Hal yang mempengaruhi kemajemukan masyarakat Indonesia sehingga mengakibatkan konflik yaitu

Pengaruh Kemajemukan Indonesia Mengakibatkan Konflik Apabila Semangat Kebangsaan Anggota Masyarakat Lemah, Foto: Unsplash/Fikri Rasyid

Meski tampak indah, ternyata pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia dapat mengakibatkan konflik apabila semangat kebangsaan anggota masyarakat lemah, lho. Lantas, bagaimana cara memupuk semangat kebangsaan anggota masyarakat Indonesia hingga menjadi kuat?

Contoh Masyarakat Majemuk di Indonesia

Kemajemukan masyarakat adalah keberagaman di dalam masyarakat, yang tampak dari keberagaman ras, suku, budaya, agama, dan golongan yang memenuhi suatu negara. Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang majemuk.

Namun, meskipun berbeda-beda, tetapi kita tetap harus menjunjung nilai persatuan dan semangat kebangsaan, yang sesuai dengan semboyan Indonesia, yaitu: Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Contoh masyarakat majemuk di Indonesia dapat terlihat dari aneka ragam corak dan kebudayaan di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Etnis Tionghoa yang bisa dibilang bukan bagian kelompok mayoritas di Indonesia tetap turut berperan penting di bidang ekonomi, politik, dan budaya Indonesia.

Diakuinya hari raya Imlek sebagai hari libur nasional membantu seluruh masyarakat Indonesia untuk mengetahui dan menghargai keunikan budaya Tionghoa. Selain itu, hal ini juga memperkaya wawasan seluruh masyarakat Indonesia akan kebudayaan yang lainnya.

Pengaruh Kemajemukan Indonesia Mengakibatkan Konflik Apabila Semangat Kebangsaan Anggota Masyarakat Lemah

Pengaruh Kemajemukan Indonesia Mengakibatkan Konflik Apabila Semangat Kebangsaan Anggota Masyarakat Lemah, Foto: Unsplash/Dikaseva

Mengutip buku Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa, Jimmy Oentoro, (2013:44), untuk memperkuat semangat kebangsaan, kita harus mengembangkan sikap nasionalisme dan sikap patriotisme, sehingga mampu mempererat hubungan antar setiap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta menjauhi segala konflik dan pertikaian yang dapat mengancam persatuan Indonesia.

Mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme ini dapat dimulai dari menyadari bahwa semua manusia memang diciptakan berbeda-beda, sehingga memiliki keunikan masing-masing. Sebagai sesama ciptaan Tuhan, kita seharusnya bisa menghargai ciptaan Tuhan yang lainnya, terlebih sesama manusia.

Dengan begitu, perlahan-lahan akan muncul sikap toleransi antar sesama manusia di dalam kehidupan kita. Dampak negatif yang sering muncul akibat keberagaman suku dan/atau agama ini seharusnya tidak terjadi apabila masyarakat Indonesia senantiasa menyadari dan mengingat hal tersebut.

Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia dapat mengakibatkan konflik berkepanjangan jika semangat kebangsaan anggota masyarakat lemah. Untuk itu, kita perlu menerapkan toleransi antar setiap manusia yang ada agar bisa menghargai keberagamana yang dianugerahkan Tuhan ini.(BRP)

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Elin Rachmawati

Bahasa Indonesia

Rabu, 7 Desember 2016

Perbedaan sekelompok masyarakat dengan kelompok-kelompok tertentu secara horizontal dan menimbulkan keberagaman disebut kemajemukan masyarakat. Perbedaan yang ditimbulkan mempengaruhi kestabilan masyarakat Indonesia. Faktor dominan yang menunjukkan kemajemukan masyarakat Indonesia yaitu ras, suku bangsa, budaya, serta agama atau kepercayaan. Terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia disebabkan oleh letak wilayah Indonesia yang memungkinkan terjadinya kontak dengan bangsa lain, kondisi wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan serta perbedaan iklim dan topografi antara satu daerah dengan daerah lain yang menyebabkan munculnya aneka budaya kelompok masyarakat serta sumber daya alam yang beragam. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat pada keberagaman agama, ras dan budaya, serta agama atau kepercayaan masyarakat Indonesia.

