Hilangnya jatidiri bangsa yang terganti dengan gaya barat, merupakan bentuk penjajahan dalam bidang

Kewajiban mewaspadai segala ancaman yang mengancam integrasi nasional ada pada... * a. tni b. kepolisian ri c. tni dan polri d. pemerintah e. semua ko … mponen bangsa

ancaman yang dilakukan oleh actor non negara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan negara, dan keselamatan bangsa indonesia, disebut ancaman

Ara mengatasi adanya koalisi elit pemerintahan daerah dengan para pengusaha untuk mengumpulkan keuntungan atas pengelolaan sumber daya alam yang ada b … agi pribadi serta golongan tertentu, sehingga optimalisasi pencapaian tujuan otonomi itu sendiri tidak berjalan maksimal.

Dua dasar utama norma kesusilaan adalah a hati nurani b kuhp c kitab suci d adat istiadat

Integrasi nasional pada hakikatnya adalah sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, e … konomi, dan budaya. berdasarkan hal tersebut integrasi nasional mengandung makna …..

Menurut anda bagaimana perubahan pendidikan kedepannya yang penuh dengan tantangan ?

1. Salah satu penyebab terjadinya keberagaman suku, agama, ras dan antar golonagn di Indonesia adalah.... a. Menjalankan ibadah b. Kondisi negara kepu … lauan c. Bahasa daerah d. Ras dan antargolongan​

3. sebutkan dan jelaskan aliran yang muncul setelah kodifikasi hukum ?

Analisislah negara penjajah mana yang paling menguntungkan negeri jajahannya

Berdasarkan ilustrasi tersebut, analisislah bagaimana implementasiprinsip – prinsi good governance dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah?

Hilangnya jatidiri bangsa yang terganti dengan gaya barat, merupakan bentuk penjajahan dalam bidang

Hilangnya jatidiri bangsa yang terganti dengan gaya barat, merupakan bentuk penjajahan dalam bidang

Hilangnya Jati Diri Bangsa

Masyarakat Indonesia yang terkenal dengan sikap ramahtamahnya kini hampir kehilangan jati diri. Berbagai peristiwa kekerasan—mulai dari maraknya bentrok antarkampung, tawuran pelajar hingga aksi kekerasan lain yang terjadi di antara kita sendiri—seolah menjadi hal yang biasa terjadi di sekitar kita. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah bangsa ini sedang ”sakit”? Pertanyaan-pertanyaan itu tentu memerlukan kontemplasi yang mendalam untuk menemukan jawaban yang tepat. Namun berbagai kejadian kekerasan ini memang harus segera diakhiri. Bayangkan hampir setiap hari kita mendengar berita kekerasan yang seharusnya tidak perlu terjadi karena bisa diantisipasi. Apalagi kalau ditelusuri penyebabnya hanya masalah yang sepele. Misalnya saja, hanya karena senggolan, terjadi aksi baku hantam. Fenomena yang tak kalah menyedihkan adalah masih maraknya tawuran pelajar atau bentrok antarkampung. Ironisnya, hal itu terjadi di Jakarta yang notabene masyarakatnya lebih berpendidikan. Itu contoh fenomena yang terjadi di tingkat masyarakat bawah. Di tingkat elite, yang terjadi juga setali tiga uang, bahkan bisa dikatakan lebih parah. Hampir setiap hari kita disuguhi beritaberita yang ”panas” dari para elite kita. Perseteruan elite di parlemen, konflik di berbagai partai politik hingga ketidakharmonisan para penegak hukum merupakan contoh nyata yang sangat telanjang. Tontonan-tontonan ini menjadi konsumsi publik setiap hari. Tak mengherankan bila mereka akhirnya meniru tindaktanduk para elitenya. Mereka bukan saling mendukung untuk kemajuan bangsa. Yang terjadi justru sebaliknya, antarkelompok saling menjatuhkan untuk mendapatkan keuntungan bagi kelompok masing-masing. Tentu apa yang dilakukan para elite ini sudah sangat keterlaluan. Karena dampaknya sungguh luar biasa untuk negara ini. Mereka yang seharusnya mengemban amanah untuk memimpin dan melayani masyarakat malah sibuk berkonflik sendiri-sendiri. Melihat fenomena ini, tentu ada sesuatu yang salah dalam proses bernegara dan berbangsa ini. Dan yang ironis lagi adalah berbagai fenomena ini seperti dibiarkan terjadi tanpa ada solusi. Masyarakat bahkan seperti menganggap biasa fenomena ini terjadi di sekitar mereka. Sikap permisif dari masyarakat ini tentu sangat berbahaya bagi kemajuan negara ini. Apakah pendidikan kita yang salah? Apakah tontonan kita yang salah? Apakah karena lemahnya penegakan hukum? Semua retorika itu sangat mungkin benar.

Yang jelas, fenomena ini tak boleh dibiarkan terus berlarut-larut. Kita harus sadar bahwa ada yang salah dengan bangsa ini dan kita harus segera memperbaikinya. Kalau ini dibiarkan tentu dampaknya akan semakin buruk bagi nasib bangsa ini. Bayangkan saja, di saat bangsa lain bersatu untuk memajukan negaranya, kita masih berkelahi antarkita sendiri.

Hilangnya jatidiri bangsa yang terganti dengan gaya barat, merupakan bentuk penjajahan dalam bidang

anonimoleopard anonimoleopard

Jawaban:

Berbagai peristiwa kekerasan—mulai dari maraknya bentrok antarkampung, tawuran pelajar hingga aksi kekerasan lain yang terjadi di antara kita sendiri—seolah menjadi hal yang biasa terjadi di sekitar kita.

Aturan pergaulan dalam masyarakat yang bersumber dari hati nurani manusia yang berkaitan dengan pemahaman baik dan buruk yang ada dalam kehidupan masy … arakat, seperti pergaulan antara pria dan wanita disebut ... ?A. Norma susila B. Norma agama C. Norma hukum D. Norma sosial E. Norma​

jelaskan karakteristik konsep diri yang mempengaruhi perkembangan konsep diri anak sd

Adakah perbedaan dalam menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan Berkibarlah Benderaku jelaskan​

sebutkan dan jelaskan dua kelompok yang berbeda pandangan dalam sidang BPUPKI tanggal 29 mei-1 juni 1945​

sebutkan tiga arti penting keberagaman sosial budaya dalam masyarakat Indonesia​

Jelaskan secara singkat isi dan makna setiap alinea Pembukaan UUD 1945!

bersikap jujur termasuk pengamalan sila ke....dan apa lambangnya tolang di bantu kk abang​

tolong ya kak bantu jawab -!

Setiap hari Made bermain bulu tangkis bersama dengan teman- temannya, sedangkan Ayah melakukan lari pagi di Taman Kota. Perbedaan karakteristik yang a … da pada Made dan Ayah adalah.... Kegemaran Fisik Usia Tempat tinggal

Pembagian kekuasaan pada suprastruktur politik memiliki fungsi sebagai berikut?​