar dalam bersaing dalam strategi keunggulan kompetitif untuk bisnis yang sukses :

  1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy) Menjadi produsen rendah biaya dalam menghasilkan barang dan jasa, atau membantu menurunkan biaya bagi pemasok dan pelanggan, sehingga pesaing memiliki biaya produksi yang lebih tinggi.
  2. Strategi Diferensiasi (differentiation strategy) Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk dan layanan dari para pesaing atau mengurangi keunggulan diferensiasi dari pesaing. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada produk atau jasa untuk memberikan keuntungan dalam segmen pasar yang unik/niche market.
  3. Strategi Inovasi (innovation strategy) Menemukan cara baru dalam melakukan bisnis. Strategi ini dapat melibatkan pengembangan produk dan atau jasa yang unik guna memasuki pasar yang unik /niche market. Hal ini juga dapat melibatkan perubahan radikal dalam proses bisnis untuk memproduksi atau mendistribusikan produk dan layanan dari mayoritas jenis dan cara yang ada.
  4. Strategi Pertumbuhan (growth strategy) Secara signifikan memperluas kapasitas perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa, ekspansi ke pasar global, diversifikasi ke produk dan jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk dan jasa terkait.
  5. Strategi Aliansi (alliance strategy) Membentuk hubungan bisnis baru/aliansi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan lain. Hubungan ini bisa berupa merger, akuisisi, usaha patungan, pembentukan “perusahaan virtual,” atau pemasaran lainnya, manufaktur, atau perjanjian distribusi antara pelaku usaha dengan mitra dagangnya.

Sumber Bacaan

David, Fred R. 2006, Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Porter, Michael E. 1985, “Competitif Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance”, New York: Macmillan.

Dalam persaingan usaha pelaku UKM yang sukses haruslah memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing lainnya. Banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang menjadi keunggulan kompetitif membuat loyalitas konsumen semakin tinggi. Dengan target memiliki keunggulan kompetitif akan menjadikan motivasi bisnis untuk pelaku UKM agar tidak berhenti ditengah jalan.

Sebagai contoh keunggulan kompetitif yang dilansir dari media berita online kompasiana.com edisi 13 Juni 2019 menjelaskan maskapai penerbangan lion air (grup) walaupun sering mendapatkan kritik karena sering terjadi delay atau keterlambatan pemberangkatan pesawat.

Disisi lain pemilik maskapai lion air (grup) bapak Rusdi Kirana menetapkan aturan baru kebijakan harga paling murah. Hal tersebut menjadikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing maskapai lainnya.

Pentingnya suatu perusahaan termotivasi memiliki keunggulan kompetitif agar tetap dapat menghasilkan profit dan keuntungan bagi perusahaan.

Pengertian Keunggulan Kompetitif

Adapun beberapa pengertian keunggulan kompetitif menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Wikipedia.org (2016), pengertian keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.

Menurut Michael Porter (1985) dalam bukunya berjudul “Competitive Advantage”, adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang pesaing. Menjelaskan tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik.

Menurut Fred David (2011), mendefinisikan sebagai “apa pun yang perusahaan lakukan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan”.

Dari ketiga pengertian keunggulan kompetitif diatas dapat disimpulkan bahwa keunggulan kompetitif harus dimiliki oleh setiap perusahaan agar bisa mendominasikan dalam persaingan dan bisa mengatasi stagnansi dalam bisnis. Ketika perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan perusahaan saingan atau memiliki sesuatu yang diinginkan perusahaan saingan, maka itu dapat merepresentasikannya.

Teori Keunggulan Kompetitif

Seperti yang dikemukanan oleh Eniola & Ektebang (2015), ada dua teori dasar dari keunggulan kompetitif, diantaranya sebagai berikut:

1. Teori Biaya Rendah

Teori didasarkan dengan adanya penetapan dari harga atau proses produksi yang menyebabkan biaya lebih rendah daripada proses produksi pesaing lainnya. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi lebih rendah bukan berarti akan mengurangi keuntungan atau profit perusahaan melainkan untuk meningkatkan citra baik perusahaan dalam etika berbisnis. Sehingga teori tersebut sangat banyak digunakan untuk perusahaan yang baru berkembang guna mendapatkan perhatian lebih dari konsumen dijadikan manfaat keunggulan kompetitif.

Adapun contoh yang menerapkan teori ini seperti maskapai penerbangan Air Asia, Lion Air (Grup) seperti Lion Air, Batik Air dan Wing Air yang mampu memberikan harga paling murah dan paket diskon termurah daripada maskapai penerbangan lainnya.