Keberagaman dalam bidang agama yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal di Indonesia. Faktor internal yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri yaitu nenek moyang Indonesia telah memiliki kepercayaan yang mereka yakini sebelum masuknya para pedagang dari luar negeri. Kepercayaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu Animisme dan Dinamisme. Animisme yaitu kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang dari makhluk serta benda alam. Dinamisme yaitu kepercayaan kepada semua benda hidup maupun benda mati yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. 

Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan keberagaman agama yaitu datangnya orang-orang dari negara lain yang dengan sengaja atupun tidak sengaja telah menyebarkan agama di Indoesia. Seiring berkembangnya jaman, kepercayaan nenek moyang Indonesia mulai tergantikan dengan agama yang berasal dari luar negeri, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindhu. Agama merupakan salah satu kemajemukan masyarakat Indonesia. Persamaan agama dapat menyebabkan solidaritas antar penganutnya, namun juga dapat menyebabkan konflik horizontal antar agama. Dengan kata lain, faktor internal disebabkan karena kondisi wilayah Indonesia dan faktor eksternal disebabkan oleh letak geografis Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri lagi, masyarakat Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa ras dan dengan lebih dari 300 kelompok suku bangsa. Letak geografis Indonesia dengan kepulauan yang begitu banyaknya serta iklim dan topografi yang beragam menciptakan berbagai suku bangsa atau sekelompok manusia berdasarkan tempat asal, asal-usul atau nenek moyang, dan persamaan kebudayaan. Iklim dan topografi yang berbeda dapat mempengaruhi ciri fisik seperti warna kulit. Ras merupakan segolongan manusia yang mempunyai persamaan dalam ciri-ciri fisik yang diwariskan secara turun-temurun, seperti berdasarkan pada warna kulit, bentuk dan warna rambut, bentuk hidung dan mata, dll. 

Nenek moyang Indonesia merupakan campuran asli dengan bangsa asing atau pendatang sehingga terbentuklah beberapa ras di Indonesia seperti Bangsa Melayu Mongoloid, Bangsa Papua Melanesoid, Bangsa Vedoid, dll. Suku bangsa merupakan bagian kecil dari ras yang dibatasi oleh tempat asal dan kebudayaan masyarakatnya. Suku bangsa yang tersebar luas di Indonesia mempengaruhi keragaman budaya bangsa Indonesia. Misalnya, dalam sistem kekerabatan, seseorang dari papua akan cenderung lebih dekat dengan orang yang berasal dari tempat yang sama pula karena terikat oleh kesadaran akan kesatuan budaya seperti bahasa. Maka, beragamnya suku bangsa yang terbentuk di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan pengaruh letak geografis di Indonesia serta iklim dan topografi yang berbeda disetiap daerahnya.

Kemajemukan masyarakat Indonesia juga terlihat dalam keragaman budaya masyarakat Indonesia yang telah menjadi ciri khas suatu suku yang disebabkan oleh letak geografis Indonesia serta iklim dan topografi yang berbeda disetiap daerah yang menyebabkan munculnya berbagai suku dengan kebudayaannya. Iklim dan topografi yang berbeda akan menyebabkan kebergamana sumber daya alam. Masyarakat Indonesia memiliki keragaman dalam bidang bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, adat istiadat yang unik disetiap suku, kesenian daerah dengan menggunakna alat musik tradisional, serta makanan khas daerah. 

Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang khas, yang menandakan daerah asal seseorang, seperti bahasa jawa berasal dari Jawa Timur, bahasa sunda berasal dari Jawa Barat, bahasa Madura dari pulau Madura, dll. Setiap suku memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Hal tersebut seringkali disangkut-pautkan dengan kepercayaan pada zaman dahulu, dan terkadang adat istiadat dari beberapa daerah dipadukan dengan agama yang dianut masyarakat. 

Contoh dari adat istiadat yaitu upacara adat saat pernikahan, adat saat terdapat orang melahirkan dan meninggal, dll. Kesenian daerah dari setiap suku juga beragam, hal ini menunjukkan pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki pemikiran yang kreatif dan inovatif. Kesenian daerah yaitu seperti alat musik, tari, lagu, seni pertunjukkan. Indonesia merupakan negeri yang mempunyai banyak makanan yang beragam dari setiap daerah. Beragamnya makanan khas dari setiap daerah disesuaikan dengan sumber daya alam yang tersedia di masing-masing daerah. Budaya dan adat istiadat daerah dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maka terbentuklah bermacam-macam adat istiadat dan budaya yang menunjukkan identitas seseorang.