Contoh lainnya seperti produk IKEA yang mampu menampilkan furniture desain modern dengan harga rendah di bawah pasar. Hal tersebut dilakukan oleh IKEA dengan menggantikan bahan dasar besi menjadi almunium yang menghabiskan biaya lebih murah dibandingkan dengan bahan dasar besi. Dengan struktur biaya skema swalayan konsumen dapat merakit sendiri dan dapat disimpan dalam bentuk datar lebih praktis.

2. Teori Diferensiasi Produk

Teori ini mendasari adanya pengembangan atas fungsi atau manfaat yang unik dari produk yang selama ini diproduksi dan sangat berbeda dengan produk dari pesaing. Dalam penetapan harga biasanya teori keunggulan kompetitif ini lebih tinggi daripada pesaingnya dikarenakan dapat memberikan kualitas, inovasi dan layanan lebih bagus dibandingkan dengan yang lainnya.

Adapun contoh yang menerapkan teori keunggulan kompetitif diferensiasi produk ini seperti Google yang mempunyai mesin pencari yang lebih berkualitas bila dibandingkan kompetitor atau mesin pencari lainnya.

Contoh berikutnya adalah mobil Mercedes yang menawarkan kenyaman dalam berkendara, teknologi baru dan kebanggaan tersendiri saat menggunakan mobil jenis Mercedes tersebut.

Walaupun perusahaan Mercedes tersebut dapat menjual dengan harga lebih tinggi akan tetapi perusahaan membatasi jumlah produksi mobil dengan berbagai jenis seri sehingga tidak semua lapisan masyarakat mampu untuk membeli mobil tersebut.


Manfaat Keunggulan Kompetitif

Adapun beberapa hal yang menjadi manfaat keunggulan kompetitif, diantaranya sebagai berikut:

1. Membuat suatu perusahaan dapat merebut dan mempertahankan posisinya sebagai market leader.

2. Dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan dalam jangka waktu yang lama karena sifatnya keunggulan kompetitif tidak mudah ditiru.

3. Merupakan salah satu cara mengelola bisnis UKM agar sukses.

4. Dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik.

5. Dapat menciptakan produk yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen.

Model Keunggulan Kompetitif

Salah satu model keunggulan kompetitif yang saat ini mulai berkembang adalah model bisnis Global Value Chain (GVC) dimana para produsen lokal untuk dapat bersaing dan berkembang di pasar international. Berdasarkan dari analisis Data Bank Indonesia, negara Indonesia tergolong masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di asia tenggara seperti Singapura, Thailand, Filipina dan Malaysia.

Dilansir dari media berita online ekonomi.bisnis.com edisi 28 Januari 2020 berdasarkan laporan World Bank keikut-sertaan Indonesia dalam sistem rantai nilai global (global value chain) masih belum maksimal akibat ketidak-fokusan dalam pengembangan produk perdagangan dan efisiensi biaya pelabuhan.

Selain itu sektor manufaktur RI yang belum terbuka untuk penanaman modal asing (PMA) di masa lampau. Selain itu, terdapat pula masalah tenaga kerja yang berkaitan dengan upah dan pesangon, serta logistik yang tidak efisien.

Untuk menanggulangi kekurangan ini para pelaku UKM memulai dengan pembenahan dari segi bisnis model canvas terlebih dahulu. Dimana bisnis model canvas dapat membantu meneterjemahkan konsep, infrastruktur, konsumen dan keuangan perusahaan dalam bentuk visual agar bisnis tersebut lebih terstruktur.

Dari penjelasan mengenai keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing lain agar membantu para pelaku UKM untuk tetap bisa meningkatkan profit dan keuntungan perusahan.

Untuk menghitung omset dan profit Anda membutuhkan alat bantu seperti software akuntansi. Dengan adanya software akuntansi Anda dapat bisa fokus pada pengembangan bisnis biar urusan pengelolaan keuangan dikerjakan oleh software akuntansi.

Software akuntansi ini dapat membantu segala keperluan keuangan bisnis Anda dalam satu sistem aplikasi keuangan bisnis bernama “Harmony Smart Accounting Solution” yang mana menyediakan 20 lebih jenis laporan keuangan secara real-time yang bisa membantu dalam menganalisa, memeriksa dan mengembangkan bisnis.

Harmony merupakan software akuntansi praktis dan mudah, yang merupakan pilihan utama bagi ribuan pemilik bisnis yang ingin memiliki laporan keuangan lengkap walau tanpa memiliki background sebagai keuangan atau akuntan. Coba GRATIS selama 30 hari Software Harmony disini.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA